Bukan Cerita singkat yang menyenangkan
Story by: GM999
Inspired by: Grub Roleplay
Gendre: Angst/Fluffy Angst/Drama
AU: Real Identity V AU
Colab: lolijack
Warning!
•Angst
•3k Word
•Typo bertebaran
•dan beberapa kata yang kurang nyambung/? Mungkin, idk
Begin!
---
Saat itu umur kandungan Bi'an berumur 4 bulan, tidak ada yang mengira hal langka ini terjadi. Seharusnya kehadiran jiwa dalam dirinya itu hakikatnya tidak disana, tapi entah kenapa di hendaki demikian
Bi'an yang tidak lagi terlihat ramping seperti biasanya itu pun menatap bulan yang indah. Ia membiarkan angin yang berhembus pelan menerpa wajahnya.
Saat ia berjalan menuju kembali ke Manor, angin semilir tidak meninggalkan nya, antara bulan cahaya langit dan udara yang bersahabat itu membuat malam itu terasa sangat indah.
Tapi sayangnya malam itu tidak seindah yang dibayangkan. Bi'an Masih berjalan menuju ke manor, semuanya baik baik saja. Tapi terdapat sesosok bayang bayang mencurigakan terasa mengikutinya. Aura negatif berada di belakang nya
Orang yang tidak habis pikir dirinya hamil itu tidak bisa memilih antara lari dan jalan cepat, karena ia membawa jiwa lain dalam dirinya. Dia terhambat akan pilihannya. Ia tidak mau menghadap kebelakang karena persis sekali kalau aura negatif itu semakin dekat
Lalu tanpa ada yang menduga....
Sebuah besi tajam lebih dari melukai permukaan kulit nya.....
Dan yang menjadi masalah besar adalah....
Perut nya yang dijadikan sasaran....
Bukan dirinya yang ia khawatir kan....
Apalagi harta dunia yang ia bawa sekarang...
Tapi...
Jiwa yang ada di perut nya itu.....
Saat besi itu telah di tarik kembali, cairan merah mulai berkucuran, menodai baju warna putih nya dan juga tangan yang menutupi luka itu. Bi'an berharap darahnya tidak begitu banyak keluar....
Orang yang membawa benda tajam itu segera mengambil benda berharga milik Bi'an dan pergi. Sementara itu, Pria berjuluk White Guard itu mulai berlutut menahan perut nya....
---
Di tempat lain, Wu Jiu pun mulai berlari dengan cepat, ia mengiraukan segala sesuatu yang memanggilnya. Parasaannya tidak enak. Sangat tidak enak. Maka ia memutuskan untuk mencari dimana Bi'annya berada
---
Tangan dan pupil matanya bergetar menatap perut dan tangannya yang ternoda darah itu. Ia tidak bisa apa apa lagi. Ia bisa merasakan jiwa yang ia bawa itu juga terkena imbasnya....
Sementara matanya terasa panas, "aku bodoh sekali , seharusnya aku berlari tadi..." Gumamnya pada dirinya sendiri.
---
Wu Jiu tetap berlari. Ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Namun... Apa daya, ketika ia menemukan Bi'annya... Tragedi itu telah terjadi.
"BI'AN!!"
---
Ia kembali menatap tangannya yang berdarah, Bi'an terasa semua cahaya dalam hidupnya padam... Ia merasa mati rasa pada jiwanya... Ia masih sangat belum bisa menerima ini
Anugerah yang tadi ia miliki itu... Kini... Jiwanya tidak ia topang lagi
---
Wu Jiu tidak bisa berkata apa-apa, mulutnya terkatup rapat. Giginya pun bergretakakan. Ketika ia sampai tepat di hadapan Bi'an, pemuda itu berlutut lemas. Dan menatap Bi'an dalam diam.
Seketika Wu Jiu pun memeluk Bi'an dengan eratnya. Karena terlalu larut dalam kesedihannya Bi'an baru sadar, kalau dirinya tengah berada di dlaam pelukan eray Wu Jiu
"Bi...an...."
"wu... Jiu... maafkan aku yang bodoh ini..." Suaranya bergetar, ia tak bisa menyembunyikan rasa sedihnya sama sekali...
"Shhh.... Jangan... Jangan bilang begitu Bi'an... kau harus kuat ok?"
Dirinya tak kuasa menahan tangisnya. Namun, Wu Jiu tidak akan tinggal diam dan menangisi apa yang telah terjadi begitu saja.
Jadi dengan cepat ia mulai memposisikan tubuh Bi'an dan mulai mengangkat tubuhnya.
"wu..jiu... aku tidak tau malah akan begini" matanya menitihkan banyak air mata, dan kini, air mata itu telah beranak menjadi sungai air mata yang mengalir melewati pipi pucat itu.
Wu Jiu juga tidak dapat menyembunyikan kesedihannya, namun ia memilih mengecup kening Bi'an sekilas dan membawa Bi'an dengan cepat menuju ruang perawatan khusus
Kini.... Bi'an merasa dirinya adalah salah satu orang terbodoh di dunia karena tidak bisa membawa titipan jiwa itu hingga mendaratkan kakinya ke bumi dengan benar
Ia merasa........
Sangat..................
Sangat.........................
Bodoh.................................
Dan hanya bisa menangis..........
Tidak bisa berbuat apa apa.............
Cairan tubuhnya makin berkurang karena pendarahan dan tangisan......
Wu Jiu panik. Selain panik karena pendarahan yang terjadi pada Bi'an. Ia juga mengkhawatirkan jiwa yang berada di sisi pemuda bersurai dominan putih tersebut.
"Bi'an... Bertahan lah,...."
Sementara darah yang sedari tadi mengucur itu belum saja berhenti, Bi'an serasa ingin mati saat menginggat jabang bayinya itu kini terlulai
Disisi lain, dengan lantang, Wu Jiu pun berteriak dengan keras, ia memanggil-manggil Emily dan Joseph dengan panik. Ia sudah tidak peduli tentang darah yang mengotori lantai ataupun bajunya
Bi'an memasrahkan dirinya di bawa WuJiu...
"wu...jiu..."
"Bertahanlah Bi'an...."
"wu.."
"wu...ji...u"
"shh... Simpan tenagamu..."
"Aku..." Bi'an yang sudah makin tidak berdaya karena hampir kehabisan darah itu... Pingsan dalam gendongan wuiju....
WuJiu pun makin Panik. Setelah ia menemukan Emily dan Joseph, ia pun segera membawa Bi'an ke ruang perawatan khusus. Sangking paniknya, Wu Jiu bahkan tidak sadar, bahwa Bi'an telah pingsan di gendongannya
Bi'an yang pingsan itu terkulai lemas tak berdaya sama sekali, kini, tubuhnya menyimpan energi dengan membuat dirinya tak sadar agar tetap ada. Pernafasan dan jantung bi'an terasa melambat... Sementara jari jari tangan nya sudah dingin.
Ketika Wu Jiu membaringkan Bi'an, ia pun baru sadar. Niat hati ingin menemani sang penjaga putih... Namun apa daya, Emily dan Joseph menyuruhnya keluar..
"Bi'an...."
Wu Jiu tidak tahan... Ia menangis sejadi-jadinya... Detak jantungnya teramat cepat, hingga ia sendiri dapat merasakannya
Bi'an tengah ditangani oleh Emily dan Joseph. Jiwanya terasa mulai mengambang saat mereka memulai memberikan alat bantu pernafasan... Sementara itu mereka terus sibuk... Dan bi'an berjuang untuk tetap hidup untuk yang ke sekian kalinya
Dari luar ruangan... Wu Jiu memiliki hubungan yang sangat erat dengan Bi'an. Maka dari itu, ia dapat merasakan jiwa Bi'an yang tengah berdiri di ambang Jurang kematian...
Joseph dan Emily berjuang mencari darah dan juga menghentikan pendarahan yang parah itu... Cukup dalam... Bahkan mungkin bekas lukanya bisa saja terinfeksi... Suasana ruangan itu sungguh tegang... Sangat tegang
Joshep dan Emily yang hanya dapat berjuang berdua itu merasa sangat kelelahan...
Sementara itu, Wu Jiu masih tetap berharap-harap cemas. Sesekali ia berjalan mondar mandir. Pikirannya tidak tenang.....
"Emily kita harus mengangkat bayi nya... Tengkorak nya pecah dan tidak terselamatkan , ambilkan penjepit untuk mengambil serpihan yang berada di perutnya...."
"baik."
Operasi itu terus berjalan....
Kini....
Bi'an kini tidak sekrtis tadi....
Tapi ada nyawa yang harus di bayar untuk malaikat maut malam itu....
Hanya satu saja yang selamat saat itu...
Dan satu yang harus di bawa.....
Dalam alam bawah sadarnya, Bi'an tidak tenang sama sekali..
Ia bisa merasakan wujiu yang sedih...
Dia bisa merasakan apa yang terjadi...
Ia....
Kehabisan harapan dalam jiwanya....
Kedua Penjaga itu telah merasa gagal
Gagal sebagai Penjaga
Gagal melindungi harta mereka yang paling berharga
Setelah beberapa jam pintu ruangan itu terbuka. Menampakan Emily dan Joseph yang terlihat lelah. Karena menangani Bi'an.
Wu Jiu pun bangkit dengan sisa harapan yang ia miliki. Ia pun segera menghampiri kedua dokter tersebut
"BAGAIMANA?!" Emily pun menunduk... Ia tidak kuat mengatakannya...
"Bi'an masih belum sadar, dan ....." Wu Jiu terdiam, ia masih menunggu kelanjutan kalimat Joseph... Takut takut memberikan Pill pait
Joshep pun menunduk, "dan? ada apa?!" Keringat dingin pun mengalir di pelipis Wu Jiu. "Maaf kami tidak bisa menyelamatkan anak mu" Wujiu pun terdiam....
"Keadaan tengkorak kepala janin yang berada di dalam rahim Bi'an saat itu pecah... Maafkan kami..." Dengan cepat Wu Jiu pun menerobos masuk. Ia tidak peduli dengan suara Joseph dan Emily yang meneriakinya...
"BI'AN!!! Bi'an.... Bi'an.....!" Bi'an masih belum sadar itu masih menggunakan alat bantu pernafasan, dan masih belum sadar juga. "Ini bohong kan?! Ini bohong kan?!!"
Bahkan teriakan itu tidak dapat Bi'an jawab
"Bi'an.... Ini... Tidak mungkin kan?! Bohong kan!!"
"Wu Jiu, Bi'an belum sadar karena obat bius nya belum habis bekerja, dia tidak akan bangun dalam waktu dekat.." Wu Jiu terisak... Kini, Bi'an bagaikan patung porselen yang bernafas. Kaku. Dan diam. Tapi masih berdenyut. Dan berdetak.
Joseph dan Emily memberikan waktu Wu Jiu untuk bersama Bi'an dengan meninggalkan mereka. Jika Bi'an sadar, ia pasti juga menangis dan memantung, sekaligus meminta maaf, atas kecerobohan nya itu.
Wu Jiu tidak dapat melakukan apapun selain memanggili nama Bian... Dan menangis... Hingga akhirnya...Ia jatuh tertidur, tidak, lebih tepat di sebut pingsan.. Tepat di sebelah Bi'an.
---
Di suatu tempat entah berantah, terpapar berbagai bunga liar yang indah dan bersahabat. Ditemani rumput yang bergoyang karena angin
Terdapat sebuah pohon yang tidak begitu besar. Dengan ayunan yang menggantung di sana. Langit dengan awan yang pas. Dan matahari yang tidak terlalu di atas. Membuat suasa terasa sempurna dengan hembusan angin yang membelai kulit
Seseorang tengah berdiri dengan menggendong sesuatu. Sebenarnya itu bukan sesuatu lagi.
Tapi sesosok.
Sesosok bayi mungil yang imut tengah tertidur dalam dekapan orang tuanya itu. Orang tua yang sedang menggendong anaknya itu berdiri di bawah bohon di sambi berteduh.
Dan memandang hamparan bunga yang indah. Dengan senyuman manis yang lebar, ia memandang anaknya yang tengah tertidur itu. Ia sangat senang bisa melihat anaknya itu selamat dan berada pada gendongannya sekarang.
Terlihat sekali kalau bayi itu rapuh dan memiliki kemiripan dengan ayah ibunya. Entah bagaimana nanti sifatnya saat dewasa kelak. Lebih mirip ayahnya atau ibunya ? Atau malah campuran nya ?
Bi'an yang tengah menggendong anaknya itu duduk di atas ayunan sambil memandang hamparan bunga yang cukup luas itu. Ia menunggu. Dan menunggu. Dan terus menunggu. Sang ayah dari anak yang ia gendong itu, sambil sesekali membelai wajah anaknya dengan hidungnya.
"Bi'an!" Bi'an sedikit tersentak kaget saat tiba-tiba yang ia tunggu tunggu itu datang tapi ia tersenyum lebar dan senang ke arah nya.
"Maaf lama.. aku menyiapkan makanan dulu..." Wu Jiu pun menyempatkan dirinya untuk mengecup singkat dahi anaknya lalu mengecup pipi Bi'an. "ya ampun , kukira ada masalah, pantas saja kau lama..." Bi'an menghela nafas lalu menggeleng pelan.
Wu Jiu tertawa singkat dan mengelus surai putih Bi'an. Halus... Wu Jiu sangat menyukainya. "Dan bagaimana dengan A-Xing kecil kita?" Tanyanya sambil menatap putri kecilnya tersebut. "Dia masih tidur.."
Wu Jiu tersenyum lebar. Ia menatap putrinya kecilnya yang berada di pangkuan Bi'annya itu, Bi'an pun memposisikan diri karena ia ingin memberikan susu kepada anaknya itu.
"bagaimana Match mu hari ini sayang?" Ia pun mulai mengambil botol susu. "Yah... Begitulah... Lancar lancar menjengkelkan..."
Pemuda bersurai dominan putih itu terlihat menahan tawanya kecil seraya berujar, "senang rasanya ada waktu begini, sepertinya kita harus lebih banyak meluangkan waktu untuk melakukan hal seperti ini" WuJiu pun mengangguk setuju, "iya... Mungkin aku akan izin dari beberapa Match..."
Bi'an tersenyum lalu menyusui bayi perempuannya itu, dan menjaga nya agar tidak belepotan ataupun tersedak. "Oh iya, makanan apa saja yang kau bawa sayang?" Tanyanya sambil menatap WuJiu dengan penasaran. "Coba tebak?" Bi'an pun terlihat berfikir, "roti lapis?"
Wu Jiu tertawa, "mmm, makanan kesukaanmu sayang..." Bi'an mengerjapkan matanya beberapa kali, "bakpao?" WuJiu pun tersenyum lebar, "tepat sekali! Sekarang buka mulutmu!"
"aaa~~~" Wu Jiu pun menyuapi Bi'an dengan mesra dan Bi'an pun mulai mengunyah bakpao nya itu. "Apa bakpao ini isi ayam?" Tanya Bi'an dengan mulut yang masih berisi bakpao.
"Duh telan dulu!" Bi'an pun menelan bakpao yang masih tersisa itu. Wu Jiu pun tersenyum dan mengangguk. "Sesuai dengan rasa kesukaanmu sayang~" Bi'an pun mengembangkan senyum nya yang lebar itu.
Rasanya indah sekali saat ini baginya
Sangat
Sangat
Indah
Ia pun tidak ingin ini Berakhir
Serasa ingin seperti ini selamanya
Dan sesaat
Mata bi'an pun terbuka, melihat langit langit manor yang masih asing karena dia ada di ruangan itu. Ia terasa pusing karena kekurangan darah. Dan dengan lambat dan sedikit susah payah ia memiringkan kepalanya. Merasa ia harus melihat ke sebelah nya, dan ia tidak menemukan apa apa. Lalu ia kembali menatap langit langit. Dan mulai menyinggat apa yang terjadi.
Ingatannya terasa begitu pahit dan asam. Bibirnya melengkung. Setiap ujungnya ke bawah. Bergetar. Rasanya ingin menangis. Dan kini matanya terasa panas. Air mata pun menetes, dan membasahi bantal yang ia kenakan.
Lalu... Sosok pria beraurai hitam pun datang dengan tergesa gesa. "Bi'an!" Bi'an yang masih terbaring itu memiringkan kepalanya kearah empunya suara.
"wu Jiu ?" Pandangan matanya sayu. Dan air mata masih membasahinya. Wu Jiu pun memeluk Bi'an dengan erat. Bi'an yang masih sedikit kaget itu membalas pelukan wujiu, dan membenamkan wajahnya di dada suaminya... Bukan tidak mungkin lagi ia tidak akan menitihkan air matanya di sana.
"shhh... Bi'an... Aku disini..." Ia pun mengusap surai Bi'an yang berantakan, "maaf (hiks) maaf (hiks) kan aku" WuJiu menggeleng pelan, "shh... Sudah, sudah.... aku tau... Ini berat... Bukan cuma kau yang sedih dan merasa bersalah sayang..." Bi'an pun memeluk WuJiu lebih erat, dan melampiaskan rasa sedihnya dan juga tangisannya.
Pemuda bersurai dominan hitam itu pun membalas pelukan erat Bi'an. Ia tetap membiarkan Bi'annya menangis. Akhirnya, mereka pun melepas tangisan mereka. Tak terasa waktu berjalan, hari yang batu pun telah tiba, dan kenyataan baru pun akan tiba
---
Beberapa waktu berlalu dan mereka pun juga tengah hendak mengubur anak pertama mereka itu. Namun Ide gila muncul di benak Wu Jiu, "pemilik manor..." Bisiknya pelan sambil mengeratkan genggaman tangannya pada baju milik Bi'an.
Bi'an pun tidak langsung mengerti apa yang di maksud pasangannya itu, "ada apa dengan pemilik manor?" WuJiu pun menatap Bi'an, "kau ingat saat hari di mana kita di bangkitkan?"
"Tidak terlalu... Ada apa dengan hari itu?" Pemuda bersurai dominan hitam itu pun tersenyum, "kita masih punya harapan!" Wu jiu terkekeh layaknya orang yang kehilangan akalnya dan menggendong jasad anaknya. "Kita masih bisa melihatnya tumbuh...." Bi'an sempat ketakutan dan khawatir dengan perilaku wu Jiu, melihat tangannya kotor akan tanah dan mayat bayi itu...
Bi'an membelangakan matanya melihat hal itu. "Bian.... kita masih punya kesempatan...." Bi'an pun menggeleng tegas, "Wu Jiu jangan kau bongkar dan katakan hal aneh seperti itu lagi , kembalikan ia ketempat semula wu Jiu!"
"Tidak!!"
"Kau gila!"
"Kita bisa mengembalikannya!!"
Bi'an ingin memerebut seonggok mayat itu, namun WuJiu lebih cepat menghindar dan menyembunyikan mayat itu, "kau tidak bisa Bian!!" Bi'an mulai menahan air matanya, "kau jangan terlalu berpikir di luar nalar!"
"Kau mau mengubur Xing begitu saja?!"
"Kau terlalu gila!"
"aku tidak gila!"
"Apa yang kau harapkan dari mayat yang telah kau kubur ?! kau terlalu terobsesi untuk membuatnya tetap hidup! tapi tidak mungkin kita membangkitkan nya!!"
"TENTU SAJA SEBUAH KEAJAIBAN! Lalu mengapa kita bisa hidup kembali?! bisakah kau jelaskan itu?" Bi'an terdiam sesaat memandang wuiju dan bayinya itu, "memangnya apa yang mau kau tawarkan pada dirinya untuk membangkitkan anak kita ini, jiwa mu sendiri?"
Air mata milik wujiu menetes, membasahi jasad bayi perempuan tersebut. Samar-samar, sang penjaga hitam mulai tersenyum dan terisak, "aku akan tinggal lebih lama di Manor yang terkutuk ini... Jiwaku tidak akan terjebak dalam payung itu lagi... Tapi terkunci dalam tempat ini selamanya..." Bi'an membelangak mendengar berita mengerikan itu, "jangan kau coba coba..! wu Jiu... Ku mohon, jangan kau bertindak sejauh itu"
"Dan Dia berkata, dia akan melepaskanmu dan anak kita... Dia akan mengembalikan kehidupanmu!" Bi'an pun menitihkan air mata juga, "kalian bisa bebas bila aku disini...." Bi'an mulai menangis... "tapi... hidup ku tersiksa tanpa dirimu wujiu...!" Bian sempurna telah selesai membuat anak sungai di pipinya kembali. Kini alasan nya membuat dadanya terasa sesak.
Tapi ada Xing yang akan mengisi hari-hari mu... Dia yang akan meredakan siksaanmu...." Ini terasa buruk sekali... "Ku mohon wujiu (hiks) jangan (hiks) kau bertindak terlalu jauh..." WuJiu tersenyum. "Kalian akan bahagia selamanya. Itu sumpahku..." Salah satu tangannya ia pakai untuk mengelus dan menghapus airmata Bian, Bi'an pun menggapai tangan wu Jiu itu dan menggenggamnya.
"Hey, tidak apa... Kesepakatan telah di sepakati... Tidak ada kata kembali..."
"Kumohon jangan, biarkan ini terjadi! bersama mu dalam duka dan duka, adalah salah satu hal terindah yang aku miliki!" Wu Jiu tersenyum... Kalimat itu terdengar sangatlah indah di telingahnya...
Kini, ia mendekat kearah Bian lalu mengecup bibirnya singkat, "kini, Xing lah yang akan menemanimu.... Dalam suka maupun duka..."
"Shh.... Sekarang... Ikut denganku sebentar... kita akan menemuinya..." Bi'an yang masih sesak menerima kenyataan bahwa keputusan pasangan nya ini sangatlah bulat, Bi'an pun menggenggam tangan wujiu erat, serasa tiap detik sangat berarti baginya saat itu. Setiap detik dimana ia bisa menggenggam tangan orang yang ia cintai itu.
Bi'an Sangat sedih saat merasakan pahitnya keputusan ini, ia masih belum yakin dengan hal ini, ia merasa takut sekali... Membayangkan hari hari tanpa wu Jiu....
Wu Jiu pun menuntun Bian, sebenarnya, ia tidak ingin berpisah dengan pasangannya tersebut... Namun, biarlah ini menjadi pengorbanannya lagi...
Sesaat sebelum mereka memasuki ruang Pemilik Manor, Wujiu pun berhenti, "hey.... Sayang?" Bi'an pun mendongak melihat ke arah wujiu, suaminya itu pun menghapus airmata nya dengan lembut.
"Jangan menangis... Shh aku tidak akan pergi jauh... Aku hanya akan tinggal di sini lebih lama... Mulai sekarang, Xing lah yang menjadi orang yang akan berada di sisimu... Dalam situasi apapun.."
"Kumohon ini sangat lah berat , kenapa kau sangat yakin? aku takut ini tidak sesuai dengan keinginan mu, dan ini Sangat menyedihkan" Bi'an pun mencengkram baju di bagian dada kirinya.
"Sangat pedih" ia menggenggam bajunya makin erat.
"aku tidak bisa membiarkan putri kita yang tidak bersalah... Raib begitu saja..." Bian pun menatap wujiu. Terlihat sekali bahwasanya ia sedih. Dan sangat ragu. Takut. Dan cemas. Pandangan nya sangat lah mendung tiada cahaya sama sekali tampak di wajahnya menggambarkan kesedihan yang pekat nan kelabu.
"hey Bian... Jangan sedih... Aku tetap di sini... Kau bisa berkunjung kapan saja... Mulai sekarang.. jaga Xing ya... Kau juga jangan tidur terlambat... Sebanyak apapun kegiatanmu.. kau butuh istirahat..." Bi'an tidak tahan dengan ini perlahan memeluk wujiu, "aku akan merasa sangat kehilangan mu saat jauh dariku" Wu Jiu pun membalas pelukan Bian. "Maka putri kita lah yang akan mengisi apa yang hilang dari mu... lagi pula dia mirip denganku bukan? Hahaha" Bi'an makin sedih, dia benar benar akan kehilangan separuh dirinya. Ia sangat tidak suka perpisahan seperti ini. Belahan jiwanya. Rasanya mereka bagaikan jantung dan detak nya. Jika salah satu nya hilang maka semuanya akan mati...
Jantung tanpa detaknya
Detak tanpa jantung
Itu yang bi'an bayangkan rasanya
Sungguh kosong
"ayo..." Wu jiu pun membuka pintu yang ada di hadapannya perlahan. "Tuan pemilik manor..."
"Black... Sudah tau konsekuensimu?"
"Sudah tuan."
"Siap kah engkau?"
"Ya, Tuan"
Wu Jiu pun berbalik menghadap ke arah bian dan menariknya masuk, Bi'an rasanya ingin bunuh diri lagi. Ia begitu frustasi dan ketakutan, apalagi saat ia masuk kesana...
Di hadapan mereka, telah berdiri tegak sesosok pria, yang di panggil sebagai 'Pemilik Manor'. Wujiu pun memberikan jasad yang ia gedong, ke dalam gendongan Bian
"Fan Wu Jiu... Kau siap?"
"Ya tuan.."
"Xie Bi An... Ini akan terasa bagaikan mimpi... Namun ketahuilah, ini kenyataan yang engkau alami..."
Beberapa saat kemudan cahaya putih pun memenuhi ruangan yang memaksa Wujiu serta Bian untuk menutup matanya...
Bian terbangun dengan kepala yang pusing di pagi hari. Rasanya bagaikan mimpi buruk yang tidak berakhir.
Saat ia mencoba untuk bangun, barulah ia sadar... Bahwa terdapat seorang bayi di sisinya.
Ia tidak berada di Oletus Manor lagi. Ini rumah lamanya. Jelas rumah lamanya... Ia masih sangatlah mengenalinya. Ornamen-ornamen merah biru dan hitam putih pun masih terdapat di sana. Terpajang pula foto... Namun, foto tersebut bukan lah foto yang di ambil sebelum mereka mati... Jelas... Foto tersebut adalah foto pernikahan Wujiu dan Bian di oletus manor setahun yang lalu...
Maka Bian mulai hidup dengan kenyataan baru. Kini hanya ia dan putrinya, Fan Fang Xing... Namanya adalah Fan Bian... Dan beginilah kisahnya....
End...
----
😭😭😭😭 Ku jadi keinget lagi kan! Bangcat..... Nangis lagi aku jadinya....
Tuh dah, ku kasih foto Lovey-Doveynya mereka:3
Biar manis~
Tertanda
GM999
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro