Chapter 38 : Belajar Bersama Si Ganteng Hufflepuff dan Sang Professor Favorite
.
.
.
.
.
Semenjak insiden kemarin, Hermione meminta kepada Mcgonagall untuk menghentikan Pelajaran Terbangnya dan memilih fokus untuk pelajaran yang lainnya. Mengenai hal itu, Mcgonagall bertanya pada Hermione, tapi gadis itu tidak menjawab. Hingga wanita tua itu bertanya pada Draco dan Draco menjawab dengan menjelaskan kejadian kemarin. Setelah tahu alasan Hermione, Mcgonagall menunda beberapa hari pelajaran terbang Hermione hingga gadis itu tenang kembali.
Mcgonagall menatap Hermione dan Draco saat sarapan di Great Hall berlangsung.
Dari meja Slytherin, Draco menatap ke arah Hermione yang duduk memunggungunya. Entah Hermione memang sengaja atau tidak, tapi yang pasti gadis itu menghindari Draco dan pemuda itu mengetahuinya.
Di meja Gryffindor, Dean Thomas menegur Hermione. "Hei Hermione!"
Gadis berambut cokelat itu menoleh pada temannya yang berkulit hitam itu. "Ada apa?"
Parvati dan Seamus berhenti makan dan ikutan menatap Dean dan Hermione.
"Apa kau tidak sadar dari tadi Malfoy terus menatapmu Hermione?"
"APA!" itu bukan suara Hermione melainkan suara Ginny yang duduk di sebelah Hermione. Sementara Hermione hanya diam sembari manyantap sarapannya.
"Bloody hell!" seru Ron, Harry yang duduk di sebelah Ron menatap meja Slytherin atau lebih tepatnya murid Slytherin berambut pirang plantina.
"Sudah! Makan!" seru Hermione pelan sembari menatap tajam temannya satu persatu. Setelah mendapat tatapan tajam Hermione, seluruh temannya akhirnya melanjutkan makannya.
Bahkan Neville yang tidak tahu apa-apa ikut ditatap tajam oleh Hermione.
Acara sarapan di Great Hall berakhir dan seluruh murid Hogwarts akan melanjutkan pembelajaran hari ini.
...................
Jam istirahat berbunyi. Hermione memasuki Perpustakaan dengan membawa satu buku yang berisi Sejarah Sihir Yunani Kuno. Gadis itu masuk dan menyapa Madam Pince yang seperti biasanya tertimbun oleh tumpukkan buku di depan mejanya.
Hermione masuk agak jauh ke Perpustakaan agar mendapatkan tempat sepi yang cocok untuk dijadikan tempat membaca.
Ia membuka buku sejarah itu dan mulai membaca bagian Hewan Yunani Kuno.
Selang beberapa menit Hermione membaca, gadis itu merasakan seseorang mengawasinya. Ia mendongakkan kepalanya dan menemukan salah satu murid Hufflepuff sedang menyandar pada samping rak buku.
"Serius sekali Nona Tau Segalanya," Rolf menggoda Hermione tapi gadis itu merasakan bahwa pemuda itu mengejeknya.
"Ya. Aku selalu serius membaca Tuan Scamander," ucap Hermione.
"Kau sedang membaca apa?"
"Sejarah,"
Rolf mendekat dan duduk di depan Hermione.
"Oh Merlin!" seru Hermione. Ia begitu terkejut karena pemuda Scamander itu telah duduk di depannya.
"Kenapa Hermione?" tanya Rolf sembari tersenyum.
"Sejak kapan kau duduk di depanku?"
"Sejak tadi,"
"Kenapa kau ada di sini dan tiba-tiba saja mengangguku membaca?!"
"Aku tidak menganggumu Hermione. Aku di sini diperintahkan Mcgonagall untuk mengajarimu tentang Hewan Magis Yunani Kuno," jelas Rolf membuat Hermione terdiam.
"Bukankah yang mengajariku seharusnya Kakekmu?" tanya Hermione.
"Kakek sedang ada urusan, jadi ia memintaku untuk mengajarimu. Hermione,"
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi, Rolf?" Hermione menatap Rolf yang tersenyum.
"Aku tidak ingin menganggumu, Hermione. Lagipula, sejak tadi kau sibuk membaca buku itu. Makanya aku hanya diam saja dan menunggumu selesai membaca," Hermione beroh saja.
"Baiklah aku akan bertanya!"
"Silahkan,"
"Apa kau tahu hewan-hewan apa saja yang menjaga pintu masuk Manor Olymposa selain Lamia?" tanya Hermione. Rolf berhenti tersenyum dan berusaha mengingat jawaban dari pertanyaan Hermione.
"Ada Griffin," Hermione mengingat hewan unik itu.
"Phoniex!"
"Phoniex?" Rolf mengangguk.
"Phoniex professor Dumbledore?" Rolf tertawa kecil sebelum menjawab.
"Bukan Hermione. Ini phoniex khusus Yunani Kuno dan harusnya kau sudah tahu itu?" Hermione merona malu karena Rolf secara tidak langsung menyinggung kepintarannya.
"Aku kan tidak tahu,"
"Baiklah, setelah itu siren yang berada di sungai yang terdapat
dekat Manor. Kau harus hati-hati karena mereka mampu menarik perhatianmu walaupun kau berada di darat sementara dia di air. Mereka mamatikan!" Hermione menatap serius Rolf.
"Jadi? Apa yang bisa menghentikan mereka?" Hermione bertanya. Rolf tersenyum pada gadis itu.
"Caranya adalah...."
..................
"Kali ini kita akan belajar tentang mentransfigurasikan benda-benda,"
Hermione berdiri menatap professor Mcgonagall.
"Apa yang belum kau pelajari?"
Hermione menjawab dengan ragu.
"Aku sudah mempelajari semuanya professor," Mcgonagall menatap Hermione dengan wajah keriputnya.
"Aku lupa bahwa siapa yang berdiri di depanku ini," ucap Minerva sembari tersenyum.
"Professor bisa saja," Hermione menggaruk belakang kepalanya tidak gatal.
"Baiklah. Ini pelajaran yang mungkin cukup sulit," professor Mcgonagall membalikkan tubuhnya membelakangi Hermione. Sedangkan Hermione yang melihat sikap Mcgonagall menaikkan satu alisnya tidak mengerti.
Minerva berbalik dan menatap serius Hermione.
"Kau harus belajar cara mentransfigurasi diri menjadi hewan!" seru tegas Minerva menbuat Hermione terbelalak.
Tadi professor bilang apa? Mentransfigurasi diri menjadi hewan? Menjadi hewan sama seperti Sirius Black, professor Lupin, Peter Pettigrew dan ayah Harry, James Potter. Apa dia sanggup? Sihir transfugurasi itu sangatlah sulit! Hermione rasanya ingin menangis memikirkannya.
"Tran-trans-fig-gurasi diriku sendiri prof?" wanita keriput itu mengangguk sembari tersenyum.
"Aku tahu Hermione, kau merasa tidak sanggup melakukan sihir itu. Tapi aku yakin kau pasti bisa,"
"Dan transfigurasi hewanmu sesuai dengan dengan patronusmu," Hermione tercekat seketika.
Apa yang harus dia lakukan sekarang? Professor Mcgonagall berkata bahwa transfigurasi hewanmu sesuai dengan patronusmu? Patronus Hermione kan berang-berang? Tidak mungkin ia bisa berjalan luas di daratan. Dia pasti akan kesusahan!
Tok...tok...tok...
Ketukkan di pintu membuat kedua perempuan itu menoleh. Kebetulan saat itu, seluruh murid sedang menyaksikan pertandingan quidditch Hufflepuff melawan Slytherin. Oleh karena itu, pintu ruangan di buka sendiri oleh Mcgonagall.
Di depan mereka berdiri seorang pemuda tampan dari Hufflepuff tahun keenam.
Rolf Scamander.
Mau tahu kenapa si ganteng itu ada di sini bukan berada di tribun penonton untuk melihat pertandingan house nya sendiri? Itu karena seorang Rolf Scamander akan melaksanakan apapun perintah dari professornya. Itulah yang diajarkan oleh kakeknya.
"Maaf menganggu prof, tapi ini waktunya aku mengajar Hermione. Jadi aku akan menunggu di depan," ucap Rolf.
Mcgonagall menatap Hermione. "Sepertinya waktuku mengajar telah habis. Tapi jangan khawatir! Aku akan mengajarimu besok Hermione," Keduanya tersenyum sebelum berpelukkan.
Yup! Jadwal pelajaran khusus Hermione telah dibagi setiap harinya. Ia mengurangi jadwal kelasnya sesuai keinginan Mcgonagall. Mcgonagall melakukan itu karena Hermione harus segera belajar banyak hal agar bisa melewati ujian masuk Manor Olymposa yang legendaris itu.
Hermione keluar dari ruangan dan melihat Rolf sedang menyandarkan tubuhnya pada dinding koridor. Pemuda itu memejamkan matanya. Hermione sekarang disungguhi pemandangan dari seorang pemuda Scamander tahun keenam. Pemuda dengan garis ketampanan khas keluarganya, garis wajah tegas, rambut hitam acak-acakkan, ditambah ia memejamkan matanya. Ok, jika Hermione adalah gadis dengan modelan Padma dan Parvati maka ia akan menjerit sekencang mungkin karena melihat cerminan seorang pangeran.
Rolf membuka matanya ketika merasakan bahwa seseorang berada di dekatnya.
"Ah, Hermione. Ayo cepat!" seru Rolf sembari menarik tangan Hermione. Sedangkan gadis itu mau tidak mau ikut terseret oleh pemuda di depannya.
Tanpa disadari keduanya, seorang pemuda melihat interaksi Rolf dan Hermione dari balik dinding koridor. Ia hanya diam sembari memandang datar pemandangan di depannya itu.
Bersambung.
.
.
.
.
.
Hai readers^^
Gimana kabarnya? Baikkan?
Jangan lupa vote dan komen
Tag :
Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul aulzalia
Maaf yang kena tag.
Salam hangat dan penuh cinta❤
Tiara Feltson.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro