Chapter 1 : Di mulainya tahun ajaran baru
.
.
.
.
.
Tuk...tuk...tuk
Seekor burung hantu berwarna cokelat mengetuk kaca jendela sebuah kamar.
"Hmmmm," terdengar suara geraman dari balik selimut tebal. Tampaknya pemilik Kamar menyelimuti dirinya dari ujung kaki hingga kepala.
Tuk....tuk....tuk
Burung itu mengetuk lagi untuk kedua kalinya. Akhirnya, sebuah kepala muncul dari balik selimut.
Rambut keriting indahnya yang dulunya megar kini bergelombang berwarna cokelat.
Mata yang tertutup mulai terbuka dan menampakkan warna cokelat terang yang bersinar tertimpa sinar mentari pagi.
Dia mengerjapkan mata beberapa kali sebelum duduk di kasurnya. Dia melihat ke jendela di mana seekor burung pembawa surat menunggu.
Gadis itu mengerutkan dahinya bingung. Siapa gerangan yang mengirimkan surat padanya? Tidak mungkin orang itu Ginny, karena gadis itu selalu mengirim surat setelah makan siang. Harry? temannya itu selalu mengirimkan surat di sore hari. Ron? Sangat tidak mungkin karena laki-laki berkepala merah itu sangat malas berkirim surat apalagi dengan teman-temannya. Lantas, siapa yang mengirim surat?
Tidak membuang waktu, gadis itu segera berdiri dan mendekati kaca jendelanya. Dia membuka kaca dan membiarkan burung itu masuk.
Burung itu berwarna cokelat yang sangat cantik itu membuat Hermione gemas dan mengelus-mengelus kepalanya yang diselimuti bulu yang lembut. Paruh burung cantik itu memberikan isyarat sebuah surat yang harus diambil dari kakinya.
Dengan penasaran ia mengambil surat itu. Ia langsung tersenyum sembari melompat-lompat riang mendapatkan surat dengan logo Hogwarts. Demi merlin! Ia sangat bahagia bisa bertemu dengan teman-temannya, professor, pelajaran-pelajarannya kecuali terbang dan ramalan serta lorong-lorong dan ruangan-ruangan yang sangat berkesan untuknya.
Dia mengelus kembali bulu burung itu lalu memberikannya makan, karena tugasnya sudah selesai burung cantik berwarna cokelat itu segera terbang meninggalkan Hermione.
Hermione si gadis Gryffindor segera membuka surat yang membuatnya tersenyum.
Untuk Hermione Jean Granger.
Karena perbaikan Hogwarts sudah selesai. Kami membuka kembali Hogwarts untuk anak-anak baru, lama dan anak tahun ketujuh yang mengulang kembali ajaran sebagai tahun kedelapan. Terlepas dari rezim kegelapan kami para professor juga turut berduka cita terhadap siswa-siswi yang menjadi korban peperangan yang lalu.
Kami mengundang anda, Hermione Jean Granger sebagai HeadGirl baru Hogwart. Kami harap anda dapat mengembang tanggung jawab dengan baik dan dapat membuat kami bangga. Anda dapat menggunakan Gerbong Khusus Ketua Murid dengan pasangan Ketua Murid anda nantinya. Saya ucapkan selamat karena telah menjadi ketua murid perempuan.
Tertanda,
Kepala Sekolah Hogwarts,
Minevra Mcgonagall.
Hermione, gadis yang di maksud dalam surat tidak bisa menghentikan rasa senangnya saat ini. Apa dia tidak salah baca kan? Dia jadi ketua murid. Dia rasanya mau teriak dan langsung saja dia menemui kedua orangtuanya.
"Mom! Dad!" jeritnya begitu keluar dari kamarnya.
.........
"Draco! Nak!" seru seorang wanita yang mengenakan gaun hitam yang duduk di sofa bergaya victoria yang terletak di depan perapian.
Tak berapa lama, suara kaki menuruni tangga terdengar. Wanita yang masih cantik itu tersenyum menatap putranya yang baru saja tiba dan berdiri di depannya.
"Ada apa Mother?" tanya sang anak dengan lesu. Wanita itu tersenyum sendu menatap penampilan anak semata wayangnya yang kusut.
"Ada surat untukmu," tangan pucatnya memberikan sebuah surat dengan logo Hogwarts. Anak berwajah pucat itu mengenali logo itu. Dia refleks mundur beberapa langkah membuat ibunya heran.
"Ada apa dear?" tanya wanita yang memiliki rambut perpaduan pirang plantinum dan hitam pekat.
"Tidak..tidak Mother," dia menundukkan kepala ke lantai manornya.
"Aku tidak bisa," sambungnya dengan nada kecil. Ibunya mendekatinya lalu mengelus surat pirang plantinum milik anaknya itu.
"Kau harus pergi dear!" anak itu memandang ibunya dengan tatapan sendu.
"Kenapa aku harus pergi Mother! Kau tahu aku sudah tidak memiliki muka lagi untuk ke sana bahkan aku sudah tidak pantas lagi untuk menginjakkan kaki ke Hogwarts," jawab anaknya dengan nada yang membuat hati sang ibu teriris. Tapi dia harus kuat demi anaknya.
"Kau harus nak, kau adalah satu-satunya pewaris Malfoy dan kau harus kuat," sang ibu terus memaksanya sehingga mau tidak mau ia harus menerima surat itu.
Dia menguatkan dirinya untuk membaca kata demi kata surat di tangannya.
Untuk Draco Lucius Malfoy.
Karena perbaikan Hogwarts sudah selesai. Kami membuka kembali Hogwart untuk anak-anak baru, lama dan anak tahun ketujuh yang mengulang kembali ajaran sebagai tahun kedelapan. Terlepas dari rezim kegelapan kami para professor juga turut berduka cita terhadap siswa-siswi yang menjadi korban peperangan yang lalu.
Kami mengundang anda, Draco Lucius Malfoy sebagai Head Boy baru Hogwart. Kami harap anda dapat mengembang tanggung jawab dengan baik dan dapat membuat kami bangga. Anda dapat menggunakan Gerbong Khusus Ketua Murid dengan pasangan Ketua Murid Anda nantinya. Saya ucapkan selamat karena telah menjadi ketua murid laki-laki.
Tertanda,
Kepala Sekolah Hogwarts,
Minevra Mcgonagall.
Dia terkejut mengetahu bahwa dia seorang ketua murid. Dia sangat terkejut.
Bagaimana bisa? Kepala sekolah Hogwarts menunjukkan sebagai ketua murid yang baru. Bisa di bayangkan? Seorang mantan pelahap maut menjadi Headboy Hogwarts. Bisa di bayangkan?
Dan rasanya seperti mimpi saja. Dia kira belajar selama lima tahun di Hogwarts sia-sia belakang di tambah Father nya sama sekali tidak pernah memujinya dalam satu pelajaran pun.
Dia merasa hatinya remuk mendapatkan penolakan sang Father lebih lagi beban yang ia tanggung di tahun keenamnya.
Sebuah usapan di bahu kirinya membuatnya mengalihkan pandangan kepada wanita yang sangat ia cintai.
"Selamat nak, kau menjadi Headboy!" ucapan selamat itu membuatnya tersenyum senang lalu mengangguk.
"Kurasa Pansy, Theo, Daphne dan Astoria juga mendapatkannya kemarin. Kau dan Blaise lama mendapatkan surat karena harus menerima banyak pertimbangan dari kementrian, tapi professor Mcgonagall dan Kingsley bersikeras agar kalian juga mendapatkan surat. Berterima kasihlah pada mereka Draco." jelasnya pada sang anak lalu memeluk anaknya yang berambut pirang itu.
"Iya Mother." jawabnya sembari menutup mata, nyaman merasakan pelukan ibunya.
Sekarang pertanyaannya, siapa gerangan patner ketua muridnya? Tidak mungkin Astoria atau Daphne. Bahkan Pansy? Gadis itu memiliki kapasitas otak setara dengan Blaise jadi tidak mungkin. Lalu siapa?
Tiba-tiba, kenangan tentang seorang gadis yang menonjok hidungnya di tahun ketiga muncul dalam pemikirannya.
"Tidak mungkinkan dia?" batin Draco mengerang.
Gadis kelahiran muggle-born, berambut megar seperti semak, gigi sebesar berang-berang, si miss know it all, penyihir yang bersinar di masanya, Orde of the phoniex, si princess Gryffindor dan gadis yang sangat membencinya. Tidak mungkinkan gadis itu yang menjadi patner ketua muridnya nanti. Tidak mungkin ya Draco, SANGAT TIDAK MUNGIN.
.
.
.
.
.
Perkenalan buat dua tokoh utama sekaligus favorite ku❤
Jangan lupa vote dan komen.
Kalau ada typo atau Author salah mendekripsikan cerita, kalian boleh komen kok^^
Jangan lupa vote dan komen
Tag :
Annisa_Angelista cindychintya_ Author15_L Momor50 syarifa__ springinseoul aulzalia
Salam hangat dan penuh cinta❤
Tiara Feltson.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro