Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 6 : Permusuhan Para Slytherin

.
.
.
.
.

Pagi harinya di Great Hall, terlihat Mcgonagall yang memasang wajah yang khawatir.

Di meja Gryffindor, terlihat Astoria yang duduk di tengah-tengah para singa. Gadis itu duduk di antara Ron dan Ginny.

Di meja para Ular, terbentuk dua kubu tempat duduk yaitu Daphne yang ditemani Pike, Crabbe dan Milicent. Sedangkan di kubu satunya, Theo dan Blaise.

Terakhir, terlihat kedua sosok Ketua Murid bersama Pansy di meja Ravenclaw. Gadis Parkinson itu duduk di antara Hermione dan Luna, sementara Draco yang duduk di samping Hermione mendapatkan tatapan tajam dari seluruh laki-laki Asrama Ravenclaw terutama Terry dan Anthony yang kebetulan duduk di samping dan di hadapannya.

"Pansy. Ayo makan, kau dari tadi hanya diam saja tidak memakan sarapanmu." ucap Luna dengan nada mengambang. Pansy tersenyum pada gadis Lovegood itu.

"Iya Luna, terima kasih." Pansy tidak habis pikir, sekalipun ia sering berbuat jahat pada Hermione dan suka mengejek Luna dulu. Tetap saja, ia masih diperlakukan baik oleh mereka berdua dan Pansy sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk berteman dengan mereka.

"Maaf sebelumnya, aku ingin bertanya pada kalian bertiga. Kenapa kalian tidak mau duduk di Asrama masing-masing? Maaf, aku hanya bertanya bukan berarti aku tidak mau kalian berada di sini," Hermione tersenyum pada Anthony.

"Jangan khawatir Anthony, aku mengerti apa yang kau ucapkan."

Flasback on

Terlihat Draco dan Hermione sedang berjalan berdua di koridor. Mereka berdua ingin sarapan di Great Hall, karena bahan makanan di dapur mereka sudah habis.

Tapi di tengah perjalanan, mereka dikejutkan oleh Blaise dan Pansy yang sedang berbicara. Pansy berteriak kepada Blaise, sementara pemuda berkulit eksotis itu berusaha menenangkan Pansy dengan nada selembut-lembutnya.

"Pansy, dengarkan aku dulu." ucap Blaise lembut.

"CUKUP BLAISE! AKU TIDAK INGIN MENDENGARKAN UCAPANMU!" bentak Pansy.

Pansy memberontak karena tangannya dicekal kuat oleh Blaise.

Draco dan Hermione segera maju dan memisahkan mereka berdua.

Hermione menarik dan memeluk Pansy dari belakang, sementara tubuh Blaise di tahan Draco.

"Sebaiknya kau memberikan waktu Pansy, Blaise. Kau jangan memaksanya seperti ini," ucap bijak Hermione.

"Aku ingin menjelaskan kepadanya Hermione," balas Blaise.

"Berikan dia waktu Zabini!!" seru Draco.

"Kau sudah menyakitinya, jadi kau harus memberikannya waktu untuk memaafkanmu!" Blaise terkejut mendengarkan ucapan Draco, kini ia perlahan melepaskan cengkraman Draco di tubuhnya dan langsung pergi meninggalkan ketiganya di koridor.

"Kau tidak apa-apa Pansy?" Pansy menggeleng di pelukan Hermione.

Setelah Pansy tenang, ketiganya segera pergi menuju Great Hall.

Langkah ketiganya berhenti saat masuk Great Hall. Di meja Slytherin, terlihat Daphne yang duduk bersama Pike, Crabbe dan Milicent. Di beberapa meter meja Slytherin, terlihat Blaise dan Theo duduk mengasingkan diri dari yang lain.

Mata Pansy memandang tajam meja Gryffindor, di mana seseorang yang membuat hatinya membara seperti kobaran api duduk. Terlihat Astoria yang duduk di samping Ron dan Ginny menunduk melihat tatapan tajam yang dilayangkan Pansy padanya.

"Mione! Ayo duduk di sini!" seru Ron setelah melihat Hermione berdiri di pintu Great Hall. Pemuda itu juga melihat Draco berdiri di samping Hermione. "Hei! Malfoy junior! Kemarilah! Aku ingin berbicarakan sesuatu kepadamu!" serunya yang langsung dihentikan oleh Dean yang duduk di hadapannya.

"Hei, Ron! Berhentilah berteriak. Kau tidak lihat kita dilihatin banyak orang?" Dean memperingati Ron, tetapi pemuda Weasley itu tidak mengindahkannya.

"Hei! Mione! Malfoy!"

Pansy memegang tangan Hermione membuat Hermione menoleh dan Draco juga menoleh.

"Ada apa Pansy?" tanya Hermione lembut.

"Aku tidak ingin duduk berdekatan dengan Zabini dan Grengrass itu!" terdengar nada benci dari nada Pansy menyebutkan nama marga kedua temannya. Hermione dan Draco bertatapan dan berisyaratkan mereka tidak akan duduk di Meja Slytherin ataupun Gryffindor demi kebaikan Pansy. Tidak mungkinkan mereka meninggalkan Pansy di saat begini.

Mata Hermione bertatapan dengan Luna yang melambaikan tangan padanya. "Kita di Ravenclaw saja," saran Hermione.

"Kenapa di Ravenclaw?" tanya Pansy.

Draco berceletuk kemudian. "Tidak mungkinkan, kita duduk di Asrama Hufflepuff saat ada Smith sialan itu." mata Draco menatap ke arah meja Hufflepuff tempat Smith dan teman-temannya duduk. Dia juga berasumsi, jika mereka duduk di meja Hufflepuff maka Hermione akan duduk berdekatan dengan si Scamander itu. Lebih baik jika mereka duduk di Ravenclaw berdekatan dengan si Lonny, maksud Draco si Lovegood.

"Baiklah, kita akan ke meja Ravenclaw. Akan tetapi, apakah mereka akan menerima kita duduk di meja mereka?" Pansy khawatir karena hubungan Slytherin dan Ravenclaw sangat tidak baik.

"Tenang saja, Luna sudah membereskannya!" seru Hermione yang lalu menarik tangan Pansy dan berjalan menuju meja Ravenclaw tempat Luna duduk. Draco mengikuti mereka dari belakang.

Di meja Ravenclaw, Luna berucap. "Teman-teman, sebaiknya kita sisihkan tempat untuk tamu kita yang sudah datang." ucapnya sembari menatap Hermione yang sudah berdiri di dekatnya bersama Pansy dan Draco.

Dengan segera, mereka menyisihkan tempat. Anthony yang duduk di samping Luna segera menjauh. Dia berharap duduk di samping Hermione, tetapi tanpa ia sadari bahwa dia menyisakan 3 tempat duduk. Pansy duduk di samping Luna dan Hermione, berhadapan dengan Padma. Sementara Draco langsung duduk di samping Hermione dan Anthony menyebabkan dia di tatap tajam oleh semua pemuda Ravenclaw.

Flashback end

"Begitu ceritanya," Hermione mengakhiri ceritanya.

Seluruh murid Ravenclaw yang duduk di dekat mereka mengerti dengan keadaan Slytherin.

"Sabar Pansy. Aku tahu bagaimana sakitnya dikhianati," semua perempuan mengangguk pada Pansy.

Di meja Gryffindor, Ron mengeluhkan banyak hal.

"Uhhh! Kenapa ayam ini rasanya tidak enak!"

"Kenapa makanan semuanya rasanya hambar!"

"Duh! Kenapa hari ini sempit sekali!" keluhnya kesekian kalinya membuat teman-temannya jengah.

"Berhentilah mengeluh Ron!" seru Parvati. Perempuan berdarah india itu sangat kesal dengan pemuda Weasley itu.

"Ck! Kenapa Hermione dan di Malfoy malah duduk di meja Ravenclaw bukannya meja Slytherin ataupun Gryffindor?" Ginny berinisiatif untuk menjawab kakak bodohnya itu.

"Apa kau bodoh Ron? Kau harusnya tahu masalah apa yang sekarang ini timbul di Slytherin! Draco dan Hermione itu hanya Menemani Parkinson yang ingin menyendiri dari teman-temannya. Jadi, wajar saja mereka terpaksa duduk di meja lain." Jelas Ginny mampu membuat Ron paham.

"Kenapa si Grengrass ini malah duduk di sini?" Ron menunjuk Astoria yang duduk di sampingnya.

"RON!" seluruh teman-temannya berseru pada Ron karena pemuda itu masih belum paham dengan masalah sekarang.

"Kalau begitu, aku pergi saja." ucap Astoria yang sepertinya sudah tidak nyaman di Gryffindor.

Ginny menahan Astoria. "Tidak apa-apa Grengrass. Kakakku ini memang bodoh, jadi dia masih belum mengerti keadaan sulitmu." ucap Ginny membuat Astoria mengangguk dan kembali duduk.

"Grengrass, sebaiknya kau bergeser agar aku dapat duduk di samping Ron dan menjelaskan sampai Ron paham." Astoria mengangguk dan menggeser tempat duduknya. Harry segera duduk di Samping Ron dan menjelaskan semuanya sampai pemuda Weasley itu paham.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Hai readers^^

Mulai dari part ini masalah antara Slytherin dimulai ya.

Alasan Author membuat masalah antara para Slytherin ini, karena di beberapa cerita yang Author baca pasti masalah itu muncul di persahabatan para Gryffindor. Sekarang gantian di cerita Author, masalah terjadi di persahabatan para Slytherin.

Jangan lupa vote dan komen.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro