35. Yuri vs Sunhee
Maaf aku unpub part 35 yang ono karena kependekan.
INI VERSI PANJANG ... BACA ULANG PLEASE.
AKU MAU Give Away AH ... VOTE AND KOMEN MIN 7 KOMEN DI PART INI YA.
HADIAH PULSA 25k UNTUK 2 ORANG PEMENANG. DIUMUMIN TGL 9
KHUSUS BUAT YANG UDAH FOLLOW AKU YA.
PART INI MENGANDUNG FLASHBACK ... TELITI BACA NARASINYA YES
HAPPY READING
.
.
.
Hidup itu hanya sekali dan sudah selayaknya kita mengisinya dengan sesuatu yang menyenangkan. Tentu itu adalah sebuah fakta dan Yuri menggenggamnya dengan penuh keyakinan.
Tumbuh besar dalam asuhan seorang ibu matrealistis dan seorang ayah sambung yang penuh intrik menjadikan Bae Yuri menjadi pribadi penuh tipu daya. Yuri bahkan tidak mengerti, bagaimana bisa sang ibu berakhir menikah dengan ayah kandungnya yang sangat miskin. Barangkali, sang ibu tersadar tatkala dirinya telah melahirkan Jihye. Hidup serba kekurangan itu sangat menyedihkan terlebih jika kau terlahir cantik. Kau tahu? Kecantikanmu seakan sia-sia.
Memosisikan diri terjun di lingkungan para chaebol, memanfaatkan kecantikannya untuk menggaet para calon pewaris tunggal di suatu perusahaan besar dan berakhir mendapatkan Min Yoongi dalam pelukan, tentu sebuah tangkapan besar. Seperti ajaran sang ibu, Yuri tidak pernah memakai hati dalam menjalin hubungan kendati Yoongi memperlakukannya dengan sangat baik kala itu.
Enam bulan menjalani hubungan dengan Yoongi, tidak serta-merta membuat Yuri menjatuhkan hatinya pada pria pucat itu. Yoongi sering kali dirundung galau mengingat persaingannya dengan Jimin dalam perusahaan dan itu membuat Yuri berpikir untuk kembali mencari tambatan hati lain hingga dia berakhir mendesah di bawah kungkungan Kim Yongjae, seorang calon pewaris dari Kim San Group yang digadang-gadang akan menduduki posisi CEO tidak lama lagi.
Sungguh, menjalin dua hubungan sekaligus itu sangat merepotkan. Yuri harus pintar-pintar membagi waktu dan membagi ranjang dengan kedua orang tersebut. Jalang sekali, bukan? Ah, Yuri bahkan tidak peduli dengan sebutan tersebut. Dia sangat menikmati permainan kedua lelaki tampan itu, seolah dunia memang selalu berputar di sekitarnya dan memang harus begitu.
Menginjak satu tahun masa pacaran dengan Yoongi, rupanya Dewi Fortuna memilih pergi. Kisahnya dengan Yoongi harus berakhir tatkala Min Sunhee--nenek dari Yoongi--datang mengancam. Sebenarnya itu adalah ancaman yang menyenangkan karena melibatkan nominal sangat besar dan di sini dia tidak dirugikan sama sekali. Dia masih bisa mendapatkan Kim Yongjae, bukan?
Dalam sepak terjangnya, Yuri selalu berdiskusi dengan sang ibu dan sangat disayangkan prediksinya kala itu meleset. Wanita itu berkata bahwa kemungkinan besar Kim Jongjae yang akan segera mewarisi perusahaan Kim San Group. Namun kenyataannya, Yoongilah yang serta-merta naik menjadi pewaris Min Geum Corp dan hal itulah yang menjadi alasan Yuri untuk mulai melancarkan aksinya kembali dalam usaha mendekati Yoongi dan bermain cantik dalam lindungan Glory Tech--perusahaan yang diusungnya dalam proyek Smart City.
Hari itu, Yuri bahkan tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu lagi dengan Min Sunhee. Berita yang beredar bahwa wanita tua tersebut mendadak pensiun dari dunia bisnis tentu menjadi berita besar. Yuri sempat mengira bahwa dengan memasukkan proposal Glory Tech ke dalam proyek Smart City akan memuluskan langkahnya, rupanya bayang-bayang wanita tua itu masih menghantuinya.
Kenyataannya di sinilah Yuri, sehari setelah Yoongi memilih Glory Tech sebagai perusahaan rekanan. Tangan kanan Min Sunhee menghubunginya dan membuat janji untuk bertemu.
Kafe mewah yang menjadi tempat janji temu itu begitu elegan dengan nuansa Eropa yang sangat kental. Yuri memindai jam tangan mahal di pergelangan tangan kiri tatkala maniknya mengarah pada pintu depan restoran yang terbuka--menampilkan seorang wanita tua dengan setelan berkelas masuk ke dalam.
Yuri berdiri, tersenyum penuh penghormatan diikuti bungkukkan tatkala Min Sunhee mendekat.
"Silakan duduk, Nyonya Min." Sopan, tentu saja, Yuri masih bisa berlaku penuh tata krama terhadap orang tua, setidaknya dari apa yang akan dia dengar dari mulut wanita tua itu. Yuri sudah begitu penuh antisipasi.
Min Sunhee mendaratkan bokong di kursi yang didorong oleh asistennya dengan sorot tidak pernah lepas dari wajah Yuri, seram bukan main hingga Yuri berpikir dirinya bisa berubah menjadi seonggok abu jika tiba-tiba saja sorot Sunhee bersinar menjadi laser.
"Apa kabar?" tanya Yuri ceria berusaha mencairkan suasana. Astaga, dia mati-matian menahan geram dalam dadanya. Bagaimana wanita tua itu menatap jelas membuat sel otak Yuri mendidih.
"Kau masih berani menampakkan dirimu di depanku, eoh?" Min Sunhee bertanya dengan wajah angkuh, kentara sekali tidak menyukai sikap Yuri dengan segala tipu dayanya.
Yuri tertawa lirih. "Bukannya Anda memintaku untuk bertemu? Tentu saja aku datang, Nyonya. Sangat tidak sopan menolak bertemu orang penting seperti Anda. Lagi pula kukira rumor kesehatan Anda yang memburuk itu benar. Ah, aku bersyukur karena sepertinya itu tidak benar."
"Kau kira aku benar-benar sakit sampai kau berani mendekati Min Geum Corp?" Sunhee masih dengan manik menyorot begitu serius tanpa ada sedikit pun niat untuk bersikap ramah.
"Ah ... ini tentang proposalku di proyek Smart City, ya? Jika itu sangat mengganggu Anda, sebaiknya Anda bertanya langsung pada Yoongi kenapa memilih Glory Tech. Apa ada kemungkinan bahwa cucu Anda ingin kembali padaku?" Yuri menjelaskan dengan denyaran antusias yang hampir saja merenggut kewarasan Sunhee untuk mengguyur wanita itu dengan lemon tea yang ada di depannya.
"Apa uang 800 juta Won itu belum cukup untuk mengeyahkan dirimu dari kehidupan cucuku, eoh?" Sunhee bertanya dengan nada kelewat sinis sementara Yuri tampak mengernyit lugu seolah tidak mengerti apa maksud dari pembahasan yang Sunhee kemukakan.
"Maaf, Nyonya. Apa maksud Anda? Aku tidak berusaha mendekati Yoongi, perusahaan tempatku bekerja membutuhkan penghasilan dan proyek Min Geum Corp cocok dengan perusahaan kami, itulah mengapa kami mengirimkan proposal."
Sunhee mendecih remeh. "Aku tahu selicik apa dirimu. Kudengar pewaris Kim San Group dijodohkan dengan wanita lain. Kau dibuang, Bae Yuri?"
Sunhee tersenyum puas melihat reaksi Yuri yang tampak mengeratkan rahang.
"Apa ucapanku itu benar?
Astaga, Yuri bahkan tengah mencakar-cakar wajah wanita tua itu dalam otaknya. Kesal buka main dan itu terpeta jelas pada romannya yang memerah.
Tahan Bae Yuri ... tenang ....
Yuri memillih berdeham lantas mengedikkan bahu dan mengulas senyum penuh pemahaman.
"Sebenarnya uang 800 juta Won itu bisa aku kembalikan," ucapnya berbohong demi mengembalikan harga dirinya di depan Sunhee. "Anda mendesakku kala itu, jadi aku mengalah karena aku begitu mencintai Yoongi dan menghormati Anda."
Sunhee tertawa mendengar omong kosong Yuri. "Mengalah atau karena ketahuan selingkuh? Kau benar-benar wanita ular, Bae Yuri."
"Sebenarnya apa kepentingan Nyonya untuk bertemu denganku?" tanya Yuri mencoba mengalihkan keterpojokkannya.
Ekspresi yang tersemat pada wajah Sunhee masih begitu keras. Tangannya bergerak memberikan intruksi pada asistennya untuk memberikan sebuah buku cek.
"Aku ingin menawarkan kesepakatan terakhir agar kau benar-benar menghilang dari kehidupan cucuku." Sunhee mendorong buku cek tersebut ke arah Yuri. "Berapa yang kau minta?"
Yuri sangat menyukai uang dan untuk beberapa alasan, sudah selayaknya dia begitu senang terhadap tawaran tersebut, tetapi mengingat tangkapannya akan lebih besar di kemudian hari tentu saja Yuri harus bisa menahan. Lagi pula yang dihadapinya ini hanyalah seorang nenek tua yang mungkin akan mati tak lama lagi.
Wanita itu melipat kedua tangannya sebelum mengembuskan napas berat. Astaga ... wanita tua ini sangat menyusahkan.
"Lebih baik Anda menyimpan uangnya, Nyonya. Aku tidak seburuk yang Anda kira selama ini." Air mata kini mengucur deras di kedua pipi mulus Yuri. Well, akting yang apik, bukan? Jika Yuri berharap Sunhee sedikit saja merasa iba, itu jelas harapan yang sia-sia.
"Lebih baik kau mengubur keinginanmu untuk kembali bersama dengn cucuku. Dia sudah memilih wanita pilihannya," ucap Sunhee penuh keyakinan walau pada kenyataannya dia tidak tahu bagaimana kehidupan rumah tangga cucunya itu dengan Jihye.
Dalam tangisnya Yuri sukses memaku, mencoba mencerna apa yang baru saja menyapa rungunya. Apa itu maksudnya Yoongi sudah menikah? Ah, tidak mungkin 'kan. Tidak ada pemberitaan di media mana pun.
"Maksud, Anda?"
"Cucuku sudah memiliki seseorang, jadi hentikanlah apa pun yang sedang kau rencanakan dalam otakmu," tegas Sunhee, "sekali lagi aku bertanya, berapa yang kau inginkan agar benar-benar menghilang dari kehidupan cucuku?" ulang Sunhee tanpa niat berbasa-basi lebih lanjut.
Yuri memilih bergeming menatap Sunhee dengan manik yang terus mengeluarkan muatannya. Astaga, rasanya Sunhee ingin tertawa saja melihat sandiwara apik wanita ular itu.
"Tidak usah memperlihatkan air mata buayamu itu di hadapanku. Kau bahkan tidak mempunyai celah sedikit pun untuk kembali menggoda Yoongi. Akan aku pastikan kau hancur bila mencobanya."
Yuri memilih bungkam dengan lobus berdesing mencoba merangkum fragmen-fragmen fakta yang dikemukakan Sunhee. Dia tidak menyangka bahwa sandiwara yang tengah dimainkannya akan serumit ini. Apa maksudnya Yoongi sudah memiliki seseorang, apa dia sudah menikah? Dengan siapa? Atau wanita tua itu hanya membual?
Manik wanita tua itu masih menyorot Yuri dengan angkuh. "Terakhir aku tanya, berapa nominal yang kau inginkan agar kau benar-benar hilang dari kehidupan cucuku."
Yuri menghela napas panjang sebelum akhirnya bersuara, "Entah apa yang membuat Nyonya sebegitu bencinya kepadaku. Aku mencintai cucumu dengan tulus dan kami saling mencintai."
"Kau berbicara tentang cinta yang tulus sementara kau sering kali menghabiskan malam dengan Kim Yongjae di sebuah hotel, hah? Bila dugaanku benar, kau sedang membandingkan seberapa kayanya mereka?"
Tentu saja Sunhee berhasil memancing ketenangan yang mati-matian Yuri jaga. Yuri bahkan tidak menyangka Sunhee akan mencari info sebanyak itu mengenai sepak terjangnya.
"Aku tidak mengerti maksud Anda. Terakhir kali kita bertemu dan aku menyepakati uang 800 juta Won itu karena aku begitu terpojok oleh Anda."
Sunhee mendengkuskan tawa mengejek. "Sudahlah Bae Yuri. Hentikan semua omong kosongmu itu."
Diam-diam Yuri mengepalkan tangannya di bawah meja, merasa kesal bukan main. Entah kenapa berhadapan dengan Min Sunhee seolah segala keburukannya terkuak begitu saja, sorot wanita tua itu mampu menelanjangi Yuri dengan begitu sempurna.
Dasar wanita tua sialan, mati saja sana!
Namun, jika Dewi Fortuna sedikit menjauh darinya, tidak demikian dengan Dewi Apate. Dewi tipu muslihat itu seolah mengembuskan sebuah fakta menarik dari apa yang menjadi perdebatannya selama ini dengan Sunhee. Yuri menarik senyum tipis dengan sorot yang tiba-tiba terlihat angkuh.
"Maaf, jika aku kurang sopan. Simpan saja uang Anda karena sepertinya aku menemukan sebuah fakta menarik."
Sial memang karena Sunhee menangkap ada sesuatu yang tidak beres. "Sepertinya selama ini Anda berpura-pura sakit. Hmm ... demensia? Kalau aku tidak salah dengar. Mari kita cari tahu bagaimana reaksi cucu Anda jika mengetahuinya, terlebih jika nenek kesayangannya telah mengancam kekasih yang dicintainya."
"Jaga ucapanmu, Bae Yuri!" ucap Sunhee dengan nada meninggi dengan dada naik turun menahan marah. Aduh, sial memang. Padahal dari rumah Sunhee sudah berpikir untuk segera menuntaskan rencananya, kenapa wajah menyebalkan wanita licik ini malah memantik dirinya untuk melakukan sebuah konversasi penuh tensi.
Yuri tersenyum sambil memiringkan wajahnya. "Mari kita cari tahu apa yang bisa dilakukan Bae Yuri."
"Dasar kau wanita ular!"
"Reaksi yang Anda berikan tentu sangat kontras dengan fakta yang aku lontarkan. Astaga aku malah semakin tertantang untuk kembali dengan cucumu, Nyonya. Selamat siang." Yuri mengesat air mata buayanya lalu pergi meninggalkan Sunhee yang saat itu terperangah, jelas ngeri dengan apa yang wanita jalang itu ucapkan.
Aku harus segera membuat Yoongi menghamili Jihye. Keberadaan anak akan memperkuat ikatan mereka.
Sunhee menghenyakkan tubuhnya sedikit limbung sambil beberapa kali meremas dada kiri yang terasa sesak. Jantungnya berpacu terlampau cepat diikuti pening yang tiba-tiba saja muncul.
Sementara itu Yuri meninggalkan restoran dengan langkah besar-besar. Suara hak sepatunya terdengar keras membentur keramik di bawah, dengan gemilang Yuri tersenyum penuh kemenangan.
Wanita itu tertawa saat mendaratkan bokongnya di balik kemudi. "Astaga, aktingmu luar bisa Bae Yuri." Tangan lentiknya mengeluarkan tape recorder yang sedari tadi merekam percakapannya dengan Sunhee. "Kita lihat apa yang bisa aku lakukan dengan ini. Astaga Min Sunhee, kau bahkan sudah sangat tua. Sudah bau tanah, kenapa tidak mati saja, sih?"
Sebelum mengemudikan mobilnya, Yuri mengirimkan pesan pada seseorang yang berbunyi.
Ada pekerjaan untukmu, lakukan dengan baik.
***
Segala sesuatu tentu harus dikerjakan dengan sempurna, penuh dengan pemikiran matang yang tidak boleh menimbulkan celah sedikit pun pada eksekusi. Dua puluh hari menahan geram atas kekalahan dari sang adik yang tentu saja tidak mempunyai level yang sama dengan dirinya benar-benar melukai harga diri.
Setelah perdebatan panjang dengan sang ibu, mengamuk dengan membanting barang pecah belah di apartemennya. Yuri berakhir pada sebuah rencana yang bahkan terus-menerus membuat sudut bibirnya terangkat ke atas. Bagaimanapun, inisiatifnya merekam percakapan dirinya dan Sunhee sesaat setelah dia memasuki Min Geum Corp dinilainya sebagai suatu tindakan kelewat jenius.
Di matanya, kini Yoongi tampak sangat menarik dan mengingat saingannya yang hanyalah seorang Jihye, tentu membuat Yuri semakin bersemangat untuk mengalahkannya.
Seolah memiliki sebuah kartu as di tangan, Yuri melenggang dengan penuh keyakinan. Menyapa Jihye di bilik kerjanya dan memberikan sebuah sticky note yang bertuliskan.
Eomma ingin bertemu sepulang kerja nanti.
Jihye membaca sticky note tersebut, mengernyit. Dia bahkan tidak ingin bertemu dengan wanita yang melahirkannya itu. Pertemuan terakhir mereka masih terlalu menyakiti relungnya.
"Dia akan pindah ke Amerika, setidaknya bertemulah untuk terakhir kali," ucap Yuri sedikit memohon.
***
Di part ini ga ketemu dua sejoli dulu ya. Hehehe
C U
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro