Prolog
"Jadi kita cuma sampai di sini aja?"
"Mau gimana lagi. Beberapa jam lagi, kenyataan harus kita lewati terpisah. Kamu dengan duniamu, aku dengan duniaku sebenarnya."
"Rasanya aku malas melangkah. Di sini lebih damai." Karena di sini, aku tidak sendiri, ada kamu yang membuat aku hidup.
"Sayangnya aku dibayar menemani kamu cuma sampai hari ini. Lebih tepatnya dua jam dari sekarang, ki-ta se-le-sai.."
"Oh.."
"Setelah ini jadikan aku masa lalu kamu. Jangan diingat.Oke.."
"Kamu maunya gitu?"
"Perjanjiannya, kan, gitu. Aku dibayar.."
"Oke, cukup. Jangan dibahas lagi. Selamat tinggal, Fara. Semoga setelah ini kamu menemukan kebahagiaan."
"Kamu juga. Se-la-mat tinggal, Sul-tan."
Ada rasa yang tak bisa dibeli, yaitu kesetiaan. Ada juga rasa yang mudah dijual, dialah nafsu. Sama seperti mereka, dipertemukan singkat oleh nafsu yang mudah dijual dan dibeli. Adakah kesetiaan tersisa di hati mereka? Atau hanya sekadar masa lalu yang tak patut dikenang.
Andai sejak awal mereka jujur. Kisah mereka tidak semata bagian dari masa lalu suram. Andai mereka jujur, kalau bersama adalah pilihan.
***
-Maret, 2021-
mounalizza
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro