Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Can I love you? - Jack the Ripper x OC! Nako Nadean

Title: Can I love you?

Pair: Jack the Ripper x OC! Nako Nadean

Genre: Romance, fluff, modern AU

Latar: London

---------- Be with someone who is proud to have you----------

Beberapa hari ini hujan mengguyur London dengan deras. Sehingga membuat pekerjaan yang harus dilakukan diluar ruangan, proyek bangunan, perbaikan jalan sedikit tertunda. Ditambah lagi dengan berita yang tidak mengenakkan beberapa hari ini. Sebuah berita dimana para wanita ditemukan tewas menggenaskan, luka sabetan, luka tusuk yang ada disekitar dada, perut dan leher wanita-wanita tersebut. Berita menyatakan bahwa korban pembunuhan tersebut diperkirakan berumur 20 hingga 23 tahun.

Berita tersebut membuat para wanita harus ekstra berhati-hati. Tidak keluar malam jika tidak ada acara mendesak, tidak berpergian sendirian, selalu berhati-hati jika berpergian. Sungguh hal itu membuat semua orang resah akan aksinya. Bahkan pernah ada rumor yang beredar jika tragedi pada tahun 1888 akan terulang lagi.

"Hahhh, apa sebenarnya yang terjadi?" gumam seorang gadis.

"Tragedi tahun 1888 ya...?" lanjutnya.

Gadis itu mengalihkan pandangannya dari tv ke laptopnya yang masih menyala, meminum ice matcha latte-nya, dan menyalakan kembali earphone-nya yang memutarkan lagu Summer Carnival. Gadis itu berusaha untuk kembali fokus pada tabletnya yang sedang menampilkan draft novel yang sedang dikerjakannya.

Gadis yang saat ini berumur 22 tahun, yang baru saja berulang tahun pada bulan Juni lalu sedang menempuh pendidikan pada tahun terakhirnya di Oxford University dengan jurusan Humaniora. Gadis itu bernama Nako Nadean, dia adalah gadis blasteran Inggris - Jepang - Perancis. Dengan Ayah orang Inggris - Prancis, Ibu-nya orang Jepang. Dan, fun fact, Nako memiliki segudang fan boys yang mengejarnya, hal itu kadang membuat sang ayah pusing. Ah, tentu saja, Nako juga berbakat dalam bidang kepenulisan. Saat ini Nako tengah mengetik 2 novel-nya dan ada 1 yang sedang dalam proses penerbitan.

Saat Nako tengah asik mengetik draft novelnya, dari sudut matanya Nako melihat seorang pemuda jangkung tengah menatapnya dengan tatapan terkejut, rindu dan bahagia.

"Hm? Kenapa dia menatapku seperti itu?" batin Nako.

Mencoba untuk acuh dengan pemuda itu dan kembali fokus dengan laptopnya. Dari sudut matanya Nako melihat jika pemuda itu berjalan menuju kearahnya.

Dengan senyuman sejuta watt pemuda itu meminta izin untuk duduk dihadapannya. Seketika Nako teringat jika kondisi cafe saat ini ramai dan kursi didepannya satu-satunya yang kosong jadi mau tidak mau Nako harus mengizinkannya untuk duduk disana. Toh, Nako juga tidak terganggu dengan kehadiran pemuda itu. Hitung-hitung sebagai teman bicaranya.

"Terimakasih karena sudah mengizinkanku duduk disini" ucapnya dan memberikan senyumannya.

"Tidak masalah, lagipula ini tempat umum, jadi siapa saja boleh duduk disini" balas Nako membalas senyuman dari pemuda itu.

"Ah... Nako dari dulu hingga sekarang dari senyumannya, fisiknya dan hatinya tidak pernah berubah. Masih terlihat manis, cantik, imut, baik hati. Tidak salah jika dulu dan sekarang aku luluh dengannya" batinnya.

"Ah, perkenalkan namaku Jack. Jack the Ripper" ucap pemuda itu. Jack.

"Nako. Nako Nadean. Salam kenal, Jack" balas Nako.

Jack yakin. Sangat yakin jika gadis didepannya ini adalah gadis yang sama dengan gadis yang pernah menyinari kegelapan hidupnya. "Aku menemukanmu sayang."

Mereka pun larut dalam pembicaraan yang menarik untuk dibahas. Mereka tidak terlihat seperti baru bertemu beberapa menit yang lalu, mereka terlihat seperti teman yang sudah kenal sangat lama. Jack melihat ke arah tablet Nako yang masih menampilkan halaman Microsoft Word, Jack pun kembali tersadar 1 hal, jika kesukaan, kecintaan Nako pada bidang sastra tidak pernah pudar. Bahkan saat mereka bereinkarnasi kecintaan Nako pada sastra masih sama.

"NakoKU sayang," batin Jack.

"Tenanglah, akan aku buat kamu ingat siapa kita dikehidupan sebelumnya."

Nako mempersilahkan Jack untuk membaca draft novel yang dibuatnya, memintanya untuk memberikan komentar mengenai draft yang dibuatnya.

'The Handsome Killer and the beauty author'

Begitulah judul yang tertera pada draft tersebut. Jack pun mulai membacanya. Huruf per huruf, kata per kata, kalimat per kalimat Jack membacanya. Nako bisa melihat jika Jack tertarik dengan karya yang sedang dibuatnya.

Deg.

"Kenapa... aku merasa familiar dengan keadaan seperti ini? Seperti aku pernah melakukannya." batin Nako sedikit heran.

Nako pun jatuh pada lamunannya. Jack menyadarinya jika gadis 'kesayangannya' itu melamun, dan Jack bisa menebak jika saat ini Nako tengah memikirkan perasaan de javu yang dirasakannya.

"Ya, kita dulu pernah seperti ini Nako" batin Jack.

"Nako?"

"A-ah, iya?"

"Ahahahaha- karyamu menarik Nako. Jika karyamu dijadikan drama sepertinya akan laku keras. Si tokoh pria yang berhati dingin, tidak berbelas kasihan, kejam dan tidak mengenal kasih sayang luluh pada gadis yang tidak sengaja melihat wajah asli sang tokoh pria tersebut. Sehingga si pria tersebut menculik gadis itu. Gadis cantik yang cerdas dan baik hati yang berhasil meluluhkan hati es si tokoh pria tersebut" balas Jack.

Blushh.

"Uuhh- aku malu. Baru kali ini karyaku dipuji sedemikian rupa seperti itu" batin Nako.

Dengan wajah yang memerah Nako mengucapkan terimakasih kepada Jack, "Uhh-terimakasih Jack."

"Tidak masalah, Nako" balas Jack.

"Aah♪lihatlah, reaksinya juga sama. NakoKU sayang, tunggu aku ya?" batin Jack.

Nako yang masih malu-malu meminum Ice Matcha Latte-nya dan memakan strawberry cheese cake yang dia pesan 45 menit yang lalu. Jack tertawa ketika melihat tingkah menggemaskan Nako, dia tidak sabar untuk membuat Nako menjadi miliknya sepenuhnya. Jack merindukan pelukan hangat yang diberikan Nako untuknya, elusan pada pipi, tangan dan kepalanya ketika dia sedang lelah, secangkir kopi buatan Nako, masakan Nako, dan tentu saja sensasi saat dia memeluk Nako.

Jack berpura-pura membaca artikel mengenai pembunuhan berantai yang terjadi akhir-akhir ini tentu saja pembunuhan yang dilakukan olehnya untuk mencari reinkarnasi 'pacar' kesayangannya itu. Jack berpikir sejenak tentang rencana pembunuhan yang sudah dia susun sebelumnya, sepertinya dirinya harus membatalkan semua rencana itu. Karena, dirinya sudah bertemu dengan kesayangannya yang dia cari sejak setahun yang lalu. Jack sedikit tertawa kecil saat mengingat masa lalu saat Nako-nya berusaha meluluhkan hatinya yang dingin, Nako-nya yang berusaha untuk menghentikan balas dendam dengan cara membunuh para wanita murahan diluaran sana, disaat Nako-nya sudah berhasil meluluhkan hatinya yang beku itu hingga suatu tragedy terjadi. Nako terkena Flu Spanyol hingga kondisinya drop hingga suatu hari Nako pergi meninggalkan Jack untuk selamanya, hal itu sukses membuat Jack yang sudah kembali bisa merasakan kasih sayang yang tulus kembali menjadi sesosok manusia yang kejam.

Terror yang diberikan pun kembali setelah berhenti selama 1 tahun, masyarakat kembali takut. Targetnya masih sama, wanita dari rumah bordil. Hari demi hari Jack habiskan untuk membunuh para wanita dari rumah bordil, hingga suatu malam setelah Jack selesai melaksanakan aksinya, Jack mendapati sebuah surat didepan pintu rumahnya. Sebuah surat ditunjukkan untuknya dari manor Oletus, surat yang berisikan bahwa sang pemilik manor tertarik dan mengundang Jack untuk berpartisipasi dalam sebuah permainan. Jack juga merasa jenuh dengan aksinya itu sehingga tidak perlu menunggu waktu lama untuk menyetujui surat tersebut.

"...ck."

"-ack."

"JACK!!"

Jack tersentak kaget ketika Nako memanggilnya dengan keras dan memandangnya dengan raut wajah keheranan karena Jack tiba-tiba melamun.

"A-ahh, maafkan aku Nako" ucap Jack dengan kikuk.

"Tidak masalah Jack, aku hanya terkejut karena kau tiba-tiba diam" ucap Nako.

"Maaf, maaf. Aku hanya sedikit melamunkan hal lain" balas Jack.

Nako hanya berdehum paham dan melihat arlojinya yang kini sudah menunjukkan pukul 12.35 siang. "Ah, maafkan aku Jack. Aku harus segera pergi, karena kelasku akan dimulai dalam 25 menit" ucap Nako seraya menyimpan draft novelnya dan memasukkan tablet miliknya kedalam tas.

Jack sedikit merasa kecewa, tidak rela jika mereka harus berpisah sekarang. Jack menawarkan diri untuk mengantarkan Nako ke kampus namun Nako menolaknya, Nako berkata jika dia akan pergi bersama teman-teman satu jurusan dengannya. Sebelum Nako pergi bersama teman-temannya Jack memutuskan untuk meminta nomor telpon gadis tersebut, agar dia bisa menghubungi Nako kapanpun dia mau. Dan setelah Nako memberikan nomornya, teman-temannya datang dan merekapun pergi bersama. Jack yang tidak memiliki alasan untuk tinggal di café tersebut lebih lama maka dari itu dia memutuskan untuk pulang ke apartemen sekadar beristirahat, sebelum dia menemui teman-temannya.

----------Can I Love You----------

Malam hari pun tiba, Jack baru saja kembali dari manor Desaulniers yang ada di Manchester, Inggris. disana ada teman-teman lamanya baik dari hunter dan survivor. Ternyata dikehidupan mereka yang baru mereka memiliki kehidupan yang baik, walaupun dimasa lalu mereka memiliki kehidupan yang tidak begitu baik. Mereka bahkan tahu bahwa Jack lah dalang pembunuhan wanita dari rumah bordil yang menjadi misteri selama setahun belakangan ini. Dan, mereka juga tahu alasan Jack melakukan itu.

Jack mengambil daftar calon korban pembunuhan dan membakarnya diperapian, karena Jack sudah bertemu dengan Nako tinggal membuat gadis itu mengingat dirinya. Tiba-tiba saja Jack merasakan sebuah firasat buruk. Pertanda akan terjadi sesuatu yang menggemparkan, Jack mencoba untuk tenang dan mencari tahunya. Tapi sebelum itu Jack mengambil ponselnya untuk mencoba mengirimkan pesan kepada Nako. Jack sudah sangat merindukan gadis tersebut. Saat Jack baru saja menekan tombol send, ada sebuah berita yang menyiarkan berita bahwa ada sebuah pembunuhan. Dan kali ini korbannya adalah 2 orang mahasiswi dari kampus ternama.

Jack terkejut karena ada pelaku pembunuhan lain selain dirinya. Dan, targetnya adalah mahasiswi dari universitas ternama. Jack buru-buru mengirimkan pesan kepada teman-temannya jika mereka harus menonton berita malam ini. Tentu saja respon teman-temannya tidak jauh dari reaksi Jack, karena para gadis yang mereka kenal bisa saja jadi korban pembunuhan tersebut. Jack sangat mengkhawatirkan Nako, dia tidak ingin kehilangan gadis itu untuk kedua kalinya. Dan, lokasi pembunuhan tersebut ada di Crown Place Student Accommodation, Liverpool.

Jack mengirimkan pesan kepada Nako apakah gadis itu sudah mendengar berita yang baru saja keluar. Beberapa saat kemudian Jack menerima telpon dari Nako, "Aku sudah mendengar berita itu Jack. Jujur saja aku, Emily, Emma, Galatea, dan Grace sama-sama menghawatirkan itu."

"Lalu kalian sekarang ada dimana?" tanya Jack.

"Kami saat ini ada di Liverpool, tepatnya ada di Victoria Gallery & Museum" balas Nako.

Deg.

"Nako. Kalian pergi menjauh dari sana! Aku dan teman-temanku akan menyusuk kalian secepat mungkin!" dengan panik Jack mengambil jaketnya dan ponsel satunya untuk mengabari kepada teman-temannya yang lain jika Nako, Emily, Emma, Galatea dan Grace dalam bahaya.

"Uh- baiklah" balas Nako.

Dari seberang telfon Jack mendengar bahwa Nako sedang berbicara kepada teman-temannya untuk pergi dari sana secepat mungkin dan pergi ke kantor polisi terdekat.

"Nako, jangan matikan sambungan telfon ini" pinta Jack.

"Uh- baiklah" balas Nako dengan pelan.

Tiba-tiba Jack teringat dengan ucapan Bi'an dan Wujiu rumor mengenai seorang stalker yang sering menguntit anak perempuan baik yang sudah kuliah maupun sekolah.

"Shit!"

Jack keluar dari kamarnya dengan membawa dua ponselnya, cutter, jaket dan kunci mobil. Dan, Jack memutuskan untuk menyusul Nako dan yang lain yang ada di Liverpool.

Ada pula Bane, Leo, Wujiu, Bi'an, Joseph, Hastur, Robbie, Luchino, Antonio, Naib, Norton, Eli, Kevin, Victor, Mary, Michiko dan Yidhra yang menyusul menggunakan kendaraan yang lain.

Jarak antara Manchester ke Liverpool itu 35 mil dan memakan waktu 1 jam 1 menit jika menggunakan mobil. Dengan perasaan was-was Jack dan yang lain mengemudikan mobil dengan cepat.

Eli juga sudah menghubungi polisi untuk berjaga-jaga disekitar Crown Place Student Accommodation, Gallery & MuseumCrown Place Student Accommodation dan disekitar Victoria Gallery & Museum.

----------Can I Love You----------

Nako, Emily, Emma, Galatea, dan Grace mencoba untuk tenang. Karena mereka tidak pernah menyangka jika bertemu dengan pembunuh itu secepat ini.

Mereka saling berbisik berusaha untuk mencari tahu bagaimana caranya mereka keluar dari keadaan ini. Nako menatap ponselnya yang masih terhubung dengan Jack.

"Jack" panggil Nako dengan berbisik.

"Ada apa Nako? Kenapa berbisik seperti itu?" Tanya Jack dengan penasaran.

Nako melirik ke-empat temannya yang lain dan menghela nafas sejenak untuk menenangkan ritme detak jantungnya.

"Dia disini. Si pembunuh itu" bisik Nako.

Nako mendengar jika Jack menghela nafasnya dengan kasar dan umpatan yang diucapkan oleh pria itu.

"Tunggulah disana Nako. Aku segera datang" balas Jack dengan singkat.

Nako merasa heran kenapa dia sangat nyaman dengan pria itu. Apakah mereka pernah bertemu sebelumnya. Berbagai pertanyaan berseliweran di otaknya.

"Jangan tinggalkan aku ...,"

"Kenapa ... kenapa kau pergi?"

"Maafkan aku yang tidak bisa melindungimu."

"Aku mencintaimu... Nako."

Deg.

Tiba-tiba saja kepala Nako terasa sakit, banyak sekali ingatan-ingatan yang masuk kedalam kepalanya. Nako menjatuhkan ponselnya dan meringkuk kesakitan. Emily mencoba untuk memanggil Nako yang sama sekali tidak merespon panggilannya.

Galatea menghubungi Jack, Joseph, WuJiu, Michiko, Norton dan Lucino untuk segera cepat datang kemari karena ada kemungkinan Nako mendapatkan ingatannya kembali.

Bi'an mengatakan kepada Galatea untuk mencari tempat yang aman untuk bersembunyi dan untuk bertahan sebentar karena mereka hampir akan sampai disana. Memang tidak masuk akal tapi mereka semua ngebut dengan 120 km/jam. Demi menyelamatkan para gadis.

Emily dan Grace memapah Nako untuk membantunya mencari tempat yang aman untuk bersembunyi karena saat ini mereka ada disebuah ruangan yang luas sedikit sulit untuk bersembunyi.

"Wah... wah... wah... ternyata kalian ada disini♪"

Sontak kelima gadis itu melihat kebelakang dan menemukan dua orang laki-laki membawa pisau dan linggis yang berlumuran darah.

"Hooo♪ jadi gadis yang ditengah itu gadis incaranmu?" Tanya salah satu pemuda itu yang membawa linggis dengan raut wajah sok.

"Kau benar. Gadis yang sudah aku cari-cari selama 11 tahun ini" balas si pemuda yang membawa pisau.

Emma, Grace dan Emily sontak memasang badan didepan Nako dan Emma untuk melindungi mereka.

Sontak saja kedua pria itu tertawa terbahak-bahak meremehkan mereka. Galatea dan Grace yang memang tidak suka diremehkan pun terpancing, namun demi kelancaran rencana mereka menenangkan emosi mereka.

Galatea pun berbisik jika dalam hitungan 5 mereka segera lari dari sana dan meminta Grace dan Emma untuk menemani Nako. Sementara dirinya pergi bersama Emily.

1

2

3

4

5

Grace menarik Nako, Nako menarik Emma, Emily mendorong kursi roda Galatea menjauh dari kedua pemuda itu.

Beruntung Grace dan Emily mengetahui rute bangunan ini jadi mereka sedikit mudah untuk melarikan diri dari sana. Galatea mengirimkan pesan darurat kepada Eli, Kevin dan Bi'an jika mereka bertemu dengan dua pembunuh itu dan mereka berpencar.

Yang tidak mereka ketahui jika diluar gedung kini sudah dipenuhi oleb polisi serta teman-teman mereka yang lain.

----------Can I Love You----------

"Biarkan kami ikut masuk" kata Jack kepada kepala polisi.

"Kami janji tidak akan menghambat kalian" sambung Bane.

Kepala polisi menggelengkan kepala pasrah dan membebaskan mereka untuk ikut masuk.

Jack, WuJiu, Bane, Leo, Robbie, Lucino, Norton dan Naib yang masuk sementara yang lain menunggu diluar.

----------Can I Love You----------

B

aru beberapa menit mereka berpencar, si pembunuh yang membawa linggis entah bagaimana mereka bisa bertemu dengan Galatea dan Emily.

Begitu pula dengan Grace, Nako dan Emma bertemu dengan pembunuh yang membawa pisau. Dan sialnya lagi posisi mereka sama-sama terpojok.

Dua tempat yang berbeda namun satu kondisi yang sama. Saat dua pembunuh itu sama-sama hendak menarik gadis yang berada didepannya, aksi mereka gagal karena Jack, WuJiu, Bane, Leo, Robbie, Lucino, Norton dan Naib datang menyelamatkan para gadis bersama dengan para polisi.

Jack, WuJiu, Lucino dan Norton menyelamatkan Grace, Nako dan Emma. Sementara Bane, Leo, Robbie dan Naib menyelamatkan Galatea dan Emily.

Sementara itu dua pembunuh itu sudah dilumpuhkan oleh WuJiu, Lucino, Bane, Leo dan polisi yang bernama dengan mereka.

Jack menarik Nako mendekat dan mendekapnya dengan erat. Nyaris saja Jack kehilangan Nako untuk kedua kalinya. Hampir saja Jack menjadi gila kembali karena kehilangan Nako.

"Jack," suara lembut Nako memanggil Jack yang sepertinya tidak ingin melepas pelukannya.

"Aku baik-baik saja. Tidak terluka sedikit pun," sambungnya dengan mengelus punggung Jack dengan lembut. Serta memberikan gestur tangan untuk meninggalkan mereka berdua, dan akan menyusul secepat mungkin.

"Jack, aku tidak akan pergi meninggalkanmu lagi" lanjutnya.

"Huh? Kau ... sudah mengingatnya?" Tanya Jack.

"Ya. Aku ingat semuanya ... Jack the Ripperku" balas Nako.

Jack menyentuh pipi Nako dan menatap mata gadis itu untuk memastikan kebenarannya. Dan benar saja. Cara menatapnya saat ini seperti cara Nako menatapnya 112 tahun yang lalu.

"Hallo Jack, aku pulang."

----------Tamat----------

Start: 10 Juli 2022, 19:54
End: 13 Juli 2022, 18:54

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro