Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 36 : Patroli Gryffindor dan Duduk bersama Slytherin

.
.
.
.
.

Malam ini adalah jadwal patroli untuk Gryffindor. Kelompok Headgirl dan Para Prefeek akan terbagi menjadi lima kelompok.

Kini, kesebelas murid Gryffindor melingkar di sebuah meja. Mereka saat ini berada di ruangan rekreasi sebelum akan berpatroli. Waktu telah menunjukkan pukul 17.30, artinya waktu telah makan malam berakhir sekitar setengah jam yang lalu dan sebentar lagi waktu patroli akan segera di mulai.

"Bagaimana kalau kalian para Prefeek berpatroli masing-masing sesuai tahun kalian?" saran Hermione. Seluruh Prefeek saling berpandangan.

"Lalu bagaimana denganmu Hermione?" tanya Neville. "Kau akan berpatroli sendirian?"

Hermione tersenyum pada mereka semua. Ia tahu bahwa dirinya dikhawatirkan saat ini. "Aku baik-baik saja Neville,"

"Mione!"

"Ginny?" Hermione saat ini tidak ingin berdebat, ia menatap sendu pada teman berambut merahnya itu.

"Kami takut sesuatu terjadi padamu Hermione," gadis itu menatap Dennis.
"Aku tak apa-apa Dennis,"

"Bagaimana jika kau ikut berpatroli bersama prefeek takut keempat?" semuanya menatap Romilda Vane yang mengusulkan hal itu.

Sekali lagi, gadis itu tersenyum pada orang yang mengkhawatirkannya. "Aku tidak apa-apa, kalian semua jangan terlalu khawatir padaku. Mengerti?" mau tidak mau semuanya mengangguk setelah mendengar perintah dari Headgirl mereka.

Setelah menyusun kelompok, mereka keluar melalui pintu Nyonya gemuk.

"Ah, kalian para Gryffindor akan berpatroli malam ini?" tanya Nyonya gemuk saat melihat anak-anak yang baru keluar dari Asrama Gryffindor. Dia tahu bahwa anak-anak itu adalah para Prefeek dan Headgirl Hogwarts dari Gryffindor.

"Benar sekali Nyonya. Kami akan melakukan patroli sekarang," jawab Neville dengan sopan.

"Semoga beruntung anak-anak singaku," ucap Nyonya gemuk.

"Yes, Mam!" jawab mereka serentak.

Setelah mereka semua berjalan agak menjauh dari Asrama. Tak lupa mereka membawa masing-masing lentera pada setiap kelompok. Mereka kemudian berhenti sejenak.

"Baiklah, mulai dari sini kita akan berpencar. Ingat! Potong point sesuai peraturan. Jangan curang pada Asrama lain dan jangan pilih kasih biarpun itu Asramamu. Mengerti?"

"Mengerti!" jawab mereka serempak.

Lalu, mereka semua berpencar sesuai kelompok dua orang. Berbeda dengan Hermione yang berjalan sendiri.

...................

Hermione berjalan sendirian di tengah koridor gelap. Tapi ia tidak takut sekalipun hanya lentera di tangannya. Benar-benar gadis Gryffindor yang sangat berani.

Tapi Hermione berhenti karena ia melihat sebuah bayangan.

"Siapa disitu!" serunya. Tapi bayangan itu menjauh darinya. Dengan secepat kilat gadis bermarga Granger itu berlari mengikuti bayangan yang dia lihat.

Hermione mengikutinya sampai keluar Kastil Hogwarts. Ia tidak tahu bahwa di luar Hogwarts ternyata Hujan. Hermione basah kuyup tapi ia tidak perduli, yang ia perdulikan sekarang adalah menangkap seseorang dibalik bayangan itu. Ia khawatir bila itu adalah pengikut Voldemort yang sedang mengintai Hogwarts dan yang belum tertangkap. Walaupun ia tahu bahwa seluruh Death Eartes telah ditangkap dan dijebloskan dalam Azkaban. Hanya ada segelitir orang yang selamat dari Azkaban, contohnya Narcissa Malfoy dan Draco Malfoy.

"Jangan-jangan?" Hermione segera menggeleng setelah berpikiran buruk kepada patner Ketua Muridnya itu.

Gadis itu mengikuti bayangan itu hingga rumah Hagrid, tapi ia kembali lari ketika bayangan itu kembali berlari menjauh. Mereka masuk Hutan Terlarang. Walaupun masih terlihat rumah Hagrid, tapi saat ini Hermione tengah berada dalam Hutan terlarang. Ia berhenti kehilangan jejak bayangan orang itu. Ia menyodorkan lentera ke depan untuk melihat sekitaran.

Tiba-tiba, seseorang mendekat pada Hermione. Gadis itu menajamkan penglihatan di tengah kegelapan, agar dapat melihat wajah orang yang telah berada di depannya secara jelas dengan bantuan lentera. Ditambah gerimis membuat daya lihat gadis itu semakin berkurang.

"Malfoy?"

Di depan Hermione, berdirilah seorang pemuda tinggi, berkulit pucat, bermata abu-abu, berambut pirang plantina, murid Slytherin dan patner Ketua Muridnya.

"Granger," sapa singkat Draco.

"Sedang apa kau disini?"

"Yang harusnya bertanya itu aku Granger. Kenapa kau mengikutiku sampai ke sini?" Draco terlihat santai menjelaskan, berbeda dengan Hermione yang penuh dengan rasa penasaran di matanya.

"Jadi yang tadi kuikuti adalah kau, Malfoy?"

"Ya,"

"Sedang apa kau malam-malam begini, berada di luar Hogwarts!" Draco menaikkan satu alis mendengar nada bicara gadis itu meninggi dari tadi.

"Aku hanya ingin jalan-jalan Granger,"

"Jalan-jalan katamu! Kau tahu bahwa ini sudah waktunya untuk kalian tidur, kecuali kami yang sudah ditugaskan berpatroli malam ini! Kau ingin poin Asramamu ku potong!" ancam Hermione.

Draco memutarkan bola matanya jengah dengan kelakuan gadis yang berdiri di depannya ini.

"Eh? mau apa kau Malfoy?!" Hermione berseru karena pemuda pirang itu mendekat padanya. Mulut gadis itu membulat karena tangannya dipegang oleh Malfoy junior.

"Eh? mau ditarik ke mana aku, Malfoy!" seru Hermione karena Draco menarik tangannya untuk mengikuti langkah pemuda itu.

Sepanjang jalan, Draco hanya diam mendengar ocehan Hermione mengenai dirinya.

..................

Draco berhenti di Danau hiyam dan melepaskan tangan Hermione.

"Aww!" Hermione agak meringis karena Draco melepaskan tangannya agak kasar.

"Aku membawamu ke sini agar dapat melihat pemandangan ini dan berhenti mengancamku untuk memotong poin Asramaku Granger?" jelas Draco sembari duduk di rerumputan.

Hermione hanya diam. Ia menatap ke atas dan matanya terbelalak.

"Wow!" satu kata yang lolos dari bibir pink Hermione saat melihat pemandangan yang dimaksud oleh Draco.

"Bagaimana Granger, indahkan?" ucap Draco.

"Kau benar Malfoy!"

Di langit malam hanya ada bintang yang bertaburan indah. Hujan telah lama berhenti saat Hermione ditarik oleh Draco.

Tanpa permisi, Hermione duduk di sebelah Draco. Tapi tampaknya itu tak masalah baginya, karena pemuda itu hanya berdiam sembari menatap bintang-bintang di langit.

Keheningan menyergap keduanya. Hermione yang tidak tahan keheningan berusaha mencari topik.

"Rasi bintangmu muncul saat bulan september, kan?"

"Rasi bintang Draco muncul saat akhir bulan september Granger,"

"Tapi kenapa kau zodiakmu Gemini?" Draco menatap Hermione yang juga menatapnya. Pemuda itu menaikkan satu alisnya menatap bingung gadis Granger itu.

"Kau lahir bulan Juni, kan? Zodiakmu gemini? Tapi mengapa namamu Draco yang berhubungan dengan september? Seharusnya namamu berhubungan dengan bulan Juni atau zodiak gemini?"

"Mana aku tahu Granger karena, yang memberiku nama adalah Father, GrandFather dan Mother ku Granger. Tidak mungkin, kan saat bayi aku memilih namaku sendiri?" Hermione tertawa mendengar penjelasan Draco membuat pemuda pirang itu semakin heran dengan tingkah gadis itu.

"Kau masih waras Granger? Kenapa kau tertawa?"

"Caramu menjelaskan tadi sangat lucu Malfoy, hahaha!" Draco memutar bola matanya.

Tiba-tiba saja Draco menampilkan seringai seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Tapi mengapa kau tahu kalau aku lahir bulan mei Granger? Kau juga tahu bahwa zodiakku adalah gemini? Jangan-jangan kau juga tahu tanggal dan tahun berapa aku lahir?"

Hermione menghentikan tawanya ketika mendengar ucapan Draco beserta seringai menyebalkannya dulu.

Gadis itu mendengus. "Bermimpilah Malfoy!"

Draco menutup matanya. "Well. Terserah kau sajalah Granger,"

Draco menggenggam tangan Hermione dan berdiri. Ia membuka matanya menatap bintang-bintang.

"Eh?" Hermione kaget karena tangannya digenggam oleh Draco lagi.

"Mau kemana lagi, Malfoy?" Hermione mendongak pada Draco.

Pemuda itu menatap Hermione. "Tentu saja kembali ke kastil Granger. Kau tahu? Ini, kan sudah tengah malam."

"Oh kau benar," Hermione berdiri dibantu oleh Draco.

"Ingat Granger! Jangan potong poin Asramaku!"

"Iya Malfoy, aku janji!" seru Hermione.

"Bagus! Accio nimbus 2001!"

Lalu datanglah sapu terbang milik Draco Malfoy. Draco menarik Hermione untuk mendekat, tapi gadis itu menahan tangannya agar tidak ditarik oleh Draco.

"Tunggu Malfoy!"

"Ada apa Granger?"

"Kita akan naik sapu itu?"

"Tidak, kita akan naik Nargle milik Lonny. Ya kita naik sapu lah! Ini cara tercepat untuk sampai ke Hogwarts daripada jalan kaki!" Draco menatap Hermione yang sepertinya ketakutan melihat sapu terbang.

"Kau takut sapu Granger? Takut terbang? Takut ketinggian?" gadis itu menatap tajam pemuda yang melontarkan segala kebenciannya itu.

"Shut up Ferret!"

Draco menghela nafas. "Ini hanya sapu Granger,"

"Aku benci sapu Malfoy! Apalagi terbang!" seru Hermione.

"Jangan khawatir! I Will Protect You. Kalau kau jatuh maka aku akan ikutan jatuh. Aku yang akan bertanggung jawab untuk keselamatanmu,"

Hermione menatap kesungguhan di mata Draco. Draco di depannya ini bukanlah Draco tahun-tahun sebelumnya yang menyebalkan. Ya, ada beberapa bagian diri Draco yang belum berubah. Tapi Hermione merasakan kedewasaan dan sikap tenang Draco. Dan Hermione menyukai sifat pemuda itu terutama kepintarannya.

"Eh? Apa yang kupikirkan!" Hermione menggelengkan kepalanya.

"Jadi ikut tidak?" tanya Draco membuat Hermione tersadar dari lamunannya. Hermione menjawab dengan mengangguk.

Draco naik ke sapu terlebih dahulu. Ia menepuk bagian sapu di belakangnya. "Ayo! naik Granger!" Hermione dengan perlahan naik. Draco membawa tangan Hermione untuk memegang erat jubah bagian belakangnya. Jantung Hermione berdetak kencang karena berada di dekat Draco dan naik sapu.

"Berpegangan!" sapu mereka perlahan naik. Hermione pucat seketika dna reflek membenamkan kepalanya pada punggung Draco. Draco kaget dan alhasil sapu mereka agak kehilangan kendali.

"Granger, tenanglah!"

"Aku takut, Malfoy!"

"Heii, remember? I Will Protect You!"

Perlahan namun pasti, Hermione menarik wajahnya perlahan dari punggung pemuda itu.

"Tenanglah,"

Hermione menatap Draco dari belakang.

"Oh ya, kau sedang apa malam-malam begini keluar Malfoy?"

Draco melirik sebentar sebelum menjawab.

"Bukannya aku sudah bilang bahwa aku ingin jalan-jalan Granger,"

"Malam-malam begini?"

"Ya. Aku sulit tidur makanya aku jalan-jalan. Aku biasanya jalan-jalan ke Danau hitam seperti tadi," Hermione mengangguk mengerti.

Selang beberapa menit. Kedua orang itu sampai ke depan Kastil Hogwart.

Draco membantu Hermione turun sebelum dirinya.

"Baiklah Malfoy, terimakasih atas pemandangan tadi. Aku berjanji tidak akan memotong poin Asramamu. Sekarang kau harus pergi ke Asramamu sebelum Prefeek lain menangkapmu,"

"Baiklah, terimakasih Granger." Draco berjalan masuk Kastil menuju Asramanya dengan nimbus 2001 di tangannya.

Hermione tersenyum tipis menatap punggung Draco. Ia berjalan berlawanan arah dari pemuda itu. Gadis itu juga tidak menyangka akan berhubungan baik dengan pemuda pirang itu dan beberapa Slytherin.

Tanpa mereka berdua sadari, ada wanita tua dan pria tua yang menatap mereka dari kejauhan.

"Professor, apa kita harus menangkap mereka atau memotong poin kedua Asrama mereka?"

"Tidak usah melakukan apapun Flint, jangan potong poin Asrama mereka. Ini perintahku langsung!" seru Mcgonagall pada penjaga Hogwarts itu. Sedangkan pria tua itu hanya mendengus karena dia tidak bisa melanggar perintah seorang Headmaster Hogwarts itu.

Mcgonagall melihat ke depan. "Tapi, sepertinya aku tahu siapa yang akan mengajarkan terbang pada Hermione."

Bersambung.
.
.
.
.
.

Hai Readers^^

Catatan:

Sejujurnya, di sini dan chapter² sebelumnya terdapat banyak kesalahan dan itu semua salah Author. Hermione mengatakan harus berbuat adil tapi ia justru tidak memotong poin Asrama Slytherin karena Draco membawanya untuk melihat pemandangan indah. Itu salah Author, maaf banget🙏

Oh, Author juga mau kasih tau. Romilda Vane itu adalah Prefeek tahun keempat. Dia dua tahun lebih muda dari Harry dan seangkatan Harry. Author sering baca di chat grup Hogwarts kalau Romilda itu dibuat seangkatan sama Harry dan yang lain. Tapi sebenarnya dia dua tahun lebih muda dari angkatan Harry. Dennis juga Author ada kesalahan. Author bilang diawal dia kembarnya Colin kan? Tapi sebenarnya mereka berbeda dua tahun. Author benar² minta maaf. Jadi Author sudah perbaiki.

Author juga buat kesalahan dengan lupa memberi kejelasan kenapa Ginny jadi pasangan Neville. Itu sebenarnya pilihan Mcgonagall sendiri dengan alasan tertentu. Waktu patroli, Neville itu bersama Padma Patil yang juga seorang Prefeek seangkatan Neville. Author lupa kasih tau, maaf-maaf🙏 Author akan memperbaiki setiap dialog yang salah.

Jangan lupa vote dan komen

Tag :

Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul aulzalia

Maaf yang kena tag.

Salam hangat dan penuh cinta❤

Tiara Feltson.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro