Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

9. Double Date|1

Haloo~
Selamat malam minggu :)
Author jomlo, mah, bisa apa, ya hiks :" (nangis di pelukan Mas Bin :')
Semoga suka part kali ini
Selamat membaca ^^
Koreksi kalau typo, yaa :)

***

Jangan terlalu peduli hingga melukai hati sendiri. Egois itu perlu sesekali.

*****

Suara grasak-grusuk mulai terdengar saat bel istirahat berbunyi, tapi Bu Tari tidak kunjung menyudahi pelajaran. Para murid menoleh ke arah teman-teman lain, saling memberi kode supaya ada yang mengingatkan guru killer itu.

"Maaf, Bu, jam pelajarannya udah selesai." Aldi mengangkat tangan kanannya. Terpaksa ia melakukan hal itu karena banyak mata mengarah padanya.

Bu Tari meletakkan spidol di meja. Guru yang mengampu pelajaran Bimbingan Konseling itu mengecek jam tangan untuk memastikan ucapan muridnya. "Baru juga lebih lima menit udah heboh. Ya sudah. Selamat siang."

Sepatu hak tinggi yang beradu dengan keramik semakin menjauh dari arah kelas. Siswa-siswi seketika mengomel tentang ucapan Bu Tari yang mengatakan baru lima menit. Masalahnya, waktu istirahat tetap terpotong karena guru tersebut terlalu lama mengajar. Setelah puas merutuk, sebagian murid kelas X-2 mulai berhamburan keluar, sebagian lagi ada yang memilih di kelas, entah untuk main game, tidur, atau lainnya.

"Za, mau ke kantin bareng?"

Azalea menoleh ke arah Mita dan Lily yang sudah berdiri di ambang pintu. Ia hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan tadi. Saat dua temannya sudah memberi respons anggukan, ia mulai menyumpal telinganya dengan earphone kemudian meletakkan kepalanya di atas tangan.

"Za! Za!"

Baru saja ia memejamkan mata, tapi suara Mita membuat niatnya gagal. "Ada apa lagi, Mit?"

"Lo ditunggu Kak Bintang di lapangan basket indoor," beri tahu Mita.

"Astaga ngapain?"

Mita mengendikkan bahu. "Udah sana. Bilang ke Kak Bintang juga, nanti malem kita double date, ya!"

Mata Azalea terbuka sempurna. "Double date?"

"Iya. Nanti lo sama Kak Bintang terus gue sama Kak Bayu. Kita nonton gitu mumpung malam minggu." Mita meyatukan kedua tangannya untuk memohon.

"Lo tau sendiri Kak Bintang orangnya mageran. Mana mau diajak begitu."

"Ya lo kan pacarnya, pasti bisa bujuk. Udah ah gue mau ke kantin, lo buruan samperin Kak Bintang!"

Azalea berjalan dengan lemas. Masih ada, ya, cowok seperti Bintang, ingin bertemu, tapi harus menyamperi lebih dulu. Mager sampai ke pembuluh darah. "Emang Bin Atang!" maki Azalea di tengah perjalanannya.

"Lama," komentar Bintang dingin. Cowok itu duduk lagi di bawah ring. Ruangan itu sepi, hanya Bintang yang berada di sana karena emang kebanyakan murid lebih suka bermain di lapangan outdoor. "Kemarin ke mana?" tanya Bintang begitu Azalea duduk di sebelahnya.

"Kemarin kapan?"

"Sore." Bintang menyandarkan punggungnya pada tiang ring. Tangannya bersidekap sementara pandangannya lurus ke depan.

"Beli seblak," jawab Azalea setelah berhasil mengingat-ingat. Ia menyangga kepala dengan tangan kanan lalu menatap Bintang. "Pasti Kak Lena."

Bintang mengangguk, kemudian meperingatkan Azalea dengan nada datar, "Jangan cari gara-gara."

"Gue nggak cari gara-gara. Gue cuma ngejawab pertanyaan dia."

"Jangan ngerepotin."

Mendengar ucapan Bintang, Azalea ingat tentang ajakan Mita tadi. "Kali ini gue mau ngerepotin lo. Bodo amat, lo harus mau."

Bintang menoleh. Alisnya terangkat sebelah. "Maksa."

"Nanti malem diajak Mita nonton. Lo sama gue, dia sama Kak Bayu. Plis, kali ini bantuin gue."

"Gak."

"Astaga Bang Bintang ... plis, tolongin gue. Lo boleh minta apa aja, deh sebagai gantinya. Kalo nggak gini, nanti Dewa tau gue pacaran pura-pura doang sama lo terus dia jadi deketin gue lagi, terus Lily patah hati. Gue mohon. Ya ya ya?" Azalea menggoyang-goyangkan lengan kiri Bintang. Ia juga mengubah panggilannya untuk Bintang sebab cowok tersebut tidak mau dipanggil 'Ka Bin'.

"Oke," putus Bintang. Ia tidak paham dengan hatinya yang selalu merasa kalau tujuan Azalea patut mendapat bantuan, padahal pikirannya menentang dengan keras. Mungkin perkataan tentang cowok hanya menggunakan logika itu tidak sepenuhnya benar. Mereka sesekali menggunakan hati untuk menentukan sikap.

"Makasih!" Senyum Azalea mengembang karena jawaban Bintang. Ternyata cowok yang terkenal dingin itu masih memiliki secuil perasaan yang bekerja.

Baru kali ini Bintang melihat Azalea tersenyum. Biasanya gadis di sebelahnya memasang tampang kikuk, datar, atau ketus. Rasanya senyum itu menenangkan, menyenangkan, dan mendamaikan. Bintang ingin selalu melihatnya.

***

Azalea tengah bersiap untuk acara nonton kali ini. Seumur-umur, baru kali ini ia menikmati malam minggu dengan berkencan, meskipun pacar pura-pura. Biasanya ia hanya menonton drama korea kesukaannya atau peegi bersama temannya.

"Kak, pacar lo dateng!" Virgo membuka pintu kamar Azalea yang memang tidak dikunci dengan tenaga penuh hingga menimbulkan suara berdebum. Cowok itu segera pergi setelah memberi tahu.

"Berisik kayak emak-emak!" protes Azalea. Setelah menyambar sling bag berwarna nude yang senada dengan sweater-nya,  ia keluar dari kamar.

Saat melewati adiknya yang duduk di ruang tamu, Azalea hanya mendengkus saat Virgo terus meledeknya. Begitu sampai di teras, ia dikagetkan dengan keberadaan Bara yang duduk di sebelah Bintang.

"Ay, kok, udah pulang?"

Bara menoleh kemudian tersenyum, tapi lebih mirip seringaian menggoda. "Udah selesai tadi semua kerjanya. Kamu mau kencan?"

Azalea tersedak ludahnya sendiri karena pertanyaan tadi. "Cuma mau keluar, kok."

"Yaudah iya keluar. Hati-hati, ya, calon mantu. Jangan malem-malem pulangnya."

Bintang merasa kerongkongannya mengering karena sebutan 'calon mantu'. Cowok yang mengenakan kaus hitam polos dengan jaket biru dongker itu tersenyum kikuk. "Iya, Om."

Azalea segera menarik tangan Bintang supaya tidak dijahili terus oleh ayahnya. "Kakak berangkat, Ay. Assalammualaikum!"

***

"Macet banget," komentar Azalea pada jalanan yang tampak penuh dengan kendaraan-kendaraan pribadi.

"Jakarta," tanggap Bintang. Ia memilih menyalakan radio di mobilnya sambil menunggu kemacetan berkurang.

"Udah tau macet, malah pake mobil."

"Udah dibantu, masih ngomelin."

Azalea menggepalkan kedua tangan karena geregetan dengan Bintang. Cowok itu irit bicara, tapi sekalinya banyak bicara bisa bikin emosi tingkat dewa.

"Kenapa nggak naik motor aja, sih?" tanya Azalea setelah meredam kekesalannya.

"Nggak baik."

"Kenapa gitu?" Perkataan Bintang menarik perhatian Azalea sehingga gadis itu menoleh pada Bintang yang fokus menyetir agar tidak sampai menabrak kendaraan lain.

"Nggak baik bonceng cewek, apalagi malem."

Azalea membisu. Lidahnya kelu untuk membalas perkataan Bintang. Cowok itu benar-benar sekali banyak bicara, bisa membuat lawannya bungkam seketika.

*****

Walau pura-pura pacarannya, tapi perhatiannya beneran, ya, Mas Bin😌
Gimana part kali ini? Full Mas Bin nongol terus, loh!
Yuk, ramein komentar~
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri dan tunggu part selanjutnya, yaaa
Terima kasih❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro