Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. Tidak Harus Berubah

Halooo~
Happy new year! (Emak tau ini telat, tapi mending telat daripada enggak sama sekali, ya, kan? :v)
Maaf banget udah lama nggak update, akhirnya sekarang bisa update.
InshaAllah bakal update rutin seminggu sekali biar Mas Bin cepet kelar huehehe:3
Selamat membaca
Koreksi kalau typo, ya :)

******

Mencintai bukan berarti menghilangkan karakter sendiri, karena hal paling utama yang harus dicintai, sejatinya adalah diri sendiri

***

Jari tangan ramping milik Azalea bergerak menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Kepalanya terus bergerak melihat ke jalanan, juga  jam yang melingkar di tangannya. Lima menit lagi bel masuk, tapi Luna belum tiba. Yang Azalea khawatirkan adalah jika Luna berangkat lebih dulu seperti waktu itu. Sudah beruang kali ia menghubungi sahabatnya itu, tapi tak ada jawaban.

Bintang. Cowok yang sudah berstatus pacarnya. Satu nama itu sempat menjadi pilihan Azalea untuk diminta tolong menjemputnya. Namun, hanya sekejap, kemudian pilihan itu terhapus. Ia merasa hal itu terlalu berlebihan. Sungguh, Azalea tidak ingin memanfaatkan status pacar dengan menjadikan Bintang sebagai tukang ojek. Sudah cukup Luna saja tukang ojek yang setia untuk Azalea.

Raut wajah Azalea benar-benar masam ketika motor Luna berhenti di depannya. "Lo ke mana aja?"

Luna menyengir lebar, kemudian menjawab, "Gue bangun kesiangan. Lagian kenapa lo nggak minta jemput Bang Bintang aja? Kan kalian udah pacaran."

Azalea hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia segera naik di boncengan Luna lalu menyuruh sahabatnya menjalankan motor supaya cepat sampai sekolah, walaupun tidak akan menghapus kemungkinan kalau mereka dihukum.

***

"Yah ... telat, Za," keluh Luna begitu mereka tiba di depan gerbang sekolah yang sudah dikunci. Satpam pun segera mendatangi dua cewek itu.

"Kalian ini perempuan, tapi kok nggak disiplin," omel sang satpam tanpa membuka gerbang.

"Disiplin atau enggak itu bukan masalah gender, Pak." Luna dengan santainya menanggapi, padahal seharusnya ia memohon agar dibukakan gerbang.

Satpam bertubuh gempal dengan kulit sawo matang itu bertolak pinggang. "Iya. Tapi kebanyakan perempuan itu disiplin, nggak kayak kalian."

Azalea menahan Luna agar tidak menimpali perkataan sang satpam dengan elakan. "Iya, Pak, kami salah."

"Nah, gitu, dong, ngaku."

Bersamaan dengan itu, Bu Tari datang ke arah mereka dengan tampang garang. "Kalian ini kenapa bisa telat?!" tanyanya dengan nada galak seperti biasa.

"Saya bangun kesiangan, Bu," jawab Luna. Kali ini menjawab dengan serius karena yang ada di hadapannya adalah Bu Tari, guru paling galak di SMA Jagakarsa.

"Berdiri dengan posisi hormat ke bendera merah putih sampai jam istirahat. Mengerti?" Setelah memberi perintah tegas, bu Tari melenggang pergi. Sementara sang satpam segera membukakan pintu sambil memberi ceramah pada Azalea dan Luna, padahal dua cewek itu tak menggubris.

***

"Woy, Bbt! Cewek lo dihukum tuh!" Arya datang ke kelas Ilham dan Bintang dengan heboh. Beberapa murid yang ada di sana hanya menatap bingung sebentar, lalu melanjutkan aktivitas masing-masing karena sudah hafal dengan kelakuan Arya.

Bintang hanya menaikkan alis kanannya menanggapi pemberitahuan dari Arya. Sedangkan Ilham yang duduk di sebelah Bintang berdecak, "Ck, lo bisa santuy nggak? Orang indonesia yang santuy gitu, loh. Nggak usah ngegas."

"Gue kan bawa berita panas, jadi harus heboh. Nggak cocok kalo harus santuy-santuy," bantah Arya. Ia duduk di atas meja depan bangku Ilham dan Bintang.

"Emang kenapa si Ajal dihukum? Terus lo kenapa sendiri? Biasanya bareng si kedelai hitam yang dirawat sepenuh hati alias Malika." Ilham bertanya ketika menyadari kalau Malik tidak datang bersama Arya.

"Dia lagi di lapangan ngasih minum buat Luna. Kan tuh cewek dihukum juga kayak Aza, makanya gue aneh kenapa Bbt nyantai di sini padahal ceweknya abis dihukum," cerocos Arya tanpa jeda.

Bintang masih menatap datar ke arah Arya. "Emang gue harus gimana?"

"Heh, penduduk bumi! Ya lo samperin, bawain minum atau apa yang bisa pulihin tenaga dia kek. Dia habis berdiri lama panas-panasan, masa lo cuma diem aja di kelas!"

Kursi yang ditempati Bintang terdorong ke belakang sambil ia menjawab, "Oke." Cowok itu pun melakukan apa yang Arya suruh.

Ilham dan Arya hanya  geleng-geleng. Padahal kemarin Bintang yang berusaha membuktikan kalau Azalea adalah kekasihnya. Sekarang malah cowok itu acuh tak acuh. Kelakuan Bintang tersebut membuat Ilham berceletuk, "Kayaknya kita harus kasih kuliah percintaan ke Bbt."

***

Azalea berhenti menenggak air mineral ketika Bintang tiba di sebelah bangkunya. Cowok itu sangat jarang mendatanginya, meskipun sudah berpacaran. Azalea paham seberapa mager-nya Bintang, makanya hari ini ia kaget karena cowok itu di sini membawa air mineral dan roti pula.

"Ada apa?" tanya Azalea agar segera mendapat jawaban dari kebingungannya.

Bintang menatap air mineral milik Azalea dan yang ia bawa secara bergantian. "Tadinya mau kasih lo ini. Katanya lo habis dihukum."

"Oh, iya gue abis dihukum, cuma gue udah beli kok ini minum." Azalea merasa tidak enak pada Bintang gara-gara ini. Tapi, bukan salahnya juga, kan? Lagipula ia tidak tahu kalau Bintang akan ke sini.

Bintang menggaruk tengkuknya, meski tak gatal. Ia duduk di sebelah Azalea karena kursi itu kosong. "Yaudah rotinya aja makan."

Azalea mengangguk seraya menerima roti pemberian Bintang. Ia mulai makan supaya perutnya terisi, juga Bintang pergi dari sini. Jujur saja, sejak tadi detak jantungnya lebih cepat karena perlakuan Bintang. Apalagi cowok itu sekarang menyugar rambutnya membuat Azalea mematung sejenak.

"Sori."

Satu kata yang keluar dari mulut Bintang segera menyadarkan Azalea. Ia mengalihkan tatapan dari Bintang ke arah depan kelas, kemudian membalas ucapan cowok di sebelahnya, "Sori buat apa?"

"Gue nggak bisa jadi cowok romantis," sesal Bintang.

Azalea menoleh ke arah Bintang dan mendapati raut bersalah di wajah pacarnya. Ia tersenyum maklum. "Nggak masalah. Lo sok romantis malah aneh buat gue."

"Aneh?" beo Bintang.

"Iyalah aneh. Seorang Bintang Rajendra yang mager ke mana-mana, sekarang malah di sebelah gue pake bawain makanan sama minuman lagi, kan aneh. Lagian lo nggak perlu lakuin hal yang nggak lo mau. Gue yakin, ini ide bang Arya, kan?"

Bintang mengangguk. "Tapi gue juga nggak masalah ngelakuin ini buat lo."

"Biar apa?"

"Biar lo makin suka sama gue," jawab Bintang enteng tanpa mengubah ekspresi datarnya.

Andai Azalea punya kekuatan menghilang, ia ingin menggunakannya sekarang juga. Ia merasa wajahnya memanas. Jadi, pasti Bintang melihat wajahnya yang memerah. Namun, sebisa mungkin ia tidak salah tingkah. Azalea menanggapi ucapan Bintang dengan tenang, "Nggak perlu gitu juga. Gue suka lo gimanapun sifat lo. Nggak perlu berubah supaya gue bisa suka sama lo, karena yang namanya suka itu bisa dateng dari hal-hal yang tak terduga. Hal kecil yang kadang nggak kita sadari, tapi bisa aja bikin orang lain suka."

Sudut bibir Bintang tertarik ke atas secara bersamaan membentuk lengkung. "Contoh hal kecil yang bikin lo suka sama gue tuh, waktu gue nyisir rambut pake tangan, kan?" tanyanya dengan raut menggoda.

Azalea segera memalingkan wajah. Ia  menjawab ketus, "Nggak!"

Bintang terkekeh kecil, senang karena berhasil menggoda pacarnya. Ia berdiri dari bangku kemudian mengelus rambut Azalea sambil berkata, "Gue juga suka waktu lo benerin rambut lo."

Setelah mengatakan hal tadi, Bintang beranjak dari kelas Azalea, meninggalkan cewek itu bergeming dengan debaran yang menggila.

*****

Gimana part kali ini?
Cukup mengobati rindu kalian ke Mas Bin nggak?
Maaf kalau misal kurang feel. Part selanjutnya lebih greget.
Jadi, jangan lupa pencet bintang di pojok kiri dan tunggu part selanjutnya, ya
Terima kasih❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro