Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#08. Seseorang Yang Disukai

Ada seseorang yang aku sukai.

Kalimat itu seharusnya begitu sederhana untuk dipahami. Seumur hidupku—setidaknya sampai sekarang—rentetan kata semacam itu sudah berulang kali aku dengar, dan semuanya selalu berakhir sama. Seseorang yang disukai itu adalah aku.

Setelah putus dari pacar pertamaku, aku seringkali memainkan galge[1] guna mengasah skill-ku dalam memahami kode-kode yang cewek berikan—baik itu kencang maupun lemah. Hasilnya, dari sekian kali memainkan galge yang berbeda, aku selalu berhasil mendapatkan happy ending tanpa melihat spoiler ataupun walkthrough[2].

Tentunya setelah menaklukkan seluruh cewek 2D, aku menggunakan pengalaman dalam game tersebut untuk mencuri hati cewek 3D. Meskipun sosoknya tidak sama, namun tidak ada perbedaan yang begitu signifikan antara cewek nyata dan cewek maya. Pengalamanku menghadapi berbagai jenis cewek akhirnya membangkitkan bakat terpendam dalam diriku. Bakat yang hanya dimiliki oleh orang-orang tampan dan kaya raya. Kekuatan playboy!

Sekarang pikirkan lagi. Ada cewek yang sudah dekat selama satu bulan dengan seorang cowok tampan, tajir, dan idaman setiap wanita. Tiba-tiba cewek tersebut mengatakan "ada seseorang yang aku sukai" dengan nada malu-malu untuk menolak pernyataan cinta dari lelaki lain. Bukankah pola semacam ini sudah jelas jawabannya?

Sayangnya, mengingat yang mengatakan kalimat itu adalah makhluk bernama Erina, apakah bisa menarik kesimpulan semudah itu?

Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, aku terus memikirkan, kira-kira siapa seseorang yang dimaksud Erina itu. Setiap kali teringat wajah datar nan somplaknya, emosiku naik seketika. Baru kali ini aku tidak bisa tidur nyenyak karena hal yang semestinya sudah jelas.

Apa-apaan dengan perasaan kepo yang luar biasa ini? Hari-hari tenang tidak bisa aku dapatkan sejak kejadian itu, bahkan sampai detik ini. Daripada bergelung dalam ke-kepo-an yang semakin kamvret, aku meminta Johar untuk mencari tau siapa yang disukai Erina.

Di saat seperti inilah Johar bisa digunakan. Mengingat dia adalah tetangga dan rekan yang dekat dengan Erina, semoga saja Erina mau curhat kepadanya. Untung saja aku berhasil membujuk Johar yang tidak menunjukkan setitik pun kepedulian mengenai masalah ini untuk membantuku. "Mengetahui kesukaan bos dari jamur yang aku jual itu penting agar kinerjaku meningkat," begitulah yang aku katakan padanya, dan dia mengiyakan begitu saja.

Berdiam diri untuk menunggu laporan bukanlah style seorang Bintang Prasetyo. Dengan berbekal kacamata besar dan topi sekolah, kini aku berada di perpustakaan sekolah dan duduk di tempat yang memungkinkan untuk secara sembunyi-sembunyi memerhatikan Johar dan Erina yang tengah berbincang hangat.

Ah, mengenai penjualan jamur hari ini, aku serahkan sepenuhnya pada Adena. Meski aku punya firasat bahwa dampaknya adalah penurunan penjualan ... ah, apa yang aku pikirkan! Bukankah tujuan awalku adalah memenangkan hati Erina? Terlebih lagi, aku juga sudah menyuruh Adena untuk tutup mulut. Seharusnya tidak ada yang perlu aku khawatirkan mengenai penurunan nilaiku di mata Erina.

Yang lebih penting sekarang ... mereka ... kenapa Erina terlihat seceria itu!? Sedari tadi ia selalu saja tersenyum. Memangnya buku apa yang sedang mereka baca!? Cih! Kamvret!

Apa jangan-jangan seseorang yang disukai Erina itu adalah Johar? Akh! Apa-apaan dengan keadaan ini! Aku jadi merasa menyesal karena menyuruh Johar!

Apakah tidak lama lagi ... Erina akan menyatakan perasaannya pada Johar? Big no! Johar pasti menolak karena ia menyukai seseorang yang lain! Tetapi kalau ....

Sialan! Rasa-rasanya baru kali ini aku merasa begitu frustasi! Dan baru aku sadari kalau buku yang (sok) aku baca sudah terlanjur lecek akibat aku remas secara spontanitas. Ah, baru aku sadari pula ada seorang cowok berkacamata yang melakukan hal yang serupa denganku—meremas buku, dan dia berada tepat di seberang tempat dudukku.

Mata kami tiba-tiba saling bertemu. Hingga aku menyadari sepenuhnya siapa identitasnya. Eh, tunggu dulu, sejak kapan seonggok cecunguk bernama Satria itu berada di sini?

Sembari tersenyum, ia mendesah tertahan, lalu kembali—yang aku yakini—sok membaca buku yang sudah lecek tadi. Dasar penguntit.

Ah, aku jadi kepikiran untuk membuat situasi ini menjadi lebih menarik.

"Kamu sedari tadi kok terus-terusan memerhatikan Erina ...."

Setelah aku mengatakannya dengan lirih, Satria nampak terkejut. Matanya gelagapan ke sana ke mari. Singkat kata, beginilah reaksi manusia ketika sedang salah tingkah.

"B-b-b-bukan berarti aku menyukainya atau apa! M-maksudku, aku t-tidak sedang memerhatikannya atau apa! Itu ...."

Hee, apa-apaan dengan reaksi malu-malu kamvret itu? Kalau kau cewek ya ... tidak masalah. Tapi, tolong jangan pernah lakukan hal tadi lagi. Kau membuatku mual.

"Lima hari yang lalu, di saat aku k-kehabisan uang, dia memberikanku jamur goreng secara cuma-cuma. D-dari situlah a-aku mulai mengaguminya .... Iya! Hanya sebatas kagum loh!"

Lima hari yang lalu!? Beneran!? Baru kali ini aku mendengar ada cowok yang jatuh cinta kepada seorang cewek karena dikasih jamur goreng gratis. Dan lagi, dua hari kemudian, kau langsung mengajaknya pacaran!? Dan lagi, saat menembaknya kemarin, kau bilang "sudah lama merhatiin kamu". Apakah di sudut pandang para cecunguk, dua hari sama dengan dua tahun?

Nampaknya inilah cerita nyata dari rumor yang mengatakan bahwa cinta bisa datang kapan saja. Hubungan antar manusia sungguh membingungkan dan rumit.

"Kamu juga sedari tadi melirik ke sana te ... ah! Kamu lagi merhatiin Johar, ya!"

"Ya enggak lah!"

Spontan, aku menjawabnya dengan nada setengah berteriak. Pandangan orang-orang sekitar sekilas menatap heran ke arahku. Iya, hanya sekilas, dan keadaan kembali normal setelahnya.

Cecunguk ini benar-benar kamvret! Jangan samakan aku dengan para ganteng-ganteng maho, karena aku seratus persen masih waras!

Baru saja aku mau kembali menyahut, dia tersenyum dan berkata, "Namaku Satria. Kalau kamu?"

Eh? Tunggu dulu. Jangan bilang kalau cecunguk ini benar-benar tidak mengenaliku? Lelucon macam apa ini! Tidak ada satu pun murid di sekolah ini yang tidak mengenal Bintang Prasetyo—kecuali Erina pada awalnya. Ataukah penyamaranku terlalu sempurna?

Satria tiba-tiba berdiri dari tempat duduknya. Sontak aku mengikuti arah pandangannya, dan menyadari kalau Erina mulai beranjak dan menjauhi Johar.

"Ah! Kita kenalannya lain kali saja. Aku sibuk. Dadah."

Cecunguk ini, setelah ditolak kemarin, kenapa masih saja ngotot untuk menguntit Erina? Pengalaman adalah hal yang sangat baik untuk dipelajari, ditambah lagi engkau tidak ada keren-kerennya, jadi lebih baik menyerah saja. Ah iya, kalau tidak salah, aku juga pernah ditolak Erina, meski secara tidak langsung.

"Oi, Bibin. Seperti yang kau minta, aku sudah mendapatkan beberapa informasi."

Suara itu membuatku sadar kalau Johar sudah berada di dekatku dan kemudian duduk di kursi sebelahku. Sungguh, Johar sangat bisa diandalkan dalam masalah ini. Status sebagai tetangga dan rekan kerja nampaknya sudah cukup untuk dijadikan tempat curhat.

"Jadi? Siapa namanya?"

Dia menautkan kedua alis. "Nama? Dia tidak mau menjawabnya."

Ah, benar juga. Setiap orang pasti memiliki satu atau beberapa hal yang tidak ingin diberitahukan kepada orang lain. Dan aku yakin, bagi makhluk setipe Erina, "seseorang yang disukai" merupakan sebuah aib tersendiri.

"Tapi aku mendapatkan ciri-cirinya."

Wew! Good job, Johar! Semoga kau makin kamvret! Aku mengangguk kecil.

Sebelum berujar, ia mendongakkan kepala, memasang pose berpikir. "Kalau tidak salah ... katanya dia adalah cowok yang baik, tampan, disenangi oleh banyak orang, juga terkenal di sekolah kita ...."

... Eh? B-b-b-b-bukannya yang dimaksud itu adalah aku!? Siapa lagi cowok di sekolah ini yang baik, tampan, disenangi oleh banyak murid, juga terkenal selain Bintang Prasetyo! Tidak diragukan lagi, Erina benar-benar sudah jatuh cinta padaku!

"Itu saja?" tanyaku memastikan.

"Hn. Hanya itu."

"Kau yakin tidak salah dengar?"

"Hn. Seratus persen yakin. Hmm, kira-kira yang dimaksud Erina itu siapa ya ...."

Sembari berusaha menahan cengiran, aku berdiri, lalu mengacungkan ibu jariku ke arah Johar. Tanpa mengatakan sepatah kata pun, aku beranjak dari perpustakaan dengan penuh percaya diri.

Saatnya mengakhiri drama yang bodoh ini.

--K.I.M.O.C.H.I--

Bunga mawar mekar, warna merah itu begitu elegan, menghias pemandangan di taman kecil-kecilan ini. Di dekat jembatan kecil dengan air yang menggenang di bawahnya, aku berdiri, menatap kosong cakrawala, mengabaikan murid-murid yang lalu lalang dan sempat menatapku heran.

"Kak Bintang?"

Seruan itu membuatku menoleh dan berbalik ke sang empunya. Wajah polos itu, rambut hitam yang terbelai itu, serta irisnya yang nampak berkilauan itu, masih sama seperti biasanya. Benar, tidak ada yang berubah, tetapi kenapa jantungku jadi berpacu kencang?

Kenapa seorang Bintang Prasetyo menjadi gugup seperti ini? Ah, sepertinya aku tau jawabannya. Karena setelah ini ... semuanya akan berakhir. Aku akan segera memperoleh kebebasan dan menjalani hari-hari tanpa perlu takut dengan ancaman.

"Kakak bilang ada hal penting yang mau dibicarakan denganku, kan? Apakah ini tentang cara menjual jamur yang lebih efektif? Atau—"

"Erina!"

Bersamaan dengan seruanku yang menyela, mimik serius aku perlihatkan sembari menatapnya. Mata kami bertemu. Tetapi ekspresi polos dan datar masih saja berada di air mukanya.

Aku menghela napas panjang sebelum berujar dengan nada penuh keyakinan. "Aku menyukaimu. Maukah kamu menjadi pacarku?"

Dan seperti biasa, wajah itu masih saja datar. Seolah pernyataanku barusan tidak berpengaruh apa-apa ... eh, tunggu dulu, dia ... menunduk. Sahutannya yang datang tak lama kemudian sukses membuat mataku membulat sempurna.

"Maaf, aku tidak bisa. Ada seseorang yang aku sukai."

Glosarium:

[1] Galge: sebuah game simulator berkencan yang menggunakan grafis . Game ini berbasis fiksi interaktif yang menampilkan cerita novel dalam bentuk gambar-gambar statis (yang digambar dengan gaya anime), dan dilengkapi dengan kotak percakapan untuk menyampaikan narasi dan ucapan setiap karakter, dan terkadang setiap karakter memiliki sound effect sehingga setiap karakter yang ada dalam visual novel seolah hidup dan dapat berbicara. (Source: wikipedia)

[2] Walkthough: semacam panduan untuk menjalankan game sejak awal sampai tamat. Mirip seorang tour guide, ia membawa kita melintasi setiap level, setiap misi, dan setiap episode secara detail dan menyeluruh. Ada petunjuk tentang kita harus ngapain, harus ke mana, harus lewat mana, membawa senjata yang seperti apa, dan dengan cara bagaimana kita harus menaklukkan lawan yang akan kita hadapi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro