Bubur
"Touma! Sini nak, makan dulu! "
Seorang anak berambut marun menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Matanya nenatap sang ibu yang tengah mencicipi masakan yang tengah mengepulkan asap tipis.
Dengan langkah ringan, anak itu menghampiri ibunya.
Kaki mungilnya berjinjit, mencoba melihat apa yang sedang dimasak ibunya itu.
Yang ibu yang tengah mengaduk masakan didalam panci tersenyum simpul, ia meraih wajah mungil anak berambut marun itu. Menciumnya tepat dipipinya. Respon sang anak tertawa geli sambil mengatakan berhenti.
"Selamat ulang tahun, Touma" ucap sang ibu sambil mengusap-usap rambut sang anak. Kikikan dengan wajah eskpresi riang tergambar jelas diwajah anak itu.
Tawa geli segera terganti dengan pekikan, tubuh mungil anak itu melayang dibawa oleh sepasang tangan kokoh seorang pria.
Sang ayah dari anak berambut marun itu mengangkat lalu mengayunkan tubuh anaknya kekiri dan kekanan. Tawa dari sang ibu yang begitu lembut terdengar ketika kedua laki-laki yang paling disayanginya didunia ini tengah melemparkan tawa.
"Anaknya ayah bertambah umur hari ini, selamat ulang tahun, Touma! " kata sang ayah tersenyum teduh. Sang ibu melepaskan apron yang ia kenakan, menggiring kedua orang yang disayanginya untuk berkumpul menuju meja makan yang penuh dengan makanan rumahan yang hangat dan terlihat lezat.
Didudukkannya anak itu ke meja makan oleh ayahnya.
Kedua orang tuanya duduk dihadapannya, si ibu tersenyum tipis sambil menyodorkan sebuah kue berhias anjing mungil diatasnya. Lilin yang menyala juga tulisan "Selamat ulang Tahun, Touma" menghiasi kue yang berada dihadapan anak itu.
Sang ayah mengacak pelan rambut marun anak itu,
"Tiup lilinnya, Touma" pintanya.
Sang anak menatap kue dihadapannya dengan binar bahagia. Ia mengambil nafas lalu-
BYURR!!
"YA GUSTI!! DINGIN!!! "
tawa penuh kebahagiaan terdengar oleh telinga pemuda itu. Kedua bola mata berwarna senada dengan rambut marunnya terbuka lebar menatap ketiga orang yang terbahak-bahak diatasnya.
"KALIAN INI!! " teriak Touma sambil berusaha keluar dari kolam renang yang menjadi sebab terbangunnya dia.
Tidak. Lebih tepatnya ketiga teman segrupnya yang membuatnya harus merasakan dinginnya air kolam di musim gugur. Memang karpet ketiga kawannya ini.
Dengan berakhlaknya Torao mengangkat Touma yang tengah tertidur nyaman dikasurnya, dibantu oleh Haruka. Kedua pemuda itu mengambil ancang-ancang untuk melemparkan tubuh terlelapnya
Leader mereka ke kolam renang disamping rumah besarnya Torao.
Torao mengundang semua kawan segrupnya beserta manager mereka untuk sekedar makan malam dirumah besarnya. Tentu dengan diskusi tersembunyi antara ketiga orang itu tanpa Touma diantara.
Rencana mereka berjalan mulus. Sangat mulus bahkan.
"WAHAHA! MAMPUS! MINA! LEMPARKAN BALONNYA!! " teriak Haruka sambil berlari menjauhi kejaran Touma yang memasang wajah murka.
Minami yang memegang sekantong plastik balon berisi air mengambil sebuah balon. Dengan senyum ayunya ia melemparkannya kewajah Touma dengan tepat.
Korban pelemparan terhuyung sambil terbatuk-batuk.
"LEMPARAN YANG BAGUS, MINA! " teriak Torao sambil tertawa terbahak-bahak.
Haruka yang merasa sudah tak dikejar ikut bergabung dengan kedua rekannya. Menertawakan wajah nista leader nya yang masih terbatuk-batuk.
Setelah berhasil keluar dari mode 'sakaratul'nya, Touma mengambil sebuah ember yang kebetulan berada disampingnya. Ia mengambil air dikolam dengan ember itu. Dengan sebelah tangan yang memegang ember berisi air, ia berlari sekuat tenaga menuju ketiga anggota grupnya.
"RASAKAN INI!! " teriaknya.
Haruka yang ingin berlari menjauh tersandung selimut Touma yang ikut terseret bersama tubuhnya, Torao yang ingin menahan tubuh oleng Haruka tak sanggup dan malahan menumbruk tubuh Minami yang berdiri didepannya.
Peristiwa abruknya ketiga anggotan grupnya membawa senyum sinis Touma semakin mengembang.
Teriakan 'DINGIN!! " mengudara dilangit kelabu dibulan November tepat di tanggal 29 itu.
•••
"Kalian ini..."
Helaan nafas dikeluarkan oleh manager Zool, Utsugi Shiro.
Diperasnya kain handuk basah dari mangkuk berisi air hangat. Dengan perlahan ia meletakkannya diatas dahi Torao yang terbatuk-batuk.
Touma bersin berkali-kali, dengan cekatan Shiro menghapus aliran 'ehem'dari hidung merah Touma.
"Ukh... Dingin... " keluh Haruka sambil bergerak kesana-kemari.
Dengan telaten Shiro menaikkan selimut yang dipakai oleh Haruka lalu mengelusnya perlahan.
"Uhuk- maaf atas kekonyolan kami, Utsugi-san... Uhuk- " kata Minami dengan suara seraknya.
Shiro yang tengah menganti kain handuk didahi Haruka hanya tersenyum tipis. Ia meletakkan kembali handuk itu kedahi Haruka.
Lalu ia pun mendatangi ranjang Minami dan duduk disampingnya.
"Tak apa. Lagipula baru tahu aku jika ada rencana kejutan sekonyol ini" ucap Shiro sambil tertawa lirih. Ia melirik Touma yang kembali terbatuk.
"Dan berakhir kalian semua terkena deman begitu juga dengan orang yang kalian kerjai " sambungnya.
Minami hanya tertawa hambar, kembali ia terbatuk. Shiro menepuk sekali kepala Minami.
"Kalian beristirahatlah. Semoga cepat sembuh " katanya sambil menutup pelan pintu kamar itu.
Senyap menyambangi ruangan beranjang 4 buah itu. Sampai sebuah suara memecah kesunyian ruangan itu.
"Romantis sekali kita demam bersama" ucap Torao dengan enteng.
Lemparan bantal menyerang wajah Torao. Pelaku pelemparan menatap bengis Torao.
"Romantis pala kau! Kita sakit semua gegara rencanamu, beg-"
Touma melirik sedikit kearah Haruka.
"Haru... " panggilnya lirih.
Haruka membuang wajah dari Torao yang mengomel karena wajah 'tamvan' tertabok sebuah bantal.
Touma menyamankan tubuhnya dibalik selimut, kembali menutup mata.
"Tom... Lu marah? " tanya Haruka.
Touma kembali membuka matanya, ia menoleh kearah Haruka yang berwajah sendu.
"Hei... Tentu saja aku marah. Tapi itu tadi, sekarang aku tak marah. Lagipula yang sakit bukan aku saja, kan? "
Setelah mengucapkan kalimat itu, Touma tertawa.
"Walaupun sedang sakit pun, jika bersama kalian aku tak keberatan"
Haruka membolakan matanya, manik matanya sedikit berkaca, lalu dialihkannya pandangannya dari Touma.
Minami ikut menoleh kearah Touma, mencoba mendengarkan lebih seksama. Senyum khasnya tersemat dibibirnya.
Torao ikut melihat kearah Touma, senyum tipis terbit juga dibibirnya
"Kue ulang tahun ku tahun ini semangkuk bubur hangat. Terima kasih ya kalian" ucap Touma dengan perempatan tak kasat mata didahinya. Senyum tetap tak luntur dari bibirnya.
Ketiga anggota grupnya secara bersamaan terbatuk, lalu membalikkan tubuh. Memungungi Touma.
"KALIAN JANGAN PURA-PURA TI- OHOK! "
"Sudahlah, Inumaru-san. Kita tidur saja... "
______________________________________
HABEDE TOUMENGG!
YA AMPON!! CENGIRANMU MENGALIHKAN DUNIAKU~
AHAQ-
JANGAN LUPA LIAT RABBITUBENYA LEADERNYA ZOOL INI YAK-
BETEWE!
DAH KENAL MANAGERNYA ZOOL BELOM, KALO BELOM-
Jadi inilah managernya Zool!! Yey!
Cukup terkejod gegara nama bapaknya sama kek Enthor XD
Betewe Enthor ngetiknya ngebut daru jam 9 tadi XD
YODAH-
ENTHOR PAMIT MAU MANTENGIN YTNYA BANRI!
Edit :
JANGAN LUPA NONTON-
*edisi caps jebol
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro