Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Inv

Make up tipis di poleskan Jizca pada wajahnya. Kini ia terlihat sangat cantik. Tubuhnya dibalut sebuah gaun feminim berwarna lavender, rambutnya ia gerai dengan gelombang di bawahnya.

Jizca menuruni anak tangga setelah selesai mendandani dirinya, ia tersenyum sesaat sebelum ia keluar dari kamar, menuju pekarangan rumah dan langsung memasuki mobil. Ayah dan Mama Jizca sudah menunggu, mereka ternyenyum ketika melihat putri mereka yang sungguh cantik.

"Parfum lo kaya tante-tante!" komentar Revan kemudian menjepit hidungnya, menggoda Jizca.

"Bodo amat!" ucap Jizca ketus,

Revan menyeringai kemudian mengapit leher adiknya dengan lenga, "lo tau gak kita mau kemana?" bisik Revan.

Orang tuanya yang duduk di bagian depan tersenyum, memerhatikan keakraban yang tercipta antara Jizca dan abangnya.

"Kemana?" tanya Jizca seraya berusaha melepaskan lengan Revan yang menguncinya.

"Mau jodohin lo sama anak temen Ayah!" ucap Revan disusul kekehan, iapun melepaskan rangkulannya.

Mata Jizca membulat, "what?!" ucapnya kelengking, langsung membuat Mama melirik ke arahnya.

"Jey gak mau di jodohin!" rengeknya pada Mama.

"Revan, kamu jangan ngomong macem-macem sama adik kamu!" ucap Ayah tegas,

Revan lagi-lagi terkekeh, sementara Jizca mencebikkan bibirnya dan beberapa tonjokan kini mengenai jas Revan tepat di bahunya.

"Lo serah terima jabatan kapan Bang?" tanya Jizca kini memulai percakapan.

"Nanti pas abis ujian semester." Jizca menganggukan kepalanya.

"Ohiya Ma, Yah, Jey besok mau ke ulang tahunya temen Jey, jam delapan malem, boleh yaa?" pinta Jizca menyembulkan kepalanya diantara kursi bagian depan.

Mama melirik pada Ayah, paham dengan lirikan Mama yang menyerahkan keputusan pada Ayah, Ayahpun mulai berucap.

"Boleh, tapi ada syaratnya." Ayah sengaja menggantung kalimatnya.

"Apa?" tanya Jizca sedikit malas, ia berharap syaratnya bukan hal yang tidak tidak.

"Berangkatnya harus sama Revan."

Jizca mendengus kesal kemudian melirik tampang menyebalkan abangnya, lalu kembali berbalik, "gak bisa diganti sama yang lain aja Yah?" tanya Jizca lagi.

"Keputusan tidak bisa diganggu gugat." Ayah Jizca terkekeh setelahnya.

Jizca kembali ke posisinya, abangnya kini sibuk memainkan ponsel. Mengotak-atik kemudian memasukannya kedalam saku. Jizca akui, abangnya memang terlihat tampan dan gagah ketika memakai pakaian semi formal, yang ia herankan adalah, abangnya ini masih betah sendiri.

"Sampai!" ucap Ayah kemudian mengemudikan mobilnya menuju parkiran. Gedungnya cukup besar dan sampai sekarang, Jizca tidak tahu acara apa yang dihadiri mereka.

Mereka memasuki gedung yang cukup meriah, cahaya bintang terlihat sangat mengkilap. Banyak rekan kerja Ayah yang menyapa. Dan kini Ayah dan Mama berbaur dengan orang-orang seusianya.

Jizca menggandeng lengan Revan seraya berbisik, "Bang, ini apaan sih?" Revan menggelengkan kepalanya, "mau eskrim gak?" tanya Revan dan langsung melangkah menuju tempat eskrim.

"Katanya sih nikahannya temen kerja Ayah." Revan menyodorkan satu cone eskrim pada Jizca.

Jizca  menganggukan kepalanya, ia kemudian melirik kursi pengantin yang berada di bagian kanan gedung, seketika ia membulatkan matanya.

"Bang! Bang ish!" Jizca menepuk bahu Revan.

"Apa?" tanya Revan kemudian memasukan ponsel yang semula ia pegang.

"Liat! Itu! Gue kaya pernah ketemu sama dia!" Jizca mencoba mengingat sesuatu, kemudian ia menjentikan jarinya.

"Ah iya! Rumah sakit!"

Revan bingung kemudian melirik kursi yang di duduki sepasang pengantin dengan gaun dan jas berwarna putih itu.

"Itu Mamanya Natasha!" Revan terkejut bukan main,

"Nah itu! Mamanya Devin bukan mamanya Kak Natasha!" ralat Jizca.

Revan menatap bingung adiknya itu, "sama aja!"

"Ayo, ikut gue!" Revan menarik tangan Jizca, mendekati panggung yang diatasnya terdapat sofa dan sepasang pengantin itu.

"Halo tante," sapa Revan ramah.

Yulia, yang tak lain adalah ibunda Devin menoleh.

"Hei, halo Revan!" ia tersenyum ramah, "sama siapa?" tanyanya.

"Sama Jey Tan, Natasha dimana?" Jizca tersenyum ramah,

"Oh Jey yang temannya Devin itu ya? Tante lupa," ucapnya masih dengan senyum yang sama. "Natasha lagi ngerengek dia, gak tau kenapa dia mellow banget hari ini, kalian ke belakang aja, disana juga ada Devin yang lagi ngebujuk kakaknya," lanjut Mama Devin.

"Oke!" ucap Revan kemudian menyalami pengantin prianya.

"Kalian ini anaknya Bapak Hari?"tanya pria itu, Jizca sontak menganggukan kepalanya.

Pria itu tersenyum, "benar apa yang diucapkan beliau, anaknya ganteng sama cantik!" ia mencubit pipi Jizca dan Jizca tersenyum aneh.

"Saya Pak Surya, rekan kerja sekaligus sahabat Ayah kalian!"

Revan tersenyum, ia berbasa-basi sedikit kemudian pergi meninggalkan pasangan yang sedang berbahagia itu.

Revan dan Jizca menuju tempat yang disebutkan, di ruang belakang itu cukup ramai. Banyak yang berlalu lalang mengambil makanan untuk disajikan didepan, dan mata Revan kini menangkap Natasha yang sedang duduk terbahak  di atas meja rias, dengan seorang cowok yang duduk di bangku rias menghadap Natasha.

Revan dan Jizca menghampiri Natasha, tawanya mereda ketika melihat Revan didepannya sedang menatap aneh.

"Hai!" sapa Natasha bingung, "kok bisa ada disini?"

"Ayah tiri lo sahabat Ayah gue," jelas Revan.

Mendengar suara khas Revan, Devin langsung berbalik menghadap seorang yang sedang mengobrol dengan Natasha.

Tawa Jizca pecah kala itu juga, ia menatap wajah Devin yang kini berbalut make up tebal.

"Sialan!" ucap Devin langsung menuju toilet.

"Dia gue yang dandanin!" jelas Natasha pada Jizca.

Jizca menganggukan kepalanya. Natasha keluar bersama Revan dari ruangan tersebut, kini Jizca sendirian menatap cermin besar di hadapannya.

"Cantik!" bisik Devin tepat di telinga Jizca, ia mengelap air yang membasahi wajahnya dengan tisu.

"Makasih!" ucap Jizca tersipu,

"Selamat ya, Mama lo kayaknya bahagia banget hari ini!" Jizca menepuk bahu Devin.

"Ya, gue ikut seneng juga!" balas Devin tersenyum.

"Vin!" Natasha melambaikan tangan di pintu keluar, mengisyaratkan Devin menghampirinya.

Devin mengerutkan dahinya, ia berjalan menghampiri Natasha, dengan Jizca di sampingnya.

"Kenapa?" tanya Devin datar,

"Ayah datang, jaga sikap lo! Kita samperin dia!" nada Natasha tiba-tiba berubah tegas.

"Tunggu disini," ucap Devin pada Jizca, gadis itu hanya mengangguk mengerti.

Jizca melihat Devin dan Natasha yang menghampiri seorang pria paruh baya dengan setelan jas yang tidak jauh berbeda dengan yang dipakai tamu lainnya, sesaat setelah itu, bunyi piring pecah langsung membuat suasana ruangan menjadi hening.

TBC..

GUYS!  JADI SEKARANG GRUP KEPENULISAN  RedCommunity lagi OPEN MEMBER!!

BUAT KALIAN YANG MINAT GABUNG, BISA CEK WORK YANG JUDULNYA 'RULES'

GRUPNYA ASIK BANGET, BANYAK MATERI YANG BISA KITA DAPET, MEMBERNYA JUGA GOKIL GOKIL..

AYO JOIN TUNGGU APA LAGI?

Bellaanjni

Bandung, 15 Mei 2018

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro