Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Maen yuk~

Suara goresan pena yang bertemu kertas memenuhi ruangan itu, disana duduklah seonggok makhluk berambut navy yang sedang sibuk menyelesaikan pr yang diberikan oleh sang guru. Udah mau penghujung tahun ajaran tapi kok masih disuruh ayang-ayangan sama kertas dan soal, kan lebih baek dia ayang-ayagan sama usamimi prens ditemani dengan makhluk emont center meraka. Kan mantul, nikmat yang tak dapat dijabarkan dengan kata :'v

Sadar dengan lamunan gak jelasnya, ia menggelengkan kepalanya dengan keras.
'Ni aku mabok soal apa gimana sampe mikir kayak gitu' batinnya.

Ah mazak... Saya meragukan alasan anda maz...

Tangannya meletakkan pena yang sendari tadi ia pegang untuk menyelesaikan tugasnya. Lalu ia menutup buku yang ia coreti demi menyelesaikan tugas dari gurunya.
Kedua tangannya terangkat keatas untuk melakukan perenggangan.
"Sepertinya aku harus istirahat sebentar" katanya pada diri sendiri.

"Yor... Iyori~ Maen yuk! "
Suara gaib mengagetkan Iori, disusul kepala berambut merah yang nungul di celah pintu, kepalanya menoleh kekanan dan kekiri mencari mangsa untuk di ajaknya main.
'Ayam-ayam... Gue kira kepala melayang sendiri tadi' batin iori yang terkejut sambil ngelus dadanya menenangkan detak jantungnya. Apakah ini cinta? /Bukan!!!

Kepala dari center merah masih geleng-geleng kesana kemari. Gak lelah apa?
'Cari apaan sih? '
Iori menatap jengah makhluk yang setia mencari entah apa, kalo cari dia kan dia dari tadi udah disini masak gak keliatan. Iya kali dia impossible. Kayak di depan gebetan, kita nyegir eh dianya malah pura-pura gak liat. Kan malu :)

Akhirnya tatapan datar Iori bertemu dengan Riku. Seketika Riku nyengir dan segera ngoloyor masuk.
"Eh Iori aku cariin dari tadi lo. Dari mana aja? "
"...."
"Beneran lo dari tadi kamu gak keliatan dari pintu! "
"...."
"Dih diem mulu si Iyori nih! Aku marah lo! "

Bruk...

"EH IORI!!! JANGAN MATEK DULU!!!"
"Aku... Gak... Matek-Uhuk-"
Begitu Iori terjatuh dari kursi, Riku segera masuk ke kamar Iori dan membantu rekannya itu untuk bangkit dari posisi jatuhnya yang tidak elit. Riku menatap lekat wajah Iori yang entah sedang sibuk mengelus kepalanya yang mencium lantai. Merasa ada yang menatapnya, Iori menolehkan kepalanya menuju Riku yang masih menatapnya.

"Iori diem dulu! "
"Hah! Apa maksud-"

PLAK!!!

"IYEY!!! Akhirnya bisa nampol nyamuk juga, untung gak lari tu nyamuk. Fuh~" kata Riku sambil meniup nyamuk yang udah gepeng tak bernyawa
Ah...Dek Riku makasih ya udah nampolin Bang yor buat enthor :D

Bangkai nyamuk jatuh tak berdaya dihadapan Iori yang diam tak bergerak. Wajahnya tertutup poni rambutnya dan tangannya mengepal di atas pahanya. Aura tak menggenakkan menguar dari tubuhnya.
"Na..na..se.. San... "
Riku tersentak dengan panggilan Iori, ia menoleh patah-patah menuju Iori. Cengiran tanpa rasa bersalah terpasang diwajah imutnya.

"Ehehe... Iori jangan marah dong, Aku kan membantu membunuh hewan jahat itu. Bener deh suer! Aku gak maksud nampol jidat kinclongmu itu! "
Iori menghela nafasnya sambil mengelus jidatnya yang sudah ada cap lima tangan. Uh... Sungguh mantap tampolan centernya ini.
"Lalu ada apa Nanase-san mencariku? " Riku mengedipkan matanya lalu menepuk telapak tangannya sekali. Ia lalu tersenyum lebar dan menarik sebelah tangan Iori agar bangkit dari posisi duduknya.

Mau tak mau Iori bangkit dari dari duduknya dan menatap kebingungan Riku. Yang ditatap senyum-senyum, Iori rada bergidik ngeri dan sedikit melirik sekeliling. Moga aja gak kesambet sesuatu.
"Nah... Karena aku bosen terus Iori kayak gak punya kerjaan, kita maen yuk! " kata Riku dengan semangat.

"Enggak ah! Aku masih sibuk ya! Jangan nuduh sembarangan!"

Lah... Katanya tadi istirahat sebentar bang...

"Dih kelamaan! Ayok ikut gue ke ruang tengah! Gak usah ngelawan ya Lu! " kata Riku sambil menarik tangan Iori, Yang ditarik menatap horor makhluk yang menarik dirinya. 'Ni Nanase-san beneran kesurupan ya? '
Yah... Moga aja abangnya gak tau ya...

Tak lama dua makhluk itu sampai diruang tengah, Riku meletakkan Iori disofa, lalu pergi entah kemana sedangkan yang ditinggalin cuma bengong, Tamaki yang dari tadi duduk sambil nyemil menatap heran Iori yang masih bengong gak jelas setelah diletakkan disofa oleh Riku. Ia menggedikkan bahunya memilih tidak ikut campur dan kembali memakan cemilan di tangannya.

"Oke Iori! Kamu pegang ini! "
Riku menyodorkan gulungan kertas kehadapan Iori. Iori menaikkan sebelah alisnya tapi tetap menerima gulungan kertas itu.
"Jadi... Kegambutan apakah yang akan kita lakukan? " tanyanya
"Akan Riku jelasin! Jadi kita akan bermain Pukul suit. Seperti namanya, Nanti kita suit batu, kertas, gunting. Yang kalah akan dipukul kepalanya oleh yang menang. Oke Iori ngerti kan? " Jelas Riku dengan rada gak jelas.

"Aku ngerti kalau kau itu gak punya kerjaan. Tapi bisa gak kau lakukan sesuatu yang lebih berguna daripada melakukan hal bodoh ini"
Riku menggembungkan sebelah pipinya mendengar kalimat pedas rekannya.
"Ini seru lo! Enthor aja sendiri suka maen pas jamkos di kelasnya bareng sama temen-temennya. Malah dia yang menemukan permainan UwU ini! "

Anu... Bang... Jangan buka kedok bisa gak...

"Iya... Iya ayo kita mulai permainan konyol ini" ujar Iori sambil bersiap dalam posisi suit. Riku juga bersiap dengan posisi suitnya.
"Batu kertas gunting! " teriak Riku
"..."

"Eh kok kalah... " kata Riku sambil menatap polos tangannya yang mengeluarkan 'batu' sedangkan Iori mengeluarkan 'kertas'
Riku menoleh patah-patah ke Iori.
"Anu yor... Pukulnya jangan keras-kerasnya... "
'Owh... Tidak semudah itu syamsul adeknya cabe rawit' batin Iori dengan OOC

Iori mengambil kertas gulungan di sampingnya. Ia menarik nafasnya dan mengumpulkan seluruh tenaga dalamnya ke tangan yang menggengam gulungan karton. Bersiap menampol kepalanya center ementnya yang rada ngeselin.

PAK!!

Riku meringkuk sambil memegangi kepalanya yang berasap. Mulutnya mengeluarkan gumamam tidak jelas.
Iori menatap puas lalu meniup alat tampolannya.
'Seru sekali kegiatan gambut ini hwhwhw mamam tuh jangan keras- keras hwhwhw'
Riku bangkit sambil mengelus kepalanya yang masih nyut-nyutan.
"Kok mukulnya keras banget. Aku kan bilangnya pelan aja! "
"Itu tadi pelan lo. Masak gitu aja sakit"

Ih... Iori kejam kayak suami tukang selingkuh di siaran ikan terbang.

Riku masih gumam-gumam sama curcol di dalam hati. Iya sih pelan... Tapi kertasnya itu kertas karton dipukulin pelan pun tetep sakit. Gak percaya? Coba sendiri ya... Lebih mantep kalo nyuruh temen yang lagi badmood setelah kita jahilin mukulin ke kepala kita. Niscaya geger otak. Gak canda jangan dicoba ya. Enthor gak tanggung jawab kalo ada apa-apa. Oke lanjut.

"Masih lanjut lagi? " kata Iori dengan tatapan meremahkan dan serigainya.
"Ayo! Siapa takut! "
Kembali ronde permainan gaje itu dimulai.

Beberapa saat kemudian....

"Yak... Pejuang kita Nanase riku gugur dalam pertempuran. Pemenangnya adalah Izumi iori!!!  Yeh!!! Selamat anda berhak kayang ditengah jalan tol dan mendapat tampolan dari kakak si pejuang  yang kalah bila ketahuan nampol kepalanya sampe berasap. Sekali lagi selamat ya!! " kata Tamaki setelah memimpin jalannya acara permainan gak jelas itu. ia tersenyum sambil menepuk kedua bahu Iori.

Jangan tanya si Riku... Kasian enthor liatnya. Gak kalah gimana, dari tadi dia ngeluarin 'batu' mulu. Gak berubah dari awal. Ia tepar sambil tengkurep dengan kepala berasap. Perjuangan akan di kenang nak...
Iori si masa bodo salah sendiri dia ngeluarin 'batu' terus katanya.
Mana kertas yang dibuat mukul sampe lusuh hampir patah.

Yor... Lu mukulin ke kepalanya Riku pakek perasaan banget si... Enthor ngilu bayanginnya.

Dan berakhirlah permainan itu dengan kekalahan pejuang kita dengan elitnya.

Ps. Tolong para pecinta dedek Riku jangan santed enthor ya :"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro