Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

:: 10 ::

Jisoo tak mampu berkata apapun, saat dia dan Seokmin sudah tiba ditempat tujuan mereka. Pemandangan indah yang menyapa matanya, menjadikan yeoja itu membisu. Membuat Seokmin yg berdiri disisinya tersenyum simpul, melihat Jisoo yg mengarahkan pandangan lurus dengan tatapan takjub.

"Bagaimana bisa kau menemukan tempat seindah ini?" Tanya Jisoo tanpa menoleh pada Seokmin.

"Aku menemukannya dengan sedikit kerja keras, dan perjuangan" Jisoo melirik kesal pada Seokmin, karena tak memberikan jawaban yang diinginkannya

Seokmin-pun tertawa kecil melihat ekspresi Jisoo. Menjadikan sang rubah mengeram kesal.

"Bagaimana caranya aku menemukan tempat ini bukanlah hal penting. Karena kita sudah disini, dan kupastikan tempat ini jadi milikmu" dengan tawa yang diganti senyuman, Seokmin berujar

"Kau bisa memiliki tempat ini" Seokmin melembutkan suaranya

Ada perasaan tak nyaman dihati Jisoo mendengar nada suara Seokmin. Memaksa yeoja itu kembali melayangkan pandangannya jauh, untuk menekan perasaan asing yang membuatnya tak nyaman. Membiarkan hijau yang mendominasi disana menghadirkan sebuah ketenangan.

"Kajja...kita pulang" Jisoo berbalik hendak beranjak

"Pulang??" Ulang Seokmin dengan wajah bingung

"Ne...pulang" Jisoo menghentikan ayunan kakinya dan menoleh pada Seokmin "aku sudah melihat tempatnya, dan kau sudah memastikan lokasi ini menjadi milikku" lanjutnya

"Jika hanya untuk melihatnya sebentar, kenapa kau harus repot datang ketempat ini? Bukankah cukup hanya melihat gambar yang kuberikan?" Seokmin keheranan

"Hanya untuk memastikan kalau kau tidak mencuri gambar itu dari internet" jawab Jisoo mudah

Mulut Seokmin terbuka lebar mendengar itu. Yang entah mengapa, justru nampak imut dimata Jisoo. Yeoja itu nyaris saja tertawa melihat reaksinya. Namun harga diri yeoja itu cepat menahannya untuk tidak melakukan hal tersebut.

"Kajja" Jisoo kembali bebalik untuk beranjak

"Kita tidak bisa kembali" ucapan itu menghentikan gerakan kaki Jisoo

"Ahjussi pemilik kapal baru akan menjemput kita besok. Karena dia akan menggunakan kapalnya untuk mencari ikan sepanjang malam ini" penjelasan Seokmin membuat Jisoo menatap tajam padanya

"Aku tak tahu kalau kau akan kembali secepat ini, jadi..." kata-kata Seokmin terputus karena jemari Jisoo sudah melingkar dilehernya.

"Sepertinya kau benar-benar bosan hidup" gerutunya seraya mengangkat tubuh Seokmin tinggi

Seokmin mencengkram kuat pergelangan tangan Jisoo. Berusaha melepaskan diri dari yeoja itu. Namun usahanya tak membuahkan hasil. Karena kekuatan yeoja itu jauh lebih besar darinya.

*

Secangkir teh camomile menemani kesendirian Chaerin pagi itu. Pagi yang cukup lembab, karena gerimis yang menyapa kota Seoul. Yuto baru saja meninggalkannya beberapa menit yang lalu. Membuat Chaerin kembali harus menghabiskan waktunya seorang diri.

"Kau tidak suka hujan?" Suara hangat menyapa telinga Chaerin kala itu, saat dirinya termenung dengan wajah kesal seraya memperhatikan hujan

Chaerin menoleh, dan mendapati seseorang yang tak memiliki debaran jantung sudah ada disisinya.

"Anda" tunjuk Chaerin pada sosok itu, membuat namja dihadapannya menarik senyum hangat

Senyum yang dengan mudahnya melempar Chaerin, menikmati masa lalu yang ingin dia lupakan.

"Kupikir kau melupakanku?" Ujarnya masih dengan senyum yg terkembang

"Bagaimana bisa wajah menarik anda membuatku lupa" balas Chaerin seraya ikut tersenyum

"Jadi dimatamu aku menarik?" Chaerin hanya tersenyum simpul, seraya kembali menoleh untuk memandang rintik hujan.

"Shin Hoseok" ucapan Wonho kala memperkenalkan dirinya saat itu. Suara lembut yang dia perdengarkan berhasil membuat Chaerin kembali memperhatikannya " Namaku Shin Hoseok" ulangnya ketika mata keduanya kembali bertemu

"Chaerin...aku sudah tahu namamu" Baru saja akan membuka suara, Chaerin segera terdiam saat Wonho menyebut namanya

"Bagaimana anda bisa tahu namaku?" Chaerin heran

"Dari burung yg bernyanyi setiap pagi" canda Wonho yg membuat Chaerin tak mampu menahan senyumnya

"Apa begini cara anda membuat yeoja-yeoja tertarik pada anda?" Chaerin menatap lekat sang lawan bicara saat menanyakan itu

"Kau mulai tertarik padaku?" Wonho menjawab dengan balas bertanya

"Tidak...tepatnya belum" sambut Chaerin

"Apa itu berarti, kalau kau mungkin akan tertarik padaku?"

Chaerin mengendikan bahunya, seraya menggeleng pelan.

"Entahlah...siapa yang tahu masa depan" sambutnya

Wonho nampak tersenyum, membuat Chaerin ikut melebarkan senyum diwajahnya. Diantara benturan hujan kehangatan terjalin karena senyum keduanya. Yang kini justru dirasa dingin ketika Chaerin kembali pada kenyataannya.

"Tak ada yang tahu masa depan oraboni. Bahkan aku tak tahu kalau kita...akan kembali bertemu" gumam Chaerin lirih

*

Sepasang mata merah mengawasi Hana yang sedang sibuk merapikan bunga ditaman belakang kediaman mereka. Yeoja itu tak menyadari perhatian diam-diam itu. Dan masih terus merapikan bunga-bunga miliknya.

"Jie jie" panggilan Yan an membuat Hana menoleh

"Kau sudah bangun" sambut Hana seraya tersenyum cerah

"Uhhmm..." Yan an mengusap matanya pelan "dan sekarang aku lapar" senyum Hana kian mengembang mendengar itu

"Kau mau makan apa?" Tanya Hana seraya menyimpan gunting taman yang sejak tadi dipegangnya

"Apapun yang tangan indahmu buatkan jie jie" jawab Yan an membuat Hana tertawa pelan

"Kau ini ya" Hana beranjak setelah sesaat menepuk pelan pipi Yan an

Yan an hanya tersenyum, seraya menatap kepergian Hana. Kemudian nampak merenggangkan otot kakunya, hingga tanpa sengaja menangkap sepasang mata yang masih mengawasi tempatnya berdiri saat namja itu mengadah.

"Strigoi" segera sosok tersebut menghilang setelah Yan an mengucapkan hal itu

Menyisakan gerakan halus dahan pohon tempatnya bersembunyi. Strigoi yang Yan an dapati berlalu begitu saja dari hadapannya.

"Apa yang dilakukannya disini? Apa dia sedang mengawasi para vampire disini?" Gumam Yan an pelan yang tak mendapat jawabab

Matanya terus mengarah pada tempat yang ditinggalkan sang Strigoi. Termenung mencari jawaban yang tak juga dia temui.

"Jadi calon Moroi ada bersama kalian" gumam sosok yg mengawasi kediaman tempat Yan an dan tiga Vampire lain tinggal setelah dirinya melesat pergi

Senyum sinis tergambar diwajahnya entah untuk alasan apa.

"Menarik" gumamnya lagi dengan senyum sinis yg belum memudar dari wajahnya.

Bunyi gemertak taring yg beradu terdengar dari sosok itu. Sebelum dia mengayun langkahnya semakin menjauh. Seraya merapatkan hodie yg menutup kepalanya, sosok itu terus berjalan diantara cahaya senja. Seolah siap menyambut malam yg akan menyapa.

*

Jemari Minju baru saja memutar kunci toko bunganya saat perasaan tak nyaman membuat tubuhnya menegak. Cepat Minju berbalik, dan mengedarkan pandangannya.

"Dia ada disini...sosok itu..." Minju mulai bergerak, untuk mendapatkan sosok yang membuat perasaannya tak nyaman

"Dimana kau? Tunjukkan sosokmu" gumam Minju dalam hatinya

Tentu saja tak ada yang bisa menjawab itu. Sebab tak ada satupun orang maupun klan immortal yang bisa mendengarnya.

Minju berusaha terus fokus menajamkan instingnya. Yang kemudian membawa yeoja itu pada sosok yang dia cari. Derap langkah terburunya terdengar membelah senyap yang menemani malam. Sebelum kemudian disebuah sudut jalan suara derap itu terhenti.

"Disini" Minju menoleh kesisi kiri tubuhnya, dan menangkap gelap disana

Sepasang mata merah menyapa yeoja itu sesaat setelah dia berpaling. Persis seperti apa yg dilihatnya didalam mimpi.

"Keluar...hadapi aku" tantang Minju yang hanya dibalas geram pelan sosok dihadapannya

Merasa sosok itu terus bertahan ditempatnya. Minju memilih maju untuk menarik sosok itu keluar. Minju terlihat mengulurkan tangannya untuk meraih sosok itu. Akan tetapi gerakan tangannya cepat ditepis.

Dengan gerakan yang cukup cepat, sosok itu keluar untuk menghindar dari Minju. Namun Minju yang terlatih untuk menghadapi gerakan cepat klan immortal berhasil meraih kerah baju sosok itu.

"Ternyata benar...kau Strigoi" Minju tersenyum tipis, karena hal itu sudah ditebak oleh yeoja itu sebelumnya

Tak ada balasan dari sosok itu. Dia masih mengeram pelan merespon kata-kata Minju.

"Mwoya?" Kerutan tipis menghias kening Minju "bukan Strigoi" gumamnya kemudian

Minju-pun menarik sosok yang dikiranya Strigoi untuk mendekat guna memastikan. Namun sosok itu meronta dan membuat perlawanan. Dengan gerakan random sosok itu terus melawan Minju. Menyebabkan yeoja itu harus mendapati luka di bawah matanya.

"Sial" sungut Minju seraya menatap kesal sosok yg melukainya

Sosok itu nampak menyeringai. Memperlihatkan taringnya yg besar dan panjang.

"Kau makhluk apa? Apa kau memiliki tuan?" Dengan tatapan tajam Minju bertanya

Geraman sosok vampire baru yang Hyuna ciptakan dengan racun vampirenya kembali menjawab pertanyaan Minju. Membuat yeoja itu berada diujung rasa frustasinya.

"Dimana tuanmu? Tunjukkan dia padaku!!" Dengan nada suara dominan, Minju memerintah

Namun apa yang diucapkannya tidak memberi pengaruh pada sosok itu. Sebab vampire tersebut justru bersiap kabur dari hadapan Minju.

"Heyy!!!" Minjupun mengejar langkah sosok itu. Sedikit sulit, karena immortal dihadapannya memiliki kecepatan diatas manusia normal

"Sial" Minju bersungut saat dirinya nyaris terjatuh

Merasa tak akan mampu mengejar sosok itu, Minjupun mengeluarkan sebuah pistol kecil yang selalu dia simpan disakunya. Segera dia mengarahkan pistol itu setelah menyimpan peluru unik kedalamnya. Suara desingan pelan dari peluru yg menembus angin mengusik senyap disana. Sebelum kemudian suara tubuh yg membentur keras tanah terdengar setelahnya.

Minju mendekati sosok yg kini mengeliat diatas tanah. Sosok itu merasakan panas yg membakar tubuhnya karena pengaruh peluru dari Minju.

"Seharusnya kau tidak melawan bodoh!!" Minju berjongkok disisi sosok itu

Erangan keras tertangkap telinga Minju. Sebelum kemudian sosok itu terdiam kaku ditempatnya.

"Aisshh...kau membuatku terpaksa menghubunginya" dengan wajah kesal dia mengeluarkan ponselnya, dan menghubungi seseorang dengan benda itu

"Kemari dan bantu aku!!" Tanpa menunggu balasan yeoja itu mematikan panggilannya

Kembali diapun berjongkok, menatap sosok kaku dihadapannya

"Kau bukan Strigoi tapi sifatmu menyerupainya. Tapi Strigoi menyerupai manusia, tidak bertindak layaknya hewan sepertimu" gumam Minju

Yeoja itu tenggelam dalam kebingungannya. Mencoba menerka-reka sosok didepannya. Tanpa dia sadari, dalam kegelapan yang dia tinggalkan sosok vampir baru mulai muncul. Vampir baru tercipta dari korban makhluk yang berhasil dilumpuhkannya. Dan sosok itu berjalan menjauh menembus malam. Mencari mangsa pertama untuk melegakan rasa terbakar di tenggorokannya.

*
TBC

Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement

🌻HAEBARAGI🌻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro