Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 67 : Perang Akan Datang Lagi

.
.
.
.
.

Hermione memulai dengan melempar mantra pada Bellatrix yang masih berada di sapu miliknya.

"Immobulus!" seru Hermione dengan mengarahkan tongkatnya pada Bellatrix. Akan tetapi, Bellatrix lebih gesit dan dengan cepat menangkis serangan Hermione.

Seketika suasana berubah drastis, semua penyihir yang berada di bawah pertarungan segera berlari menjauh takut terkena serpihan mantra pertarungan antara Bellatrix dan Hermione.

Lemparan mantra mulai terjadi antara Bellatrix dan Hermione. Walaupun berada di atas sapu, tapi Bellatrix sangat gesit dalam bertarung.

Sembari melempar mantra, Hermione melihat keadaan sekitar yang panik karena pertarungan dirinya.

"Buckbeak!" serunya sambil melempar mantra ke atas langit, pertarungan itu berhenti sementara karena Bellatrix juga menghentikan lemparan mantranya.

Tiba-tiba saja, seekor Hippogriff muncul dari atas langit lalu turun mendekat ke arah Hermione.

Kingsley dan Mcgonagall terkejut melihat kedatangan Hippogriff itu, bagaimana Hermione bisa memanggil Hippogriff itu?

Hermione pun melompat ke punggung Buckbeak dalam sekali lompat, Bellatrix yang melihat kesiapan Hermione kembali melempar mantra. Seperti terikat batin, Buckbeak terbang ke arah Bellatrix dan seperti mendorong wanita yang masih menggunakan sapu terbang itu menjauhi area tersebut.

Harry, Ron dan Draco yang melihat hal tersebut justru saja kaget. Para penyihir masih berlarian panik di sekitar mereka.

"Bloody Hell! Apa itu Buckbeak, Harry?!" tanya Ron tanpa mengalihkan pandangan dari pertarungan antara Bellatrix dan Hermione.

"Bagaimana Hippogriff tersebut bisa dipanggil oleh Hermione?"

Tidak ada satu pun pertanyaan Ron yang dijawab oleh Harry saking fokusnya dengan pertarungan Bellatrix dan Hermione.

Lemparan mantra terus terjadi antar dua wanita yang berada di atas langit tersebut.

"KAU HARUS MEMBAYAR ATAS KEMATIAN BANYAK ORANG TERMASUK KEMATIAN TONKS! BELLATRIX LESTRANGE!" bentak Hermione dengan amarah yang sangat besar.

"Hahahahaha! Aku sedang menunggunya, Tuan Putri!" jawab Bellatrix dengan ejekan.

Seakan ada ikatan batin, Buckbeak terus terbang ke arah Bellatrix dengan Hermione yang melemparkan mantra. Hewan itu seakan mengerti bahwa gadis muda di punggungnya itu ingin mendorong musuhnya sejauh mungkin dari sana.

Hippogriff tersebut terus mendorong Bellatrix menjauh, disaksikan ratusan pasang mata di bawahnya.

"Mereka terbang menjauhi area?" tanya Harry entah pada siapa.

Draco yang sadar segera mengikuti arah pertarungan itu, disusul oleh Harry dan Ron setelahnya.

Di sisi lain, Hermione yang sudah merasa sekitarannya aman segera melemparkan mantra kuat berwarna merah emas pada Bellatrix. Bellatrix sendiri ikut melempar mantra kuat berwarna ungu.

Kedua mantra sihir tingkat tinggi itu bersatu menghasilkan sinar yang menyilaukan mata, terutama ketiga pasang mata yang mengikuti pertarungan mereka sejak awal.

Keduanya terhempas cukup jauh setelah sihir keduanya bertabrakan.

"Pertarungan yang hebat, Tuan Putri! Tapi sayangnya, pertarungan ini harus berakhir di sini!"

"Apa maksudmu?!"

"KITA AKAN BERTEMU DI MEDAN PERANG SESUNGGUHNYA! PERANG DUNIA SIHIR KETIGA AKAN BERLANGSUNG TIDAK LAMA LAGI! SIAPKAN DIRI KALIAN SEMUA UNTUK MENGHADAPI KAMI DAN SANG KEGELAPAN!" seru lantang Bellatrix Lestrange.

Hermione melemparkan mantra yang cukup kuat yang langsung ditahan oleh perisai Bellatrix, tapi tiba-tiba saja ada awan gelap mengerumuni Bellatrix dan menghilang bersama lenyapnya Bellatrix di depan mata Hermione.

Hermione terengah-engah dan menurunkan tongkatnya.

Perang Dunia Sihir Ketiga? Yang benar saja!

"Hermione!" seru orang yang berada di bawah. Hermione melihat itu Harry, Ron dan Draco. Langsung saja gadis itu memerintahkan Buckbeak untuk turun.

Buckbeak pun turun dengan perlahan hingga menampak tanah. Hermione turun dari Buckbeak dan langsung memeluk Harry yang lebih dulu berdiri di depannya.

"Harry!"

"Hermione!"

Mereka berpelukan cukup lama membuat Ron dan Draco tiba-tiba saja jadi nyamuk. Tapi seketika itu juga Draco mengernyitkan keningnya.

Bukannya dia kekasih Hermione sekarang? Harusnya Hermione memeluk dirinya, bukan malah si Harry Potter!

Untungnya pelukan itu sudah terlepas sebelum Draco bergerak maju untuk melepaskannya. Ron yang sepertinya mengetahui hati Draco hanya bisa menahan tawa.

"Harry! Perang dunia sihir ketiga akan berlangsung tidak lama lagi, itu yang dikatakan Bellatrix!" Harry mengangguk mendengarnya.

"Kami juga mendengarnya,"

"Wanita gila! Bisa-bisanya dia mengumumkan peperangan secara langsung di muka umum seperti itu!" semprot Ron dengan amarah.

"Memang itulah tujuannya, dia ingin menciptakan ketakutan di Masyarakat tentang perang. Masyarakat sihir kan sekarang lebih ingin damai daripada merasakan peperangan sekali lagi." jelas Draco.

"Kita harus mempersiapkan diri kita dengan berlatih!"

"Tapi....bagaimana dengan diriku?" tanya Draco.

"Aku...adalah mantan pelahap maut?" Trio Golden menatap Draco dengan wajah bingung.

"Bukankah kau terpaksa jadi pelahap maut?" tanya Hermione yang langsung diangguki kepala oleh Draco.

Seringai muncul di bibir Harry. "Kau bisa ikut kami, kau tahu? Jadi Orde Phoenix atau Dumbledore Army, kau bisa pilih ingin ikut yang mana." Draco mengangguk mendengar saran dari Harry. Ron menatap kedua dengan memutar bola matanya jengah.

Ron berbalik. "Ayo kita pergi ke Professor Mcgonagall dan Kingsley, aku muak melihat dua laki-laki saling menyeringai menjijikan seperti itu!" semburnya yang langsung lari, Harry mengejarnya.

"RON! KE SINI KAU!"

Hermione tertawa kencang, sementara Draco memasang wajah masam. Draco disenggol oleh Hermione untuk mengikutinya.

Tanpa Draco sadari, dia berjalan di samping Buckbeak yang ditarik oleh Hermione. Pemuda itu langsung sadar dan beralih untuk berjalan benar-benar di sebelah Hermione (tanpa berdekatan dengan Buckbeak)

.

"Jadi perang akan pecah lagi?

"Tidak ada jalan lain, bukan? Kita harus bertarung lagi untuk mendapatkan kedamaian!"

"Apa kita bisa negosiasi dengan mereka?"

"KAU PIKIR MEREKA BISA KITA AJAK KERJA SAMA? Coba kau pergi ke tempat mereka dan lihat, apa kau bisa kembali dengan selamat?"

"JANGAN BERTERIAK!"

"TENANG! TENANG!"

"Kita harus bisa menyusun segalanya dengan teliti!"

Harry, Ron, Hermione dan Draco hanya bisa terdiam melihat petinggi-petinggi Kementrian bersama Kingsley dan Mcgonagall berdebat nyaring di depan mereka.

Professional Mcgonagall menoleh ke arah keempatnya. "Astaga! Aku baru ingat kalian masih di sini! Sudah! Sudah! Kalian kembali dulu ke Hogwarts, kalian tidak seharusnya berada di sini!" usir Professor Mcgonagall dengan lembut dan menuntun mereka ke Perapian Ruangan itu.

"Tapi Professor-" Minerva Mcgonagall memotong ucapan Harry.

"Aku tahu Mr. Potter, aku mengerti. Jangan khawatir! Besok kita akan mendiskusikan ini kembali. Yang pasti, kalian harus pulang dan istirahat lebih dulu!" serunya tegas.

Hermione berbalik menatap neneknya tersebut. "Lalu bagaimana dengan Nenek? Nenek masih di sini dan besok harus ada yang kita diskusikan sebagai Orde Phoenix, kapan Nenek istirahat?" tanya Hermione dengan perhatian lembut.

Wajah keras Minerva berubah lembut melihat perhatian tulus dari kerabat dekatnya itu. Dia mengelus surai lembut Hermione.

"Setelah ini aku akan istirahat yang cukup, Hermione. Jangan khawatir!" serunya lembut. "Yang pasti kalian harus pulang dulu!"

"Nenek janji ya! Aku akan segera menyiapkan teh jahe yang hangat untuk Nenek beristirahat. Oh, ya! Aku juga akan menyiapkan makan malam terlebih dahulu, habiskan setelah sampai ke Kantor Nenek dan segera berendam juga air hangat."

"Iya! Iya! Dasar cerewet!" seru Minerva geli mendengar kecerewetan Hermione. "Jaga cucuku, Mr. Malfoy!" serunya tegas pada sang pemuda pirang yang langsung diangguki kepala.

Mereka pun pergi satu-persatu melewati Perapian Kementerian, meninggal Mcgonagall yang pusing mendengar perdebatan sengit Petinggi-petinggi Kementrian. Bahkan Mentri Sihir sendiri sudah tidak kuat melihat perdebatan yang terjadi di depan matanya itu.

Bersambung.

Kalian mau marah? Boleh kok! Marah aja, karena Author lama banget ngelanjutin ceritanya😭

Maaf maaf banget ya, Author buka Wattpad juga buat baca cerita doang selama dua-tiga tahun lebih ini. Alasannya biar pikiran Author tenang dan terhibur gitu (sebisa mungkin menghindari cerita yang berat²)

Author lagi sakit yang cukup parah, jadi ya baru bisa update sekarang. Author belum sembuh sih, tapi kasihan kalau belum lanjut juga ini cerita😭

Salam sehat semuanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro