Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 41 : Firasat Buruk

.
.
.
.
.


Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga.

Yaitu Pesta Natal!

Banyak murid saat ini sedang bersiap termasuk Hermione yang sedang berdandan di kamar Asramanya. Tidak seperti pesta Holloween di mana ia berdanda bersama Ginny dan yang lainnya, di pesta ini dia harus berdandan sendiri karena mereka sepakat untuk bersiap sendiri-sendiri.

Sebenarnya, Hermione tidak terlalu percaya diri berdandan tanpa bantuan Ginny. Akan tetapi, ia tidak memiliki pilihan lain. Semoga saja make up nya ini rapi dan tidak terlalu tebal. Hermione takut Draco akan menertawakannya.

Ngomong-ngomong soal Draco, Hermione menatap ke arah gaun berwarna merah pemberian Narcissa yang ia gantung di depan lemari pakaiannya. Ia juga penasaran seperti apa penampilan Draco saat memakai pakaian yang couple dengannya.

"Apa aku bisa berdandan seorang diri?" ucapnya tidak yakin dengan dirinya sendiri.

Tok...tok...tok

Hermione menoleh ke arah pintu karena seseorang mengetuk pintu.

"Siapa?"

"Siapa lagi? Ini aku Rekanmu!" seru Draco yang kembali mengetuk kamar Hermione.

"Ada apa?"

"Kita makan dulu sebelum bersiap-siap! Keluar cepat kau Hermione Granger!" seru keras Draco.

"Iya!" segera Hermione berdiri dan berjalan ke arah pintu. Begitu pintu ia buka, terlihat Draco yang sedang berdiri di depannya menggunakan kemeja putih khasnya.

"Kita harus makan dulu sebelum bersiap dan kita harus berada di Ruangan Pesta sebelum satu jam Pesta dimulai untuk memperhatikan bila ada yang kurang di Pesta itu," penjelasan Draco membuat Hermione sadar dengan tugasnya. Padahal dia adalah Headgirl, tapi ia malah lebih memperhatikan penampilannya dan pasangannya ketimbang tugasnya sebagai Headgirl  untuk mengurus serta bertanggung jawab atas Pesta Natal kali ini.

Gadis itu menepuk dahinya dengan keras membuat Draco terkejut. "Kenapa aku bisa lupa tugasku!" keluhnya memandang Draco. Draco hanya menatapnya datar dan segera menarik tangan gadis itu menuju dapur.

"Ayo!"

.....

Kini keduanya sedang makan berdua di dapur. "Setelah ini, aku akan membantumu merias diri." ucap Draco membuat Hermione hampir menyemburkan minumannya.

"Apa?!"

Draco menatap serius Hermione dengan wajah datar. "Aku akan membantumu merias. Aku tahu kau tidak bisa merias dirimu sendiri,"

"Memangnya kau bisa membantu merias?"

"Tentu saja. Sejak kecil aku selalu membantu Mother bersiap, membantunya memakaikan anting, gelang, kalung bahkan jubahnya." dibandingkan terampil membantu merias, Hermione lebih tertarik dengan masa kecil Draco yang tampaknya sangat dekat dengan Narcissa.

"Ya, aku percaya kau terampil merias. Sepertinya, kau sangat dekat dengan Cissy ya. Draco?" Draco menatap Hermione dengan satu alis terangkat. Hermione sepertinya keluar topik, tapi Draco senang Hermione sangat tertarik dengan masa kecilnya.

Akhirnya, Draco menceritakan masa kecil indahnya bersama Narcissa dan Hermione mendengarkannya dengan seksama. Sesekali ia bertanya dan memotong cerita Draco, tapi Draco dengan senang hati menjawab pertanyaan Hermione.

.....

Di kamar Hermione, terlihat Draco yang membantu gadis itu merias. Dengan terampil Draco menganyam rambut Hermione. Sementara gadis itu merapikan pakaiannya.

"Tanganmu terampil juga ya?" puji Hermione sambil menatap Draco dari meja rias.

Pemuda itu tersenyum sambil fokus merias rambut Hermione.

"Terima kasih."

"Bagaimana dengan pakaianmu? Sekarang kau di sini membantuku? Lalu bagaimana dengan pakaian dansamu?"

"Jangan khawatir dengan pakaianku. Aku bisa mengatasinya sendiri,"

"Benarkah?" Hermione tampak tidak yakin dan ditambah dia penasaran dengan penampilan rekannya itu dengan pakaian mereka yg couple.

"Kau lihat saja nanti." ucap Draco yang telah selesai membantu Hermione. "Aku akan bersiap, sampai jumpa!" pemuda Malfoy itu pun segera berjalan keluar kamar Hermione.

Hermione memperhatikan Draco hingga dia keluar kamarnya. Setelah itu, dia kembali menatap cermin dan memperhatikan riasan serta aksesoris rambutnya yang dibantu oleh Draco. "Tangan Draco Malfoy memang terampil." puji Hermione sambil memasang sarung tangannya.

..........

Di Aula Utama Pesta Dansa sudah hadir professor Mcgonagall, dia melihat-lihat hiasan-hiasan yang berada di Ruangan itu dengan takjub.

"Kedua Ketua Murid dan para Prefeek telah bekerja dengan sangat baik untuk menyiapkan Pesta ini!" pujinya sambil memperhatikan sekelilingnya.

"Apa makanannya enak?" tanya Professor pada beberapa murid yang sudah berada di tempat pesta itu. Walaupun acara belum dimulai, tapi sudah hadir beberapa murid bersama pasangannya masing-masing. Bahkan Si Kembar Patil dengan masing-masing pasangan mereka yaitu Ron dan Dean sudah hadir di Ruangan itu.

"Wow! Apakah itu Draco Malfoy dan Hermione Granger?" seru seorang murid yang heboh karena melihat pasangan musuh bebuyutan di masa lalu itu.

Professor Mcgonagall yang mendengar itu ikut menoleh dan melihat Draco dan Hermione yang mengenakan pakaian serasi berjalan bergandengan menuju ke arahnya.

"Ah! Kalian sudah datang?"

"Iya, Professor. Maaf kami terlambat," ucap Hermione.

"Tidak apa-apa, aku juga baru datang. Kalian berdua ikut aku untuk memeriksa apakah di Ruangan pesta ini ada yang kurang atau tidak,"

"Baik professor!"

Draco dan Hermione berjalan mengikuti professor Mcgonagall di belakang. Mereka juga tidak sadar tangan mereka masih bergandengan, murid-murid yang berada di tempat itu dan melihat tangan kedua Ketua Murid bergandengam jadi bergosip dengan teman mereka, tapi Draco dan Hermione tidak memperhatikan itu.

Saat sedang mengecek, Hermione secara tiba-tiba berhenti dan membuat Draco yang masih bergandengan tangan dengannya ikut berhenti juga.

"Ada apa?" tanyanya sambil melirik tangannya dan Hermione yang bersatu dan dia berharap kedua tangan itu tidak terlepas.

"Aku merasakan firasat yang aneh...dan aku juga memikirkan Emma Watson," jawab Hermione dengan wajah yang ketakutan karena firasatnya itu. Draco pun menenangkannya.

"Jangan khawatir! Itu hanya firasatmu saja," ucap Draco yang terpaksa melepaskan genggaman tangannya dan menepuk bahu Hermione.

"Semoga saja," ucap Hermione sambil menatap Draco yang lebih tinggi darinya. "Aku juga memikirkan ramalan tentangku..."

"Ramalan apa?"

"Ramalan yang berhubungan dengan orang sekitarku yang berkhianat nanti,"

Draco terkejut mendengar ramalannya, tapi sebisa mungkin ia mengontrol wajahnya.

"Aku...memikirkan Oliver yang mungkin saja akan berkhianat padaku karena sakit hati,"

"Apa?"

"Itu hanya dugaan. Karena aku tidak tahu siapa orang terdekatku yang mungkin akan berkhianat," ucap Hermione. Hening menyelimuti mereka di tengah-tengah Pesta. Bahkan keduanya melupa tugas mereka dan Professor Mcgonagall.

Tapi Hermione secara tiba-tiba menatap Draco. Sementara yang ditatap merasa risih dan ikutan menoleh.

"Hei! Aku tidak mungkin berkhianatimu!" seru Draco yang mengerti makna tatapan Hermione. 'Bisa saja orang terdekatku berkhianat.'

"Mungkin saja, kan?"

"Lagipula untuk apa aku mengkhianatimu? Kita bukan sepasang kekasih ataupun kita juga mengurus urusan masing-masing, jadi tidak ada masalah." wajah Draco merona sedikit ketika mengucapkan 'Kita bukan sepasang kekasih'

"Bisa saja Potter dan teman-temanmu yang lain justru berkhianat nantinya,"

"Harry dan yang lainnya tidak mungkin mengkhianatiku!"

Bersambung.
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro