Bongkar pasang
"Makanya kalo dibilangin itu nurut!! "
Leader dari grup berisi empat orang, ZOOL mengenyitkan dahinya. Merasa pusing dengan teriakan center grupnya. Rasa gatal kembali muncul di tenggorokannya. Kembali ia terbatuk entah kesekian kalinya dalam hari ini.
"Uhuk- Iya-iya, Haruka... Aku ngerti, kok... Uhuk- Masa orang sakit kamu teriakin... " katanya dengan lemah diselingi batuk.
Haruka yang tengah memeras handuk kecil yang basah oleh air hangat di sebuah mangkuk memutar malas kedua matanya.
Dengan penuh perasaan ia meletakkan bukan melemparkan handuk itu didahi leader grupnya.
"Noh. Mamam demam. Lu juga sih, dah dibilangin suruh tunggu aja di halte bis sampai hujannya reda malah nekat nerobos hujan" hujat Haruka tanpa mendengarkan runtukan dari mulut Touma yang kelilipan handuk yang melayang indah diwajahnya.
Touma memajukan bibirnya mendengar hujatan dari Haruka, sebelah tangannya membenarkan letak handuk hangat itu. Hawa hangat mulai membuatnya nyaman.
"Ya kan aku mau cepet-cepet pul-"
"Iya terus demam kayak gitu terus nyusahin gue, gitu maksud lu? "
Touma memasang wajah melas, entah mengapa perasaan sesak memenuhi dadanya saat mendengar kalimat pedas dari Haruka. Matanya mulai berkaca-kaca dengan menatap intens Haruka.
"Ha-haruka kok gitu... " lirihnya
Haruka yang melihat Touma yang menahan tangis langsung bergerak kelabakan. Ia menggaruk kepalanya dengan ekspresi panik.
"Ya... Ya lu juga sih, kenapa bandel banget... " balasnya dengan sedikit canggung.
Touma membalikkan badannya, memungunggi Haruka. Bahunya terlihat bergetar pelan.
"Ya-yaudah kalo Haruka merasa kesusahan pulang aja. Aku bisa ngurus diri sendiri, kok! "
Isakan mulai terdengar lirih, Haruka menatap horor punggung lebar Touma yang memunggunginya. Kedua tangannya mengacak frustasi rambut warna mint nya.
'Kenapa leader gue jadi baperan gini, sih?! ' batinnya berkata dengan frustasi.
Yaiyalah, Har. Mana ada orang sakit seneng dihujad, emangnya Touma istri tersakiti disiaran ikan terbang apa?
Haruka maju. Mendekati ranjang Touma yang terbaring. Dengan pelan ia duduk disamping tubuh Touma.
Ia lalu mengulurkan sebelah tangannya menuju kepala Touma. Mengelusnya dengan pelan dan untungnya tidak ditolak oleh si empunya.
"Maaf deh, Tom. Bukan maksud gue ngomong gitu... "
Touma tidak menjawab ucapan Haruka, dan memilih melanjutkan isakannya.
"Tom... Touma... " panggil Haruka.
Ia masih tetap mengelus pelan kepala leader grupnya.
"Lu tau gak, pas pertama kali gue gabung ke ZOOL dan kita yang masih kepecah belah. Lu yang selalu berusaha nyatuin kita, gak lelah ngajak kita latihan bareng, gak bosen damain kita pas kita lagi berselisih... "
Haruka mengatupkan sebentar bibirnya. Memutar kembali memori yang pernah ia jalani dengan rekan segrupnya.
"Gue bersyukur gak keluar dari grup ini dulu. Gue gak tau nasib gue sekarang kalo dah gak gabung di ZOOL. Mungkin masih nyimpen dendam ama si Kujou? "
Haruka terkekeh pelan, ia masih mengelus rambut marun Touma sesekali memainkan anak rambutnya yang mencuat.
"Gue selalu bersyukur takdir nuntun gue ke grup ini. Bisa kenal lu, Minami, ama Torao. Dan gue bersyukur bisa milikin elu yang jadi leader di grup ini, Tom"
Dengan pelan Touma membalikkan badannya. Wajah penuh air mata tertangkap oleh manik Haruka. Dengan pelan jarinya menghapus air mata yang mengalir dari mata Touma. "Haru... Makasih ya " ucap Touma dengan sesegukan.
Haruka melebarkan senyumnya kala mendengar ucapannya Touma.
"Makasih juga, Tom. Makasih karena lu gak menyerah dengan gue dan lainnya"
Touma hanya mengangguk, ia memejamkan mata. Meresapi perasaan hangat dirongga dadanya.
"Haru. Jangan pergi, ya. Bilang juga sama Mina dan Tora kalau mereka gak boleh pergi"
Tawa keluar dari mulut Haruka, ia menepuk pelan kepala Touma.
"Sebelum kita keluar lu juga bakal maksa kita tetap disamping lu, kan? "
Anggukan diberikan oleh Touma senyum tipis terbit diparasnya.
"Ya. Tetap bersama. Sebagai ZOOL"
••
"Loh? "
Minami yang baru saja pulang dari pekerjaannya dan ingin mengecek keadaan Touma sedikit terkejut. Sebab ia menemukan Haruka yang jatuh tertidur disamping Touma.
Ia mendekati kedua rekan grupnya itu lalu menarik selimut keatas agar menutupi kedua badan Haruka dan Touma. Dengkuran pelan tanda mereka benar-benar nyenyak menikmati mimpi mereka.
Punggung tangan Minami menempel di dahi Touma. Mengecek suhu pemuda berambut marun itu.
"Sudah turun panasnya... " ucapnya lega. Ia melirik Haruka yang meringkuk, memeluk lengan Touma. Sesekali ia mengesekkan pelan wajahnya ke lengan Touma, berusaha mencari posisi nyaman dan kehangatan.
Minami tersenyum lembut ia mengelus pelan rambut Haruka yang mencuat kesana dan kemari.
"Terima kasih sudah menjaga Inumaru-san, Isumi-san... " ucapnya dengan lirih.
Kepala seseorang menyembul dari balik pintu.
"Oi Mina-"
"Ssst-"
Torao segera menghentikan suaranya. Ia memasuki kamar Touma dengan senyum tipis yang terbit dibibirnya. Memandang dua orang yang sedang berbaring nyaman diranjang.
"He? Ternyata lagi akur ya? " tanya nya.
Minami hanya menganggukkan, senyum tak luntur dari bibirnya. Tangannya tetap mengelus pelan rambut mint Haruka yang masih pulas tertidur.
"Ya. Semoga kita tetap bersama seperti ini ya, Mido-san"
Torao menaikkan sebelah alisnya, kekehan pelan muncul dari mulutnya. Ia duduk bersipuh disamping Touma. Melakukan hal sama dengan Minami yang duduk bersipuh disamping Haruka. Ia memposisikan tangannya menumpu kepalanya. Menatap dalam Touma yang masih tertidur.
"Touma akan tetap mengeratkan kita, dia itu seperti lem bagi kita, Mina"
Minami menatap lembut kedua rekannya, anggukan ia berikan.
"Ya. Leader yang terus menjaga kita tetap erat, Inumaru Touma" ucapnya.
"Jangan lupa center tsun kita, Mina" sambung Torao sambil terkekeh.
"Ukh- Haru... Apa tenggorokan bisa dibongkar pasang... Aku lelah terus batuk... " igau Touma.
Haruka mengerutkan dahinya, ia menampar pelan pipi Touma.
"Jangan ngawur, Touma... " igaunya seakan menjawab pertanyaan Touma yang sedang mengigau.
Minami dan Torao tertawa pelan. Berharap dan berdoa kepada sang maha kuasa... Agar mereka tetap bersama dan berbagi pahit manisnya hidup bersama....
Sebagai grup bernama ZOOL
______________________________________
... Ya ampun... Sayang anak-anak ZOOL :"3
Ngetik dalam waktu dua jam... Woah... Rekor buat Enthor... Mantap...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro