Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Jodoh Untuk Orion [Hoshimeguri]

"Raja kok jomblo. Apa kata rakyatnya?"

Ingin rasanya Orion mengamplas mulut ajudan imoed berambut merahnya itu. Plis lah ya, Orion tuh single bukan jomblo. Mohon dibedakan.

"Marah-marah mulu sih, makanya gak laku-laku."

Busyed dah

"Erin, udah pernah disleding orang ganteng belom? Kalo belom, sini gue sleding biar congor lu gak ngebasyot terus."

"Tuh, kan. Udah mah marah-marah mulu, kasar lagi bahasanya." Erin merengut, "Raja gak kasian apa sama aku? Aku tuh capek setiap ada yang nanya Siapa ratu Lama yang sekarang mendampingi Raja? Masa aku harus jawab Ratu kami masih tersesat di hati orang lain melulu. Malu tau."

Orion memutar matanya malas, "Lebay banget sih lu. Lagian kenapa gak bilang aja kalo Raja lu yang ganteng ini masih ingin sendiri. Gitu aja kok repot."

"Ya gak bisa gitu lah!" Erin menggebrak meja. Orion bahkan sedikit tersentak kaget dengan gerakan tiba-tiba itu. Untung latahnya gak keluar, kalo keceplosan kan berabe. Bisa-bisa ajudan kampred-nya itu makin gak ada hormat-hormatnya sama dia nanti.

"Pokoknya Raja Lama gak boleh jomblo! Aku bakalan cariin jodoh buat Raja!"

"Hah?"

Dan sejak saat itulah upaya Erin yang mencarikan jodoh untuk Sang Raja Lama yang tampan rupawan pun dimulai.

###### Jodoh untuk Orion ######


"Ogah."

"Ayolah, Kakak. Gak kasian apa sama aku?"

"Aku kasian sama kamu, Erin. Makanya aku selalu minta kamu buat ikut aku pulang ke Sirena. Tapi kamunya gak mau terus. Entah pelet macam apa yang si Orion itu kasih ke kamu."

Di sinilah Erin sekarang. Duduk di depan meja bundar di ruangan luas kerajaan Sirena.

"Hah? Pelet? Aku kan bukan ikan." Erin mengerucutkan bibirnya kesal.

'Imut njir' batin Sardinia ga kuad.

"Kakak kan tau, Orion itu udah ngerawat aku selama ini. Aku cuman mau membalas budi dengan mencarikan Orion jodoh yang tepat, baik dan benar buat dia."

"Erin bener. Ga ada solidaritasnya amat lu sama temen sendiri, sarden abc." Shinkai membuka suara setelah beberapa saat hanya menyimak pembicaraan dua orang manusia serupa tapi tak sama itu.

Erin mengangguk semangat, "Tuh, BangKai aja setuju."

"Njir, gak 'bangkai' juga kali Rin." gumam Shinkai gak terima. Yaiyalah, nama udah kece 'Shinkai' malah jadi 'Bangkai'. Meski maksud Erin gak gitu si. Tuh bocah manggil 'Bang Kai' karena emang Shinkai lebih tua dari dia, makanya manggilnya 'Bang'. Terus 'Kai' nya diambil dari ujung namanya. Biar greged, katanya.

"Dia bukan temen gue, maap." sahut Sardinia, "Lagian mau dicariin jodoh juga ga bakalan ada yang mau sama dia."

"Gue udah dapet satu kandidat yang cocok sih buat si Orion." ucap Shinkai seraya mengusap dagunya.

Erin langsung menoleh ke arah Shinkai begitu kang sihir renkarnasi pak Tarno itu kembali membuka suara, "Siapa? Siapa?"

"Namanya Nia. Dia orang yang berkuasa di suatu kerajaan. Gue yakin dia bakalan cocok sama si Orion."

"Nia?" Erin mengernyit bingung, "Nia Ramadhani?"

"Bukanlah, njir. Nama lengkapnya Sardinia." Shinkai langsung ngakak begitu selesai dengan kalimatnya. Namun sayang seribu sayang, tawa itu tidak bertahan lama karena sebuah guci melayang ke arahnya hingga membuat manusia hijau itu terkapar di lantai yang dingin. Sedingin tatapan sang pelaku pelemparan guci beberapa saat yang lalu.

Erin bergidik ngeri melihat perilaku Kakak malaikatnya yang sesaat berubah layaknya anak Dajjal.

'Bukan abang gue'

.
.
.
.
.

Setelah memperoleh kegagalan di Sirena, Erin segera bertolak ke Bestia. Tempat dimana Fang dan Coda berada. Semoga saja mereka mau membantunya dalam rangka mencarikan jodoh untuk Orion si Raja Lama.

"Codaaaaaaaaaaa." Erin langsung berteriak heboh begitu mata merahnya menangkap siluet teman humuannya - eh maap, maksud saya teman sepermainannya di depan pintu masuk.

"Erin?" iris hitam keabuan Coda tak lepas dari sosok Erin yang kini berlari ke arahnya. Ada sedikit kecemasan di mata pemuda Bestia itu. Pasalnya, Coda takut bengek-nya Erin kambuh karena berlarian seperti sekarang ini. Kan repot kalo kambuh, masa Coda harus kasih napas buatan lagi ke Erin. Eh?

Erin berhenti di depan Coda dengan napas terengah.

"Nih, minum dulu." Karena merasa kasihan, Coda pun menyerahkan sebotol minuman teh pucuk wangi yang dia beli di warung beberapa saat yang lalu.

Erin segera menyambar minuman itu dan menenggaknya hingga habis tak tersisa.

'Aus lu thong?' Coda membatin.

"Makasih, Coda. Tau aja kalo aku haus." Erin tersenyum cerah sebelum ksatria imut itu menjelaskan maksud dan tujuannya datang kemari.

Coda mendengarkan penjelasan Erin dengan seksama.

"Jadi, kau datang kemari untuk meminta bantuan kami?" tanya Coda memastikan.

Erin mengangguk.

"Tapi Fang gak ada di tempat. Dia lagi kerja, nyari nafkah. Lusa baru pulang."

Kepala Erin seketika tertunduk begitu mendengar penjelasan Coda. Yah, sia-sia saja dong dia datang kemari. Mata Erin mulai berkaca-kaca.

Coda yang melihat hal itu sontak merasa panik. "T-tapi meski gak ada Fang, aku bisa bantu kok."

"Beneran?" tanya Erin serak. Dia udah otewe mewek kayaknya.

Coda mengangguk, "Tapi, gimana caranya ya?"

Mereka berdua mulai memikirkan cara untuk menjalankan niat mulia mereka, hingga tiba-tiba Erin menjentikkan jarinya saat sebuah ide melintas di otak kecilnya.

"Aha! Aku tau! Gimana kalo kita.... "

Erin dan Coda mulai bisik-bisik tetangga. Keduanya saling menatap sebelum mengangguk dengan mata yang penuh keyakinan.

.
.
.
.
.

Entah Orion yang kepedean atau memang semua mata orang-orang yang dia lewati mengarah padanya? Niat jalan-jalan sore malah merasa jadi kayak Miss Indonesia karena kini semua mata tertuju padanya.

Oke, Orion tau dia ini ganteng pake banget. Tapi ya biasa aja bisa kali natapnya, gausah kek liat badut gitu. Malah bikin kzl tau gak?

Mencoba mengabaikan tatapan-tatapan menjengkelkan dari para rakyat jelatanya, Orion kembali berjalan hingga tiba-tiba langkahnya terhenti karena sebuah selebaran terbang dan mengenai wajahnya yang maha daya tampan.

"Apaan nih?" Orion mulai membaca selebaran itu hingga tiba-tiba mata peraknya melotot tidak percaya.

Dicari : Seorang perempuan

Mau perawan atau janda gak masalah, yang penting belum ada yang memiliki. Yang berminat untuk menjadi Istri Raja Lama silahkan hubungi ke nomor ini : 12345678910

Sekian, dan terimakasih

Hidung Orion mulai kembang kempis. Sekarang ia tau kenapa semua orang yang ia lewati menatapnya aneh. Ternyata itu semua karena perbuatan ajudan kampret-nya yang lagi-lagi bikin ulah. Pantes saja dari pagi Erin gak keliatan batang hidungnya, ternyata ini yang bocah itu lakukan?

"ERIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNN!!!!!!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hahahahaha. Ideku ini brilian kan, Coda? Aku yakin Orion akan sangat berterimakasih padaku nantinya." ucap Erin bangga seraya menatap selebaran di tangannya.

Sedangkan Coda entah kenapa merasakan firasat buruk. Semoga saja setelah Orion tau apa yang mereka lakukan, ia dan Erin tidak akan hanya tinggal nama saja nantinya.

'Horror njir'

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro