Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 39 : Surat Pertemuan dan Janji Sampai Mati

.
.
.
.
.

Di ruangan Mcgonagall, Hermione sedang berlatih untuk mentransfigurasi dirinya menjadi hewan. Ia awalnya mencoba untuk menjadi animal patronusnya tapi tidak berhasil. Ia berusaha untuk memikirkan hewan apa yang sangat melekat padanya.

"Hermione!" panggil Mcgonagall yang berdiri di sudut ruangan.

Ketua Murid Perempuan itu menoleh. "Ada apa professor?"

"Untuk bisa mentransfigurasi dirimu menjadi animal, kita harus bisa berkonsentrasi ; lalu kita harus mencari tahu hewan apa yang sangat melekat pada dirimu. Biasanya hewan transfigurasi kita itu mengikuti wujud hewan patronus kita ; terakhir, dalam wujud hewan kau harus bisa mengendalikan diri," jelas Mcgonagall. Hermione mengangguk.

"Tapi professor, patronusku berbentuk berang-berang. Apakah ketika aku berubah menjadi berang-berang aku dapat bergerak dengan leluasa?" Mcgonagall terdiam setelah mendengar keluhan Hermione.

Benar apa yang dikatakan oleh Hermione. Berang-berang memang hewan yang dapat hidup di dua alam, tapi jika di darat hewan itu tidak dapat bergerak leluasa.

"Begini saja, aku akan pikirkan patronusmu Hermione. Sementara itu, kau harus fokus pada pelajaranmu yang lainnya. Kau mengerti?" Hermione mengangguk.

Mcgonagall mendekati Hermione kemudian memeluknya. "Istirahatlah," ucapnya sembari mengecup pipi kiri Hermione.

Hermione mengangguk sekali lagi lalu berjalan keluar ruangan.

Mcgonagall menatap punggung gadis itu hingga hilang dari hadapannya.

...................

Hermione berjalan menuju Asrama Ketua Murid. Sore ini dia ingin tidur untuk beristirahat karena dia telah melewati banyak kelas tambahan, kelas tambahan terakhir ia hari ini adalah bersama professor Mcgonagall tadi.

Hari ini, seluruh murid Hogwart pergi ke lapangan Quidditch untuk melihat latihan tanding keempat Asrama yang masing-masing digabung. Setahu Hermione, Hufflepuff digabung dengan Ravenvlaw, itu artinya Gryffindor digabung dengan Slytherin. Hermione tidak dapat membayangkan akan jadi bagaimana pertandingan Quidditch itu.

Hermione menggelengkan kepalanya. Apa perdulinya pada latihan itu, karena yang harus dia pikirkan sekarang adalah cara ia mentranfigurasi dirinya menjadi hewan.

"Hermione!" gadis itu menoleh ke depan di mana seorang gadis Ravenclaw yang sangat ia kenal menyerukan namanya tadi.

"Luna?"

Gadis Lovegood itu mendekat pada Hermione. "Ada apa Luna?" tanya Hermione.

"Aku hanya ingin menyampaikan sebuah surat untukmu Hermione," ucap Luna sembari menyodorkan surat itu kepada Hermione.

"Surat apa ini Luna dan dari siapa?" Luna tersenyum yang terasa janggal menurut Hermione.

"Nanti juga kau tahu Hermione," ucap Luna kemudian meninggalkan Hermione.

Tapi setelah Luna hampir berjalan jauh dari Hermione, ia dipanggil oleh Hermione.

"Luna!"

"Ada apa Hermione?"

"Kau tidak melihat pertandingan di lapangan Quidditch?" tanya Hermione.

Luna tersenyum menggeleng. "Pertandingan kali ini tidak seru. Aku sedang menunggu pertandingan selanjutnya," setelah mengatakan itu, Luna berbalik dan meninggalkan Hermione.

Ucapan Luna membuat Hermione bingung. Memangnya pertandingan nantinya akan lebih seru dari pertandingan sekarang dan apa yang membuat pertandingan selanjutnya menjadi seru?

Hermione menggelengkan kepalanya mengenyahkan pikiran buruknya serta pikiran anehnya pada Luna. Gadis Lovegood itu selalu memusingkan dirinya juga teman-temannya yang lain.

Hermione melanjutkan perjalananya menuju Asrama Ketua Murid.

....................

Di Asrama Ketua Murid, Draco Malfoy sedang bersantai di sofanya yang berwarna hijau lumut sembari membaca sebuah buku.

"Dramione!" Draco melirik sedikit ke arah pintu masuk ketika mendengar seseorang perempuan menyerukan kata sandi ruangan. Ia tahu siapa orang itu, tapi ia lebih memilih melanjutkan bacaannya.

"Baru pulang setelah berkencan dengan Scamander itu, Granger?" sindirnya tanpa menoleh pada gadis yang kini memandangnya bingung.

"Apa maksudmu Malfoy?" Draco menutup bukunya cukup keras.

"Maksudku adalah kau habis pulamg berkencan dengan kekasih Scamandermu itu," ucap Draco sembari menatap datar Hermione. Hermione berkacak pinggang sembari menatap pemuda Malfoy itu.

"Ok Malfoy. Pertama, aku tidak memiliki kekasih; kedua, apa Scamander yang kau maksud adalah Rolf anak Hufflepuff tahun keenam?" tebak Hermione. Malfoy junior itu mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Dengar Malfoy, jika kau merasa bahwa aku dan Rolf itu sepasang kekasih maka itu tidak benar. Ia hanya di perintahkan Mcgonagall untuk mengajariku pelajaran Satwa Gaib karena kakeknya, Newt Scamander tidak dapat mengajariku karena dia sedang sibuk sekarang. Kau mengerti?" Hermione memasang wajah garang pada Draco sebelum masuk ke kamarnya.

Draco Malfoy cengo seketika melihat tingkah pasangan Ketua Muridnya itu. Ia sepertinya salah paham.

....................

Hermione mendengus setelah menutup pintu. Draco Malfoy memang selalu saja menyebalkan untuknya. Dengan segera Hermione merebahkan dirinya pada kasur tercintanya.

Ia teringat dengan surat yang di berikan Luna padanya. Hermione membuka surat itu.

Untuk Ms. Hermione Granger,

Aku telah meminta izin pada professor Mcgonagall, pergilah ke Diagon Alley menggunakan perapian Ketua Murid.

Datanglah ke Kafe M.

Jam 19.00.

Tertanda, Mrs N.M.

Hermione membaca sekali lagi surat itu. Tapi tetap saja isinya sama seperti yang ia baca.

Ia berpikir siapa yang ingin menemuinya? Dan keperluan apa orang ini ingin menemuinya?

Tapi satu cara Hermione untuk mengetahui itu yaitu ia harus menemui orang yang mengirimkannya surat itu.

...................

Malam harinya tepat hampir jam tujuh malam. Hermione bersiap dengan pakaian hangatnya karena malam ini sangatlah dingin.

"Ingin berkencan Granger?" Hermione menoleh pada Draco Malfoy yang duduk di sofa hijaunya. Ia seperti biasanya, menggunakan setelan baju berwarna hitam.

"Aku tidak berkencan Malfoy. Aku ingin menemui seseorang," ucap Hermione. Ia berjalan menuju perapian.

"Pria atau Wanita?"

"Wanita," jawab singkat Hermione lalu ia melempar bubuk ke perapian.

"Diagon Alley!" seru Hermione.

Di sisi lain, Draco menghela nafas lega mendengar orang yang ingin ditemui Hermione seorang wanita bukan pria.

"Tapi siapa yang akan ditemui Granger?"

....................

Hermione sampai ke Diagon Alley. Ia memegangi perutnya yang terasa melilit. Setelah ia merasa agak baikkan gadis itu segera mencari Kafe M yang tercantumkan ke surat yang ia terima.

Setelah beberapa menit mencari dengan bertanya ke beberapa orang, akhirnya Hermione sampai ke sebuah bangunan yang bertuliskan Kafe M. Orang-orang di dekat sini berkata bahwa Kafe itu jarang buka bahkan hampir tidak pernah lagi.

Hermione masuk ke Kafe itu. Di dalam kafe itu sangat sunyi, semua meja kosong kecuali satu meja yang ditempati oleh wanita yang sangat dikenali oleh Hermione.

"Sepertinya kau sedikit terlambat Ms. Granger," ucapnya.

"Mrs. Malfoy?"

"Duduklah Ms. Granger dan panggil aku Cissy,"

Hermione duduk berhadapan dengan Narcissa Malfoy.

"Apakah Mrs. Malfoy yang mengirimkan surat itu padaku?"

"Cissy! Dan ya, aku yang mengirimkan surat itu padamu. Ms. Granger,"

"Apa yang ingin Mrs-maksudku Cissy inginkan?"

"Apa Dracoku baik-baik saja di Hogwart?"

Hermione mengangguk. "Iya Cissy, dia baik-baik saja di Hogwarts. Memangnya kenapa?" tanya Hermione.

"Aku hanya ingin bertanya karena kau yang hampir setiap waktu bersamanya," Hermione mengangguk mengerti.

"Apa yang ia makan dan lakukan setiap harinya?"

"Ia makan dengan teratur dan melakukan pekerjaan dengan sangat baik,"

"Walaupun peringkatnya masih dibawahku," ucap Hermione sombong. Beberapa detik kemudian ia memerah malu karena sombong di depan wanita Malfoy itu. Berkebalikkan dengan sikap Hermione, Narcissa justru tertawa dengan anggun.

"Kau lucu juga Ms. Granger,"

"Hermione saja. Cissy," Cissy tersenyum.

"Sebagai seorang Ibu, aku sangat khawatir terjadi sesuatu dengan Putra semata wayangku itu. Aku selalu resah padanya terlebih lagi begitu banyak orang membencinya. Terhadap perlakuannya dulu maupun perlakuan keluarga kami. Aku takutnya ia jadi tertekan karena dimusuhi banyak orang. Tapi setelah melihatmu, aku jadi tahu bahwa masih banyak orang yang berhati baik. Yaitu dirimu Hermione," Hermione malu dipuji sebegitunya oleh Narcissa.

"Boleh aku mengajukan permintaan sebagai seorang Ibu?" Hermione mengangguk.

"Aku ingin kau melindungi Draco, menjaganya, memperhatikannya, dan selalu membuat ia tersenyum serta tertawa. Apa kau bisa melakukan itu Hermione?" Narcissa melihat Hermione yang terdiam.

Jujur saja, Hermione agak bingung dengan permintaan Narcissa. Tapi ia sadar, Narcissa hanya ingin keselamatan anaknya. Oleh karena itu, Hermione akan menyanggupinya.

"Baiklah Cissy. Aku akan menjaga Draco," Narcissa tersenyum lalu memeluk Hermione membuat gadis itu kaget karena Wanita Pureblood itu mau menyentuh bahkan memeluknya.

Narcissa melepas pelukkannya lalu mencium kedua pipi Hermione.

"Berjanjilah kau selalu ada untuk Draco!" Hermione mengangguk sekali lagi membuat Narcissa kembali memeluknya.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro