Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#02. Saingan Cinta

Suara teriakan mesra menyeruak. Sangat lembut di pendengaran. Menciptakan sensasi yang memacu rasa percaya diri. Tangan-tangan mulus menjangkauku. Memberikan sentuhan klasik tatkala balas jasa diberikan. Senyum manis aku ukir di wajah. Guna menambah pesona yang sebetulnya tidak perlu untuk dilakukan.

Sekarang, waktu istirahat. Para cewek mendekatiku. Mengerumuni layaknya semut yang memperebutkan gula. Tetapi bukan suasana centil seperti biasa yang aku dapatkan. Bukan pula atmosfer yang dapat membuat ulu hati membumbung tinggi. Melainkan....

"Terima kasih banyak ya, Nona-Nona manis, sudah mau beli."

"Kyaaa!! Buat Kak Bintang apa sih yang nggak!!"

"Hahahaha...."

Akh!! Kenapa aku malah ketawa lirih sih! Memuakkan! Kamvret! Dikelilingi cewek-cewek manis malah membuatku jadi terbawa suasana. Bahkan cowok-cowok sok tampan juga ikut-ikutan nimbrung di lapak jualanku yang sepertinya mencari kesempatan dalam kesempitan. Ya, mereka cowok sok tampan. Karena ketampanan sejatinya hanya miliki aku, Bintang Prasetyo semata. Nyahahahahaha-

Wooii! Ini bukan saatnya untuk bangga!

Haduh....

Begini. Beberapa hari telah berlalu semenjak aku 'resmi' menjadi sales jamur Kimochi. Setiap hari, produk tersebut selalu terjual habis. Aku kira aku bakalan semakin dekat dengan hati Erina. Tapi ... entah kenapa aku tidak merasa demikian.

Sering sekali aku berbincang padanya, mencoba (sok) akrab. Eh, dia selalu membalasku singkat seperti hn atau oh begitu. Bahkan saat aku mencoba melucu (gadis lain biasanya selalu tertawa mendengar lawakanku), Erina malah memasang poker face seolah mengisyaratkan kalimat jayus mas dengan sopan. Kan kamvret! Namun di saat aku berbicara seputar bisnis jamurnya, dia langsung semangat. Kan kamvret!

Apa dia sama sekali tidak mengerti atau mungkin tidak menanggapi kode-kode yang kuberikan!? Kan kamvret! Sungguh, dia cewek paling tidak peka yang pernah aku temui! Kan kamvret!

Haduh.... Maaf frontal. Aku jadi terbawa emosi. Ini pertama kalinya aku berhadapan dengan cewek somplak macam dia. Tapi ... mau bagaimana lagi. Untuk menyelamatkan kehidupan masa mudaku, akan aku lakukan apa saja.

Jam istirahat hampir berakhir. Seperti biasa, aku sedang menyetor penghasilan hari ini kepada Erina. Dan seperti biasa pula, dia memberikan beberapa rupiah dari penghasilan yang didapat dengan alasan sedekah. Iya, sedekah. Sebutan itu serasa ... kan kamvret! Tapi ... ah sudahlah. Aku takut mengurangi tingkat kemaskulinanku. Jadi, biarlah kekesalan ini disimpan dalam hati. Mari bersikap sebagai cowok (sok) tegar.

"Hn. Kerja bagus."

Senyum sumringah terlihat di paras Erina. Suasana hati gadis itu sepertinya sedang up. Bagaimana tidak. Tiap hari dagangannya laku terus. Ya ... itu juga berkat ketampananku yang selevel dewa neptunus. Ah, mungkin akan kucoba menkode sekali lagi.

"Anu ... Erina. Malam tadi, aku mimpiin kamu loh."

Krik Krik Krik

"Hmm. Ah, Kak Bintang. Besok kuantitas jualannya bakalan aku tambah. Jadi Kakak bakalan kerja ekstra."

KAMVRET! DIA MENGALIHKAN TOPIK PEMBICARAAN!

Tch! Aku hanya bisa tersenyum kecut. Rasa-rasanya ingin aku jitak nih cewek, terus dikarungin dan dijual ke tukang loak. Akh!! Kamvret!!

Tawa lirih aku berikan mengiringi bacotannya. Mendadak dia berhenti. Lalu menoleh ke arah belakang. Menatap sesuatu di bagian lorong yang sedang kami tempati.

"Kira-kira Kak Johar sedang apa sekarang ya...."

....

Eh?

Dia bilang apa?

Tunggu dulu! Kalau tidak salah tangkap, dia tadi menyebut nama seseorang. Tumben. Tentu saja, sesuatu itu membuatku kepo berat lalu bertanya.

"Eh? Kamu bilang apa?"

"Ha? Bukan apa-apa kok."

Bohong. Sudah jelas ada makna tersirat dari nada bicaramu tadi. Kau tidak bisa menipu diriku yang sudah berpengalaman menghadapi ribuan jenis cewek. Apa Erina menyembunyikan sesuatu? Akh!! Aku jadi makin penasaran!

"Jujur aja. Tadi kamu menyebut nama seseorang."

"Oh. Kak Johar maksudnya?"

Nah, kan. Dia menyebutnya ... tadi dengan ekspresi ... begitu!? Tunggu dulu. Siapa sebenarnya makhluk itu! Ah, mungkin dia seorang cewek dengan nama serupa cowok. Atau mungkin hewan peliharaannya?

"Hoo. Dia ... cowok?"

"Hn."

Jawab Erina dengan singkat diiringi ... senyuman? Apa itu tadi? Tunggu dulu. Sumpah. Sekilas, dia benar-benar terlihat tersenyum. Eh? Apa-apaan ini? Rasa penasaranku kian lama kian membesar.

"Hee.... Anu ... dia siapa ya?"

Sejenak Erina mendongakkan kepala, sembari bergumam lumayan panjang. Responnya kemudian diawali dengan tawa lirih bak cewek imut.

"Dia temanku."

....

HEE!?

Ada apa dengan cara menjawabnya itu!? Cuma teman!? Kenapa mesti seperti itu sih!?

Sebentar. Aku pernah melihat ini sebelumnya. Di saat cewek nampak lebih ceria saat membicarakan seseorang, itu berarti dia memiliki perasaan khusus kepada orang tersebut. Ditambah lagi, dia cowok!

"Hoo, begitu ya. Dia itu ... anu ... menurut Erina ... seperti apa ya?"

Lagi-lagi, Erina bergumam panjang. Dia memegang dagunya, membuat pose berpikir. Apa sebegitu sulit untuk menjawab pertanyaan tadi?

"Dia orang yang berharga. Aku tidak tau apa yang akan terjadi jika tidak ada dia."

....

WHAAAT!? APA AKU TIDAK SALAH DENGAR!? KATA-KATA ITU!? BEGITU KLISE!?

Pengalamanku mencatat bahwa itu adalah satu dari sekian ratus kode dari cewek jika merasa tertarik dengan seorang cowok. Tapi melihat tipe cewek sejenis Erina, di mataku, kemungkinan kode telah turun drastis sebesar tujuh puluh persen.

Blak-blakan di saat sekarang mungkin bukan tindakan yang salah. Aku menajamkan tatapanku. Membuat wajah seserius mungkin agar jawaban yang didapatkan tak sedikit pun mengandung kebohongan.

"Apa kamu menyukainya?"

TADA!! Aku berani sekali kan? Sudah biasa sih sebenarnya. Pengalaman mencatat, cewek yang aku beginikan akan terlihat panik dan langsung menjawab tidak dengan lantang. Jika demikian, itu berarti hati cewek yang aku incar sedang dalam genggaman seseorang, dan si cewek tidak enak jika aku mengetahuinya. Tau akan hal itu tentu membuatku lebih mudah dalam membuat strategi. Mempelajari medan sangat diper-

"Iya, aku suka dia."

....

WHAAAT!? DIJAWAB BEGITU SAJA TANPA BERGUMAM PANJANG SEPERTI TADI!? DIA SERIUS!? DAN LAGI, APA-APAAN DENGAN SENYUMAN ITU!!

Aku tersenyum paksa lalu berujar sendu. "Hee. Begitu. Nama lengkapnya siapa? Dia kelas mana?"

"Johar Darmawan. Kelas XI-IPS 2."

Hee....

Jadi dia....

Johar yang itu!? Dia kan teman sekelasku!? Tunggu dulu!! Erina bahkan tidak pernah bisa ingat aku berada di kelas mana!? Sedangkan cowok itu!? Akh!! Aku benar-benar sudah mendapatkan saingan!!

"Ah, sudah waktunya masuk kelas. Sampai jumpa, Kak Bintang."

Kami pun berpisah. Dengan dia yang memulai bertampang datar seperti biasa. Dan aku yang makin kesal dengan kenyataan ini. Oke oke. Jangan panggil aku Prince of Love kalau tidak bisa menaklukkan yang satu ini.

-K.I.M.O.C.H.I-

Tukang tidur. Itulah kesan pertama yang aku tangkap dari pemuda yang duduk berseberangan denganku. Ya, pemuda itu, sering sekali tidur saat jam pelajaran. Tapi uniknya, dia tidak duduk pada posisi paling belakang. Di depan? Ya. Terlalu berani, tapi begitulah adanya. Dan anehnya, jarang sekali ada guru yang menegur. Benar-benar gaib tuh anak.

Johar Darmawan.

Sejak awal jam pelajaran tadi, aku terus memerhatikannya. Dengan kata lain, marking. Mencari tau apa sih hal menarik dari makhluk yang satu itu.

Ketampanan? Dia dan aku bagaikan jarak antara bumi dengan matahari. Untuk poin ini, aku jelas menang telak.

Harta? Jangan ditanya lagi. Aku yang anak pengusaha batu bara ini adalah orang terkaya se-antero provinsi. Sudah pastilah menang telak.

Aspek lain? Si ... tukang tidur itu? Yang nilai rapotnya rata-rata itu? Yang tidak terlalu disukai mayoritas cewek di kelasku itu? Yang ... ah, sudahlah. Memikirkan keterbawahannya dibandingkan aku hanya membuatku semakin kesal.

Tunggu dulu. Apa tipe cowok Erina memang seperti itu? Tidak mungkin tidak mungkin tidak mungkin. Pasti ada kesalahpahaman. Mungkinkah Erina dibohonginya? Dikibulin? Hoo, bisa jadi. Jika seperti itu, akan aku bongkar semua kebusukan Johar dan merebut Erina. Nyahahahahahah!!

Dan begitulah. Waktu terus berlalu. Hingga seluruh jam pelajaran pada hari ini berakhir. Sebelum beranjak, aku menyempatkan diri untuk melirik Johar yang ternyata masih hanyut dalam aktifitas menyelami dunia mimpi.

Benar-benar aneh.

Tanpa mengindahkan lebih lanjut, aku menuju pintu keluar sembari menggendong tas dengan gaya sekeren mungkin. Dan tepat di saat aku resmi berpisah dengan kelas, aku menyadari sesuatu tidak biasa terjadi lagi.

Erina? Menunggu di depan kelas? Sebentar....

"Hai, Erina." Sapaku dengan senyum lebar.

"Ah, Kak Bintang. Mau pulang bareng? Mau sekalian mampir ke rumahku hari ini?"

....

P-p-p-p-p-p-p-p-pulang bareng!? Dengan Erina!? Seriusan!? Woooooooooaaaaaah!? Aku benar-benar sudah mengambil satu langkah maju!! Coba perhatikan. Walaupun tampang datar Erina masih terpatri, entah bagaimana aku memahami adanya sedikit rasa senang di sana.

Erina melirik ke dalam kelasku, kemudian kembali bersuara.

"Kita ke rumahku. Sekalian sama Kak Johar."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro