I FOUND LOVE
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, saat ini Citra sudah rapi dengan make up tipisnya, eyeliner agak tebal dan rambut panjangnya yang diikat kuda sedangkan pakaiannya kali ini ia hanya mengenakan baju panjang hitam tanpa lengan dipadu celana jeans dan platform heels hitam. Ia juga menjinjing hardcase gitar akustiknya yang sudah dipenuhi berbagai macam stiker dengan macam-macam tulisan, kemudian mengunci pintu lalu duduk diteras rumahnya menunggu Veni menjemputnya.
Bernyanyi dan bermain musik adalah hobinya sejak kecil. Selain memiliki suara yang sangat indah ia juga menguasai berbagai macam alat musik yaitu gitar, drum dan piano. Saat ini ia juga sedang belajar menjadi seorang disc jockey atau yang biasa disebut DJ. Citra sering di minta untuk mengisi suara di berbagai tempat seperti kafe dan klub teman-temannya. Tahun lalu ia juga mengisi di acara kota seperti perlombaan band antar kota, acara ulang tahun kota dan pembukaan mall baru.
Citra sama sekali tidak menganggap ini sebagai pekerjaan, menurutnya ini adalah salah satu cara untuk mengekspresikan hobinya. Tapi berhubung ia dibayar maka ia harus melakukannya dengan profesional, dan itu juga berkaitan dengan dandanan yang digunakannya. Ia selalu melihat situasi dan kondisi dimana dia akan manggung dan memilih dandanan yang sesuai.
Sebenarnya uang bukanlah hal yang sulit untuk Citra. Papanya adalah seorang yang sangat penting diperusahaan terkenal di Amerika yang bekerja sama langsung dengan Google, sedangkan mamanya seorang pemilik butik terbesar dikota. Hanya saja orang tua Citra sudah bercerai saat ia berumur 5 tahun, Citra dan Chika memilih ikut mamanya yang belum lama ini tepatnya 2 tahun lalu mamanya meninggal dunia karena sakit dan sekarang Chika yang menjalankan butik milik mama. Sejak bercerai, papanya pindah ke Amerika dan tak pernah putus hubungan dengan Citra. Papanya selalu menelpon sekedar untuk menanyakan kabar Citra dan Chika dan selalu mengirimkan uang setiap bulannya. Saat ini papanya sudah memiliki keluarga kecil di Amerika dan dikaruniai 2 anak laki-laki.
Begitu mendengar kabar bahwa mantan istrinya meninggal, papanya sempat datang ke Indonesia untuk menjenguk Citra dan Chika dan mengajak mereka tinggal bersamanya, tetapi mereka menolak dan ingin tetap di Indonesia. Papanya menyetujui itu dengan syarat mereka akan selalu dipantau oleh orang suruhannya.
"Halo pa, Citra kangen" kata Citra manja mengangkat telpon papanya.
"Halo sayang, iya papa tau mangkanya papa telpon kamu ini. Mau nyanyi lagi? Pulangnya jangan malam-malam loh ya sayang"
"Idih papa sok tau banget, Citra mau kerja kelompok kok" jawab Citra mengelak dengan menahan tawa.
"Kerja kelompok kok dandannya cantik banget terus pake bawa-bawa tuh gitar juga, lagian kamu baru pertama MOS kok udah kerja kelompok aja"
"Oke-oke Sherlock Holmes, Citra kalah deh sama yang punya suruhan buat mata-matain Citra"
"Haha, ya iyalah sayang papa kan harus tau semuanya"
"Papa tau dari Doni kaaan? Tuh Doni lagi didalem mobilnya" tanya Citra sambil memperhatikan mobil yang sedari tadi memang terparkir dekat rumah Citra.
"Iyalah sayang, biar papa bisa tau kamu kemana aja, kan biar lebih aman juga kamunya"
"Iya deh pa, eh pa itu Veni udah datang, Citra pergi dulu yaa love you pah" jawab Citra yang langsung menutup telponnya setelah ada mobil yang berhenti didepan rumahnya.
"Duhhh tantiknyaaaaa" goda Veni.
"Ihhh biasa aja keles, elu juga cantik kali kak, udah ah jalan ntar gue telat" jawab Citra cepat.
"Iya iya ah bawel" jawabnya sambil melajukan mobilnya menuju kafenya Nico.
Kafe temannya yang satu ini adalah kafe yang paling terkenal di kota ini karena tempatnya yang berada di kawasan pinggiran laut jadi sangat mengasyikan untuk sekedar berkumpul dengan keluarga, teman-teman apalagi dengan pacar sekalipun dengan tempat duduk yang nyaman bisa memilih diluar ruangan atau di dalam ruangan. Selain aroma makanan yang terhidang juga ditambah dengan aroma khas laut dicampur dengan suara deburan ombak yang saling kejar, belum lagi pemandangan laut yang tak kalah menenangkan siap menemani.
Begitu sampai di kafe, mereka disambut oleh Nico yang ternyata telah menunggunya. Citra segera mengambil posisi di panggung yang tak terlalu besar tersebut dengan beberapa teman-teman lain yang sudah berada disana, setelah memilih beberapa lagu mereka segera memainkan lagu pertama dari Joan Jett – I Love Rock n Roll.
Dengan sekejap Citra menghipnotis seluruh pengunjung dengan suaranya yang memang sangat bagus. "Bukan Citra namanya kalo nggak bisa ngerebut perhatian orang dengan style nya yang kaya gini" batin Veni yang tersenyum memperhatikan Citra yang berada dipanggung. "Ini masih pemanasan" kata Nico yang sudah berada disampingnya seakan tau apa yang Veni pikirkan.
Setelah menyanyikan beberapa lagu dan request dari pengunjung Citra menyudahi penampilannya untuk istirahat sebentar, dan digantikan oleh beberapa pengunjung yang ingin menyumbangkan suaranya. Citra segera menuju ke balkon bagian belakang kafe yang berhadapan langsung dengan laut, hanya ada empat meja makan yang khusus untuk satu meja dua orang saja, dan ia selalu memesan tempat disitu untuk istirahatnya.
"Nih aqua sama cokelat panasnya" kata Nico menyodorkan pesanan Citra diatas mejanya.
"Thanks cooo, gue emang haus banget daritadi" jawabnya sambil mengambil aqua lalu meminumnya.
"Jelaslah haus, orang udah 1 jam lebih elu nyanyi tadi" kata Nico lalu mengambil tempat didepan Citra.
"Eh masa? Nyantai banget si, gue nggak sadar. Oh iya Veni mana?" tanya Citra sambil mengecek hpnya yang ternyata ada beberapa pesan yang masuk dan notif lain dari sosmednya.
"Aaahh Veni kampreeeeetttt" teriak Citra tertahan sebelum Nico menjawab pertanyaannya tadi.
"Haha Cit muka eluuuuuu" teriak Nico yang dibarengi dengan tawanya. "Iya tadi dia bilang ngantuk mo pulang gitu, yaudah gue suruh pulang aja, ntar lu bareng gue aja juga gapapa kali" katanya lagi setelah tawanya berhenti.
"Nggak usah deh co, gue minta jemput aja ntar, gampang kok" jawab Citra masih dengan muka yang bete.
"Yaudah lu mau makan apa?" tanya Nico sambil berdiri.
"Ntar aja co, bete gue"
"Haha jangan bete-bete dong Cit, yaudah gue kedalam dulu yah"
"Iyaa sono gih" jawabnya lalu berdiri menghadap laut dengan tangan yang menyender dipagar balkon. Ia memejamkan matanya, merasakan angin yang menyapu wajahnya lembut dan mendengarkan suara ombak yang bertabrakan kesana kemari.
Tiba-tiba seseorang melingkarkan tangannya diperut Citra, memeluknya dari belakang. Citra membuka matanya, berusaha menoleh dan berbalik menghadap seseorang itu. Namun sayang seseorang itu mendekapnya lebih erat tak membiarkan Citra bergerak, ia menempelkan seluruh tubuhnya ke Citra. Hawa sekitar Citra yang tadinya dingin seketika berubah menjadi panas, sangat panas. Mulutnya yang ingin memprotes perlakuan seseorang itu terkatup rapat, tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Jantungnya terpacu untuk bekerja lebih keras dari sebelumnya, dentuman-dentumannya tak berirama lagi seperti tadi. Tangan dan kakinya yang bebas tak bisa diajak bekerja sama dengan pikirannya untuk memberontak, tubuhnya mematung seketika. Tapi entah kenapa Citra menyukainya, sangat menyukainya. Citra tak mau memberontak, ia sangat menyukai rasa yang tiba-tiba bergejolak ini seperti ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam tubuhnya dan jika bisa ia ingin menghentikan waktu untuk sementara ini. "Apa ini?" batinnya yang kebingungan, dan lebih parah lagi Citra tak tau siapa orang dibelakangnya ini.
"Ssssttt, diem sebentar aja kaya gini" bisik seseorang itu sambil menempelkan wajahnya di pipi kanan Citra.
"Astaga! Suara itu! Orang ini!!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro