21. Titik Henti
Haiii
Aku up lagi, nih, walau agak lama hehe. Semoga kalian suka sama part ini
Selamat membaca
Kalau ada kesalahan, boleh banget dikoreksi, ya🤗
*****
Mempertahankan saat tak ada sedikit pun kepercayaan adalah sebuah kesia-siaan. Mari berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan yang penuh kejutan.
*****
Azalea mengikuti Bintang yang menuntun Lena. Pacarnya membawa gadis yang Azalea juluki sebagai ular itu ke UKS untuk mengobati luka yang bahkan diciptakan oleh dirinya sendiri. Benar-benar Lena gila! Dia menyakiti dirinya sendiri hanya untuk menarik simpati Bintang, juga membuat Azalea dibenci? Azalea tak habis pikir.
Saat pintu UKS terbuka, Azalea yang semula duduk di bangku semen sebelah kanan pintu pun bangkit. "Bang, lo nggak mau dengerin penjelasan gue?" tanyanya pada Bintang yang memasang wajah datar, tak ada tatapan hangat seperti tadi pagi. Rasanya Azalea baru bahagia dengan Bintang, tapi sudah harus hilang karena satu kejadian.
"Jangan diulangi lagi," ujar Bintang dingin, kemudian berlalu meninggalkan Azalea yang memaku di tempatnya.
Tiba-tiba pernapasan Azalea tak teratur. Sesak diiringi air mata sialan yang tak ia harapkan. "Ulangi apa, Bang? Ulangi nyakitin perasaan gue karena terlalu jatuh sama lo?" gumannya. Dengan kasar ia menghapus air mata, lalu berbalik menuju kelas. Masa bodoh dengan kejadian tadi, ia tak mau menjadi lemah hanya karena perkara sepele. Bintang ingin Azalea melupakan kejadian itu? Baiklah, ia akan melupakannya. Mari lihat apa yang akan terjadi ke depannya, batin Azalea.
***
Langkah Azalea menuju kantin terhenti di pintu masuk ketika melihat meja yang biasa dihuni anak-anak Galaren kini diisi juga oleh Lena, Mita, dan Lily. Ia enggan ke sana, jadi ia memilih meja di dekat pintu masuk ini saja. Akan tetapi, gerakannya terhenti kala Bayu berseru, "Aza! Sini!"
Baiklah, apa semesta sedang merencanakan sesuatu yang lebih buruk daripada pagi tadi? Dengan langkah pelan, ia menghampiri meja itu. Mata Azalea bertubrukan dengan Luna, lalu mengisyaratkan keengganannya duduk di sini, walaupun tidak ada Bintang. Mengetahui hal tersebut, Luna segera berujar, "Eh, iya, Za! Lo ada janji ngajarin tugas gue ya? Ayo, ke perpus sekarang aja, keburu masuk!"
"Beb, mau kemana? Belum juga makan," larang Malik diikuti raut bingungnya, tetapi hanya dibalas pelototan oleh Luna yang berarti menyuruh Malik diam.
Luna segera menyeret Azalea sebelum anak-anak Galaren bertanya lebih banyak. Namun, keduanya berhenti kala Mita dengan sengaja menjegal Azalea hingga cewek itu tersungkur.
Luna yang melihat hal itu segera mengomeli Mita, "Woy, kaki lo kepanjangan apa gimana segala ngejatuhin temen gue?"
Mita hanya melirik sekilas, menyesap minumannya, lalu membalas, "Kok kaki gue? Temen lo tuh, yang matanya nggak dipake."
"Lo tuh, ya!" Luna baru akan melanjutkan makiannya sebelum Azalea menahan tangan sahabatnya yang menunjuk-nunjuk Mita.
"Udahlah, Lun," lerai Azalea.
"Tuh, temen lo yang baik ini biasa aja. Lo ribet amat?" sahut Lena, "lagian emang mata temen lo kan nggak dipake. Dia suka ngambil milik orang lain, padahal harusnya dia bisa liat kalo yang dia ambil itu kebahagiaan orang lain."
Azalea hanya menunduk, tak merespons meski kesal setengah mati. Ia hanya berprinsip daripada membuat keributan, lebih baik menghindarinya dengan diam.
"Mulut lo tuh bener-bener ya, Nenek lampir!" kesal Luna.
Anggota Galaren yang melihat ini hanya diam. Mereka tak mau ikut campur, meskipun sejujurnya terganggu dengan pertengkaran ini. Biasanya berkumpul begini seru, tapi sekarang malah menegangkan.
"Kenapa? Gue bener, kan? Lo juga sama aja. Lo deketin Malik biar bisa tenar doang, kan?" kecam Lena, "dasar parasit!"
"Sialan lo, Len!" maki Malik. Ia bangkit dari kursi untuk menghampiri kekasihnya.
Di saat yang bersamaan, Azalea menampar Lena hingga membuat orang di sekitar terkejut, termasuk Luna. Sepengetahuan Luna, sahabatnya tidak akan main fisik jika tidak benar-benar menyakiti hatinya.
"Itu buat mulut lancang lo yang hina sahabat gue," kata Azalea. Ia meraih jus jeruk milik Lena, kemudian menyiramkan pada Lena. "Dan itu buat bikin lo sadar kalo lo itu lebih parasit dari sahabat gue!"
"Aza!" teriak Bintang. Cowok itu berdiri di pintu masuk kantin membuat seluruh penghuni tempat tersebut fokus padanya. Bintang berjalan menuju Azalea, otomatis membuat mata orang-orang yang sejak tadi menyaksikan pertengkaran di sana mengikuti pergerakannya. "Apa lo masih kurang nyakitin Lena tadi pagi? Lo lebih kasar dari yang gue kira."
Azalea tak berniat membela diri. Toh, setiap Lena terluka, yang Bintang pedulikan adalah kondisi gadis tersebut, bukan penyebab atau awal dari kejadian itu. Azalea tersenyum sinis, lalu membalas, "Nyakitin Lena? Mungkin maksud lo disakitin Lena, ya?"
"Jaga bicara lo, Za," tekan Bintang. Mata cowok yang berstatus pacar Azalea itu jelas sarat akan kekesalan. "Minta maaf ke Lena sekarang."
"Nggak. Buat apa gue minta maaf sama dia? Ada juga dia yang harus minta maaf sama gue. Lo harus tau kalo cewek ular ini sengaja nampar dirinya sendiri supaya bikin lo benci gue. Sekarang gue beneran tampar dia karena dia hina sahabat gue, terus lo suruh gue minta maaf?" Azalea berdecih, "Nggak akan!"
Azalea akan pergi, tapi Bintang menahan pergelangan tangan kanan gadis itu. "Gue bilang minta maaf. Lo itu salah, tapi nggak sadar diri!"
Azalea melongo tak percaya. Bintang benar-benar tak memercayai dirinya. Cowok yang biasanya irit bicara itu pun jadi banyak bicara hanya untuk memaksa Azalea meminta maaf, bahkan saat Azalea tidak merasa melakukan kesalahan apa pun. "Gue bilang nggak, ya nggak. Gue nggak ngerasa salah karena ngebelain sahabat gue," timpal Azalea, "dan ayo kita putus aja. Nggak ada yang perlu dipertahanin saat lo bahkan nggak punya sedikit kepercayaan ke pasangan lo sendiri. Gue pergi."
*****
Gimana part kali ini? Kalian tim bahagia atau nyesek Azalea sama bintang putus?
Aku sih, bahagia soalnya Bintang ntar sama aku. Canda mas Bin:)
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri dan tunggu part selanjutnya.
Terima kasih❤️
Salam cinta,
Pina🌹
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro