Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 11 : Asrama Ketua Murid

.
.
.
.
.

Sebelum masuk, Draco menetralkan raut wajahnya yang tadi senyum menjadi datar lagi.

"Mionee!" seru seseorang yang berada di belakang Draco. Pemuda pirang itu seperti mengenali suara cempreng itu.

Draco berbalik dan dua orang yang sangat ia kenali.

Seorang pemuda bersurai merah dengan bentuk kepala seperti jamur dan satunya lagi bersurai hitam acak-acakan (ala cogan korea gitu:v). Kondisi mereka cukup mengenaskan karena pakaian mereka yang berantakan dan kusut. Mereka juga tampak keberatan membawa masing-masing koper yang ukurannya 4 kali lebih besar dari ukuran kedua koper Draco. Kedua orang itu adalah si Pottyhead dan Weasel.

"Mioneee!" seru si surai merah dengan suara menggelegar, Draco saja sampai meringis mendengar suaranya.

Tak berapa lama kemudian, seorang gadis bersurai cokelat bergelombang datang dengan wajah di tekuk dan kakinya di hentakkan ke lantai asrama.

"ADA APA!" bentak Hermione dengan nada kasar sembari berkacak pinggang di depan kedua temannya yang sedari tadi berteriak memanggilnya.

"BLOODY HELL HERMIONE!" bentak Ron membalas Hermione dengan raut wajah heran.

"Kami susah payah membawakan kopermu. Tapi justru kau menyambut kami seperti ini," Ron menjelaskan dengan suara serak seperti ingin menangis.

Di sebelah Ron, Harry hanya menatap tajam Ron dengan perasaan dongkol. Dia menatap Ron seperti ini kira-kira 'Bloody hell Ron, kau telah menginjak-injak harga diri seorang Gryffindor sejati dengan menangis Ron! Apalagi di depan Hermione! Menangis di depan seorang perempuan!'

Harry tanpa sadar menatap Draco yang terdiam melihat interaksi mereka. Harry terkejut menatap rivalnya itu yang sudah menjadi ketua murid sekarang.

'Kau bahkan menangis di depan seorang Slytherin!' Harry menatap tajam Ron. Jika mata Harry ada pisau, maka tubuh Ron mungkin telah berdarah-darah saat itu juga.

"Oh hehehe! maafkan aku Ronald," ucap Hermione.

"Ayo masuk dan bawa masuk koper-koperku itu!" ajaknya kepada kedua temannya. Kedua orangtua itu saling menatap setelah mendengar nada Hermione perintah mutlak.

'Bagaimana ini?' Ron memberikan tanda pada Harry. Harry hanya memberikan jawaban yang membuat Ronald pasrah.

'Sudah kita turuti saja!' begitulah jawaban Harry yang membuat kedua pemuda itu membawa kedua koper yang berat itu dengan pasrah.

Sedangkan Draco, pemuda itu hanya memandang kedua orang itu dengan alis terangkat. Dia juga menatap dua koper yang dibawa kedua orang itu. Dia heran, apa saja isinya hingga membuat ukurannya sangat besar. Apa Granger membawa batu besar? Atau Granger pindah rumah ke Asrama Ketua Murid hingga membawa baju sebanyak itu? Ah sudahlah, buat apa aku memikirkannya.

Pemuda itu mengangkat bahu acuh tak acuh, dia segera menghampiri kedua tas hitamnya dan masuk ke dalam asrama.

...................

"Wow!"

Ron dan Harry menatap Asrama Ketua Murid dengan perasaan kagum. Ruangannya nyaman dan sangat bagus, merah dan hijau terlalu mendominasi ruangan itu tapi justru kedua warna itu menambah cantiknya ruangan itu.

Di depan perapian terdapat empat sofa, dua sofa berwarna hijau dan dua sofa berwarna merah. Dua sofa yang berbeda warna di satukan, jadi terlihat sangat bagus. Di sebelah kiri berwarna merah dan di sebelah kanan berwarna hijau.

Tak jauh dari perapian, terdapat meja belajar dengan dua kursi yang saling berhadapan. Meja itu sangat lebar dan panjang, cocok untuk dijadikan tempat berkerja seharian untuk kedua ketua murid dan ada satu dapur khusus untuk ketua murid. Ada juga setidaknya empat rak yang berisi buku belajar.

"Kalau aku tinggal di asrama ini aku bakalan betah seharian di sini," komentar Ronald.

"Lihat, disini semuanya tersedia! Dapur yang dipenuhi makanan,"

"Di sana juga ada rak buku dan seperti cerita Dean tadi, setiap kamar ketua murid pasti berisi dengan satu rak buku. Kalau aku yang terpilih, aku akan mengisi rak buku itu dengan buku-buku yang menarik seperti komik cerita yang baru saja dibelikan Mom." jelas Ron, sementara itu Hermione dan Harry menatap bosan teman berambut merahnya itu.

"Kau banyak bicara Ron! Lagipula aku akan mengisi rak bukuku dengan buku-buku kesayanganku!" seru Hermione membalas ucapan Ron.

"Yang pastinya buku-buku yang membosankan." celetuk Harry yang sepertinya tidak sadar mengucapkan itu.

Muka Hermione memerah karena emosi pada ucapan Harry yang sepertinya keceplosan karena pemuda itu langsung menutup mulutnya setelah mengatakan hal itu.

"KALIAN BAWA KOPER-KOPERKU MASUK KE DALAM KAMARKU!" bentak Hermione yang langsung masuk menuju kamarnya.

"Kerja bagus Harry." ucap Ron yang memandang tajam sang anak terpilih.

...................

Hermione masuk ke dalam kamarnya, ia menutup pintu dengan penuh emosi dan bersandar di pintu yang tertutup. Emosinya hilang setelah melihat kamarnya yang penuh hiasan indah, dindingan berwarna merah agak gelap, tempat tidurnya berwarna merah, satu set meja belajar dan rak buku, lemari baju dan sofa yang semuanya berwarna merah kelam dam emas. Hermione tersenyum melihat kamarnya yang sangat cantik dan pas untuknya.

Pintu kamarnya terbuka lebar di mana Harry dan Ron bersusah payah membawa koper-koper Hermione. Mereka menyeret koper itu hingga ke sisi tempat tidur Hermione.

"Kami sudah selesai membawa kopermu Mione," ucap Harry sembari memperbaiki letak kacamatanya.

"Terimakasih kalian berdua," ucap Hermione sembari tersenyum.

"Sama-sama." ucap mereka berdua.

"Btw, kami harus pergi untuk latihan Quidditch Mione, byee!" mereka berdua melambaikan tangan sebelum keluar kamar Hermione. Gadis singa itu hanya tersenyum pada kedua temannya yang sudah pergi.

Dia tersenyum. "Saatnya berbenah!" serunya semangat. Ia langsung berjongkok dan membuka satu kopernya.

...................

Draco Malfoy masuk asrama dan melihat ketiga singa itu tengah berdebat. Dia tak ingin berurusan dengan mereka bertiga lagi, oleh karena itu ia langsung masuk kamar yang depannya terdapat hiasan ular berwarna hijau yang menandakan bahwa kamar itu adalah kamar miliknya.

Dia melihat bahwa kamar itu tak kalah bagus dengan kamarnya, walaupun kamarnya lebih besar ukurannya dari kamar ini dan hiasan di kamarnya lebih banyak dari kamar ini.

Dia meletakkan kopernya di depan lemari baju dan memasukkan satu persatu pakainnya ke dalam sana. Setelah hal itu selesai, ia meletakkan beberapa buku yang ia bawa ke rak buku yang telah tersedia.

Kegiatannya berbenah ia gunakan dengan cara muggle karena sihir masih belum diizinkan untuk di gunakan selama dua hari di Hogwart. Ia dapat melakukannya karena di ajari oleh ibunya, ibunya yang mengajari segala hal ini padanya. Ia bertaruh bahwa Granger juga tengah berbenah diri sepertinya.

Dia ingin mandi, pemuda pirang itu membuka jubah Slytherin Hogwartnya dan menemukan sebuah pin yang bertuliskan Head Boy.

Draco tersenyum miris sembari mengelus pin itu.

"Aku merasa tidak pantas mendapatkan posisi ini."

.
.
.
.
.

Hai readers.

Catatan :

Author cuman mau jelaskan, setiap alur, Author pasti potong dengan tanda titik kan? Author gunain itu untuk membedakan tempat. Setiap cerita pasti berbeda tempat kan.

Hanya itu saja.

Jangan lupa vote dan komen

Tag :

Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul

Maaf yang kena tag.

Salam hangat dan penuh cinta❤

Tiara Feltson.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro