Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

15. Confession

AKU NONGOL LAGI DONG KARENA PENGEN UP DI TANGGAL 1-1-2021 HAHAHA.

Yang belom follow aku, follow dulu yuk da baik ^^

Oh iya ada yang nonton big hit new year's eve concert kemarin? Akhirnya ... bisa melepas kangen juga sama Yoongi, bikin mewek deh speechnya.

Dah ah skuy baca ....

Sebagai orang yang bermimpi melangsungkan pernikahan di luar negeri, ini jelas sesuatu yang menggelikan. Dalam dua puluh empat tahun hidupnya, Jihye baru pertama kali menaiki pesawat dan sungguh tidak menyukai sensasi saat burung besi itu mulai take off.

Gadis itu mengeratkan tangannya di pegangan kursi dengan mata terpejam disertai rapalan berbagai doa. Sungguh, tidak ada daya upaya bagi seorang manusia di atas sana, kecuali kuasa Tuhan. "Aku masih ingin hidup ... lindungi aku, Tuhan," lirihnya.

Kurang lebih tujuh puluh menit, waktu yang dihabiskan dalam perjalan dari Incheon menuju bandara Jeju dan selama itu pulalah keringat dingin mendominasi seluruh tubuh Jihye.

"Hye-ssi, apa kau baik-baik saja?" tanya Minhyuk tampak khawatir menatap wajah pucat Jihye.

"Jangan bilang ini penerbangan pertamamu," imbuh Gaeun tampak sama khawatirnya dengan Minhyuk.

Jihye memegang tangan kedua temannya itu dengan mata terpejam erat. "Kau benar Eun-ah, ini penerbangan pertamaku," jawab Jihye lirih.

Gaeun terkekeh, tetapi memberikan pijatan lembut pada tangan Jihye, sedangkan Minhyuk segera mengeluarkan earpod dan memasangkannya ke telinga gadis itu berharap dia akan sedikit relaks.

Perlahan bulir bening menganak sungai pada kedua pipi mulus Jihye, haru bukan main karena perlakuan kedua orang yang mengapit dirinya itu. "Terima kasih, kalian baik sekali."

Tujuh puluh menit penuh perjuangan itu cukup terbayar saat Jihye beserta rombongan bertolak ke Pelabuhan Seongsan dengan menggunakan bus. Pemandangan di sepanjang pulau Jeju begitu indah dan Jihye tampak ceria, tidak meninggalkan sedikit pun bekas bahwa tadi dia ketakutan setengah mati.

Perjalanan masih berlanjut, mereka menaiki kapal selama lima belas menit untuk sampai ke pulau di sebelah timur Jeju tersebut. Benar-benar perjalanan yang melelahkan bagi Jihye, terlebih ini adalah jarak tempuh terjauhnya dari rumah.

Menjelang makan siang mereka sampai di tempat tujuan, sebuah resort di sisi pantai yang disewa seluruhnya oleh Min Geum Corp. Karena banyaknya karyawan, perusahaan membagi rombongan dalam beberapa kloter yang tersebar di seluruh pulau Udo. Pulau yang mempunyai nama lain Cow Island itu--karena berbentuk seperti sapi yang sedang berbaring-- merupakan pulau kecil yang bisa dikelilingi hanya dengan waktu empat jam saja dengan kendaraan.

Kamar yang ditempati Jihye dan Gaeun terletak di lantai dua dengan pemandangan lurus ke bibir pantai. Setelah beristirahat sebentar, mereka memutuskan akan turun ke bawah untuk menikmati indahnya pantai. Namun sebelumnya, gadis bermarga Han itu sibuk mengoles tubuh dengan krim mengkilat agar kulitnya terlihat berkilau, mengenakan bikini two piece dengan cardigan transparan dan membubuhkan lipstik merah cabe pada bibirnya.

"Apa kau yakin sajangnim menyukai wanita dengan dandanan seperti ini?" tanya Jihye menyelidik, menatap tampilan Gaeun yang dinilainya tampak berlebihan.

"Kau tidak tahu saja dandanan kekasihnya dia dulu, sangat seksi dengan ...." Gaeun menangkupkan tangannya di depan dada, "besar," imbuhnya dramatis.

"Kalau dia sudah punya kekasih, kenapa kau sangat bersemangat menggodanya, eoh?" Jihye berusaha menampilkan wajah tanpa minat seolah apa yang mereka bicarakan adalah obrolan ringan tentang cuaca, bukan tentang si kucing salju yang akhir-akhir ini bersikap meresahkan.

Gaeun mengibaskan rambutnya, berjalan anggun selayaknya kucing betina yang tengah berahi. "Sudah kubilang pria dingin itu biasanya panas di ranjang, dia benar-benar menggoda, Hye. Lagi pula kekasihnya itu tidak pernah kelihatan beberapa bulan ini, sepertinya mereka putus dan kuharap begitu."

Ya, iyalah sajangnim kesayanganmu itu 'kan sudah menikah denganku.

Jihye memutar bola matanya malas. "Bukannya kau sudah punya pacar? Lagi pula dia 'kan tidak ada hari ini."

"Kalau aku bisa mendapatkan sajangnim, kenapa harus mempertahankan kekasihku? Tunggu ... apa maksudmu dengan dia tidak ada, siapa yang tidak ada?" Gaeun menautkan kedua alisnya.

Jihye cepat-cepat berdiri dengan air muka panik, tentu saja dia keceplosan dan segera memutuskan untuk turun ke bawah lebih dulu.

Jihye menarik napas panjang, menghirup aroma laut yang membentang di hadapan. Baginya, laut memberikan vibe yang romantis. Andai saja ada seorang spesial yang menemani saat ini. Namun, sejurus kemudian Jihye terus menggeleng, menolak sosok yang sering muncul pada lobusnya. Astaga ... aku ini membayangkan orang spesial, kenapa si kucing salju terus yang muncul.

Cuaca tepi pantai yang panas menyengat bahkan tidak menyurutkan orang-orang untuk bermain di sana. Jihye menggelar sebuah karpet dan duduk di sana ditemani kelapa muda yang menyegarkan, sesekali dia ikut tertawa memperhatikan orang-orang yang sedang bermain voli di sana.

"Jihye-ssi, ayo kita berenang," ajak Minhyuk tersenyum lebar, pria itu tampak sudah siap untuk bersenang-senang dengan celana pantai motif bunganya.

"Tidak-tidak, aku di sini saja." Sedikit banyak apa yang Yoongi pesankan padanya tadi pagi benar-benar dia lakukan.

"Kau ini untuk apa ke pantai kalau tidak berenang. Kau juga tidak pakai baju renang yang sudah kita beli. Wae?" Selidik Gaeun yang tiba-tiba muncul setelah terlepas dari kerumunan pria dari divisi lain yang berebut meminta nomornya.

"Aku kurang nyaman kalau memakai bikini."

"Aish ... yang benar saja Hye, ini 'kan pantai, dengan memakai kaos oblong kebesaran dan celana pendek seperti itu, bagaimana kau akan berhasil memenangkan hati Min Jaemu isanim."

Jihye hanya mengangguk-angguk tanpa niat mendebat Gaeun lebih jauh. "Iya ... nanti aku menyusul."

***

Bentangan cakrawala yang menampilkan kuasan semesta berwarna jingga, mulai berganti temaram. Pihak resort sudah menumpuk kayu di pinggir pantai untuk pesta api unggun dan barbeque party nanti malam.

Pada malam pertama akan diadakan acara kreasi dari setiap divisi. Acara biasanya dipenuhi oleh para karyawan yang unjuk kebolehan di berbagai bidang, hanya saja selalu didominasi oleh menyanyi, menari, dan bermain alat musik.

Gaeun sudah siap dengan dress seksi berwarna merah dengan potongan dada begitu rendah, sedangkan Jihye memakai dress putih sepanjang lutut yang dipadankan dengan cardigan tangan panjang yang mengundang decakan sebal dari bilah Gaeun.

"Yang benar saja, Hye. Kau yakin dengan cardigan itu?"

"Eun-ah, kau fokus saja dengan tebar pesonamu, oke? Biarkan aku dengan gayaku sendiri."

Bukannya, mengangguk mendengar penuturan Jihye, Gaeun malah mengembuskan napas panjang. "Kau menyia-nyiakan kesempatan, coba kau lihat, dari kejauhan pun jaemu isanim tampak begitu tampan." Wanita itu menunjuk Jimin yang berdiri di kejauhan sedang berbincang dengan sekretarisnya, "tetapi ngomong-ngomong kemana, ya sajangnim?"

Jihye hanya mengedikkan bahunya.

Lagi pula siapa yang ingin menggoda Jimin.

Andai Gaeun tahu bahwa Jihye adalah istri dari Yoongi, entah bagaimana reaksi wanita itu.

***

Jimin berdiri di atas panggung yang disediakan pihak resort. Dia tampak begitu tampan dengan setelan casual a la pantai yang membalut tubuh atletisnya. Sepatah dua patah kata dia lontarkan sebagai pembuka acara, mewakili Yoongi yang saat itu belum bisa hadir di sana karena urusan pekerjaan. Gaeun merajuk dan menatap Jihye penuh curiga. "Kau tahu sajangnim tidak hadir?"

"A-aku hanya mendengar pembicaraan jaemu isanim pada sekretarisnya tadi."

Beruntung, Gaeun hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut.

Sorak-sorai--bahkan terang-terangan ada yang berteriak saranghae jaemu isanim--diikuti riuhnya tepuk tangan mengantarkan dibukanya acara barbeque party malam itu.

Gelak tawa yang dilatarbelakangi musik yang mengundang tubuh untuk bergoyang, ditemani panasnya api unggun yang menghangatkan suasana malam, benar-benar membuat meriah. Beberapa kali Jimin menatap Jihye dari jauh dan mengangkat gelasnya. Andai waktu bisa diputar kembali, aku akan memperjuangkanmu, Hye.

Semakin malam suasana pesta semakin meriah dan seseorang tiba-tiba naik ke atas panggung,  meminta atensi pada semua orang yang hadir. Pria itu tampak begitu tegang dengan manik yang terus menyorot ke arah Jihye.

"Yeorobun, maaf meminta waktunya sebentar." Pria itu berdiri menggenggam microphone dengan keyakinan penuh. "Izinkan saya mengutarakan sesuatu malam ini."

Embusan napas panjang menguatkan keberanian serta keyakinannya akan hal yang akan dia lakukan. Dengan mantap dia melanjutkan berbicara. "Sejak pertama kali bertemu, aku tahu bahwa hatiku sudah memilihnya. Senyum yang selalu terbingkai di wajahnya selalu menghadirkan gelenyar berbeda di hatiku. Hingga rasanya, malam ini adalah waktu yang tepat bagiku untuk menyatakan perasaanku."

Hening kini mengudara, semua orang di sana mulai mengikuti arah pandang si pria yang berada di atas panggung dan semuanya memandang Jihye.

"Nona Seo Jihye bisakah kau naik ke atas panggung?"

Jihye membutuhkan beberapa saat untuk menggenggam kesadaran sepenuhnya, tatkala seluruh mata mengarah padanya. Tenggorokannya tiba-tiba mengering dan dengan sialannya produksi saliva di dalam mulut pun seakan ikut terhenti.

Boleh tidak Jihye berubah jadi penyu yang berlarian ke pantai. Kenapa pria itu bersikap seperti ini? Hal tersebut hanya akan menjadi masalah baru bagi kehidupan rumah tangganya demgan Yoongi.

Suara tepuk tangan dan siulan menyertai tungkai jenjang itu ke atas panggung. Rasanya menyusun kalimat penolakan tiba-tiba sesusah itu tatkala dia dihadapkan dengan keadaan yang benar-benar di luar ekspektasi. Sang pria kini bersimpuh di hadapannya tampak tersenyum dengan binar penuh harap.

Astaga kenapa seperti ini, aku harus bagaimana?

Jihye mengedarkan pandangan, menatap satu per satu orang di bawah panggung yang tampak tertawa melontarkan berbagai kata penyemangat yang diikuti tepuk tangan.

"Nona Seo, maukah kau jadi kekasihku?"

Hening ... semua orang tampak menahan napasnya, menunggu silabel keluar dari bilah Jihye. Sampai sebuah ide cemerlang muncul dengan sangat tidak terduga.

Pada detik selanjutnya, teriakkan terdengar dan acara pernyataan itu menjadi kacau.

NAH LOOHH SIAPA YANG NYATAIN  dan MENURUT KALIAN DAN APA YANG TERJADI ....

01012021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro