Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Kesalahan Pertama?

Cinta pandangan pertama?

Itulah isi dari kertas kecil yang Dera berikan pada Citra di kantin tadi siang, dan saat ini si empunya kertas terus berjalan mondar mandir dikamarnya memegang kertas tersebut.

"Ahhh begooooooooo" teriaknya dalam hati sambil mengacak rambutnya frustasi, lalu menghempaskan badannya diatas kasur dan memejamkan matanya.

Flashback

Citra yang tak bisa tinggal diam pun mengikuti teman-temannya yang pergi menemui Dera di kantin belakang. Ia terkekeh melihat dari jauh wajah teman-temannya yang terlihat ketakutan menghadapi Dera, tak lama ia merasakan sesuatu yang aneh dari Dera.

Dia bisa menguasai dirinya di awal, tetap bersikap dingin dan jutek namun lama-lama dia terlihat panik saat teman-teman Citra tak memberikan respon yang sama. Teman-temannya tidak ada yang menunduk takut lagi ke Dera, mereka semua terutama para cowok malah terlihat lebih menantangnya. Seharusnya dengan titel panmos yang dipegangnya dia bisa dengan gampang mengambil alih situasi seperti sekarang, pikir Citra.

Citra berjalan mendekati teman-temannya, dan setelah Dera menyuruh mereka untuk mengambil kertas yang disebar diatas mejanya disitulah dia melihat Dera yang benar-benar terlihat panik. Dia memundurkan bangkunya untuk menghindari teman-temannya yang saling berebut kertas diatas meja.

"Dia ketakutan!" jeritnya tertahan saat melihat respon Dera yang pucat dan tak bergerak dibangkunya.

Dia berlari menuju Dera dan mencoba menariknya dari teman-temannya. Namun sangat sulit, karena Dera benar-benar mematung dibangkunya.

"Ayo ra" teriak Citra disamping Dera dengan menggenggam tangannya.

"Yampun tangannya dingin banget" batinnya.

Akhirnya Dera mau berdiri, dengan sekuat tenaga Citra menariknya menjauhi teman-temannya. Dera makin pucat saat teman-temannya mendekat dan memanggil-manggil Dera yang dibawa pergi oleh Citra. Ia menggenggam erat tangan Citra dan Citra pun semakin gelagapan karena jantungnya mulai terpacu untuk bekerja lebih ekstrem dari yang biasanya. Ia benar-benar kewalahan menghadapi jantungnya sendiri yang seakan mau lompat kesana kemari ketimbang menghadapi Dera yang banjir keringat di dahinya.

"Lu nggak apa-apa ra?" tanya Citra saat keluar dari kantin.

Belum sempat Dera menjawab pertanyaannya, Ryan datang menghampiri mereka dengan panik.

"Ra? Are you ok?" katanya mengulang pertanyaan Citra.

Dera hanya tersenyum tipis sambil mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian Ryan menarik paksa tangan Dera yang masih menggenggam tangan Citra.

"Tangan lo dingin banget gini bilang gapapa"

"Ry? Dera kenapa??" tanya Nita yang datang terburu-buru menghampiri Dera.

"Nit, bawa Dera ke uks gih"

Nita langsung menarik Dera dan membawanya pergi, Citra sempat melihat Nita mengelap keringat yang ada didahinya dan entah mengapa Citra tak suka melihatnya melakukan itu kepada Dera. Tapi bukan itu masalahnya sekarang, karena Ryan sudah berkacak pinggang dihadapan Citra dan siap meluapkan segala emosinya.

"Panggil temen-temen lo dan suruh masuk ke kelas! SEKARANG!!" perintahnya dengan menekankan kata sekarang.

Setelah teman-teman Citra berlarian menuju kelas, para PD pun datang dengan angkuhnya dan menunjukkan sikap tak sukanya pada kelas Citra.

"Kalian tau siapa PD 1? Hah??" tanya Ryan dengan suara yang mendominasi ruangan. Seluruh kelas menunduk ketakutan, tak menjawab pertanyaannya.

"Tau nggak?!" timpal PD yang lain.

"Elo, berdiri!! Sebutin siapa namanya!" tunjuk seorang PD ke cowok yang betubuh besar di depannya.

"Dera kak"

"Nama panjangnya dek!"

"Dera Jane Madison" katanya lagi sambil mengintip kertasnya di meja.

"Lu pada tau nggak siapa ketua pelaksana mos tahun lo ini??!"

"Kak Dera kak" jawab seluruh kelas dengan lesu.

"Lo tau jabatan kita semua di mos ini kan?! Kita ini Penegak Disiplin! Bukannya berlagak sombong dek, tapi kami semua ini yang paling disegani saat mos! Dan seharusnya kalian juga bersikap begitu! Kesalahan kalian yang kemarin aja belum tentu kalian benerin, eh sekarang kalian malah berani macam-macam ke PD1 lagi!"

Teman-teman Citra termasuk Citranya makin menundukan kepala saat PD menyinggung masalah Dera.

"Yak tunduk aja terus dek! Tempelin dahi lo ke meja gih! Cium sekalian mejanya!" teriak salah satu PD lagi.

"Loh siapa yang suruh ngangkat kepala lo? Disuruh tempelin dahi ke meja kok malah ditegakin kepalanya. Telinga lo dua kan? Apa jangan-jangan yang satunya tempelan aja?"

Citra menempelkan dahinya dimeja dengan memegang perutnya yang sakit karena menahan tawa. "Anjir sumpah muka sangar eh omongan gokil abis" batinnya.

"Gue nggak tau dan nggak mau tau kesalahan lo apa aja, yang gue mau sekarang lo renungin kesalahan lo, besok lo pada harus minta maaf ke PD1 dan nggak akan ngulangin kesalahan yang sama" kata Ryan sambil berkeliling di kelas.

"PD1 itu primadonanya sekolah ini dan lo berani macam-macam ke dia" timpal PD yang lain.

"Segitu besarnya kah pengaruh seorang Dera" batin Citra lagi.

"Renungin dek! Jangan tidur!"

"Oh ya gue harap, hari ini nggak ada lagi yang ngebacot di sosmed ya, soalnya kemarin gue sampe sakit perut gara-gara dapat banyak hiburan di sosmed"

"Kita kasih rumusnya yah, jangan macem-macem ke PD kalo nggak mau kena pertarungan fisik apalagi batin. Soalnya kalo udah kena yang didalem itu rasanya nyesek sampe ke ubun-ubun. Dan gue yakin lo pada nggak mau itu"

"Jadi intinya kalo nggak bisa ngikutin semua peraturan yang ada disekolah ini, udah deh mending lo pada cabut sono ke sekolah lain yang nggak punya peraturan macem-macem. Ini sekolah favorit! Punya imej yang harus dijaga! Ngerti?!"

"Ngerti kak" jawab seluruh kelas. Setelah itu seluruh PD meninggalkan kelas dengan beberapa hentakan di meja dan pintu.

Saat bel pulang berbunyi Citra langsung berlari keluar kelas mencari Nita, karena tadi Nita digantikan juga oleh panmos yang lain.

"Kak!" teriaknya tertahan saat melihat Nita yang berjalan menuju loby.

"Elu kok nggak masuk kelas sih tadi? Dera gimana?"

"Duduk dulu yuk" ajak Nita yang disambut anggukan cepat dari Citra.

"Kak?" panggil Citra lagi yang sudah tak sabar.

"Iya iya bentar napa, sejak kapan sih lu kepo gini" kata Nita dengan senyuman jahilnya.

"Dia udah di jemput tadi, motornya udah dibawa pulang juga. Mmm gimana ya, ya dia ada phobia gitu sama kerumunan orang yang tiba-tiba datangin dia. Tapi bukan sama keramaian loh ya, dia masih nggak apa-apa kalo ditengah keramaian gitu, cuma kalo tiba-tiba gerombolan orang datangin dia apalagi yang nggak dikenalnya nah itu dia pasti panik abis deh" jelas Nita panjang lebar.

"Dia nggak cuma panik tapi ketakutan banget kak" jawab Citra.

"Ya begitulah cit, eh gue balik dulu ya udah dijemput"

"Oh iya kak"

***

ddrrrrttt...ddrrrrrtttt..ddrrrrttt.. Citra mengambil hpnya ternyata pesan masuk dari nomer yang nggak dikenalnya.

Bisa kerumah? Plis gue butuh elu... ra

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro