27. Morning ...
Hoho aku telat update ya, maaf ya. Sibuk bikin cerpen kemarin. Mampir yuk ke Dear, My Healer, Mian. Ada Jungkook di sana.
Cuss ramaikan dengan vote dan komen kalian.
Happy reading ....
Segala kelesah yang bercampur aduk dalam tempurung kepala, seolah hilang saat penghidunya dihadapkan pada raksi seseorang yang selalu berhasil menenangkan hati. Kalau boleh, Jihye tidak ingin bangun terlebih ungkapan cinta samar-samar yang dia dengar tadi malam berhasil menumbuhkan jutaan bunga pada taman hatinya. Mari kita tunggu jutaan kupu-kupu hinggap di sana.
Bias pertama sang fajar kini telah muncul, memaksa bintang-bintang untuk kembali ke peraduan. Jihye membuka mata saat merasakan seseorang mengusap lembut pipi seraya mengaitkan anak rambutnya ke belakang telinga. Mata besarnya menatap wajah Yoongi yang saat ini tersenyum teduh.
"Maaf jadi membangunkanmu," ucapnya lembut.
Jihye mengerjap lantas menelentangkan tubuhnya menatap langit-langit, luasan kamar Yoongi yang selalu terasa dingin, kali ini tampak beribu-ribu lebih hangat. "Kenapa aku ada di kamarmu?"
"Kamar kita," ucap Yoongi mengoreksi, "seharusnya kamarmu memang di sini, 'kan?"
"Apa Jingoo menghubungimu lagi? Kenapa orang itu sangat menyebalkan, sih? Kau 'kan jadi repot." Jihye terduduk menatap penampilannya yang kacau, blus yang dikenakannya tampak berantakan dengan beberapa kancing terbuka. Rupanya Yoongi tidak repot-repot menggantikan bajunya mengingat Jihye sedang datang bulan, risi sepertinya.
"Aku tidak merasa repot, justru aku bersyukur Jingoo meneleponku. Kau terlihat kacau tadi malam."
Terus terang, sikap manis si Kucing Salju di pagi hari selalu berhasil memacu detak anomali jantung Jihye ke tingkat akut. Kalau begini terus, bisa saja wajahnya menjadi headline di sebuah berita dengan judul Seorang gadis cantik ditemukan tewas terkena serangan jantung karena menerima gempuran ke-uwu-an terus-menerus dari sang suami yang disinyalir seekor kucing. Hah ... baiklah, itu sudah berlebihan.
Gadis itu memijat tengkuknya pelan merasakan pusing dan berat yang masih bersarang di kepala.
"A-aku mandi dulu," ucapnya tatkala melihat Yoongi menatap dengan tatapan sulit diartikan. Sebenarnya Jihye tahu 'sih itu tatapan apa. Tatapan yang sama persis seperti malam panas di rumah besar. Tengkuknya tiba-tiba saja meremang.
Jihye bangkit, tetapi baru setengah jalan dia beranjak, pergelangan tangannya sudah dicekal Yoongi. "Mau ke mana?"
"M-mandi, 'kan?" jawab Jihye mengerjap.
"Masih terlalu pagi," ucap Yoongi melirik jam di dinding yang masih menunjuk ke angka empat. "Bisa temani aku di sini dulu?"
Bisa tidak? Yoongi tidak memasang wajah Puss in Boots-nya, Jihye 'kan jadi sulit untuk menolak.
"Tetapi aku harus mengganti sesuatu dulu."
"Baiklah, sepuluh menit, ya?" Jihye mengangguk dan berlalu. Diam-diam senyum mengembang di wajah keduanya.
Jihye memang bukan pribadi yang mudah jatuh cinta, bagi dia yang masa mudanya nyaris habis untuk bekerja keras, cinta adalah nomor ke sekian dari banyaknya kepentingan hidup yang lain. Namun, apa dia bisa bertahan dengan segala ke-uwu-an yang diterimanya dari si Kucing Salju? Saat ini, perut Jihye bahkan terasa akan meledak oleh kepakkan sayap kupu-kupu di sana.
Mungkinkah aku jatuh cinta padanya?
Degup anomalinya masih saja tidak mau bekerja sama, mengantarkan tungkai Jihye yang tampak malu-malu masuk kembali ke kamar Yoongi sesaat setelah dia berhasil mengganti pembalutnya.
Manik pekat itu mengikuti pergerakan Jihye yang kian mendekat. Ah, sial 'kan karena tatapan itu kembali terpeta di wajah Yoongi. Tampaknya Kucing Salju memang tengah berahi.
"Jadi kau mau apa?" tanya Jihye penuh antisipasi.
Sepertinya Yoongi dapat menilai sikap defensif Jihye karena pria itu kini terkekeh. "Ayo kita berbicara serius."
Jihye memaku dalam duduknya, lantas menatap Yoongi saksama. Diam-diam tangannya meremas seprai, cukup ngeri membayangkan apa saja yang menjadi topik racauannya ketika mabuk tadi malam. Apa Yoongi akan membahas itu semua? Semoga dia tida keceplosan berbicara tentang ibu dan Yuri.
"Hye, kau tahu tidak kalau hati manusia itu memang sangat membingungkan?" tanya Yoongi mulai membangun konversasi. "Mereka bisa tiba-tiba membenci, tetapi bisa tiba-tiba mencinta."
Tangan pucat Yoongi menuntun Jihye berbaring menghadapnya dengan tangan yang dijadikan sebagai bantal kepala gadis itu.
Mata Jihye terpejam guna merasakan sensasi hangat dari tangan yang kini mulai mengusap lembut sisi wajahnya. "Aku benar-benar telah jatuh cinta padamu, Seo Jihye."
Jihye membuka mata lantas meloloskan tawa lirih. "Kenapa jadi seperti ini? Apa yang membuatmu jatuh cinta pada gadis biasa sepertiku?"
"Karena kau adalah Seo Jihye."
Jihye seketika mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Ini tidak bohong, 'kan? Ini bukan prank? Mengingat pertemuan dan interaksi awal yang terjadi di antara mereka adalah saling sikut dengan candaan sarkas yang begitu kentara. Siapa tahu ada kamera tersembunyi.
Jihye sadar dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini dan gadis itu selalu menempatkan bahwa interaksi itu hanyalah sebuah ilusi semu akibat dari seringnya mereka bertemu. Jihye tidak mematok sebuah keharusan bersatu mengingat hubungan mereka hanyalah sebuah persetujuan di atas materai.
Ah, tampaknya pagi ini semua terasa ambyar. Jihye tidak menampik bagaimana hangatnya si Kucing Salju menyentuhnya, menciumnya bahkan desahan-desahan tertahan itu benar-benar membuatnya frustrasi.
Dekapan pria itu senyaman rumah hampir menyerupai dekapan sang ayah yang selalu mampu menenangkan kelesahnya. Haruskah Jihye menyerah dan membiarkan rasa itu mengalir tanpa bisa dibendung lagi?
"Min Yoongi-ssi, aku ...."
"Kau masih ragu, ya?"
Jihye menggeleng lemah. "Bukan begitu, tapi apakah kau yakin ini cinta? Kau belum mengenalku. Aku ...."
"Apa yang kau takutkan, hm?" Yoongi memajukan wajahnya, menatap Jihye kelewat serius membuat gadis itu harus menelan salivanya guna membasahi tenggorokannya yang seketika kering.
Jihye menangkup tangan Yoongi yang masih berada di sisi wajahnya. "Apa kau akan tetap bersamaku jika tahu siapa aku sebenarnya?"
"Memangnya kau siapa? Apa aku tidak cukup mengenalmu? Kau bisa mengandalkan aku, pakai diriku sebagai tempatmu berkelesah. Jangan pergi ke klub dan curhat pada orang lain. Aku suamimu, Hye." Nada penuh kesungguhan itu mengalun masuk ke dalam rungu Jihye menghangatkan relung yang lantas memprovokasi lakrimalisnya untuk bereaksi.
Keheningan mengudara, Yoongi sebenarnya sangat mengerti apa yang menjadi ketakutan dan kekhawatiran Jihye. Mungkin istrinya itu begitu takut melihat reaksi orang-orang ketika mengetahui siapa dia sebenarnya atau mungkin belum siap disorot sebagai istri dari pimpinan tertinggi Min Geum Corp. Percaya atau tidak, faktanya Yoongilah yang begitu takut kehilangan Jihye. Kemarahan yang sering kali hinggap tatkala melihat mata-mata pria lain menatap Jihye dengan memuja. Tawa ramah yang tiap kali Jihye lemparkan pada lawan jenis, benar-benar membuat Yoongi frustrasi. Dia sangat posesif bila menyangkut kepemilikannya dan di sini Jihye jelas miliknya.
"Kau belum tahu siapa aku, Yoongi-ssi," ucap Jihye masih dengan nada sendunya.
Serta-merta Yoongi membelalakkan mata. "Apa kau seekor burung dodo yang sedang cosplay menjadi istriku?"
Jihye jelas terperangah. "Yak! Kenapa harus burung dodo, sih?"
Tensi haru biru itu seketika berubah jauh lebih ringan, membuat Yoongi mencubit pipi Jihye gemas.
"Habisnya terus bilang kau tak tahu siapa aku. Memangnya kau siapa istriku, Sayang. Apa kau benar-benar satu-satunya burung dodo yang dikabarkan punah itu?"
Jihye tertawa dan tawanya segera di redam oleh bilah tipis Yoongi yang mulai bermain di bilah miliknya. "Coba rasakan aku," jedanya sebelum melanjutkan lumatannya.
Astaga, sirkuit otak Jihye seakan macet karena dia kini tidak dapat berpikir jernih, hanya fokus pada lumatan yang kini berubah jadi pagutan. Ini Yoongi benar-benar mengajak berbicara atau modus ingin bercinta, sih.
Pagutan diikuti decakkan dan desahan itu kian panas tatkala tangan Yoongi mulai bergerak nakal di balik kaos yang Jihye pakai.
"Hah ...." Satu desahan lolos dikuti lentingan tubuh Jihye sebagai respons positif atas stimulus gila yang Yoongi berikan.
Sejenak mereka melepaskan pagutannya, bersitatap dalam pandangan dan deru napas penuh gairah. Jihye menggerakkan tubuhnya seolah menuntut Yoongi untuk tidak berhenti bermain di payudaranya, sementara pria itu menyeringai nakal. "Ayo kita mulai untuk saling mengenal lebih dalam lagi."
Jihye mengangguk cepat merasa frustrasi atas kenikmatan tanggung yang Yoongi berikan.
Dasar Yoongi peka kalau menyangkut hal seperti itu, dia tertawa dan langsung memagut kembali bilah Jihye yang terlihat mulai bengkak dan memerah.
Sayangnya, semesta belum merestui. Keduanya harus segera menghentikan pergumulan tersebut tatkala menyadari keadaan Jihye yang tidak mungkin melakukan hal itu untuk saat ini.
"Astaga, Hye ... aku bisa gila," ucap Yoongi menyugar rambutnya kasar. "Apa aku harus menuntaskannya seorang sendiri?"
Jihye tertawa. "Maafkan aku, setelah semuanya bersih, aku milikmu."
***
Kalian pernah jatuh cinta? Entah kenapa Jihye menggambarkan perasaan itu seperti seorang gadis kecil berlari-lari dengan kaki berayun di padang bunga luas dengan angin berembus menggelitik.
Sudut bibirnya tidak pernah absen terangkat ke atas dengan senandung kecil menyertai. Hingga membuat Gaeun menempelkan telapak tangannya di kening Jihye. "Hye, kau tidak apa-apa, 'kan?"
"Yak! Tentu saja aku baik, bahkan saaangat baik," jawab Jihye mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Apa Kucing Saljumu tidak sialan lagi?" tanya Gaeun menyelidik.
"Mwoya? Kucing Salju Sialan?" Hati Jihye jelas mencelus, bagaimana Gaeun bisa tahu.
"Sudahlah tidak usah pura-pura, dia terus meneleponmu saat kau mengajakku dan Minhyuk ke noraebang tempo hari. Itu pacarmu 'kan?"
Jihye diam sejenak lantas segera menjawab, "Ayo kita siapkan kebutuhan untuk rapat nanti."
Tiba-tiba Jihye merasa bersalah dengan nama yang dia berikan pada nomor kontak Yoongi. Aku ganti dengan nama Kucing Salju Sayang sepertinya imut. Diam-diam dia mengulum senyum malu-malu.
***
Tim khusus untuk smart city memang selalu sibuk dan kali ini mereka harus bertepuk tangan dengan riang, karena mereka akan bertolak ke Busan selama dua minggu untuk acara peletakkan batu pertama beserta rangkaian kesibukan lain yang menunggu.
Netra Yoongi dan Jihye bersirobok tampak kecewa. Itu tandanya mereka akan tidur terpisah selama dua minggu. Astaga ... bulan madunya kapan?
See you very soon.
Btw maaf part kmrn aku menyek2, ada yang bully jadi aja ngaruh ke part yg seharusnya lucu. Tapi aku dah hapus kok n gakan gitu2 lagi. ^^ sayang kalian, makasih selalu mendukungku.
Kata untuk part ini?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro