Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

👑Meet👑


"Nat, bener-bener gak bisa banget nerusin ngerjain proposalnya? Besok harus udah di cetak loh," ucap Revan di telepon terlihat frustasi.

"Bang ih berisik, Jey lagi nonton pacar nihh jadi keganggu kan!" Protes Jizca yang sedang berada di ruang keluarga, ia sedang menonton youtube, yang menampilkan video Cameron Dallas yang sedang konser.

Revan pindah ke kamarnya, Natasha yang merupakan sekretaris OSIS besok tidak bisa sekolah, ia tepar masuk angin, padahal proposal yang sudah deadline harus diserahkan esok hari.

"Kirim ke email gue aja gimana?" Ucap Revan mencoba menyelesaikan,

Dirumah gue gak ada koneksi, lo aja lah Van kesini, ambil nih flashdisk.

"Ade gue sendiri dirumah, gak ada yang nemenin, dia parnoan orangnya."

Ade? Oh lo pinter, bentar gue bujuk dulu Devin, siapa tau dia bisa nganterin, bye Revan! I love you!

Natasha menutup telepon, sementara Revan mengurut dahinya pelan,

Love you too Nat,

***

Ting nong ting nong.

"Banggggg! Bukain pintu, abang delievery apaan?" Teriak Jizca dari ruang keluarga, setelah mendengar bel rumahnya berbunyi, namun tidak aja jawaban dari Revan.

Jizca menaiki anak tangga menuju kamar Revan, ia tidak mau membuka pintu karena takut, selain sudah malam Jizca memang parnoan, ia membuka kamar abangnya dan melihat Revan tertidur, sepertinya ia kelelahan.

"Bang, diluar ada yang ngetok pintu, Jey takut ah bukanya," Jizca mengguncangkan lengan Revan.

"Buka aja, adeknya temen abang paling, ngasih flashdisk, abang gak kuat ngantuk Jey," ucap Revan dengan nada khas orang mengantuk.

Jizca mencebikkan bibirnya lalu turun menuju pintu utama, ia menyelinap dan mengintip dari kaca jendela, seorang cowok berdiri di dekat pintu dan memainkan ponselnya, Jizca tidak bisa melihat wajahnya karena cowok itu membelakangi pintu.

Ia membuka pintu dengan pelan, "halo, ada apa?" Ucapnya imut seperti biasanya.

Cowok itu berbalik, dan Jizca kaget. Siapa menurut kalian yang datang? Devin? Salah. Seorang cowok dengan kumis tebal itu tersenyum, "ini titipan buat adek?" Ia memberikan sebuah plastik putih.

Jizca mengambilnya dengan ragu, "Dari siapa pak?" Tanyanya masih memperhatikan plastik itu,

"Dari mas Senja," ucapnya tersenyum setelah mengecek ponselnya, "saya permisi dek,"

"Ehh pak ongkosnya udah?" Tanya Jizca, menyadari cowok itu adalah tukang kirim online.

"Sudah dek, permisi."

Jizca menganggukan kepalanya dan masuk dengan cepat, benar saja isi plastik itu adalah sebuah flashdisk.

Jizca memberikan flashdisk itu pada Revan yang sudah terbangun dengan laptop bertengger di kasur abangnya itu, dan tak lama ponsel Jizca berdering menampilkan sebuah panggilan dari nomor tidak dikenal.

"Hallo dengan keluarga Haryawan, ada yang bisa saya bantu?" Ucap Jizca formal, sudah aturan keluarga bahwa setiap ada yang menelpon harus berucap demikian di awal.

"Barangnya udah nyampe? Lain kali bilang ke adeknya abang lo biar gak usah parnoan, dia udah gede, udah bisa ditinggal sendiri," ucap seorang disebrang telepon.

Jizca memutar matanya, "adeknya abang gue? Gue dong?" Eh eh lo siapa?!"

Orang itu memutuskan telepon secara sepihak,

"Dihh dasar cowok gak jelas! Siapa juga yang parnoan!" Ucap Jizca kesal masih menatap layar ponselnya.

***

Jizca turun dari motor Revan setelah sampai di parkiran, ia membuka helmnya dengan susah payah.

"Revannn!" Teriak salah satu cewek yang juga baru turun dari motor besar berwarna merah.

Cewek itu berlari kecil menghampiri Revan,

"Ehh Nat lo sekolah?" Tanya Revan melepas jaketnya.

"Iya nih, gue dikit maksain, hehe abisnya dirumah bosen,"

"Padahal lo istirahatin aja dirumah, yaudah kekelas bareng aja," Revan kini melirik Jizca, dan Jizca menatap tidak suka ke arah Natasha.

"Bang, dia gak baik, kemaren aja di anter pulang sama cowok," ucap Jizca pada Revan, sementara Revan melipat dahinya dan Natasha membulatkan mata,

"Ehh engga kok, maksud lo Devin? Dia adek gue," ucap Natasha diiringi kekehan,

"Devinnnnnn!" Teriak Natasha pada Devin yang mengambil kunci motornya, sementara Devin melirik ke arah mereka.

Natasha melambaikan tangannya untuk mendekat, dengan santai dan ganteng Devin menghampiri.

"Tumben lo denger dan nurut sama gue," ucap Natasha tertawa,

"Sana lo temenin adeknya Revan ke kelas, kelas kalian juga sebrangan kan," ucap Natasha yang kemudian mendapat penolakan dari Jizca.

"Ahh elah, adek gue ganteng kali, siapa nama lo? Jey?" tanya Natasha pada Jizca.

"Jizca kak, gausah ditemenin, Jizca udah gede," Jizca pamit pada mereka termasuk abangnya yang kini tersenyum.

"Lo ngapain masih disini? Sana masuk kelas! Tuh seragam masukin Vin!"  Protes Natasha pada Devin.

Devin berjalan dan mengabaikannya, ia menyusul langkah Jizca yang mulai menjauh.

Mereka berjalan beriringan, banyak yang memerhatikan mereka, "lo ngapain sih deket-deket gue?" Ucap Jizca pada Devin.

"Lah masih ngambek ternyata, lo tau gak sih Natasha sama abang lo itu deket banget," ucap Devin tanpa menatap gadis itu, pandangannya lurus kedepan.

"Terus apa hubungannya sama gue?" Ucap Jizca tidak peduli.

"Kita pasti banyak ketemu, lo mau terus ngambek-ngambekan?"

"Yaa, gak usah kenal aja, simpel kan?"

"Oke!" Devin berbelok ke arah kanan ketika sampai di puncak tangga, sementara Jizca ke arah yang satunya lagi.

Jizca duduk di bangkunya, Bella sudah ada disana sedang memainkan ponselnya.

"Ihhh gue sebel!" Ucap Jizca, kepalanya ia tenggelamkan di tangannya yang berada di atas meja.

"Kenapa lo?" Tanya Bella melirik gadis itu,

"Lo tau yang namanya Devin gak sih Bell?" Jizca mengangkat kepalanya,

"Devin yang kelas sebrang itu?" Tanya Bella melirik jendela,

"Nah iya!"

"Oh dia itu tetangga gue, gue sodara jauhnya malah," ucap Bella menjelaskan,

"Gue sebel tiap liat muka dia! Gue ngambek tiap ketemu dia, Padahal gue aja lupa dia salah apa sama gue sampe gue sewot terus sama tuh orang,"

"Lah? Kok lo ngakak sih Jiz, dia hatinya baik kok, cuman kelakuannya aja yang suka kelewat batas."

"Kelewat batas gimana?" Jizca mulai penasaran.

"Nakal, dia nakal banget, sering maen kadang gak pulang, setau gue dia pernah di keluarin dari SMPnya gara-gara ikutan geng motor dan bikin rusuh," jelas Bella.

"Terus maksud lo baik hatinya apaan?"

"Kok lo kepo sih Jiz? Ntar lo naksir lagi," Bella terkekeh pelan,

"Ihh ngaco! Ya penasaran aja,"

"Ya dia itu baik, dia itu beda dari cowok lain, dia itu.. Unik, coba deh lo kenal sama dia,"

"Hmm, iya juga ya, tapi males ah kenal sama dia, gue malu, masa gue udah bilang gak usah kenal sama gue, terus dia jawab oke gitu aja," Jizca mencebikkan bibirnya.

"Iya dia emang gitu, dia gak suka maksain kehendak orang," Bella kembali menatap layar ponselnya yang berkedip.

Jizca diam, apa dia harus meminta maaf pada Devin karena sikapnya? Jizka berkutat dengan pikiran tidak pentingnya.

"Ehh pas malem Devin nelpon lo? Soalnya pas malem dia kerumah maksa minta kontak lo masa," ucap Bella terdengar sangat ringan.

Jizca membulatkan matanya, "ohh jadi cowok gak jelas yang semalem itu..."

"Cowok gak jelas?" Bella menaikkan sebelah alisnya,

"Ehh anu, engga, udah lupain aja." Jizca  tercengir memamerkan giginya, tak lama pelajaran pun dimulai.

Bener kata cowok itu, kita bakal sering ketemu, gak ada salahnya kita temenan, gue harus minta maaf sama dia. 'Batin Jizca.

👑
TBC..

Gimana? Maaf kalo ceritanya ngebosenin, mulai dari sini agak fokus ke Jizca Devin yaaa, buat Natasha sama Revan nanti aja mengikuti.

Revan sama Natasha pacaran?

Bisa jadiii..

Dah ahh queen lelahh.. Vote commentnya dong beppp

Nanti sore up jangan? Queen usahakan up.

Bellaanjni

Bandung, 10 maret 2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro