Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13. Perubahan

Halo~
Gimana kabar kalian?
Ada yang kangen cerita ini?
Maaf, ya, hari sabtu lalu nggak update karena kuota author abis hehe :'v
Semoga part kali ini cukup mengobati rindu kalian
Selamat membaca
Koreksi kalau typo, ya ^^

***

Ada yang tiba-tiba berubah. Memberi jarak supaya rasa yang ada tidak merebak.

*****

"Woi, Bbt! Buruan ke parkiran!"

Sendok dan garpu yang berada di tangan Bintang terhenti pergerakannya. Ia menoleh ke arah pintu masuk. Satriya dan Ilham yang juga berada di sana melakukan gerekan sama dengan Bintang.

Cowok berambut sedikit ikal dengan postur tidak terlalu tinggi yang menjadi pusat perhatian tiga orang tadi berjalan tergesa. Begitu sampai di tempat yang dituju, ia segera mengomel, "Heh, Bbt! Cewek lo dikeroyok banyak orang, malah asik sarapan di sini. Cepetan anjir ke parkiran!"

"Cewek gue?" beo Bintang, dijawab anggukan oleh Arya.

"Iya si Ajal, noh, dilabrak sama pacarnya Bayu. Luna hari ini nggak masuk, jadi nggak bisa belain si Ajal!" Malik yang baru datang dari di belakang Arya menjelaskan. Cowok itu tadi bersama Arya tidak berangkat bareng dengan ketiga teman yang lain karena Arya ngaret sekali. Begitu mereka  sampai di parkiran, sudah melihat pacar Bintang dicaci oleh seorang gadis.

"Ngomong yang bener, woy! Ajal siapa, bego!" maki Ilham.

"Yaelah, Azalea itu si Ajal masa gak paham!"

Bintang segera meninggalkan kantin. Empat orang yang masih ada  di tempat saling melempar tatapan tak mengerti, tapi detik berikutnya tersungging senyum tengil di wajah mereka. Kemudian Satriya berceletuk, "Bbt udah gede."

***

"Lo kalo masih suka sama Kak Bayu bilang! Jangan nikam gue dari belakang gini! Munafik banget jadi temen!"

Bintang bisa mendengar kalimat dengan nada marah dari jaraknya yang tinggal beberapa meter menuju parkiran. Ia berhenti sejenak untuk melihat situasi. Azalea tampak menunduk dengan tatapan fokus pada  lembaran foto yang berada di tangannya.

"Temen macem apa lo? Nikung temen sendiri! Cih, najis!"

Baru saja Bintang akan mendekat, tapi ia melihat Azalea  mulai mengangkat kepala dan menatap Mita dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Lo perlu kaca, Mit? Bukannya lo yang diem-diem deketin Kak Bayu, padahal tau kalo gue suka sama dia? Itu lo, Mit. Lo, bukan gue. Kata-kata tadi harusnya cocok buat diri lo sendiri," kecam Azalea.

Mita mengepalkan tangan untuk menahan emosi. "Lo udah bilang kalo gue boleh deketin Kak Bayu. Terus gue salah?"

"Lo pikir omongan gue sejalan sama hati gue?" Azalea mengangguk kemudian bersidekap. "Lo bego kalo ngira gitu."

"Jadi, niat lo mau balas dendam dengan ngerebut Kak Bayu dari gue!?"

"Gue nggak ngerebut. Takdir yang bikin kita ketemu lagi. Jadi, jangan salahin gue. Mending lo introspeksi supaya hubungan lo nggak hancur dan nggak kena karma." Azalea berjalan ke arah Bintang begitu melihat beberapa murid mulai berdatangan. Menjadi tontonan publik sama sekali bukan hal yang ia inginkan. Walaupun, setelah ini pasti akan segera beredar tentang perdebatannya pagi ini sebab ia tadi memergoki beberapa siswi sengaja merekam apa yang terjadi.

"Masalah mulu." Bintang mengikuti langkah Azalea. Mendengar perkataan cewek tersebut saat adu mulut tadi, Bintang tahu tidak ada yang perlu dikhawatirkan bila kejadian yang sama kembali terulang.  Yang paling penting, Bintang tidak perlu ikut campur urusan Azalea, kecuali bila berkaitan dengan Lena.

"Namanya hidup, ya, pasti ada masalah." Azalea berjalan ke arah salah satu penjual di kantin, meninggalkan Bintang yang masih berdiri di tempatnya.

"Tang, sini!"

Bintang segera sadar kemudian melangkah ke arah anak Galaren. Memang ia tadi tidak melihat satu pun di antara mereka berada di parkiran. Itu tandanya memang hanya ia yang berniat memisahkan perkelahian antara Azalea dan Mita. Mungkin juga, teman-temannya sengaja melakukan hal itu.

"Neng Aza! Sini aja nunggu bel masuk daripada di kelas!" teriak Arya ketika melihat Azalea selesai membayar air mineral yang dibawa. Cewek itu akhirnya mengiyakan permintaan Arya, padahal di sana tidak ada cewek selain dirinya. Namun, mau bagaimana lagi? Daripada di kelas, ia tambah darah tinggi, mending di sini.

"Udah, Jal, temen kayak gitu nggak usah diambil pusing. Lo punya kita  sekarang," kata Ilham begitu selesai memakan nasi goreng untuk sarapan.

"Jal?" ulang Azalea terkait sebutan nama Ilham untuknya.

"Ini ajaran si Malika, sih. Dia manggil lo Ajal. Jadi, gue ngikutin," jawab Ilham diiringi kekehan. Sementara Azalea hanya ber-oh panjang.

"Eh, emang lo ngerebut Bayu dari temen lo itu? Kok dia ngegas banget, sih?" Arya mulai menginterogasi Azalea. Sebenarnya tujuannya mengajak adik kelasnya tersebut ke sini adalah untuk dikorek informasi. Lumayan, bahan gibah sama cewek yang ditaksir kalau lagi kehabisan topik.

"Kemarin nggak sengaja ketemu aja, sih, Bang. Kak Bayu curhat masalah dia sama Mita. Nggak lebih."

"Tuh, nggak lebih, Tang! Nggak usah manyun gitu lo!" sahut Satriya yang sejak tadi mengamati gerak-gerik Bintang.

Bintang hanya menoleh malas lalu sibuk mengotak-atik ponselnya, sedangkan Malik mulai ikut kepo masalah Azalea dan Mita. Arya dan Malik memang sepaket. Gesreknya samaan. Otaknya aja separoan.

"Eh, lo pada tau nggak, sih?"

Celetukan dari mulut Ilham membuat kegiatan Malik dan Arya terhenti seketika. Sekarang semua orang fokus menatap ke arah cowok itu seolah tidak ingin melewatkan informasi.

Ilham menatap satu per satu sahabatnya kemudian berucap, "Ada tugas matematika dan gue belum kerjain, anjir!"

Bukan respons heboh yang terjadi, tapi tatapan tajam dari Arya, Malik, juga Satriya. Bintang dan Azalea jelas tidak terpengaruh dengan kondisi itu.

"Kok pada ngeliatin gue begitu, sih?" kesal Ilham.

"Nggak seru lo!" ketus Arya.

"Iya! Gue pikir mau ghibah. Udah fokus sepenuh jiwa raga, ternyata cuma gara-gara matematika!" Malik ikut menimpali ucapan Arya.

"Sialan tukang ghibah lo pada!"

Arya, Malik, dan Satriya saling berpandangan kemudian mengangguk dan menimpali ucapan Ilham secara bersamaan, "Lo rajanya!"

Azalea terkekeh geli melihat empat orang di sekelilingnya saling lempar candaan. Pelan-pelan ia nyaman berada di antara anggota Galaren. Saat sedang memerhatikan obrolan, Azalea dikejutkan dengan suara yang menginterupsi di sebelahnya. "Ada apa?" tanyanya pada Bintang yang sudah berdiri di sebelah tempat duduknya dengan tangan kanan yang dimasukkan saku celana.

"Gue anter."

Mendengar perkataan Bintang, empat cowok yang tadi sibuk adu mulut seketika diam.

"Ke mana?"

Bintang menggenggam pergelangan tangan kanan Azalea. "Kelas."

*****

Mas Bin sekali nongol bikin aku envy, ya :'
Apa Mas Bin mulai ada rasa sama Aza? Menurut kalian gimana? Cus, ramein komentar!
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri.

Btw, sebelum ditutup, aku mau promosi novel perdanaku yang lagi Open PO kedua, nih! Novel ini cocok buat kalian yang suka cerita remaja ringan terus ada quotes tiap bab, loh! Cocok, deh buat yang suka nyindir doi pake quotes wkwk😂

Judul: SATU
Nama: Alfina Lutfi
Halaman: 376
Harga: 85.200

-----
"Lo tau perasaan gue."

"Iya. Gue tau."

"Terus?"

"Terus apanya?"

"Lo berharap gue bales perasaan lo?"

"Memangnya ada orang yang mengharapkan penolakan?"

-----
Jika ada pilihan lain, mungkin tiap manusia akan berpikir untuk tidak tumbuh dewasa, biar tidak merasakan sakitnya mencinta. Namun, di sisi lain, mereka tak ingin melewatkan indahnya dibawa ke awan karena sebuah rayuan cinta. Labil. Semua benar-benar hadir di luar rencana manusia.

Mencinta. Hanya satu kata, tetapi memiliki banyak luka yang tak kasat mata. Mencinta bukan sekadar kata, 'aku mencintainya'. Namun, sebuah pelajaran di mana seseorang harus berjuang, bertahan, dan merelakan.

-----

Untuk pemesanan, bisa  kontak aku: 08562634364

Buruan pesan karena cuma sampai tanggal 15 Agustus. So, jangan sampe ketinggalan, ya!

Terima kasih❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro