23. The truth untold
ADA YANG KANGEN SAMA CERITA INI GAK? GAAAAKKKK ....
Sebelumnya, ayo kita berdoa buat temen2 yang terdampak bencana di Indonesia baru2 ini ... kalian stay safe and stay health ya.
YAUMUL SILENT READERS ... HADIIIRRR ....
Part ini lanjutan dari part 21 ya, ada flashbacknya. Baca baik-baik narasinya. Thanks.
Hari itu, mungkin seharusnya Jihye sangat bahagia karena salah satu poin dalam daftar impiannya terwujud yaitu bertemu kembali dengan sang kakak. Terlebih, bila menilik penampilan Yuri yang begitu glamor, dapat dipastikan jika gadis itu hidup dengan layak selama ini dan sudah sepatutnya Jihye bernapas lega akan hal tersebut. Namun, bagaimana jadinya bila kehadiran sang kakak justru menimbulkan friksi baru dalam kelesahnya?
Yuri membentangkan senyum tatkala mendapati presensi Jihye berdiri di hadapannya, menilik penampilan Jihye dari atas ke bawah seolah tengah menilai berapa uang yang dihabiskan sang adik dalam penampilannya.
"Hai duduklah ... aku bersyukur kau tampak tumbuh dengan baik walau hidup dalam kemiskinan."
Mendengar kalimat sarkasme itu, Jihye hanya mengulas senyum. Sejak dulu sang kakak memang mempunyai kecenderungan berbicara menyebalkan seperti itu dan hal demikian mengingatkannya pada Yoongi. "Aku bangga dengan hidupku karena appa mengajarkan arti hidup yang sebenarnya, Seo Eunji eonnie."
Mendengar nama aslinya disebut Yuri tertawa begitu keras. Dua belas tahun lamanya dia tidak pernah mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan itu. Bahkan dia akan marah besar kalau sang ibu memanggilnya Eunji. Yuri benci nama itu karena hanya akan mengingatkannya pada hari-hari serba kekurangan yang menyesakkan.
"Aku Bae Yuri sekarang, anak dari Bae Junshik seorang pengusaha ternama yang kaya raya." Kalimat yang terlontar dari bilah Yuri begitu melukai Jihye sampai-sampai tangan gadis itu terkepal kuat.
"Apa menurutmu hidup dengan appa seburuk itu?" tanya Jihye lirih berusaha sekeras mungkin menahan sesak di dada.
"Hampir menyerupai mimpi buruk dalam kehidupanku dan eomma. Apa kau tidak menyadarinya? Bukan salah kami jika pada akhirnya kami muak dan memilih pergi."
Jihye menancapkan tatapannya pada wajah Yuri begitu lekat, mencoba mencari sedikit saja penyesalan karena telah bertutur kata sekasar itu mengenai sang ayah. Namun, hal itu sama saja dengan menangkap angin. Yuri masih dengan sikap angkuhnya, memainkan sedotan dalam gelas lemon tea menatap Jihye dengan sudut bibir terangkat ke atas penuh kemenangan atas bungkamnya sang adik.
Sejak kecil, Jihye seringkali mendapati sang kakak merajuk pada ibunya. Menuntut dibelikan barang-barang branded agar tidak menjadi objek perundungan di sekolah. Hal itu tentu akan menjadi pertengkaran saat sang ayah pulang kerja. Maka, keesokan harinya sang ibu akan pergi nyaris seharian dan kembali dengan membawa barang yang diinginkan Eunji. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi dalam keluarga itu dan semua dipicu oleh Eunji dengan segala tuntutannya.
Puncaknya, di suatu musim dingin saat sang ayah bahkan tidak mampu membelikan penghangat ruangan baru. Ibu dan Eunji memilih pergi meninggalkan mereka. Jihye masih begitu ingat bagaimana histerisnya dia saat mendapati surat di atas meja yang mengatakan bahwa mereka memang pergi dan tidak ingin ditemukan, bagaimana kalutnya sang ayah saat luruhan deras dikedua pipi Jihye mengantarkannya pada penuturan menyakitkan mengenai sang istri dan si sulung. Jihye benci ditinggalkan ... sangat benci.
Jihye yang saat itu berusia 12 tahun cukup mengerti dengan situasi yang ada. Maka, dengan menangkupkan kedua tangannya di wajah sang ayah dan melontarkan kalimat penenang, Jihye berusaha menjadi obat atas lara yang bahkan sama menghunjamnya begitu dalam.
"Hye-ya, terima kasih karena tidak meninggalkan Appa. Mulai sekarang, ayo kita hidup lebih baik lagi." Ucapan sang ayah itulah yang membuat Jihye menjadi pribadi tangguh seperti sekarang ini.
Cepat-cepat Jihye mengesat luruhan bening yang memaksa turun dari pelupuknya. Terlihat lemah itu bukan Jihye sekali, terlebih dia harus memperlihatkan kelemahannya di depan sang kakak yang tersenyum puas. Astaga tidak begini konsepnya, tetapi siapa yang akan tahan bila ayah yang sangat dia sayangi terus-menerus dihina seperti ini?
"Kau tinggal di mana sekarang? Aku harap kau tidak tinggal di banjiha, karena kulihat penampilanmu cukup baik, walau sudah dapat dipastikan itu palsu, 'kan?" ucap Eunji menilik pakaian yang Jihye pakai.
"Eonnie, apa kesuksesan seseorang dapat dinilai dari cara berpakaian atau merek yang dipakainya? Sejak dulu kenapa pemikiranmu sempit seperti ini, sih? Bagaimana kalau aku berkata bahwa aku tinggal di apartemen mewah dengan seseorang, apa kau percaya?"
"Sugar daddy?" Yuri menjentikkan jarinya seraya menuduh, "jadi yang kau pakai itu asli? Bukan palsu?"
Jihye sukses melongo nyaris tidak percaya bahwa wanita di hadapannya itu mempunyai DNA yang sama dengannya, tiba-tiba saja kepalanya berdenyut tak kuasa melanjutkan percakapan ini.
Bagaimana bisa dia menjadi manajer di Glory Tech dan apa benar dia mantan kekasih Min Yoongi-ssi?
Jihye memilih berdiri, berniat untuk pulang. "Eonnie, izinkan aku mengatakan sesuatu. Terima kasih karena telah menunjukkan padaku suatu hal."
"Terima kasih?" ucap Yuri bingung.
"Menjadi kaya ternyata tidak menaikkan IQ seseorang. Semoga harimu menyenangkan, sampai jumpa."
Jihye membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan senyum kemenangan. Astaga jiwa savage itu ternyata menular, terima kasih untuk Yoongi yang telah menempanya selama empat bulan ini.
***
Koridor lantai dua terisi oleh suara langkah tergesa, Nyonya Ahn dengan amplop cokelat di tangan tampak begitu khawatir dengan kabar yang baru saja didapatnya. Setelah mengetuk beberapa kali dan mendengar sahutan dari dalam, wanita paruh baya itu segera mendorong bilah kayu di depannya.
"Wanita itu benar-benar kembali?" Min Sunhee mengepalkan tangannya, geram bukan main.
"Benar, Nyonya. Bahkan tuan muda menyetujui untuk melakukan kerja sama dengan perusahaanya."
"Astaga, apa yang Yoongi pikirkan? Apa dia masih mencintai wanita itu? Bagaimana dengan Jihye?" Wanita tua itu menekan pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut.
"Sebaiknya anda membaca ini, Nyonya. Aku baru saja mendapatkannya dari Pak Ong."
Tangan keriput itu membuka amplop cokelat tersebut dan membaca berkas yang didapatnya satu per satu. Kerutan di dahinya semakin dalam diikuti helaan napas panjang begitu berat. "Bisakah wanita tua sepertiku hidup nyaman bersama cicit-cicit berlarian ke sana kemari di rumah besar ini? Kenapa semuanya menjadi rumit?" Sunhee memasrahkan punggungnya pada sandaran kursi. "Ahn, tolong buatkan aku ramuan ginseng, sepertinya aku mendadak sakit."
Nyonya Ahn undur diri meninggalkan Sunhee yang saat ini kepayahan untuk berpikir. "Aigo ... apa aku salah melindungi cucuku dari wanita licik seperti Bae Yuri?"
Sebutlah Min Sunhee seorang nenek over protected, setelah kematian ibu kandung Yoongi, dia menjadi satu-satunya pelindung sang cucu, terlebih saat itu Min Haejun-ayah Yoongi-terlalu sibuk dengan kisah cintanya dengan Choi Minkyung. Bisa dikatakan Yoongi tumbuh dengan kasih sayang Sunhee tanpa mendapatkan sedikit pun kasih sayang dari Minkyung yang notabene adalah ibu tirinya.
Bersyukur Yoongi tumbuh menjadi pemuda tampan dengan otak pintar, Sunhee sangat menyiapkan cucunya itu sebagai penerus Min Geum Corp. Namun seiring waktu berjalan, begitu banyak--bahkan terlalu banyak--gadis yang mendekatinya dan itu membuat Sunhee khawatir. Instingnya sebagai seorang nenek pun terpacu saat Yoongi mulai tidak fokus dengan sekolah.
Satu per satu gadis yang mendekati Yoongi selalu diintai oleh orang suruhan Sunhee. Sebenarnya, wanita itu tidak terlalu ambil pusing karena Yoongi ternyata cukup sering berganti pasangan. Hingga pada akhirnya Yoongi berpacaran dengan Bae Yuri, seorang putri dari pengusaha bernama Bae Jinhyuk yang terkenal licik. Pria itu pernah bekerja di Min Geum Corp dan nyaris menyebabkan perusahaan bangkrut.
Sunhee mendapati Yoongi yang begitu tergila-gila dengan Yuri, tidak fokus dalam bekerja, sampai-sampai kinerjanya kalah baik dari Jimin hingga para pemegang saham lebih condong pada pria lembut itu untuk menjadi CEO berikutnya.
Sunhee jelas merasa khawatir terlebih sejak awal dia merasa tidak cocok dengan Yuri, sampai semua kelesahnya terjawab tatkala Pak Ong membawa beberapa lembar foto.
Pria paruh baya itu melaporkan bahwa Yuri seringkali kedapatan menghabiskan malam di hotel bersama Kim Yongjae, salah satu pewaris Kim San Group--perusahaan saingan Min Geum Corp.
Min Sunhee memutar otak, hingga berakhir pada keputusan berpura-pura mengalami degradasi ingatan agar memunculkan sikap bertanggung jawab Yoongi pada perusahaan. Wanita tua itu berusaha keras menjauhkan Yoongi dari wanita-wanita perusak yang hanya menginginkan harta. Itulah mengapa Sunhee memilih menemui Yuri agar wanita itu segera memutuskan cucunya dengan mengiming-imingi sejumlah uang.
Saat itu Sunhee bahkan tidak menaruh curiga perihal Yuri yang begitu cepat menyerah dan menyetujui uang 800 juta Won sebagai kompensasi dari janji tidak akan mengusik kehidupan Yoongi lagi.
Setelahnya mungkin terasa sangat ekstrem, hari itu Sunhee memutuskan berpura-pura menjadi seorang nenek pikun dengan berkeliaran di jalan dan di sanalah dia menemukan Jihye, seorang gadis cantik berhati malaikat yang tentu saja langsung membuat Sunhee jatuh hati.
Setelah kejadian itu Sunhee mengumpulkan banyak info mengenai Jihye dan rupanya takdir benar-benar mendukung, karena tiba-tiba saja dirinya mendapati Jihye berada di apartemen Yoongi, tentu dia mengetahui perihal supir pengganti itu, karena dia mendapati sebuah kertas bertuliskan nomor kontak dan rekening Jihye yang segera dia ambil.
Sebuah ketukan membuyarkan lamunannya, Nyonya Ahn memasuki ruangan dengan nampan berisi ramuan ginseng.
"Ahn, apakah Jihye belum memperlihatkan tanda-tanda kehamilan?" tanya Sunhee dengan tangan menyahut cangkir yang diberikan Nyonya Ahn.
"Sepertinya belum, Nyonya. Aku bahkan mencurigai mereka belum melakukan sesuatu selayaknya suami istri, tetapi Pak Ong pernah berkata kalau tuan muda sudah mulai jatuh cinta pada Nona Seo."
Sunhee memicing lantas menarik napas panjang. "Apa aku harus melakukan sesuatu agar Jihye cepat hamil? Bagaimanapun Bae Yuri itu berbahaya terlebih fakta di antara mereka. Aku takut Jihye terluka, gadis berhati malaikat itu tidak pantas tersakiti."
UDAH AKU REVEAL NIH ... GIMANA MENURUT KALIAN?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro