Chapter 42 : Pesta Slytherin dan Perasaan Draco Malfoy
.
.
.
.
.
"Sudahlah Ron! Berhenti cemberut begitu!" seru Ginny sembari berkacak pinggang menatap galak kakak keenamnya itu.
Sekarang ini, seluruh angkatan Harry Potter bersama anggota tim Quidditch tengah duduk meratapi kekalahan mereka di ruang rekreasi Asrama mereka.
"Kalian juga!" seru Ginny sembari menatap teman-temannya yang lain.
"Gara-gara pacar Mione menangkap Snitch Golden, Asrama kita jadi kalah begini!" rutuk Dean sembari menatap tajam Hermione.
Hermione yang sedaritadi sibuk membaca buku dan mendengar umpatan teman-temannya terhadap Draco dan Asrama Slytherin. Tapi sekarang, ia menutup bukunya dengan keras sembari menatap tajam Dean.
"DRACO MALFOY BUKAN PACARKU, DEAN THOMAS!" bentak Hermione sebelum ia melanjutkan kembali membacanya. Dean meneguk ludah mendengar bentakkan Hermione.
Harry menyingkut lengannya sembari membisikkan. "Kau baru saja membangunkan singa yang tidur Dean." bisiknya.
Dean menggaruk belakang kepalanya.
"Aku benar-benar kesal dengan Nott!" seru Ron tiba-tiba. Neville menepuk pundak Ron memberi semangat.
"Sudahlah, kita memang kali ini belum beruntung. Sebaiknya kita persiapkan diri untuk memenangkan piala Quidditch tahun depan!!!" seru Ginny penuh semangat.
"Ya! Kau benar Ginny!" seru beberapa anggota Quidditch termasuk Ron.
"Kenapa kau ikut berseru, Ron?" tanya Neville.
"Karena tahun depan kita akan merebut piala Quidditch dari Slytherin," jawab polos Ron.
Seluruh orang yang berada di ruangan itu memandang pemuda berambut merah itu dengan datar.
Harry menatap ke atas. "Oh Merlin! Kenapa aku memiliki teman seperti Ron!" serunya. Ron memandangnya aneh.
"Kau kenapa Harry?" tanya Ron. Sementara Ginny menepuk dahinya, Hermione yang duduk di sebelahnya memutar bola matanya.
Seamus menghela nafas sebelum menjawab. "Untuk apa kau ikut berseru? Tahun depan kita sudah tidak ada di Hogwarts lagi, Ron!" Hermione menatap datar Ron.
"Ouh benar ya." ucap Ron. Ia nyengir ke semua orang yang berada di ruang rekreasi itu.
..................
Hermione berjalan di koridor menuju Asrama Ketua Murid setelah menitipkan bwuku sejarahnya pada professor Mcgonagall untuk sementara waktu.
Hermione berhenti saat mendengar suaranya menggema di koridor.
"Hermione!"
"Hermione!"
Hermione menoleh ke belakang. Seorang gadis Slytherin langsung berhenti sembari nafasnya ngos-ngosan.
"Kau siapa?"
"Oh haii! Namaku Victoria, Slytherin tahun kelima!"
"Hai Vic! Well, kenapa kau memanggilku?"
"Oh itu aku diperintahkan Daphne Grengrass untuk menemuimu dan mengantarmu ke ruang rekreasi Asrama Slytherin,"
"Untuk apa?"
"Untuk membawa Malfoy,"
"Membawa Draco?" gadis bernama Victoria itu mengangguk. "Memang ada apa dengan Draco?"
"Malfoy mabuk Hermione,"
"APA!" pekik Hermione. "Bagaimana bisa!?" serunya sekaligus bertanya.
"Aku akan jelaskan sembari kita berjalan menuju kesana," Hermione mengangguk. Mereka berdua pun berjalan beriringan menuju Asrama Slytherin.
"Sekarang jelaskan,"
"Itu...karena Slytherin memenangkan piala Quidditch," Victoria mulai menjelaskan.
"Mereka berpesta pora di ruang rekreasi, seluruh murid tahun ketujuh, alumni Slytherin dan para anggota Quidditch mabuk berat saat ini. Banyak murid sedang menggotong teman-teman yang mabuk itu," kedua gadis itu berbelok menuju ke kiri di mana Asrama Slytherin terletak.
"Daphne Grengrass yang tidak ikut berpesta bingung bagaimana cara memindahkan Malfoy. Akhirnya, ia memintaku untuk memanggilmu dan kebetulan sekali kita bertemu di koridor itu. Begitu Hermione," mereka menuruni tangga untuk menuju ruang rekreasi Slytherin.
"Baiklah aku mengerti," ucap Hermione.
Victoria membuka pintu dan Hermione dapat melihat kekacauan yang terjadi setelah pesta tadi. Botol-botol kosong firewisky bergelepangan di lantai, ada beberapa yang tersisa berada di tangan beberapa murid yang mabuk.
Hermione dapat melihat beberapa murid yang mabuk menari dengan teman-temannya. Blaise dan Pansy menari bersama, mereka berdua benar-benar mabuk terlihat dari rona di kedua pipi mereka.
Ia menoleh dan mendapati Daphne sedang kesusahan menahan tubuh Theo yang sepertinya tidak dapat berdiri sendiri.
Daphne melihat Hermione. "Hermione!" seru Daphne memanggil Hermione.
"Vic. Aku menemui Daphne dulu," ucap Hermione.
"Iya Hermione. Aku akan membantu teman-temanku dulu,"
"Baiklah," kedua gadis itu terpisah. Hermione berlari menuju Daphne.
"Daphne! Ada apa ini? Kenapa mereka semua mabuk!" seru Hermione sembari menunjuk beberapa siswa Slytherin mabuk yang masih memakai seragam Quidditch.
Daphne menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Hermione.
"Aku pun tidak tahu Hermione. Setelah masuk ruang rekreasi, tiba-tiba saja beberapa siswa Slytherin tahun ketujuh mengeluarkan firewisky. Mereka mengajak anak-anak tahun ketujuh, seluruh pemain Quidditch dan alumni-alumni yang kebetulan mengunjungi Hogwarts hari ini untuk berpesta. Aku dan beberapa siswi sudah mencegah, tapi mereka tidak mau mendengar! Setelah lewat beberapa jam mereka berpesta, aku menemukan mereka semua mabuk berat dengan keadaan berbeda-beda....contohnya Blaise dan Pansy," jari telunjuk Daphne mengarah pada pasangan yang tengah menari bersama itu.
Hermione dapat melihat Blaise dan Pansy yang sedang menari bersama.
"Lalu Draco!" Daphne memalingkan wajahnya menuju Draco yang sedang duduk bersama beberapa laki-laki yang sepertinya alumni Slytherin sembari menegak sebotol firewisky yang tersisa setengah.
"Lalu Theo ini!" Hermione melihat Theo yang sudah hampir pingsan.
"Perlu bantuan?" Daphne menggeleng.
"Lebih baik kau bawa saja Draco dari tempat ini!" Hermione mengangguk.
"Tunggu, Daph!" cegah Hermione pada Daphne yang mau pergi.
"Ada apa?"
"Bagaimana jika kita mengatakan hal ini ke professor Mcgonagall?" Daphne meringis mendengar ucapan Hermione.
"Sebaiknya jangan." ucap Daphne sembari meringis. Hermione yang melihatnya ikutan meringis.
"Baiklah." Hermione melihat Daphne membawa Theo. Tapi satu pertanyaan dalam benak Hermione.
"Ke mana Astoria?"
Tapi sepertinya gadis rumput hijau itu sedang tidur di kamarnya, mengingat yang berpesta hanya anak tahun ketujuh, alumni Slytherin dan pemain Quidditch. Sepertinya gadis itu membantu membawa anak mabuk lainnya.
"Aku harus membawa Draco sekarang," Hermione mendekati meja Draco bersama dua laki-laki yang dia ketahui merupakan alumni Slytherin.
"Oh Hermione!" seru Draco yang melihat Hermione.
"Kalian kenalkan? Siswi terpandai Hogwarts yang selalu menjadi peringkat pertama di atasku, gadis berambut semak dari tahun pertama yang sekarang rambutnya sudah tidak semak lagi. Hermione Granger! Penyihir yang bersinar pada masanya!" seru Draco dengan kedua pipi yang memerah sama seperti kedua orang yang duduk bersamanya.
"Mione! Perkenalkan Adrian Pucey dan Terence!" Hermione melihat kedua alumni Slytherin itu. Yup,
Adrian Pucey salah satu pemain Quidditch Slytherin di tahun keduanya. Sedangkan Terence adalah Seeker Slytherin yang melawan Harry di tahun pertama.
"Bagaimana menurut kalian? Dia cantik dan manis, bukan?" wajah Hermione memerah sementara ketiga orang itu tertawa mabuk.
Draco meminum kembali firewisky di tangannya hingga habis.
"Aku memang tidak salah menyukaimu dari tahun pertama Hermione, kau cantik dan sangat maniiiiiiis sekali!" kedua mata Hermione terbelalak.
"Kau pintar, cerdas dan sangat berbakat. Aku selalu berpikir kita sangat cocok Mione!" Hermione mendekati Draco dan memegangi kedua bahu Draco dari belakang. Ia mengkode kedua laki-laki Slytherin yang kebetulan berada di dekatnya. Dan yang pasti mereka tampaknya bukan dari tahun ketujuh atau keenam, lebih muda lagi.
"Kalian urus mereka berdua," Hermione menunjuk Adrian Pucey dan Terence. Kedua murid Slytherin itu mengangguk dan Hermione segera mengambil tangan Draco lalu melampirkannya ke bahunya.
Ia mendirikan tubuh Draco lalu menahannya agar tidak tumbang. Dengan perlahan, Hermione membantu Draco berjalan.
"Kenapa kau bisa mabuk begini, Draco!" keluh Hermione.
Hermione membantu Draco menaiki tangga dengan menahan tangannya di tembok agar mereka tidak terjatuh. Gadis itu bersusah payah membawa Draco naik tangga.
Saat sudah mencapai lantai atas. Hermione kehilangan keseimbangan sehingga mereka berdua terjatuh. Wajah Draco jatuh pada perut Hermione.
"ADUH!" pekik Hermione.
"Astaga! Aku kehilangan keseimbangan!"
"Ayo bangun Draco!" seru Hermione. Hermione menghela nafas. Ia langsung mengeluarkan tongkat dan menggumamkan mantra.
"Mobilicorpus!" tubuh Draco yang menimpa Hermione perlahan melayang.
Hermione mengkibaskan rambutnya. "Coba saja aku lakukan tadi!" Hermione berjalan dengan Draco mengikutinya dari belakang.
...................
Hermione masuk dengan mudah ke kamar Draco karena kamar pemuda itu tidak menggunakan kata sandi.
Ia merebahkan tubuh Draco dengan perlahan ke kasurnya. Pada saat ingin pergi, Hermione ditahan oleh tangan Draco.
"Jangan pergi!"
"Tetaplah di sini Mione," ucap Draco memelas dengan kondisi mabuk.
"Kau harus selalu berada di sampingku selamanya. Jangan pernah meninggalkanku lagi Hermione!" Draco menarik Hermione untuk duduk, lalu ia meletakkan kepalanya ke perut Hermione.
Hermione tersenyum mengelus rambut pirang Draco.
"Lembut,"
"I Will Protect You Draco."
"I Will Protect You!"
Bersambung.
.
.
.
.
.
Hai readers^^
Jangan lupa vote dan komen.
Btw HBD Tom Felton😍😍
Semoga kamu berjodoh sama Emma dan membuat kami semua bahagia^^
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro