Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

II

*CANIS*


OoO


"Ughh.." cahaya ilahi menyinari pandanganku begitu aku membuka mata.

Sebelum aku bisa dengan jelas melihat, suara menyebalkan yang sangat familiar itu terdengar, "Hei, Silly!"

Kualihkan pandanganku menuju asal suara itu, oh ya Tuhan! Mimpi apalagi ini!!??

Kupikir para bidadara tampan hanya ada di surga, tapi sekarang aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri sedang memandangiku dengan mata dingin nan indahnya itu. Oh tunggu..........,

Atau mungkinkah aku sudah di surga. Ya Tuhan jangan sampai, aku memang lelah hidup, tapi jangan ambil nyawaku secepat ini!!!

"Hei Silly!! Apa kau sekarang tuli?!", Suara itu sekali lagi terdengar dan akhirnya aku pun tersadar.

Dan saat itu aku akhirnya sadar siapa bidadara tampan yang kulihat, ITU KOSH!!!

Ya Tuhan, aku sangat jijik dengan diriku ini, betapa butanya hamba ini sampai mengira sampah adalah berlian...

"Hei, Silly tuli!"

"Apalagi julukan baru itu??" Huh, sungguh lelaki jahanam itu, sekarang aku benar-benar yakin dia bahkan tidak pantas disamakan dengan sampah.

"Kau tidak dengar? Dari tadi aku memanggilmu" Kosh, dengan wajah yang sangat tidak enak dipandang *berbeda dari beberapa saat yang lalu* berkata sambil memelototi ku dan menunjukku.

Yah seperti inilah Kosh. Emosinya sangat tidak stabil, Ia bisa berubah dari pria cool idaman para wanita menjadi bocah tempramental dengan mudahnya. Terkadang aku juga bingung, apakah dia memang mengalami masa masa pms seperti ku dan Tana?

"Iya iya, aku dengar! Tapi omong omong, dimana kita? Lalu dimana Tana?" Entah bagaimana ceritanya, saat ini aku sedang terbaring di lantai goa dengan beralaskan daun. Tunggu, ini benar benar daun??!!

Ya Tuhan, ini benar benar daun hijau! Sudah lama sekali aku tak melihatnya, paling-paling disekitar camp hanya ada rerumputan kuning dan tumbuh hijau kecil yang bahkan cukup sulit ditemukan. Apalagi daun ini tampak hijau segar seperti baru dipetik.

"Ummm.... Canis, bisakah kau berhenti mengelusi dan menciumi daun itu, kau terlihat... sangat vulgar..." Tana yang datang entah darimana memintaku berhenti dengan nada jijik seolah perbuatan yang aku lakukan adalah gila. Seakan aku berbuat tindakan kriminal dan melecehkan daun itu yang pada dasarnya tak bernyawa.

Hei! Ini normal tau, bayangkan kalian tidak bisa melihat tumbuhan hijau selama lebih dari lima tahun terakhir gara gara para Nephasa itu dan tiba-tiba melihatnya, pasti akan ada perasaan rindu dan itu sangatlah normal!

"Ini, aku bawakan makanan. Kau pasti lapar kan?" Ya Tuhan.... Tana memanglah seorang bidadari, sudah cantik, pengertian, baik lagi.

"Terima kasih Tana!"

Tampilan makanan itu sangatlah indah, jarang sekali aku melihat makanan seperti itu. Makanan seperti itu biasanya hanya disajikan untuk para atasan camp ku, itupun hanya di saat perayaan, jadi tanpa menyia-nyiakan kesempatan langsung saja aku comot makanan itu.

Ohhhh... Rasanya sungguh nikmat, padahal jika aku adalah 'aku' yang dulu, aku tidak akan mau makan makanan seperti ini. mungkin ini adalah salah satu efek dari terbiasa memakan makanan kaleng yang seringkali sudah kadaluarsa.

Hmm... Tunggu! "Kita ada dimana ya?"

"Kita sedang ada di tengah hutan. Masa begitu saja kau tak tahu?" Kosh menjawab dengan nada sinis dan wajah yang sudah kembali datar.

Mendengar jawabannya, aku seketika bersemangat. Lantas aku lupakan sejenak kekesalanku pada Kosh dan langsung berlari keluar goa. Seketika itu aku terpengangah melihat pemandangan yang ada. Aku bahkan tidak bisa mengeluarkan satu suara pun, apalagi mengelus-elus bagian dari pemandangan itu.

Di depanku terpampang dengan jelas pemandangan yang bahkan tak pernah kulihat sebelum munculnya Nephasa. Kosh salah menyebut ini hutan, mana ada hutan yang begitu terawat? Menurut ku ini lebih seperti taman peri yang muncul di film film.

Saat aku menoleh ke kanan dan ke kiri, ku temui beberapa goa serupa goa yang kutempati. Pemandangan seperti ini terasa sangat menakjubkan, bahkan pada masa sebelum 5 tahun yang lalu. Aku berani menjamin bahkan Nephasa pun juga akan tercengang, oke mungkin bagian ini terlalu berlebihan.

Saat aku masih tercengang dengan pemandangan itu, tiba tiba rasanya perutku seperti ditusuk beribu jarum.

"Ugghhhh" aku berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat itu dan tangan ku meremas perutku berharap dapat mengurangi rasa sakitnya.

"Canis!" Tana yang tadi masih ada di dalam goa langsung mendatangiku. Ia lalu membantuku untuk masuk ke dalam goa dan membaringkan ku ditempat semula.

"Aduuuhhh, Tana!! Perutku sakit sekali!!!!"

"Aku tahu, itu adalah efek samping dari penawar yang ada di makanan mu tadi, minum ini" Jelas Tana sembari menyodorkan sebuah gelas.

Baru saja cairan itu masuk ke mulutku, tubuhku langsung bereaksi ingin menyemburkannya seperti Mbah dukun. Belum sempat kusembur, Tana dengan sigap langsung menutup mulutku dan memaksa ku untuk menelannya.

Ajaibnya, tak lama setelah itu rasa sakit di perutku mulai berkurang dan lama kelamaan aku bisa bernapas dengan lega.

"Sudah baikan kan?" Tanya Tana yang hanya aku sahut dengan anggukan.

"Sebenarnya, kata orang yang menolong kita, kita nyaris mati. Alba, wanita yang kau bilang membantuku itu sebenarnya adalah manusia yang bekerjasama dengan Nephasa. Ya, harusnya kau tidak kaget sih. Belakangan ini semakin banyak makhluk pengkhianat seperti itu.
Dan soal Bettlebee, Alba sebenarnya adalah salah satu anggota camp itu. Dia dan beberapa orang lainnya mengkhianati campnya sendiri. Sepertinya orang-orang sudah tak waras, mudah sekali tertipu dengan bisa manis para Nephasa itu."

Tana menjelaskannya secara panjang lebar. Tapi.... Omong-omong-

"Kita tidak benar benar ada di hutan kan? Maksudku,, tadi aku melihat ada beberapa goa lain, apakah ini camp lain?" Tanyaku padanya. Tapi jika memang ini adalah camp lain, mengapa aku belum pernah mendengar tentang tempat ini?

"Tempat ini bukanlah sebuah camp." Benarkan dugaanku.

"Memang tempat ini adalah tempat tinggal kelompok manusia, namun mereka tidak menyebut diri mereka camp. Selama ini mereka sengaja mengasingkan diri, baik dari para Nephasa maupun camp atau kelompok manusia lainnya.

Dari pengamatan ku, penduduk tempat ini memiliki teknologi yang cukup maju. Mereka mempunyai semacam alat yang dapat melindungi mereka dari deteksi Nephasa, dan tentunya alat mereka lebih baik dari yang dimiliki camp kita.

Oleh karena itu, suasana disini masih asri dan damai, sebab belum pernah ada orang luar yang menemukan tempat ini. Dan kita adalah orang luar pertama yang memasuki tempat ini.

Dan lalu, soal penawar, kita memang tidak keracunan, tapi para penduduk di sini meminta kita mengkonsumsi penawar itu saat mereka menolong kita, untuk mengantisipasi kalau kalau terdapat pelacak di dalam tubuh kita, canggih bukan?"

Jelas Tana lagi, padahal aku hanya bertanya tentang satu hal tapi jawabannya mencakup banyak hal. Tapi tak apa, toh dengan begitu aku bisa mencerna segalanya dan tidak lagi plonga-plongo seperti orang idiot.

"Tapi Tana, dimana para penduduk itu?" Waktu tadi aku keluar, aku memang melihat goa goa lain saat keluar tadi, tapi aku tidak melihat satu pun orang selain kami bertiga.

"Para pria sedang menggeledah bekas markas Bettlebee dan 'membersihkannya' dari barang barang bekas Nephasa, katanya mereka juga akan menghancurkan markas itu.

Sedangkan, para wanitanya sedang berkumpul di pusat tempat ini untuk memasak. Dan anak-anak nya ikut bermain bersama mereka."

Tana dengan sabar kembali menjelaskan. Tapi ada bagian dari kalimatnya yang cukup menarik bagiku, "Tunggu, apa katamu? Anak-anak???"

Ya, kata anak-anak cukup menarik bagiku. Setahuku, setelah hidup menjadi sulit, orang-orang tidak lagi tertarik untuk memiliki anak. Sebab, menurut mereka anak adalah beban, terutama di masa-masa ini.

Kesekian kalinya, aku merasa bersemangat, tempat ini memberiku kejutan yang tak pernah aku sangka- sangka sebelumnya.

"Tana bisa-"

"Tidak, tidak bisa. Kalau mereka melihatmu dengan tampilan seperti itu, mereka akan ketakutan dan mengira kau adalah korban selamat yang sedang otw diekstrak oleh nephasa" Kosh, yang keberadaannya hampir kulupakan memotong perkataan ku.

Memikirkan tentang penampilanku yang sekarang ini, sepertinya aku memang tidak bisa menemui anak-anak lucu itu untuk sekarang. Aku tidak mau sakit hati dikatai bocah-bocah kecil lucu itu, karna berdasarkan pengalamanku, kata-kata bocah kecil semacam itu adalah yang paling pedas namun jujur apa adanya.

"Mmmm... Canis ada sesuatu yang ingin aku bicarakan.", Wajah Tana tiba-tiba berubah menjadi serius.

"Well, yeah. Ada apa?", Entah mengapa firastku tak enak. Jangan bilang...

"Camp lama kita..... Telah hancur."

DEG.

Mukaku seketika membeku.

"Dan... Selain kita bertiga, tak ada satupun yang selamat.", Rasanya seperti tersambar petir dua kali sekaligus. Aku ingin menangis. Bibi Gwen, teman-temanku yang lainn...

"Sudahlah Canis, jangan sedih begitu. Lebih baik kau istirahat dulu saja, kau pasti masih lelah kan? Kita bisa menemui anak-anak itu nanti sore, pada saat itu aku yakin penampilanmu akan menjadi sedikit lebih baik." Mendengar nasihat Tana yang bertindak seperti ibuku itu, aku hanya bisa mengangguk dan mengikuti perkataannya. Setidaknya anak-anak itu bisa mengalihkan rasa sedihku. Lagipula aku selalu siap untuk kehilangan orang-orang dekatku. Hanya saja.. aku sedikit shock. Tak kusangka akan secepat ini.

Aku kembali ke tempat asalku semula dan berbaring di atas lantai goa beralaskan daun. Perlahan tapi pasti, aku mulai memasuki alam mimpiku yang indah, setidaknya jauh lebih indah dari realita.










































OoO


Xskall
1424 words

'Sesungguhnya secuil jejak anda sangat berarti bagi saya'


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro