Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. Masalah

Haloo~
Maapkan ini ngaret dari jadwal. Harusnya kemarin, tapi ada acara malam minggu :v jomblo gaboleh iri (authornya jomblo jg si :v)
Semoga suka part kali ini
Koreksi kalau ada typo, ya :)

****

Saat kamu memutuskan memasuki suatu wilayah, pastikan kamu siap menghadapi bila terjadi masalah.

*****

"Katanya pacaran sama Bintang, tapi berangkat nggak bareng. Jangan-jangan cuma ngaku-ngaku aja, ya, lo."

Azalea menghentikan langkah di depan tangga yang waktu itu menjadi tempat sembunyinya dengan Bintang saat mendengar decihan di sana. Luna yang berada di sebelah Azalea menggeram hendak membalas sindiran tadi, tapi ditahan oleh Azalea.

"Cih, emang cuma ngehalu, ya, lo jadian sama Bintang?"

Luna sudah tidak tahan lagi. Wajahnya yang putih bersih berubah merah padam. "Heh! Lo nggak bisa apa kalo nggak nyinyirin orang lain? Hidup lo nggak bahagia kalo belum bikin orang lain menderita?! Mati aja lo sana!"

Rila, gadis yang dikenal sebagai Ratu Sekolah karena kecantikannya, mendorong Luna hingga sang adik kelas mundur beberapa langkah. Ia menuruni tangga dengan angkuh, menyiratkan semua yang ada di sini merupakan kekuasaannya. "Berani lo ngomong gitu sama gue, hah?! Nggak sopan banget lo sama kakak kelas!"

Luna berdecih, "Sopan? Lo ngajarin gue sopan? Ngaca, bego! Emang lo sopan? Gaya kayak penguasa, tapi omongan gak pernah dijaga. Najis!"

Azalea bergeming. Luna kalau sudah emosi tidak bisa ditahan. Ibaratnya 'senggol bacok' alias kalau macam-macam sama Luna, gadis itu tidak segan-segan membalas dengan lebih kejam.

"Kurang ajar, ya, lo!" Rila menjambak rambut Luna yang dibalas dengan hal sama oleh Luna. Keributan di pagi hari itu memancing perhatian murid-murid yang mulai berdatangan.

"Lo berhenti sekarang atau gue bikin lo nyesel?"

Seketika perkelahian itu terhenti karena suara cowok menginterupsi. Malik segera  menarik Luna agar berada di belakangnya. Tatapannya nyalang ke arah Rila. "Berani lo ganggu cewek gue, hidup lo nggak bakal tenang, La," tegasnya.

Anggota Galaren yang lain segera menarik Malik agar tidak melanjutkan perdebatan. Luna dan Azalea mengikuti mereka. Sebenarnya ini keinginan Luna, tetapi berhubung gadis itu yang membela Azalea di hadapan Rila, jadilah Azalea  mengikuti Luna.

"Lun, sori lo jadi dijambak, Kak Rila," kata Azalea saat mereka semua sudah berada di kantin, tempat berkumpul geng Galaren biasanya.

Luna mengibaskan tangannya. "Nggak papa, sih, Za. Bukan salah lo juga. Emang gue gak tahan pengen bales omongan pedes itu si Tukang Nyinyir. Lagian jambakan dia nggak sebanding sama jambakan gue."

Malik mengelus rambut kekasihnya. Meski Luna berkata kalau gadis itu baik-baik saja, tapi tetap saja ia khawatir. Ia tahu gadis di sebelahnya ini kuat, itu juga alasan Malik jatuh hati pada Luna.

"Yaelah, Malika, lo bikin jomlo gerah nih, woy!" sinis Arya. Tangannya bersidekap menunjukkan kekesalannya.

"Makanya punya pacar, Ya!" timpal Ilham. Ia duduk di sebelah Syahla. Kaki kanannya bertumpu pada paha kiri, sementara tangan kanannya berada di belakang punggung Syahla.

"Iya elah, gue jomlo bisa apa. Cuma gigit jari sambil nonton orang pacaran. Besok-besok gue bawa pop corn biar kenyang perut gue, nggak kosong kayak hati gue," dumel Arya. Ia memilih beranjak menuju salah satu kedai untuk memesan.

"Santai aja kalo udah sama kita, Za. Pasti dilindungin, kok."

Azalea tersenyum kikuk ke arah Satriya. Cowok itu memang paling kalem di antara semuanya, walau jika sudah dihasut Malik dan Arya, tetap ketularan gila. Azalea memang merasa dilindungi saat ini, tapi ia tahu, dekat dengan Galaren akan membawa masalah baru.

"Bener. Lo, kan, pacarnya Bintang, jadi harus dilindungin."

Bintang yang sejak tadi diam dan fokus menyantap nasi pecel pun menghentikan kegiatannya. Ia menatap ke arah yang lain dan ternyata semua memandang padanya.

"Iya, kan, Tang?" Malik meminta persetujuan pada Bintang.

Mata Bintang tertuju pada Azalea. Gadis itu hanya tertunduk, memainkan sedotan minumannya.

"Yaelah, Mas Bintang malah ngeliatin Neng Aza mulu. Jawab, tuh, pertanyaan Malika!" Arya yang baru datang dengan seporsi bubur ayam duduk di sebelah Satriya menghentikan tatapan Bintang pada Azalea. "Woy, iya, kan, Bbt?" Arya kembali menanyakan pertanyaan Malik.

Bintang menegakkan tubuhnya. Ia kembali menatap lurus ke arah Azalea yang duduk berseberangan dengannya. "Iya."

*****

Gak jelas, ya, part kali ini? Iya, maap, yak
Semoga masih ada  sentilan-sentilan yang sampai di hati kalian
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri
Tunggu part selanjutnya, ya~
Terima kasih ❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro