Mbah duku(n)
Di suatu masa, Tepatnya gak tau.
Hiduplah manusia berjenis kelamin perempuan bernama (name). Pagi itu ia mengawali harinya dengan ritual wajibnya.
"Bismillah... Moga gak ampaz...stellarku tinggal 100, Sedangkan event gacha kali ini harus ngeluarin 100 juga. Pokoknya aku harus semangat! Hiya!!! MOGA GAK AMPAZ!!!
Jari tangannya menekan tombol lalu terpampanglah screen gacha game kesayangan. (name) menutup matanya karena tidak kuat melihat hasil dari gachanya, jantungnya bergemuruh dan keringat dingin menuruni dahinya.
Sringg...
"TIDAQ!!! GACHA AMPAZ, STEELARKU HABIS!!! HUEE! HUSBUKU KEMBALILAH KE HAMBA!! "
Yah... Sepertinya nasib baik tidak memihak (name) kali ini
(name) guling-guling di lantai, tangisan bombay tentunya ikut andil jangan lupa ratapan putus asa yang terus keluar dari mulutnya.
"Hiks... Gak papa lah... Buka ijeh aja... Moga mood aku yang terjun bebas bisa balek lagi..."
Jarinya menekan aplikasi ijeh dan di layar berandanya terpampang unggahan teman (name). Sebut aja (friends name). Di situ ada screenshot gamenya, dan ia mendapatkan gacha SSR,dua lagi.
Seketika batin (name) terguncang karena kenyataan yang menohok jiwanya. Moodnya yang sudah terjun bebas semakin terjun bebas karenanya.
"Ya ampun... Salah aku apaan dah... Iya aku ngerti, aku selalu nistain husbu everytime. Masa aku kualat? "
Ujar (name) pada dirinya sendiri.
Menghela nafas lelah, (name) menekan tombol 'home' dan keluar dari aplikasi ijeh. Lelah hatinya kawan-kawan...
Tiba-tiba layar handphone (name) berubah gelap, wajah (name) panik dan menekan-nekan tombol daya berulang kali tetapi layar handphonenya tetap berwarna hitam.
"Lah! Masa hp aku rusak? Gimana ni foto husbu sama lagu-lagunya belum aku pindahin.... Hueee jangan rusaklah hp satu-satunya ini!!! "
(name) mondar-mandir mengelilingi kamarnya dari sudut kiri ke sudut kanan, dari pojok kanan ke pojok kiri
Giginya menggigiti jari tangan dengan gemas sementara tangannya berusaha menekan-nekan layar hpnya yang masih saja berwarna hitam.
Ketika semangat (name) sudah luntur muncullah iklan yang entah dari mana nangkring di layar telepon pintarnya.
'Anda putus asa...
Anda ngegacha tapi terus dapet ampaz?
Jangan khawatir! Mbah duku siap membantu anda!
Dengan bantuan mbah duku, gacha ampaz anda akan berubah 100%!!! Ciyus no typu-typu kayak si dia!!!
Minat? Anda bisa datang ke alamat yang ada dibawah ini!!!
KAMI TUNGGU KEDATANGAN ANDA! '
"..."
(Name) tak bisa berkata-kata setelah melihat iklan absurd yang tadi ia baca, membaca sekali lagi iklan tersebut, (name) mengenyitkan dahinya.
'dukun jaman sekarang aneh semuanya ya... '
Batin (name) yang masih kebingungan dengan 'iklan' tadi.
Iklan itu tetap memenuhi layar hpnya dan tak berminat untuk pergi, mungkin seperti menunggu sesuatu? Entah Enthor juga gak tau :v
"Tapi alamat ini deket sama rumahnya nenek, apa aku ke sana aja ya? Yaudah lah daripada gak ada kerjaan..."
Setelah kata-kata itu keluar dari mulutnya, ajaibnya iklan itu hilang dari layar hp dan hpnya kembali normal seperti sediakala tanpa cacat
Raut senang dan bahagia terlukiskan dengan jelas di wajahnya.
"Alhamdulillah...hp aku comeback!!! "
(name) joget-joget gaje karena kesenengan, melirik layar hpnya lagi (Name) berkata
"Dahlah bodo gak jadi pergi aja, mungkin cuma orang iseng doang"
Pet...
"Heh?! Kok mati lagi? Ono opo to iki ya gusti!!! "
Ia menguncangkan hp di tangannya berharap hpnya kembali normal ternyata ya enggak membantu sama sekali
'Apa gara-gara kataku tadi ya... ' batinnya sambil menatap layar hp
Menarik nafas lelah (name) berkata
"Oke... Aku cuma becanda tadi... Aku beneran mau kesana kok... "
Eh ternyata layarnya balek normal lagi guys~
"...!!"
(Name) melototkan matanya dan melongo lebar, namun tak lama mulutnya menutup tapi ia mengelatukkan giginya dengan kesal
'ni iklan ngajak ribut ya? '
Menatap jam weker yang terletak di nakas. (name) berfikir sebentar dan menganggukkan kepala dengan mantap
"Oke! Aku berangkat sekarang aja! Masih pagi juga kebetulan juga ini hari minggu"
Ia segera berjalan menuju lemari dan mengambil ransel, ia juga mengambil beberapa barang yang mungkin ia akan butuhkan.
Setelah ia rasa semuanya sudah lengkap, (name) memakai ranselnya dan turun menuju ruang makan.
Disana berdirilah ibu ratu yang sedang berkutat dengan bahan masakannya
"Bu... (name) pergi ke rumah nenek bentar ya? Nanti sore pulang kok"
Ibu (name) menoleh ke anak perempuannya, matanya menyempit sambil berkacak pinggang
"Boleh aja... Tapi kamu punya uang gak, nanti gak bisa balek gimana? "
"Eh ibu jaat ih kalo ngomong, aku marah ni... "
Ibu (name) melengos dari hadapan (name), kembali sibuk dengan masakannya. Tak mendapat jawaban dari ibunya, (name) mendekat dan mengulurkan tangan, ibunya kembali menoleh menatap dalam (name)
"Apa? Mau minta uang? " sewot ibunya. Si anak mengelus dada mendengar kata-kata yang menusuk jiwanya.
"Bukan bu... (name) mau salim, kan harus pamitan juga... "
Ibunya ber oh y kan saja, terus menyalimi (name)
"Cepet pulang, gak usah keluyuran sama bawain mantu ganteng buat ibu"
(Name) mendelikkan matanya tak terima dengan petuah dari ibu ratu.
"Dah cepet sana! Kesorean nanti"
(name) menganggukkan kepalanya
"Berangkat dulu ya "
"Iya hati-hati! "
.
.
.
.
.
.
.
.
"Buat apa susah-susah, buat apa susah kalo mantan masih bisa hahahihi, Buat apa susah-susah, buat apa susah tampol aja kalo mantan di depan mata tungtakjes"
Senandung tak jelas keluar dari mulutnya, menemani perjalanannya menuju halte tempat mangkal angkot langganannya.
Langkahnya berhenti di samping halte, matanya menatap jam tangan yang melingkar di tangannya lalu menoleh kekanan dan kekiri mencari angkot yang ada di sekitarnya. Karena belum terlihat satupun angkot yang ditunggunya muncul, (name) mendudukkan diri di kursi yang disediakan di halte itu.
Akhirnya angkot yang ditunggunya berhenti di hadapannya
"Yok kota A! Kota A! Mari mari!- eh mbak (name) mau ke kota A kah? " seorang pemuda berambut belang menanyai (name), (name) mengiyakan pertanyaan pemuda belang itu. (name) duduk di dalam angkot dan merenggangkan ototnya yang kaku karena menunggu angkot belum berjalan karena harus menunggu penumpang lain.
Matanya menatap pemuda satu lagi yang memegang kendali mobil.
"Eh mamas duta shampo laen, gimana kabarnya? "
Pemuda yang di tanyai (name) menoleh kebelakang lalu tersenyum ramah.
"Alhamdulillah baik mbak (name). Tumben mbak pergi pas hari minggu,biasanya naik pas hari sekolah doang? "
Yang di tanyain nyegir kuda lalu menjawab " Mau menjalankan tugas penting mas! Hehehe... "
Mamas duta menatap bingung gadis yang di tanyainya.
"Mamas ganti gaya rambut ya? " (name) menganti topik pembicaraan, mamasnya memegang rambut panjang yang sudah di kelabang rapi.
"Iya soalnya repot kalo terbang kesana-sini" ujar mamas
"Oh... Gitu" jawab (name)
"Bang yu, yok berangkat udah naek semuanya ni penumpangnya" teriak pemuda berambut belang kepada rekan seperangkotanya.
"Oke... Semuanya siap. Berangkat!!! " Angkot mulai berjalan meninggalkan halte, pemandangan jalan, mobil, dan motor menemani perjalanan (name), untungnya angkot ini tidak di isi terlalu banyak penumpang cuma secukupnya kursi aja, katanya biar gak gerah gitu. Jadi udara yang mengalir dari jendela yang di buka bisa menyejukkan penumpang di dalamnya.
Dalam 2 jam, akhirnya (name) berhenti di kota A. Setelah membayar ongkos dan turun dari angkot, Senyum mengembang di wajahnya, ia menghirup udara kota A yang masih segar.
"Oke kita liat alamatnya sekali lagi"
(name) mengeluarkan hpnya dari ransel, mempelajari alamatnya supaya gak nyasar. Setelah itu ia kembali memasukkan handphonenya ke dalam ransel dan menutup resletingnya.
Gadis itu berfikir akan membelikan beberapa buah-buah untuk di berikan kepada neneknya, langkahnya berbelok ke kios yang menjual berbagai buah-buahan. Seorang pemuda terlihat berdiri di depan kios sambil tangannya mengambil buah apel dan membersihkannya dengan lap bersih.
"Bang misi ya! Apel sama jeruk setengah kilo berapa ya? "
Menoleh ke (name), gadis itu terkaget karena tatapan tajam dan wajah sangar yang di berikan padanya. Meneguk ludah dengan berat, ia kembali bertanya ke pemuda berambut abu-abu itu
"Bang apel sama jeruk setengah kilo berapa ya? "
Pemuda berambut abu-abu mengerjap matanya lalu tersenyum
"Gak bawa pulang abang sekalian? " kata pemuda itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
Tiba-tiba ransel melayang menghantam wajah pemuda berambut abu-abu disertai teriakan menyayat hati. (name) terkejut dengan ranselnya yang tak sengaja ia hantamkan ke wajah pemuda di depannya.
"Ya ampon maapin aku bang, aku gak sengaja! Refleks tadi itu! Maaf ya bang"
Kata (name) dengan panik karena pemuda di depannya mengaduh terus-menerus sambil bergumam lirih.
"Haduh... Muka ganteng gue... "
"Heh? Abang ngomong apa? "
Pemuda itu menoleh ke (name) dan menjawab
"Gak mbak lupakan" katanya dengan ketus.
Melihat wajah tak bersahabat dari penjual di depannya, (name) kembali panik
"Maaf banget bang! Aku gak sengaja ta-"
"Udah mbak gak usah dipikirin, dia cuma modusin embak. Tindakan embak tadi kan juga demi membela diri"
Kata-kata (name) terputus karena celutukan seseorang, kedua orang itu menoleh ke kios di samping kiri, berdirilah pemuda berambut pink pucat yang sedang bersedekap.
"Ngapain si lu tenn?! goreng aja basreng lu sana! "(disarankan bacanya pake e' bukan e paham kan...kalo gak ya udah :v )
Pemuda pink natep males manusia yang neriakin dia terus berbalik masuk ke kiosnya sendiri
Sementara pemuda abu-abu masang muka kesel, matanya masih menatap tajam kios di sampingnya itu. (name) nepok pundak abang abu-abu biar dapet perhatian darinya.
"Bang... Sekali lagi aku nanya, apel sama jeruk setengah kilo berapaan ya" (name) gregetan sendiri, dari tadi nanya tapi belom di jawab-jawab. Si abu-abu berjalan menuju timbangandan menimbang buah yang di minta (name).
"Semuanya Rp 15.000 mbak" ia mengulurkan bungkus kresek yang berisi buah, (name) menerima kresek sambil memberikan uang sesuai dengan harganya. Setelah berterima kasih dan melemparkan senyum singkat, ia berjalan menjauh dari kios buah.
Ia meneruskan perjalanannya menelusuri jalan, tangannya memegang handphone lalu mencocokkan alamat dengan rumah yang ada di depannya. Gadis itu merasa yakin dengan rumah didepannya adalah alamat yang di tujunya. Mengetuk pintu pelan dan memberi salam, dari dalam rumah keluarlah manusia berambut ijo berkaca mata, ekspresinya ogah-ogahan kayak gak punya semangat idup terus mukanya kayak om-om mau nyulik anak gitu :v
"Ya mau cari sapa, kalo gak penting angkat kaki aja sana! " si om-ehm si ijo mau nutup pintu terus di tahan sama (name)
"Misi ya om! Aku kesini itu mau nyari mbah duku, ada gak beliaunya? " balas (name) memasang muka songong.
Si ijo melototin mata terus noyor dahi (name) sampe hampir kejengkang, untungnya ya enggak kejengkang beneran.
"Eh sembarangan kalo ngomong! Umur gue masi muda ya! Jangan panggil aku om,mbak! "
(name) ngelus-gelus dahinya yang abis kena toyor manusia di depannya terus merotasi matanya jengah.
"Iya deh serah! Jadi ada gak beliaunya? "
Manusia di depannya menatap curiga gadis di depannya, bertopang dagu sambil tetep natap (name). Gadis itu mengeluarkan hpnya menunjukkan screenshot iklan tadi.
Melihat layar handphone (name), ia bermanggut-mangut paham sambil membuka lebih lebar celah pintu, matanya mengisyaratkan untuk masuk. Gadis itu melangkah masuk ke rumah dan menemukan ruangan kosong di depannya. Ia kebingungan dan segera membalikkan badan menuju pemuda tadi.
"Mas kok ko-Lah kemana orangnya?! "
(name) menoleh ke sekeliling tapi gak keliatan orangnya.
"Selamat datang di rumah praktek saya. Silahkan duduk mbak "
Berbalik lagi (gakpusingmbak) ia melihat seonggok manusia duduk lesehan dan di sekitarnya ada sesajen dan dupa, gadis itu menatap horor kejadian di depannya
'Emak!!! (name) pen pulang!!! "
"Silahkan duduk mbak" suruh pria itu lagi sambil menunjuk tempat di depannya, (name) ragu-ragu untuk duduk tapi ia menyakinkan diri untuk duduk.
'Demi gacha gak ampaz lagi' batinnya menyemangati diri sendiri.
"Jadi embak kesini untuk minta pelet ke orang yang di sukai embak? "
(name) menggelengkan kepala
"Atau buat minta ramuan pintar? "
(name) kembali menggeleng
"Hmm... Mau pasang susuk? " gadis itu masih menggelengkan kepala
"Ah saya tahu! Embak mau nyanted orang kan? " (name) tetap menggelengkan kepalanya.
Pria berambut navy panjang yang di iket keatas dengan rapi mengenyit bingung, batinnya merasa lelah karena tidak paham dengan keinginan 'calon pelanggan' yang satu ini.
"Jadi embak pengen ngapain ke sini? "
Katanya yang masih mencoba sabar dengan calon pelanggan yang ada di hadapannya.
Tanpa kebanyakan omong, (name) memberikan handphonenya ke si mbah. Membaca apa yang ada di hpnya (name), mbah duku menatap (name) lagi.
"Embak beneran kesini gara-gara iklan ini? "
"Iya"
"Iklan yang embak baca dari tadi juga Begini? "
"Iya"
"...."
Mbah duku serasa mau goyang uler keket karena gemes dengan manusia yang masang iklan gak jelas tentang prakteknya. Tapi ia tahan dulu keinginannya.
'Awas aja lu rambanan... Gue lempar lu ke sapi! '
Menghela nafas lelah,tangannya memijat dahinya yang pusing, mbah duku berkata
"Embak kesini biar gak dapet gacha ampaz gitu? "
(name) menggagukkan kepala semangat karena keinginan akhirnya di ketahui.
"Jadi mbah. Gimana caranya ya biar gacha aku gak ampaz lagi? " tanya (name) dengan mata bersinar
Mbah duku membakar dupa lalu membaca matra entah apa, mulutnya komat-kamit dengan tekun. (name) tetap menunggu dengan telaten dan duduk manis. Kan gak mungkin dia goyang uler keket sambil nyanyi 'poisonous gangster'.
Mbah duku akhirnya membuka matanya,tatapannya begitu tajam raut serius dan tak main-main juga menyertainya.
(name) juga menatap mbah duku tanpa berkedip. Hening menguasai ruangan itu.
"Menurut terawangan saya... "
Tangannya terangkat melempar mapan ehm maksud saya kembang yang ada di mapan menuju air di wadah yang ia sediakan.
"Embak seharusnya enggak usah gacha lagi! Udah tau kalo gacha malah dapet ampaz masih aja keras kepala! Jadi gak usah ngarepin gacha bagus kalo embak sendiri stellernya suka abis gara-gara gacha non stop! "
"...."
(name) terdiam mendapat semprotan dari mbah duku, ia menatap kendi yang ada di sampingnya
"Mbah boleh nanya, itu kendinya gak kepake kan? " tanya (name) sambil jarinya menunjuk ke kendi itu. Mbah duku menoleh ke arah yang di tunjukkan (name) dan menganggukkan kepalanya
"Iya itu gak kepake. Emang mau di buat apa? "
(name) membalas kata mbah duku dengan senyuman, ia berdiri dan mengambil kendi dengan tangannya. (name) mengambil kuda-kuda, perasaan mbah duku gak enak melihat kuda-kuda dari gadis itu
"Mbak-"
"Ignate pass... "
"Heh?"
"KAI!! "
Kendi itu menghantam perut mbah duku, embahnya? Dia gak papa cuma bilang 'uohok! ' gitu kok :3 tidak ada cedera yang serius. Setelah membalaskan dendamnya, (name) merapikan barang bawaannya dan memakai ranselnya di pundak. Gadis itu berbalik dan pergi meninggalkan tkp beserta mbah duku yang udah terkapar tak bernyawa dilantai. Efek angin semilir dan sunset menemani perjalanan gadis itu meninggalkan kota A.
Sampailah (name) di rumah tercintanya, memasuki rumah ia di sambut oleh ibu ratu yang duduk di depan tv nontonin saluran ikan terbang.
"Baru pulang kamu, gimana kabarnya nenek? "
(name) nepok jidatnya karena kelupaan pergi kerumah neneknya. Ia berjalan mendekati ibunya dan menyerahkan bungkusan berisi buah yang tadi ia beli.
"(name) tadi lupa ke rumah nenek soalnya keasyikan keliling kota A. Ini tadi aku beliin buah buat ibu"
Ibunya menggelengkan kepala maklum dengan watak anaknya ini.
"(name) ke kamar dulu ya! Mau mandi"
"Eh tunggu! "
(name) menghentikan langkahnya menatap ibunya bingung
"Apaan bu? " gadis itu menatap lelah ibunya.
"Pesenan ibu mana? " tanya ibu (name).
"Pesenan apaan? " tanya (name) balik ke ibunya. Sang ibu merotasi mata dan melanjutkan
"Ituloh... Mantu ganteng buat ibu! "
(name) menatap prihatin ibunya, dan segera berlalu meninggalkan ibunya yang ada di ruang tamu.
"Gak ada mantu ganteng bu. Udah aku tampol pake ransel sama kendi tadi"
Kata (name) yang membuat ibunya memasang wajah cengo. sebelum ibunya bertanya lagi, ia cepat-cepat berlari menuju kamarnya.
Didalam kamar ia segera menyalakan hpnya berselancar di game gacha kesayangannya. Cengiran terbit di wajahnya
"Walaupun gacha ampaz, tetep semangat buat ngegacha" teriaknya semangat sambil melemparkan tinju keatas.
Hari minggunya di isi dengan 'petualangan' yang menyenangkan, harinya pun di akhiri dengan indah juga. Perjuangannya tidak akan pernah surut begitu juga dengan perjuagan kalian kan?
TAMAT
*POJOK AUTHOR
Hallo kalian! Makasih udah baca cerita kali ini! Aku bingung ngapa jadinya gaje banget ya... /pundung di pojokan.
Chapter kali ini aku buat karena aku gak bisa gacha yang onoh karena stellar yang gak mencukupi ;')
Udahlah! Yang penting semoga cerita kali ini bisa menghibur kalian semuanya ya!
Salam dari author,
Shiro :3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro