Mitsuki Birthday
Di pagi yang cerah, di sebuah apartemen yang ditempati oleh member i7 terdengar sangat berisik. Hal itu terjadi karena semua member sedang berkumpul untuk sarapan. Mitsuki juga sudah berkerja di dapur guna membuat makanan untuk semuanya.
"Sekarang ulang tahunnya Mitsu. Kita bikin kejutan apa ya?" Yamato berbisik seraya menatap adik-adiknya.
"Aku punya ide."
"Ide apa?"
Semua member kecuali Misuki pun mendekat ke arah Nagi, sekalian bagi-bagi tugas.
Saat Mitsuki datang ke meja makan, semua member sudah kembali ke bangku mereka dan memakan sarapan mereka dengan tenang.
Setelah selesai, Mitsuki membawa piring itu ke dapur untuk dicuci. Nagi mengedipkan sebelah matanya kepada Yamato sebagai isyarat bahwa rencana mereka di mulai sekarang.
Yamato mengangguk, lalu pria itu bergegas menghampiri Mitsuki di dapur.
"Mitsu, bisakah kau membeli bahan untuk membuat Gyoza?" tanya Yamato pada Mitsuki yang telah selesai mencuci piring.
"Baiklah. Mana uangnya." Mitsuki menjulurkan tanganya.
"Ini." Yamato memberi Mitsuki beberapa lembar uang.
"Ya sudah, aku pergi dulu ya."
Setelah Mitsuki keluar, semua member mulai sibuk untuk membuat kejutan. Riku dan Iori bertugas untuk mencari kue ulang tahun, dan sisanya bertugas meniup balon serta menempelkan hiasan khas ulang tahun.
Keempat orang itu segera mendekorasi ruangan sedemikian rupa dengan cepat. Hingga beberapa saat kemudian, pekerjaaan mereka pun telah selesai.
Sementara itu, Riku dan Iori yang sudah membeli kue kini dalam perjalanan menuju dorm mereka. Namun, tiba-tiba ada sebuah truk yang melaju kencang dari arah berlawanan dan menabrak mobil mereka dan terguling beberapa meter.
Riku masih sadar dan melihat ke samping di mana Iori duduk. Riku membulatkan matanya, sang center itu panik karena melihat kepala Iori mengeluarkan darah yang cukup banyak.
"Iori, bangun. Jangan menakut-nakutiku." Riku membawa tubuh Iori keluar.
Sementara orang-orang yang melihat kejadian itu sudah menelepon Ambulance. Tak berselang lama, ambulance datang dan segera membawa mereka ke rumah sakit.
.
.
DORM i7
Kringg.......
Suara telepon itu memecah keheningan. Yamato yang mendengar itu kemudian bangun dari posisi terlentangnya di lantai dan mengangkat telepon.
"Moshi-moshi." ucap Yamato kepada si penelepon. "APA?! Baik, kami akan segera kesana. Terima kasih."
Yamato menutup telepon dan membalikan badannya. Semua member dibuat bingung begitu mendapati wajah leader mereka yang memucat setelah menerima telepon.
"Ada apa? Siapa yang menelpon?" tanya Sougo cepat.
"Riku dan Ichi... mereka kecelakaan."
"APA?!" Semua member i7 sontak terkejut.
Ceklek ...
Pintu dorm mereka terbuka, menampilkan Mitsuki dengan raut bingungnya karena mendapati pemandangan yang tidak biasa.
"Kenapa kalian semua menangis?" Tanya Mitsuki.
"Ichi dan Riku, mereka kecelakaan."
Pupil Mitsuki mengecil. Belanjaan yang dibawanya pun jatuh begitu saja. "A-apa? K-kalian jangan membohongiku. Aku tahu aku sedang ulang tahun, tapi jangan membuat rencana seperti ini!" Ucap Mitsuki panik.
"Tidak. Kami tidak sedang bercanda, Mitsu."
"Sudahlah, lebih baik kita segera ke rumah sakit." Semua lantas mengikuti saran Sougo tersebut.
At TOKYO INTERNATIONAL HOSPITAL
Semua member i7 berlari menuju kamar di mana Iori dirawat. Mereka melihat Riku sedang duduk sendiri di depan pintu ruangan Iori dengan kepala yang dililit oleh perban.
"Riku, bagaimana keadaan Ichi? Kau tidak apa-apa, kan?" Tanya Yamato.
Riku mengangguk pelan, "Aku baik-baik saja. Keadaan Iori belum aku ketahui karena Dokter masih di dalam."
Mendengar penuturan Riku, tubuh Mitsuki meluruh di atas lantai rumah sakit yang dingin. "Iori..." bisiknya lirih dengan airmata membasahi wajahnya.
Semua member yang melihat hal itu hanya bisa menunduk dalam. Mereka berharap, semoga Iori baik-baik saja.
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya Dokter keluar dari ruangan Iori. Mitsuki segera berdiri dan berjalan cepat menghampiri Dokter tersebut.
"Bagaimana keadaan Adikku, Dokter?"
"Pendarahan pada kepala Iori-san sudah kami hentikan dan dia juga sudah sadar. Kalian boleh masuk sekarang." Ucapan Dokter itu sontak membuat hati member lain merasa lega.
"Terima kasih, Dokter." Sougo membungkukan badannya diikuti yang lain.
"Baiklah. Kalau begitu, saya permisi dulu." Begitu sang Dokter meninggalkan ruangan, mereka langsung merangsek masuk untuk melihat keadaan Iori.
- Iori Room -
"Minna-san." panggil Iori lemah saat semua member sudah masuk ke kamar rawatnya. "Mana Nii-san?" Iori kebingungan karena tidak melihat sosok Kakaknya tersebut.
"Aku disini." Mitsuki menampakan dirinya. Pemuda yang biasanya ceria itu kini terlihat murung saat berjalan menghampiri ranjang dimana Iori tengah berbaring seraya menatapnya.
"Selamat ulang tahun, Nii-san. Maaf, kuenya hancur." ucap Iori lemah.
"Kenapa kau malah memikirkan kuenya, bodoh?! Melihatmu baik-baik saja juga aku sangat senang." Mitsuki mengusap air matanya kasar. "Kau tahu? Aku jadi membenci hari ulang tahunku sendiri karena keluargaku terluka."
"Jangan membenci hari di mana kau dilahirkan, Nii-san." Iori menggeleng seraya tersenyum lembut. Selembut tatapan matanya yang kini memandang sang Kakak. "Karena aku bersyukur kau terlahir sebagai Kakakku."
Semua tersenyum haru, dan Mitsuki segera memeluk Iori sebelum Adiknya itu menyadari bahwa air mata kembali menganak sungai di wajahnya.
"Terima kasih, Iori."
.
.
.
.
.
.
.
.
A/N: Huwaaa ava ini? Saya juga kagak tao ini apaan //dilemparsendal
Ugh, buntu ide akutu. Jadi sori dori stoberi yaks kalo jadi aneh begono T^T
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro