20. Salah Paham
Halooo. Apa kabar kalian?
Lama tidak jumpa, apa kalian masih setia? Wkwk
Setelah sekian lama nggak update, akhirnya hari ini bisa update.
Maaf karena bikin kalian nunggu lama banget. Semoga setelah ini aku bisa konsisten nulis. Doain, ya hehe
Selamat membaca
Koreksi kalau typo, ya:)
****
Seringkali seseorang tidak sadar jika kesalahannya sendiri ikut andil dalam patah hati. Kesalahan karena terlalu menjatuhkan hati tanpa peduli dengan yang terjadi nanti
****
"Ngapain di sini?"
Azalea baru menutup gerbang rumahnya ketika sebuah motor sport berhenti di depan rumahnya. Tidak perlu bertanya siapa pemiliknya sebab sebagai kekasih sang pengendara walau belum pernah duduk di atas motor tersebut, ia sudah hafal.
"Ayo berangkat." Bukannya menjawab, Bintang justru mengatakan kalimat yang membuat kernyitan Azalea semakin dalam. "Biar nggak telat. Cepet naik," ucapnya lagi sambil menarik tangan gadis di sampingnya.
Meski masih terkejut, Azalea menuruti perkataan Bintang. Beberapa saat setelah kendaraan beroda dua itu melaju, Azalea akhirnya sadar mengenai insiden beberapa hari lalu ketika ia telat. Jadi, alasan Bintang menjemputnya hari ini supaya kejadian tersebut tidak terulang? Ia mengulum senyum tipis mengetahui hal itu. Ternyata Bintang bisa romantis.
"Kenapa?" tanya Bintang membuat Azalea sadar.
"Eh? Udah sampe?" kaget Azalea. Ia tidak menyadari berapa lama ia melamun sampai tidak tahu kalau mereka telah tiba di sekolah.
Bintang mengangguk. "Turun gih."
Yang disuruh hanya menurut lalu menyerahkan helm yang tadi dibawa Bintang untuknya. "Gue duluan ya," ujarnya yang dibalas anggukan oleh Bintang. Ia tidak berharap cowok itu mengantarnya sampai kelas. Terlalu berlebihan.
"Za!"
Tubuh Azalea mematung mendengar panggilan itu. Ia tahu persis siapa yang memanggil. Masalahnya, selama kenal Bintang, ini kali pertama ia mendengar namanya diucapkan oleh cowok tersebut. Mungkin terdengar berlebihan, tapi ini seriusan, jantung Azalea berdebar sekarang. "A-apa?" jawabnya sebisa mungkin menutupi kegugupannya, meski gagal.
Bintang tertawa kecil melihat gadis di depannya gugup. "Jaga diri lo."
Azalea hanya mengangguk kemudian berjalan cepat meninggalkan area parkir. Ia tidak ingin lebih malu lagi hanya karena perlakuan sederhana Bintang yang menimbulkan kebaperan.
"Wah, Tuan Putri berangkat bareng pangeran, ya?"
Teguran dari seseorang yang berdiri di tepi tangga dekat ruang BK membuat langkah Azalea terhenti. Gadis itu hanya menatap pelakunya kemudian berjalan lagi tanpa merespons.
Namun tangan Azalea ditarik paksa oleh orang tadi. "Kak Lena, lepasin!" protesnya, tapi tak dihiraukan oleh Lena.
Azalea terus ditarik hingga memasuki kelasnya. Inginnya Azalea senang karena sampai di kelas, tapi di tempat itu tidak ada siapa pun, entah kemana semua penghuninya. Mau tidak mau ia harus meladeni kakak kelasnya ini.
"Apa mau lo, Kak?"
Tanpa disangka Azalea, Lena justru menampar pipinya sendiri kemudian membenturkan kepala pada pintu.
"Kak Lena lo ngapain?!" pekik Azalea. Ia medekati Lena yang terduduk di dekat pintu.
"Lo ngambil Bintang dari gue," desis Lena sambil menatap tajam adik kelasnya.
"Gue nggak ngambil siapa pun dari lo."
"LO NGAMBIL BINTANG! DIA ITU PUNYA GUE. GARA-GARA LO, BINTANG LUPAIN GUE."
Azalea benar-benar terkejut ketika Lena histeris seperti tadi. Keterkejutannya bertambah ketika Lena kembali menampar pipinya sendiri.
"Lo apaan sih, Kak?!" bentaknya. Ia memegang tangan Lena agar tidak menyakiti diri sendiri untuk kesekian kali.
Tepat saat itu, pintu kelas dibuka dengan keras hingga Azalea kaget bukan main. "Ba-bang Bintang?" gagapnya. Ia mengikuti arah pandang Bintang yang menatap tajam tangannya yang memegang tangan Lena. Dengan cepat Azalea menarik tangannya.
Bintang tergesa mendatangi Lena. Ia bahkan menyingkirkan Azalea yang berada di dekat Lena.
"Bang, ini nggak kayak yang lo liat," jelas Azalea. Namun Bintang tidak menggubris.
"Lo nggak papa?" tanya Bintang dengan kekhawatiran yang tersirat.
"Gue nggak papa, Tang. Cuma gue nggak nyangka kalo cewek lo bisa kasar begini. Gue emang emosi karena cewek ini bikin lo ngejauhin gue. Tapi dia nggak harus sampe nampar gue sama benturin kepala gue begini, kan? Ini sakit banget, Tang," adu Lena mengada-ada, lengkap dengan air mata buatan.
Bola mata Azalea membulat mendengar ucapan Lena. Bagaimana bisa ia dikatakan berlaku kasar, padahal ia sama sekali tidak menyentuh Lena?
"Ayo, gue obatin." Bintang membantu Lena berdiri kemudian memapah teman sejak kecilnya tersebut.
"Bang," kata Azalea, "lo nggak mau dengerin gue?"
Bintang tidak menjawab. Ia terus membawa Lena keluar kelas, meninggalkan Azalea dalam segala rasa yang berkecamuk di dada.
Azalea bertanya pada dirinya sendiri, "Gue salah, ya?"
****
Gimana perasaan kalian setelah baca part ini? Apakah pengin cekik Lena karena drama banget? Atau pengin nampol author karena udah lama nggak update, sekalinya update bikin Azalea ngenes? HAHAHA EMANG SENGAJA😂 (silakan menghujat)
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri dan tunggu part selanjutnya, ya
Terima kasih❤
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro