Chapter 7 : Terkejut?
.
.
.
.
.
Melihat reaksi temannya, Blaise akhirnya menghentikan tawanya dan menatap Draco dengan pandangan tidak enak.
"Sorry, Mate," ucap Blaise yang membuat Draco menatapnya bingung.
"Memangnya kenapa?" Draco bertanya karena tidak mengerti maksud sahabat berkulit eksotisnya itu.
"Karena aku mengambil tempatmu," jawab Blaise membuat Draco mengangguk paham. Pemuda pirang itu merangkul pemuda berkulit hitam yang sudah seperti saudaranya itu.
"Dont worry, aku juga sekarang tidak memiliki minat pada quidditch lagi. Jabatan ketua murid kurasa sudah cukup." ucap Draco final membuat teman-temannya menatapnya.
Mereka terkadang merindukan Draco Malfoy yang dulu. Anak laki-laki yang suka mencari masalah, suka melanggar peraturan, suka berbuat onar, suka membuat orang jengkel dan muak, serta anak laki-laki yang sangat nakal dan sangat mencintai quidditch. Tidak seperti sekarang, anak laki-laki itu kini menjadi pemuda yang pendiam, suka mengalah dan bersikap dingin. Mereka semua merindukan Draco Malfoy yang dulu.
Draco terlihat menundukkan kepalanya sembari menatap tangan kanannya. Dulu, tangan itu selalu ia gunakan untuk meraih Golden Snitch.
Draco merasakan kedua pundaknya di elus, pemuda itu menoleh pada Blaise dan Pansy yang berusaha menenangkannya. Ia tersenyum, setidaknya dia masih memiliki teman-temannya yang mendukungnya di saat genting seperti ini.
Di depan mereka, terdapat Theo yang duduk di tengah Daphne dan Astoria. Mereka semua tersenyum satu sama lain, walaupun mereka semua merasakan tatapan sinis banyak murid yang mengarah pada mereka.
"We are friendship!" seru Astoria ceria. Theo yang berada di sebelahnya mengusap kepalanya dengan lembut. Astoria yang merasakan usapan pada kepalanya menolehkan pada sang pelaku, ia memberikan senyuman khasnya pada pemuda berambut hitam tersebut.
"Ehem." Blaise berdehem begitu melihat kelakuan kedua temannya.
"Cieeee!" seru Pansy pada dua orang yang tengah dia goda, sementara itu Draco tersenyum tipis.
Lain halnya dengan Daphne, gadis pirang itu tampak tidak suka ke arah sang adik yang sedang tersenyum pada Theo.
Entah kenapa, dia tidak rela segala perhatian teman-temannya terutama Theo tertuju pada Astoria. Dia membenci hal itu. Oleh karena itu, dia memandang datar sang adik tanpa diketahui teman-temannya.
...................
"Hei, Hermione!" seru Neville membuat gadis berambut cokelat itu menoleh kepadanya.
"Ada apa Neville?" Hermione bertanya. Pemuda Longbottom itu berdehem sebelum menjawab.
"Masalah yang kau ceritakan?" jawab Neville dan Hermione langsung paham.
"Berjanjilah satu hal padaku!" ucap tegas Hermione sembari memandang Harry, Ginny, Ron, Neville, bahkan Dean, Seamus dan Parvati yang ikutan penasara.
"Memangnya kau mau kami berjanji apa?" Ginny bertanya.
"Jangan teriak," jawaban Hermione membuat mereka terdiam. Dalam benak mereka, Hermione memiliki masalah apa sampai membuat mereka harus berteriak.
"Baiklah, kami berjanji." tanpa diduga Hermione, Ron yang menjawab seakan mewakili yang lain. Tapi, Hermione yakin, saat dia memberitahukan masalahnya pada teman-temannya. Ron akan menjadi orang yang berteriak paling kencang dari yang lain. Sebelum menjawab, Hermione menoleh ke arah Draco yang duduk dengan teman-temannya.
"Kenapa kau melihat ke arah Malfoy, Hermione? Apakah dia yang menganggumu?" Harry bertanya bertepatan dengan Hermione yang mengambil nafas lalu menghembuskannya.
"Aku dan Draco terpilih menjadi ketua murid" ucapan Hermione sukses membuat teman-temannya terpaku. Tapi, itu hanya beberapa detik, sebelum..
"BLOODY HELL!!!!!!!!!!!!!" suara Ronald Weasley melengking hingga keluar Great Hall menyebabkan gelas piala bergetar dan seluruh murid hingga professor menutup telinga mereka.
'Tepat sasaran." pikir Hermione.
Terkecuali, ketujuh teman Hermione yang masih belum sadar dari ketekejutan mereka.
"Merlinnnn!" Ginny, Harry dan Padma berteriak walaupun tidak sekencang Ron
"Godric Gryffindor akan bangkit dari kubur!" batin Seamus yang masih melototkan matanya pada Hermione. Di sampingnya, Dean mengaga lebar.
"Malfoy dan Hermione akan satu asrama! Merlin pasti sudah gila!" Neville berseru dalam hati dengan mukanya yang masih cengo.
Ron berbalik sembari melotot pada meja Slytherin dan menemukan Draco dan teman-temannya yang menatapnya dengan heran.
Sementara itu, Hermione dapat melihat professor Mcgonagall menatap ke arah meja mereka.
"Ada masalah, Ms. Granger, Ms. Weasley, Ms. Patil, Mr. Potter, Mr. Longbottom, Mr. Weasley, Mr. Finnigan, Mr. Thomas?" professor Mcgonagall bertanya dengan wajah menahan amarah.
Bagaimana tidak marah? Murid-muridnya yang selalu menjadi kebanggaannya bahkan menjadi pahlawan bersikap tidak sopan di aula makan? Lebih lagi seorang Ronald Weasley berteriak, nyaris membuat telinganya menjadi tuli. Kini, dia memandang murid kesayangannya yang menurutnya masih bersikap normal di antara teman-temannya.
"Tidak ada apa-apa professor, saya hanya menceritakan sesuatu yang membuat mereka terkejut." Hermione berjawab dengan jujur. Tentu saja, Hermione bercerita suatu hal yang membuat teman-temannya terkejut.
"Baiklah anak-anak, malam ini saya selaku kepala sekolah akan memberikan pengumuman penting kepada kalian," Mcgonagall berseru membuat seluruh murid Hogwart berfokus padanya.
"Hari ini, kita akan mendapatkan HeadBoy dan HeadGirl baru," hal itu disambut antusia oleh para murid. Di antara mereka, ada yang berharap menjadi Ketua Murid tanpa tahu bahwa Mcgonagall telah memilih dua Ketua Murid pilihannya.
"Baiklah, Ketua Murid perempuan kita, adalah..." wanita tua menjeda kalimatnya membuat murid-murid menunggu penasaran. Kecuali, anak-anak yang menjadi teman kedua ketua murid.
"Tepuk tangan untuk, Hermione Jean Granger!" seru Mcgonagall bangga, banyak murid bertepuk tangan riuh terutama laki-laki untuk Hermione.
Hermione dapat merasakan bahwa wajahnya memanas karena mendapatkan perhatian seperti itu.
Tapi apa Hermione salah lihat, dari meja Slytherin ada lima orang yang tersenyum menatapnya. Bahkan, yang lebih tidak mungkin lagi, seorang Draco Malfoy memberikannya senyuman lembut. Ya senyuman yang amat lembut di penglihatan Hermione. Tidak ingin terlalu lama berkhayal, gadis Gryffindor itu mengalihkan tatapannya.
"Baiklah, sekarang kita akan tahu siapa yang menjadi ketua murid laki-laki!" seru Mcgonagall, seketika aula makan hening kembali. Hingga, dari meja Hufflepuff terdengar teriakan.
"Mcmillan! Mcmillan!" ucap Hannah, salah satu teman Harry. Lalu teriakan itu diucapkan teman-temanya yang lain, seorang pria tampan yang bernama Ernie Mcmillan melambaikan tangan sembari tersenyum pada Hermione yang di balas Hermione. Dari meja Slytherin, Draco mendengus melihat interaksi itu.
Bukan hanya Hufflepuff, Ravenclaw juga kini berteriak menyerukan nama Anthony Goldstein
"Michael! Michael Corner! " seperti itulah seruan mereka.
Dari meja Gryffindor, Dennis ingin berseru nama Harry. Akan tetapi, Ron melarangnya.
Sementara itu, teman-teman quidditch Draco ingin berseru namanya. Tetapi, ditahan oleh Theo yang memberikan perintah lewat mata yang berserukan Diam!
"Seperti yang aku bilangkan," Ron berbisik pada Ginny yang berada di sebelah kirinya.
"Yeah, kau benar tentang Mcmillan. Tapi kau salah pada Anthony, ternyata yang di serukan itu Michael! " seru Ginny.
"Mantan, awwww!" ucapan Ron terpotong karena Ginny memukul kepalanya dari samping.
"Adalah..." seru Mcgonagall yang menghentikan aksi Ginny dan Ron.
.
.
.
.
.
Hai readers^^
Kwkwkkwkw, kepotong ya?
Tapi, kalian kan udah tahu siapa ketua muridnya?
Jangan lupa vote dan komen
Tag :
Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ vinmalfoy springinseoul aulzalia
Maaf yang kena tag.
Salam hangat dan penuh cinta❤
Tiara Feltson.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro