Chapter 15 : Empat Asrama Hogwarts
.
.
.
.
.
Jam telah menujukkan jam 19.30
Waktunya murid-murid Hogwarts telah meranjak dari bangku masing-masing untuk pergi tidur di Asrama mereka.
Para Prefeek Asrama dan pasangan Ketua Murid di tugaskan Mcgonagall untuk mengantarkan murid-murid baru pergi ke Asrama mereka.
"Baiklah siswa-siswi baru, kalian segera berbaris sesuai Asrama kalian lalu ikuti kami!" perintah Hermione, Draco hanya berdiri diam di sampingnya.
"Para Prefeek awasi murid-murid ini!" dengan segera para Prefeek melakukan perintah Hermione.
'Hermione Granger ternyata memiliki sifat yang sangat bossy.' pikir mereka bersamaan.
Seorang anak kecil maju ke depan Hermione sembari menarik jubah Ketua Muridnya. Hermione yang merasakan jubah di tarik menundukkan kepalanya dan menemukan seorang gadis kecil nan manis tengah menatapnya dengan kagum.
"Halo young girl!" sapa Hermione. Draco menaikkan alisnya melihat interaksi kedua gadis itu.
"What's your name?" Hermione bertanya sembari mengusap pucuk kepala gadis itu. Draco terpaku melihat sifat Hermione yang menurutnya seperti ibunya. Biasanya, Hermione terlihat galak dan menyebalkan disaat bersamaan.
"Kelly Fox's!" jawab gadis itu membuat Hermione tersenyum.
"Kenapa kau memanggilku?"
"Apa kau Hermione Granger?"
"Iya, aku adalah Hermione Granger." Hermione dapat melihat mata anak itu berbinar-binar.
"Aku sangat mengidolakanmu!" bukan hanya Kelly, tapi juga anak-anak lain. Hermione tertawa karena banyak yang mengidolakannya.
"Kau sangat hebat!"
"Kau sangat berani!"
"Kau membantu Harry Potter mengalahkan kegelapan!"
"Kau pahlawan perempuan dunia sihir!"
"Iya, anak-anak sudah!" Hermione menenangkan anak-anak itu. Beda dengan anak Asrama Slytherin. Mereka memandang Hermione dengan tatapan aneh.
"Saatnya untuk tidur! Jadi kalian akan kami antar ke asrama kalian masing-masing. Jadi, ayo berbaris dengan rapi dan harus di dampingi para Prefeek masing-masing!" dengan segera anak-anak itu menuruti perintah Hermione.
Hermione tersenyum, ia langsung memimpin jalan di ikuti Draco Malfoy di sebelahnya. Setelah itu, para Prefeek dan murid-murid baru mengikuti mereka dari belakang.
Terlebih dahulu, mereka berjalan menuju Asrama Hufflepuff dan Slytherin yang berada di bawah. Hermione berhenti tepat di persimpangan dua Asrama yang berwarna hijau dan kuning itu.
Hermione berbalik dan tersenyum "Nah, ini jalan menuju Asrama Huflepuff dan ini jalan menuju Asrama Slytherin." gadis itu menunjuk jalan saat menjelaskan letak kedua Asrama itu.
Hermione dapat melihat kerutan murid-murid Asrama Slytherin saat melihatnya. Mungkin mereka tahu bahwa Hermione seorang Muggleborn, tapi Hermione mengacuhkan pandangan itu dan berusaha bersikap biasa saja.
"Baiklah semuanya, selamat beristirahat!" Hermione berseru dengan riang, seluruh anak-anak Hufflepuff mengucapkan selamat malam pada Hermione kecuali anak-anak Slytherin.
Hermione menghindari tatapan pemuda yang baru saja di sorting ke Asrama Slytherin. Hermione tidak tahu apa yang membuat pemuda itu terus menatapnya. Bahkan, Hermione melirik Draco yang beberapa kali memberikan tatapan mengintimidasi kepada pemuda bersurai cokelat pirang itu. Tapi, pemuda itu mengacuhkan Draco dan memilih fokus menatapnya.
'Jadi, tidak ada cara lain selain berusaha menghindari pemuda itu dan tatapannya!" ucap Hermione dalam batin.
Hermione dan yang lainnya melanjutkan perjalanan.
...................
Setelah menaiki tangga, mereoa semua sampai ke depan Asrama Gryffindor. Hermione menjelaskan bahwa ini Asrama mereka dan kedua Prefeek mereka akan menjelaskan kata kunci Asrama mereka.
Sepanjang jalan, Draco Malfoy hanya berdiam diri berbeda dengan Hermione yang menjalankan tugasnya dengan menjelaskan beberapa hal pada beberapa anak baru.
Sampailah mereka pada Asrama Ravenclaw yang artinya ketua murid sudah menjalankan tugasnya dengan baik.
"Ini dia, Asrama Ravenclaw! Kalian akan dijelaskan oleh para prefeek bagaimana cara membuka!"
"Pakai kata sandi?" tanya seorang Ravenclaw, yaitu seorang anak laki-laki tampan. Hermione tersenyum lalu menatap Padma dan Anthony.
"Kalian tahu apa keunggulan dari Ravenclaw?" Anthony menunduk dan merangkul pundak dua anak Ravenclaw di sekitarnya.
"Kecantikan?" jawab ragu-ragu seorang anak kecil. Beberapa anak laki-laki menyeringit heran, bahkan Draco Malfoy.
Hermione menahan tawa melihat reaksi Draco. "Apa lagi?"
"Kepintaran!" seru seseorang, Padma menjentikkan jari lentiknya.
"Benar! Dan seorang yang pintar, dia tidak suka bermain hal biasa tapi dia lebih suka main teka teki." jelas Padma.
Banyak anak Ravenclaw yang saling berbisik dengan teman-temannya.
"Kedua Prefeek akan menjelaskannya. Selamat malam semua!" seru Hermione yang ingin beranjak pergi tapi seorang anak menyerukan namanya.
"Dimana kalian berdua tinggal?" Hermione dan Draco saling tatap.
Draco menjawab. "Kami tinggal tepat di menara paling atas Hogwarts. Di atas Asrama kalian."
"Wahh, keren! Asrama Ravenclaw saja begitu tinggi dan indah apalagi menara ketua murid!"
"Aku ingin menjadi Ketua Murid suatu saat nanti!" Hermione tertawa lalu menunduk untuk mengacak rambut seorang gadis kecil yang memiliki impian sepertinya dulu.
"Belajar dengan rajin! Selamat malam!" Hermione dan Draco segera menuju tangga Asrama Ketua Murid.
....................
Jauh dari Negeri Inggris, kita akan menuju sebuah Negeri tempat terciptanya mitos-mitos para Dewa Dewi Olympus. Yaitu Yunani.
Sebuah Manor besar berdiri kokoh di tengah-tengah hutan yang pohonnya begitu lebat. Halaman Manor begitu tertata rapi dengan Taman Bunga yang indah di beberapa bagian Manor. Terlihat dua ekor burung yang sedang berada di pohon dan menatap ke arah Manor itu.
Manor itu sangat besar, bahkan besarnya Manor itu 10 kali lipat lebih besar dari Manor Malfoy.
Di antara banyaknya jendela Manor, terdapat sebuah Ruangan yang terlihat bercahaya lebih dari ruangan lainnya.
Kaca Ruangan itu terlihat berwarna putih mengkilap dengan Balkon yang terdapat perabotan mewah. Di dalam Ruangan itu, kita juga dapat melihat banyak perabotan yang sangat mewah. Di dinding Ruangan mewah juga banyak terdapat lukisan-lukisan yang menggambarkan wajah para Bangsawan.
Begitu besarnya Ruangan itu hingga bisa menampung begitu banyak lukisan. Bahkan berpuluh-puluh lukisan di sepanjang ruangan.
Di ujung ruangan yang terdapat sebuah cermin besar, terdapat seorang perempuan yang memiliki rambut hitam bergelombang yang sangat cantik. Ia memandangi lukisan itu, tapi anehnya lukisan itu tidak menampilkan bayangan wajah perempuan itu. Tapi hanya menampilkan bayangan ruangan itu.
Sebuah suara bahkan beberapa suara mulai memanggilnya dan bertanya dengan pertanyaan yang berutun.
"Bagaimana Hekate?"
"Bagaimana keadannya?"
"Apa dia baik-baik saja?"
"Apa Minerva merawat dan menjaganya dengan benar?"
"Apa Minerva sudah memberitahunya?"
"Kapan dia ke sini?"
"DIAM!" bentak perempuan yang sudah berbalik itu. Dia adalah perempuan yang sangat cantik dengan mata sehitam batu bara, wajah seputih salju dan bulu mata yang lentik. Jangan lupakan bibir yang warnanya semerah darah. Dia menatap sengit lukisan-lukisan yang bergerak itu.
"Kalau kalian bertanya sebaiknya kalian melihatnya sendiri!" seru perempuan itu membuat banyak gerutuan keluar dari mulut beberapa lukisan.
Seorang perempuan keluar dari lukisan yang terdapat tulisan Afrodite Malfoy nee Olymposa. Dia perempuan yang sangat cantik dengan surai pirang cerah dan mata berwarna pink. "Kau tidak perlu berteriak!" gerutunya pelan.
Dari lukisan sebelahnya juga keluar seorang pria tampan yang sangat gagah dengan surai pirang cerah dan mata cokelat. Nama lukisannya yaitu Apollo Olymposa.
Di sebelah lukisannya, keluar seorang perempuan yang wajahnya terlihat mirip dengan pria tadi. Terdapat sebuah nama yaitu Artemis Olymposa.
Di sebuah lukisan yang bertuliskan Hyprion Olymposa, keluar seorang pria tampan yang tengah sibuk membaca.
Di lukisan lain dengan nama Iris Black nee Olymposa. Keluarlah seorang perempuan cantik yang anggun dengan rambut hitam dan mata hazelnya.
Sebuah lukisan dengan nama Hermes Olymposa, terlihat seorang pria dengan surai cokelat gelap dan mata hazel. Wajahnya persis seperti Hermione Granger.
Dan banyak lagi orang yang keluar lukisan. Seorang pria keluar dari sebuah lukisan itu, dia adalah orang yang terakhir keluar. Sebuah nama terlihat di lukisannya, nama itu sangat kita kenal akrab yaitu Hector Dagwort-Granger.
Perempuan yang tadi membentak banyak lukisan kini memandang semua orang yang berdiri di depannya.
"Apa ada kabar dari cucuku?" tanya laki-laki yang terakhir keluar dari lukisan tadi.
"Kita harus menunggu sebentar," jawabnya singkat. Tiba-tiba, cermin di belakangnya bergetar dengan cahaya sihir yang keluar dari cermin tersebut.
"Mari kita dengarkan!" perintahnya.
"Ada apa Minerva?"
"Aku akan menjelaskan sesuatu!"
Bersambung
.
.
.
.
.
Hai Readers^^
Maaf ya, Author lama update. Soalnya, agak males ngetik awalan ceritanya. Readers pasti baca awalan chapter ini agak ngebosanin kan kan? Tapi Author langsung semangat ketika ngetik akhirnya chap kali ini. Karena kalimat-kalimat akhir chapter ini adalah pembuka untuk konflik yang akan di mulai.
Catatan:
Satu nama yang Author sebutkan setidaknya pasti membuat kalian tahu apa yang dimaksud Author. Itu adalah clue untuk kalian^^
Jangan lupa vote dan komen
Tag :
Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul aulzalia
Maaf yang kena tag.
Salam hangat dan penuh cinta❤
Tiara Feltson.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro