Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 50 : Memori Draco (Tahun Pertama & Kedua)

.
.
.
.
.

Hermione melangkahkan kakinya menuju Kantor Professor Mcgonagall sambil membawa botol memori milik Draco di tangannya.

Dia tahu kalau melihat memori orang lain itu terlarang, karena melanggar privasi orang lain. Tapi dia benar-benar sangat penasaran dengan isi memori Draco ini.

Di belakang Hermione, menyusul lah Harry dan Ron sambil berlari.

"Tunggu, Hermione!" seru Harry. Pemuda itu heran, bagaimana bisa sahabatnya itu berjalan dengan begitu cepat hingga dia harus berlari untuk dapat menyusul Hermione?

Sementara itu, Ron berlari sambil memasukkan biskuit cokelat buatan Hermione ke mulutnya. Sekarang mulut pemuda itu kotor karena remahan biskuit cokelat.

Hermione berhenti di depan Kantor Professor Mcgonagall. Ketika gadis itu akan mengucapkan kata kunci untuk membuka pintu itu, tapi pintu tersebut terbuka dengan sendirinya dan menampilkan sosok Kepala Sekolah.

"Professor Mcgongall!" seru Hermione terkejut.

"Oh, astaga!" Professor Mcgonagall sendiri juga ikut terkejut. Seruan Professor Mcgonagall itu membuat Harry yang sudah berdiri di belakang Hermione terkejut hingga jatuh ke tanah.

Ron yang berdiri tidak jauh dari Harry segera menolong pemuda dengan marga Potter itu.

"Astaga! Kau mengagetkanku, Hermione!" Minerva Mcgonagall mengelus dadanya yang masih berdebar akibat seruan Hermione tadi.

"Maaf, Nek!" ucap Hermione merasa bersalah.

"Tidak apa-apa," Minerva mengibaskan tangannya ke udara agar Hermione berhenti memasang wajah sendu.

"Tapi sedang apa kau ke sini?" tanya Minerva pada cucu satu-satunya itu.

"Saya ingin menemui Anda!"

"Menemuiku?" Hermione menganggukkan kepalanya.

"Untuk apa?"

"Untuk meminta izin meminjam Pansieve anda, Nek."

"Meminjam pansieveku? Untuk apa?" Minerva kini mengalihkan tatapannya pada kedua pemuda yang berdiri di belakang Hermione, lengkap dengan Ron yang masih sibuk menghabiskan biskuit cokelat buatan Hermione.

Lalu mata penuh keriput wanita paruh baya itu menoleh pada botol aneh yang berada di tangan Hermione. "Botol apa itu?"

"Ini botol memori milikku, Nek." Hermione mencoba berbohong dan dalam hati, semoga Neneknya itu percaya.

"Botol memorimu? Untuk apa kalian melihat memori Hermione?" Kepala Sekolah perempuan pertama itu dapat melihat ketiganya gelagapan.

"Itu-ada rumus pelajaran yang Hermione lupakan, Professor Mcgonagall. Rumus itu juga nantinya sangat digunakan saat pelajaran Hagrid,"

Harry langsung melotot pada Ron ketika mendengar alasan tidak masuk akalnya itu. Dari semua pelajaran yang menggunakan rumus, kenapa Ron justru membawa nama Hagrid? Sejak kapan Hagrid memakai rumus di pelajarannya?!!!! Kenapa pemuda Weasley itu tidak membawa nama pelajaran professor Slughorn atau Professor lainnya? Kenapa harus Hagrid!!!

Bukan apanya, tapi orang bodoh mana yang percaya dengan alasan Ron yang mengatakan ada rumus dalam pelajaran Hagrid??!!

Sementara Hermione hanya bisa tersenyum sambil meringis mendengar alasan Ron itu. Dia berharap, Neneknya itu percaya dengan alasan Ron.

"Sejak kapan Hagrid menggunakan rumus di pelajarannya?"

"Sejak beberapa hari yang lalu!" jawab Ron cepat. Tapi wajah Ron seketika pucat, dia baru menyadari bahwa mereka telah diliburkan dari pelajaran selama beberapa hari. Apa Professor Mcgonagall akan percaya dengan mereka yang berniat mencari rumus tanpa tujuan tertentu?

Harry sendiri rasanya ingin menghantamkan kepala merah itu ke tanah.

"Baiklah! Kalian boleh menggunakan pansieveku untuk mencari rumus pelajaran Hagrid itu. Tapi ingat! Ketika sudah selesai, kalian harus bereskan sendiri!" akhirnya Professor Mcgonagall memberikan izin. Akan tetapi, izinnya itu membuat ketiga orang yang memang ingin meminjam pansievenya itu terkejut bukan main.

Hermione tidak menyangka bahwa alasan tidak masuk akal Ron diterima.

Harry sendiri juga terkejut karena Professor Mcgonagall meminjamkan pansievenya. Artinya, Professor Mcgonagall termasuk orang bodoh yang dia sebutkan tadi dalam batin.

Ron sendiri terkejut bukan main bahwa Professor Mcgonagall percaya saja alasannya.

"Sudah! Minggir! Aku ingin pergi ke Hospital Wings, karena kepalaku sangat sakit akibat melihat terus kertas-kertas gila itu." celoteh Minerva sambil berjalan meninggalkan ketiganya.

Hermione dan kedua sahabatnya menoleh pada punggung Kepala Sekolah mereka yang sudah menjauh.

"Pantas saja Nenek percaya saja dengan alasan gilanya Ron. Ternyata, beliau sedang sakit kepala karena stress dengan tugas Kepala Sekolah." ucap Hermione sambil berjalan masuk ke dalam Kantor Professor Mcgonagall.

"Lain kali, carilah alasan yang masuk logika sedikit Ron! Sejak kapan Hagrid memakai rumus di pelajarannya? Memangnya ada rumus dalam merawat dan menghadapi satwa gaib, hah!" Harry mendorong bahu Ron sebelum masuk menyusul Hermione.

"Hei! Yang penting, kan alasanku diterima!" seru Ron.

..................

Mereka masuk ke dalam Kantor Professor Mcgonagall. Terlihat sekali, Kantor itu sangat berantakan akibat kertas-kertas bertebaran di mana-mana.

"Pantas saja Professor Mcgonagall terlihat sangat stress tadi. Ternyata ini penyebabnya," Ron mengambil kertas yang berada di dekatnya. Tapi Harry merampas kertas itu dan meletakkannya ke tanah.

Hermione berjalan menuju pansieve Professor Mcgonagall. Mereka bertiga kini berdiri menatap kuali itu dengan Hermione berada di tengah mereka.

"Baiklah, kita mulai!" Hermione mulai menaburkan cairan botol itu yang berisi memori Draco ke kuali pansieve.

"Maafkan kami, Draco." Hermione mencelupkan satu jarinya ke kuali dan semuanya mulai mengabur.

Memori Draco

Terlihat suasana King Cross yang ramai.

"Ini tahun berapa?" tanya Hermione pada Ron dan Harry yang berdiri di kanan dan kirinya.

"Sepertinya ini tahun kita, lihat!" Harry menunjuk seorang pemuda kecil dengan rambut pirang mengkilat miliknya.

"Bukankah itu Ferret Malfoy?!" seru Ron.

"Kita ikuti dia!" perintah Hermione dan diangguki oleh kedua sahabatnya.

Mereka pun mengikuti Draco kecil itu.

Draco kecil berjalan seorang diri sambil memperhatikan sekitarnya. Dia seakan tidak takut ada orang yang menganggu ya.

Mata abu-abu Draco menangkap helaian cokelat keriting yang tertiup angin. Ya! Draco Malfoy tengah memperhatikan seorang gadis yang lebih tinggi darinya sedikit sedang berjalan sambil memperhatikan King Cross.

"Dia memperhatikanmu, Mione!" bisik Ron pada Hermione. Sementara Hermione sendiri sangat terkejut melihat mini Draco sedang memperhatikan mini dirinya di King Cross. Dia tidak bisa mengingat sama sekali momen cukup manis itu.

'Apakah memoriku tentang ini dihapus?'

"Mione!" mini Hermione menoleh pada Ibunya yang berdiri bersama Ayahnya.

"Iya, Mom!"

"Kamu yakin akan tetap pergi ke tempat Hogwarts itu?" tanya Ibunya. Hermione melihat jelas bahwa Ibunya sangat khawatir tentangnya.

Hermione mengembangkan senyuman indah, tanpa menyadari bahwa seseorang yang masih memperhatikan dirinya ikut tersenyum juga.

"Aku akan baik-baik saja, Mom!"

"Baiklah. Jaga dirimu dengan baik! Jika mereka tidak mau berteman denganmu, tidak usah berteman dengan mereka!" Hermione tertawa mendengar nasehat Ibunya. Akhirnya mereka berdua dan Ayah Hermione berpelukan melepas Hermione.

Hermione yang melihat itu tanpa sadar ikut tertawa. "Mam! Dad! Aku sekarang punya banyak teman!" serunya membuat Harry dan Ron juga tersenyum mendengarnya.

"Draco!" seru Narcissa membuat Putra satu-satunya itu menoleh.

"Iya, mother!"

"Ayo, cepat! Nanti kamu ketinggalan!" Narcissa melambaikan tangan seakan mengisyaratkan Draco untuk mendekat padanya.

Draco menoleh lagi pada Hermione. Detik itu juga, kedua mata indah itu bertemu. Draco terkejut bukan main, wajahnya juga ikut memerah setelah melihat Hermione menatapnya dengan wajah polos. Tanpa menunggu lama lagi, Draco segera berbalik dan berlari menuju Mothernya.

"Aku tidak mengingat momen itu?" gumam Hermione yang masih didengar oleh Harry dan Ron.

"Sepertinya, sebagian memorimu ini dihapus oleh seseorang?" Harry menarik kesimpulan.

Tempat pun berubah, mereka kini berada di Great Hall. Tempat pertama mereka akan melakukan sorting, yang akan menentukan di Asrama mana mereka akan berada.

Terlihat jelas juga bahwa mini Draco melirik diam-diam ke arah mini Hermione.

"Bloody hell! Dia terus-terusan menatapmu!"

"Astaga, kenapa kita dulu tidak menyadarinya?"

Bahkan ketika akan diarahkan pada Asrama masing-masing, mini Draco masih setia melirik mini Hermione.

"Sepertinya Malfoy telah menyukaimu sejak tahun pertama," celetuk Harry.

"Tapi kenapa dia sangat menyebalkan, apalagi padaku!" Hermione cemberut mengingat perlakuan Draco padanya dari dulu.

"Mungkin gengsi," jawab Ron sambil mengedikkan bahunya.

Pandangan mereka mengabur pertanda bahwa lokasi ingatan berubah.

Terlihat Trio Golden, Draco dan Hagrid sedang duduk di beberapa dahan pohon besar yang telah tumbang. Tampaknya mereka sedang beristirahat.

"Ini masih tahun pertama?" tanya Harry sembari mengingat apa yang sedang terjadi.

"Ini masih tahun pertama, Harry! Hermione! Ini adalah di mana kita berkumpul untuk dihukum karena melanggar jam tidur, di sini kita beristirahat sejenak setelah berkeliling. Apa kalian ingat?" jelas Ron yang sangat tumben sekali menjadi bijak.

"Benarkah? Setelah itu, kita melakukan apa? Seingatku, kita langsung pulang setelah Harry dan Draco bertemu dengan Centaur dan tubuh Voldemort?" Hermione mulai mengingat-ingat momen apa yang ada di sini.

"Tidak, Mione! Kita beristirahat sebentar sebelum pulang ke Kastil!" Ron kekeh mempertahankan pendapatnya. Hermione menatap kesal pada Ron, tapi dia kembali menoleh pada memori Draco itu.

Terlihat mini Draco duduk di samping mini Hermione. Mereka berdua duduk di satu dahan yang sama, sementara yang lain sibuk memperdebatkan sesuatu di dekat danau hitam.

Hermione melirik Draco yang duduk di sampingnya, tapi tampaknya gadis itu tidak berniat sedikit pun untuk mengusir musuh bebuyutan Harry Potter itu.

"Kenapa kau tidak mengusir ferret itu, Mione?" tanya Ron bingung pada Hermione.

"Aku tidak tahu,"

Harry pun langsung memukul kepala Ron dengan cukup keras membuat Calon kakak iparnya itu meringis kesakitan. "Dasar bodoh! Dia saja tidak ingat!"

Draco tiba-tiba saja menaruh tangannya ke pipi Hermione.

"Kau berkeringat, Granger?"

Ketiga orang yang melihat itu terkejut, terutama Hermione yang langsung melototkan matanya. Ron dan Harry sendiri mengangakan mulut mereka ketika melihat adegan tersebut.

Mini Hermione menepis tangan mini Draco. "Tidak usah sok perduli padaku, Malfoy! Dan menjauh dariku!"

"Itu tadi apa?" tanya Hermione yang masih dalam keadaan tidak sadar. Sebelum Ron atau Harry mengeluarkan suara, pandangan mereka bertiga mengabur pertanda tempat ingatan telah berubah.

Tempat pun berubah, Draco yang berjalan diikuti kedua teman raksasanya. Sementara di depannya, terlihat Hermione yang tengah berjalan bersama Ron dan Harry. Gadis itu berjalan tepat di belakang Harry dan Ron.

Harry dan Ron melirik sekali pada Draco sebelum terus melangkahkan kaki mereka melewati geng Draco.

Mata Hermione dan Draco bertemu sekian detik. Tapi Hermione langsung mengacuhkan Draco dan terus berjalan lurus.

Ketika Hermione berjalan di sampingnya, Draco segera menarik rambut Hermione membuat gadis itu menjerit karena beberapa helai rambutnya ditarik oleh Draco. Sementara itu, Draco tersenyum licik karena berhasil menyentuh Hermione secara langsung.

Sementara Harry dan Ron langsung menoleh ke belakang ketika mendengar jeritan Hermione itu. Mereka melihat Draco sedang menarik rambut Hermione sambil tertawa bersama kedua temannya. Muka Ron sudah memerah marah, sementara Harry mencoba membantu Hermione.

"Aishhh! Aku ingat momen ini! Si Ferret itu rasanya mau kutonjok!" seru Ron dengan muka penuh dendam.

"Apa kau ingat momen ini, Mione?" tanya Harry. Hermione justru menggelengkan kepalanya. "Tidak."

Tempat ingatan kembali berubah. Terlihat Lapangan Quidditch yang luas. Di sana terdapat dua kelompok yang sedang bersitegang.

"Ini tahun kedua?"

Setelah itu, terlihat Draco yang mengatakan sesuatu yang membuat dua Hermione di saat bersamaan sakit hati. Ron yang tidak terima temannya diejek pun mengeluarkan tongkatnya dan langsung melafalkan mantra yang justru terarah padanya.

"Oh! Aku tidak mau mengingatnya!" seru Ron. Pemuda Weasley itu segera menutup matanya karena malu dengan dirinya yang sedang muntah siput.

Harry dan Hermione di tahun kedua segera membawa membawa Ron pergi ke tempat Hagrid.

"Kita ikuti mereka?" tanya Ron.

"Tidak. Kita ada di sini untuk melihat memori Draco Malfoy," jawab Harry menahan tangan Ron untuk tidak mengikuti diri mereka di tahun kedua.

Hermione sendiri fokus melihat Oliver sedang menatap Draco dengan amarah. Pemuda Wood itu melangkahkan kakinya mendekati Draco.

"Kenapa kau menyebut Granger seperti itu, Malfoy!" seru Oliver pada Draco yang berdiri di belakang Marcus Flint.

"Kenapa? Memang itu, kan sebutan yang cocok dengannya?" ucap Marcus Flint dengan nada santai. Tanpa ia sadari, Draco yang berdiri di belakangnya menahan amarah mendengar ucapannya.

"APA KAU BILANG FLINT!" teriak Oliver yang langsung menarik kerah baju Marcus Flint dan segera memukul wajah menyebalkan itu. Berani-beraninya Marcus Flint menghina Hermione.

Sementara Harry, Ron dan Hermione mengangakan mulut mereka ketika melihat Oliver menonjok Marcus Flint. Ternyata setelah mereka meninggalkan lapangan Quidditch, ada kejadian seperti itu.

"Oh! Pantas saja si kembar terus mengoceh tentang Flint yang pantas ditonjok oleh Woods?" celetuk Ron. Pada suatu malam, Ron pernah tanpa sengaja mendengar percakapan si kembar tentang 'Flint memang pantas ditonjok oleh Woods' di kamar mereka ketika Ron berjalan menuju kamarnya melewati kamar si kembar. Tapi Ron yang memang tidak mengerti dengan ucapan si kembar menganggap angin lalu saja tanpa bertanya lebih jauh. Toh dia tanpa sengaja menguping saat melewati kamar si kembar.

"Kenapa Oliver tidak pernah cerita tentang hal ini padaku?" gumam Hermione. Tapi dia tersenyum kecil karena Oliver membela dia di depan para Slytherin itu. Walaupun sekarang mereka telah putus.

Lokasi memori berubah, di sini terlihat Hermione yang masih berada di tahun kedua sedang tidur di atas dahan pohon.

Di dekat pohon itu, berdirilah Draco Malfoy yang memandangi Hermione yang sedang tidur. Mata abu-abu itu tidak melepaskan pandangannya dari gadis yang memiliki surai cokelat keriting itu.

Akan tetapi, Draco langsung kabur ketika Hermione mulai membuka matanya.

"Wow!" Ron terpana melihat memori itu. Ternyata Malfoy Junior ini punya sisi seperti ini kepada sahabatnya.

"Dia ternyata diam-diam mengagumimu." bisik Harry di telinga Hermione.

Memori berubah, di mana Ruangan Hospital Wingslah yang mereka lihat. Terlihat kubu Slytherin dan Gryffindor memenuhi tempat itu.

Draco yang kesakitan dan dikelilingi oleh teman-teman asramanya dengan sengaja melirik sedikit pada Hermione yang tengah berdebat dengan teman-teman Asramanya mengenai keadaan Harry.

Tanpa diduga siapapun, Hermione menoleh pada Draco yang meliriknya. Keduanya langsung menatap ke arah lain.

Ketiganya tidak bisa berkomentar apapun setelah melihat memori itu.

"Aku tidak mengingat pernah menoleh padanya saat itu?"

Memori berubah, di mana Hermione yang ingin mengambil sapu dari lemari sapu tanpa sengaja menabrak Draco yang tengah membawa banyak sapu.

"Aku ingat ini!" ucap kecil Hermione yang telah menutup wajahnya dengan kedua tangan ketika melihat insiden tabrakan itu. Sementara Harry dan Ron sudah tertawa keras melihat kejadian memalukan itu.

Memori kembali berubah. Terlihat perpustakaan di mana Draco tahun kedua merobek buku itu dan tampaknya dia sengaja.

"Wah! Ferret itu harus dihukum!" hanya Ron yang sempat berkomentar karena memori pun kembali berubah.

Terlihat Draco yang masih berada di tahun kedua tengah berjalan bersama kedua teman raksasanya. Pemuda kecil itu berhenti berjalan setelah melihat trio Golden Gryffindor yang tengah mengobrol dari kejauhan.

Setelah itu, dia melihat Hermione berpisah dari kedua sahabatnya. Draco tahu dari arah perginya Hermione, gadis itu sepertinya pergi menuju Perpustakaan. Sementara Harry dan Ron telah berjalan menuju lapangan Quidditch karena sebentar lagi pertandingan antar Asrama akan dimulai.

"Kalian berdua pergi duluan saja ke lapangan Quidditch. Aku masih ada urusan!" ucapnya sombong pada kedua anak buahnya. Kedua anak Slytherin yang terkenal dengan tubuh besarnya itu hanya saling menatap kemudian langsung berjalan menuju lapangan Quidditch meninggalkan Draco.

Dan Draco sendiri berjalan mengikuti Hermione, dengan mengendap-endap agar gadis itu tidak sadar bahwa dia diikuti.

Ketiga orang itu terkejut dengan apa yang dilakukan Hermione.

"Draco mengikutiku?" ucap Hermione tanpa sadar. Ron dan Harry sama sekali tidak berkomentar karena mereka sangat terkejut dengan tingkah laku Draco yang sangat berkebalikan ketika pemuda itu berada di depan mereka.

Memori kembali berubah dan tempat yang mereka lihat ada Perpustakaan. Terlihat Draco yang memperhatikan Hermione dari sela-sela tak buku.

"BLOODY HELL!!!! FERRET ITU MENGUNTITMU HERMIONE! DAN DIA MENGUNTITMU SUDAH DARI TAHUN PERTAMA!" seruan keras Ron yang tidak dapat menahan keterkejutannya itu. Padahal dari awal mereka bertemu, dia selalu merasakan aura ketidaksukaan dan persaingan dari Draco kepada mereka terutama Hermione...tapi ternyata si Ferret itu diam-dian suka pada Hermione dan terkadang menguntit gadis itu.

Hermione dan Harry hanya menatap sebentar pada Ron yang sama terkejutnya dengan mereka.

Draco kecil berjalan jongkok pada Hermione, lalu dia mengeluarkan secarik kertas yang beberapa waktu yang lalu ia robek dari sebuah buku. Dia merasa bahwa Hermione akan dalam bahaya dan ia berharap kertas ini akan membantu gadis itu. Kertas itu pun dia lempar di dekat kaki gadis itu.

Hermione yang merasa kakinya terkena sesuatu dan gadis itu langsung menunduk dan mengambil secarik kertas itu. Dia ingin membukanya, namun sebuah seruan membuat dia terkejut dan reflek berbalik badan.

"Jadi...kertas yang didapat Harry itu sebenarnya berasal dari Draco yang ingin memperingati Hermione untuk hati-hati?" Ron menarik kesimpulan dari semua hal yang terekam di kepalanya.

"Kenapa kau tidak bilang kalau kertas itu bukan darimu, Mione?" Harry secara tiba-tiba bertanya.

Hermione yang diselimuti kebingungan hanya bisa menjawab. "Mana aku tahu! Waktu itu aja aku heran dengan kertas apa yang Harry katakan?" Hermione jujur, karena dia saja bingung kertas apa yang dimaksud oleh Harry waktu itu.

"Berarti semua ini adalah kesalahpahaman!" ucap Ron sambil berpangku tangan dengan satu tangannya menyangga dagunya. Entah kenapa di antara mereka sekarang, Ron adalah satu-satunya orang yang paling sering mengeluarkan pendapat dan berpikir. Padahal Hermione si penyihir terpintar paling sering terkejut dan lebih banyak diam.

Selama ketiga orang itu beradu pendapat. Memori Draco melihat orang yang memanggil Hermione adalah Penelope.

"Diam! Kita perhatikan memori ini dulu!" seru Hermione menghentikan perdebatan mereka. Walaupun mereka hanya bisa melihat Draco dan kaki kedua gadis itu.

"Kau anak tahun kedua?"

"Benar."

"Sedang apa kau di sini?" di tag nama Penelope Cleawater, Prefeek Asrama Ravenclaw.

"Aku ingat! Dia Penelope Cleawater!" seru Hermione.

"Oh! Dia adalah ketua murid bersama dengan Percy, bukan?" tanya Harry.

"Oh! Mantannya Percy" demi celana dalam Merlin, Ron! Kenapa kalimat itu yang keluar dari mulutmu?

Mereka berdua merasakan ada sesuatu yang bergerak di dekat mereka.

"Apa kau punya cermin? Setidaknya kita bisa melihatnya dari sini." Hermione pun mengeluarkan cerminnya dan mereka mengintip sesuatu yang mendekat ke arah mereka itu.

"Apa yang mereka lihat?" tanya Draco di tahun kedua. Tapi dia hanya bisa melihat sepatu Hermione dengan Prefeek Asrama Ravenclaw itu. Dan secepat itu juga, kedua kaki gadis itu merubah menjadi batu.

Draco syok bukan main dan langsung keluar mendekati tubuh kaku Hermione. Dia mengangakan mulutnya begitu melihat tubuh Hermione dan gadis di sebelahnya itu kaku tidak bergerak. Dia langsung mendekat dan mengelus pipi Hermione.

"Dia yang menemukanmu?" Ron bergumam kecil.

"MADAM PINCE!" teriak Draco keras. Segera saja wanita yang bertugas menjaga Perpustakaan itu hadir di depan Draco dengan wajah marah.

"KENAPA KAU BERTERIAK-TERIAK MR. MALFOY! OH, MERLIN!" Madam Pince yang bermaksud untuk marah-marah pada Draco, terkejut melihat pemuda itu sedang menangis di depan tubuh Hermione yang telah kaku.

"APA YANG TERJADI?!"

"JAGA MEREKA! AKU AKAN MEMANGGIL PROFESSOR MCGONAGALL!"

Tanpa menunggu jawaban, Draco berlari meninggalkan Perpustakaan.

Tempat memori berubah.

"Bloody hell!"

Terlihat Draco kecil berlari dengan keringat membasahi wajah lucunya di tahun kedua.

"Professor Mcgonagall!" seru Draco begitu melihat wanita itu. Draco tidak menyadari bahwa belakang wanita itu ada Kepala Sekolah dan Pembimbing Asramanya.

"Professor Mcgonagall!"

"Ada apa Mr. Malfoy?"

"Di perpustakaan! Granger dan Prefeek Ravenclaw!" seru Draco terputus-putus.

Minerva yang sadar dengan kepanikan Draco segera memegang bahu pemuda cilik itu. "Ada apa dengan mereka?"

"Mereka bertemu makhluk itu dan membeku!"

Tanpa aba-aba, Professor Severus dan Profesional Dumbledore segera berlari menuju Perpustakaan.

Setelah mereka semua sudah membawa Penelope dan Hermione ke Hospital Wings, Draco yang sejak tadi berdiri di samping Minerva membuka suaranya dengan wajah berlinangan air mata.

"Professor Mcgonagall, tolong jangan katakan apapun tentangku." ucap Draco mini sambil mengusap air matanya yang menetes di pipi

Minerva mengerti dengan permintaan Draco. "Baiklah."

Bersambung.
.
.
.
.
.

Maaf author potong, lanjut di sebelah ya!

Khusus hari ini author akan update empat kali^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro