Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 19 : Pertengkaran

.
.
.
.
.

Draco sangat kacau di kelas ramuan. Dia hampir saja meledakkan ramuannya jika Hermione tidak menghentikannya.

Hermione menangkap tangan Draco yang ingin memasukkan tanduk unicorn ke dalam kualinya. Pemuda itu langsung menatap patnernya dengan pandangan bertanya.

"Kau memasukan tanduk unicorn itu berlebihan Draco. Kau ingin kualimu meledak?"

DUARRRRRRRRRRRRR!!!!!!

Bersamaan dengan ucapan Hermione, suara ledakan pun terdengar. Mereka semua menoleh pada asal suara ledakan tersebut.

Terlihat sang Master Ledakan berdiri kaku di depan kualinya. Rambutnya yang terangkat ke atas dan wajahnya yang gosong, serta mulutnya yang mengaga lebar. Siapa lagi kalau bukan Mr. Seamus Finnigan.

Beberapa siswa dan siswi tertawa melihat kondisi Seamus. Baik itu dari Asrama Gryffindor, maupun Asrama Slytherin.

Professor Slughorn menggelengkan kepalanya melihat tingkah salah satu siswanya itu. "Ulang dari awal, Mr. Finnigan!" perintahnya dan langsung melambaikan tongkat untuk menggantikan peralatan Seamus yang meledak.

Melihat itu, Hermione melepaskan tangan Draco. "Jangan sampai seperti Seamus, aku tidak ingin terkena dampak ledakkan ramuanmu." Hermione memperingati. Tentu saja dia tidak ingin terkena ledakkan ramuan Draco, karena dia tepat bersebelahan dengan Draco.

"Iya." jawab Draco sambil merotasikan kedua bola matanya. Mereka pun kembali sibuk dengan ramuan masing-masing.

Di sisi lain, Ron dan Dean saling mencuri pandang. Tempat mereka sangat berjauhan agar tidak ada yang berpikiran aneh. Akan tetapi, masih banyak orang yang curiga pada mereka.

'Padahal aku dan Dean tidak ada hubungan apa-apa! Saat itu aku sedang dalam pengaruh ramuan Amortentia!' batin Ron merutuk. Ia tanpa sadar memasukkan banyak bubuk tanduk uniorn.

DUARRRRRRRRR

Ledakan pun terjadi sekali lagi membuat mereka menoleh. Mereka melihat wajah Ron yang telah gosong, rambutnya yang terangkat ke atas dan mulutnya yang terbuka berkali-kali seperti ikan.

Semua orang pun meledakkan tawa mereka di ruangan itu. Professor Slughorn menghela nafas lelah.

'Kenapa anak-anak ini meledakkan kuali mereka!'

Ia melambaikan tongkatnya dan peralatan baru muncul di depan Ron. "Mulai dari awal lagi Mr. Weasley!" perintahnya.

Hermione hanya menggelengkan kepalanya pada Ron dan kembali sibuk dengan ramuannya. Tapi ia agak heran, mengapa Draco sangat berbeda sekarang. Ia menoleh ke samping di mana Draco terlihat seperti awal ia memasuki Hogwarts, sebelum ia akrab dengan Hermione. Ia sepertinya harus bertanya pada Draco.

Sementara itu, Neville tampak sedih menatap meja di sebelahnya. Itu adalah meja Luna, gadis itu tidak masuk karena ada acara keluarga.

Pemuda itu menjadi lesu.

Di sisi lain, Dean menatap Parvati yang sibuk dengan ramuannya. Entah sudah berapa lama ia tidak berinteraksi dengan Parvati. Bahkan Parvati enggan menatapnya.

....................

Draco berjalan lebih dulu dari Hermione. Di belakangnya, Hermione tampak menyusul. Ketika sudah berjalan di dekat Draco, ia langsung menarik tangan pemuda Malfoy tersebut.

"Tunggu sebentar!" Draco menepis tangan Hermione. "Ada apa!" seruan Draco membuat Hermione tersentak.

Bukan hanya Hermione yang terkejut, tapi Draco juga terkejut. Ia tidak menyangka bisa kasar pada Hermione.

"Kau kenapa jadi seperti ini?! Aku salah apa sampai kau kasar padaku?! Kenapa kau terlihat sangat aneh di kelas ramuan tadi?!" ucap Hermione dengan teriakan.

Setelah itu, Hermione menendang betis Draco dengan keras membuat pemuda itu meringis kesakitan dan memegangi kakinya yang ditendang oleh Hermione.

"Tunggu! Hermione!" Draco menahan sakit sambil menatap tubuh Hermione yang menjauhinya.

Teman-teman mereka di belakang hanya bisa terdiam melihat tingkah mereka.

"Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar saja." komentar Pansy yang masih terpaku dan yang lain hanya mengangguk.

....................

"Kenapa kau bertengkar dengan Malfoy, Mione?" itulah pertanyaan yang pertama kali Ginny keluarkan pada Hermione saat professor Mcgonagall memperbolehkan mereka untuk makan siang.

Hermione mengambil pai ke piringnya sebelum menjawab pertanyaan Ginny. "Kalian lihat, kan? Aku hanya ingin berbicara dengan dia, tapi aku malah dibentak." jawab Hermione. Teman-temannya mengangguk mengerti.

"Kau benar sih," ucap Ron yang mengambil tangan Neville dan mengigitnya.

"Oush! Itu tanganku, Ron!" seru Neville menarik tangan kirinya dan meringis kesakitan.

Ron hanya terkekeh sambil menggaruk kepalanya.

...................

Draco menatap Hermione dari meja Slytherin. Teman-teman Slytherinnya menatap apa yang dilakukan Draco saat ini.

"Kenapa kau berbuat seperti itu, Draco?" Blaise memulai pembicaraan mereka, karena sedaritadi mereka hanya melihat Draco berdiam diri.

"Blaise benar. Kau bahkan bersikap kasar pada Hermione, itu pasti membuat dia marah padamu!" sambung Pansy yang duduk di antara Blaise dan Draco. Mereka kini menatap Draco yang makan siang sambil memandang Hermione yang bercanda dengan teman-temannya.

"Aku hanya tidak suka dia akrab dengan si Felton itu," jawab Draco.

Jawaban Draco membuat mereka terkejut hingga Crabbe tersedak kue yang ia makan. Blaise dan Pansy menatap Tom Felton yang duduk di paling ujung meja Slytherin. Mereka sebenarnya juga baru tahu ternyata Tom Felton duduk di ujung meja.

"Kau bertingkah aneh, bahkan bersikap kasar pada Hermione. Hanya karena kau cemburu dengan Tom Felton?" tanya Pansy. Walaupun Draco hanya diam tidak menjawab, tapi mereka tahu bahwa apa yang mereka duga itu memang benar.

"Sangat kekanak-kanakan sekali, Draco Malfoy!" sindir Pansy dengan suara yang dilembut-lembutkan. Di sebelahnya, Blaise menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Draco.

Theo merotasikan matanya karena tingkah seluruh temannya. Ia menatap Daphne yang duduk bersama Milicent dan gadis-gadis Slytherin. Semenjak Draco, Pansy dan yang lain mulai menerima ia dan Blaise. Daphne menyeret Milicent untuk pindah tempat makan. Ia kini mulai mengerti pepatah Muggle bahwa kau akan merasa kehilangan saat orang itu pergi. Theo merutuki tingkanya pada Daphne dulu.

Di sisi lain, Daphne dan teman-temannya sedang mengobrol (gibah) dan tertawa bersama.

"Kenapa kau tidak duduk bersama Draco Malfoy dan yang lainny?" tanya seorang gadis Slytherin yang seangkatan dengan Daphne.

"Aku hanya malas bertemu dengan Nott dan Zabini." jawab Daphne seadanya. Ia malas bila berurusan dengan dua mantan temannya itu.

"Hei! Kami di sini untuk menumpang meja makan, bukan untuk menemanimu bergosip!" sentak Milicent menyindir mereka. Gadis itu menatap sinis Daphne.

"Aku hanya bertanya Bludstore!" jawab gadis itu dengan tatapan tajam.

"Tapi aku heran, bagaimana kau bisa tahu kalau Astoria dan Zabini tidur bersama?" tanya seorang gadis Slytherin yang lain.

"Ouh iya, kau benar! Bagaimana bisa, ya?" teman-temannya yang lain ikut menebak. Milicent tidak perduli dengan gosipan mereka dan memilih menyantap makan siangnya.

"Sebenarnya aku dan teman Slytherin perempuan yang tidak mengulang tahun ini memergoki mereka pada saat itu," ucap Daphne tiba-tiba membuat teman-temannya kaget dan langsung menatapnya.

"Ceritakan pada kami!" bisik salah seorang gadis dengan nada perintah.

Daphne yang memang tidak tahan ingin bercerita menolehkan kepalanya ke sekitar, agar dia yakin hanya mereka yang mendengar dia bercerita nanti. Dan orang-orang yang duduk di dekat mereka yang bisa mendengar.

"Saat kami ingin masuk ke kamar, kami mendengar suara aneh dari kamar Astoria. Karena kami penasaran, akhirnya kami mendekati pintu itu. Kami tidak bisa membuka pintunya karena pintu itu terkunci dengan sihir dan akan sangat gila jika salah satu kami membukanya dengan sihir juga. Karena mungkin orang yang berada di dalam akan merasakan bahwa ada orang di dekat mereka. Oleh karena itu, aku dan Pansy hanya mendengarkan suara mereka dari daun pintu,"

"Pemikiran yang cerdik." puji Milicent sampe memakan ayam di kedua tangannya.

"Tapi, kami mendengar suara Blaise dan Astoria. Kami mendengar Blaise menyebut nama Astoria dengan nada yang aneh, begitupun juga dengan Astoria yang memanggil nama Blaise. Lalu, suara mereka disertai suara aneh yang tidak aku ketahui." Daphne meminum jus labunya pertanda ia selesai bercerita.

"Lalu, apa kau mengatakan pada mereka bahwa kau mengetahui hal itu?" Daphne menggelengkan kepalanya.

"Dan di pesta itu kejutannya!" salah seorang dari mereka menarik kesimpulan membuat Daphne mengangguk.

"Eh! Itu Astoria, kan?" tunjuk salah seorang gadis pada seseorang yang baru memasuki Great Hall.

Terlihat Astoria yang baru saja memasuki Great Hall untuk makan. Tapi ada yang aneh, wajahnya sangat pucat dan ia terlihat lemah saat berjalan.

"Dia sepertinya sakit?"

Mereka semua menatap Astoria bertepatan dengan Tom Felton ingin beranjak dari mejanya.

Ketika Tom ingin keluar Great Hall, Astoria langsung pingsan membuat seisi Great Hall terkejut. Tapi untung saja, Tom segera menangkap tubuhnya membuat sebagian gadis yang berada di ruangan itu menjerit histeris.

Madam Pomfrey segera mendekati mereka. "Mr. Felton, tolong angkat Ms. Grengrass ke Hospital Wings!" perintah Madam Pomfrey.

Tom hanya menatap tajam Madam Pomfrey, ia merotasikan matanya sebelum ia menggendong Astoria secara bridal style.

Seluruh Great Hall heboh karena mereka berdua.

Daphne menatap khawatir akan kondisi adiknya.

"Apa kau akan menjenguknya?"

Bersambung.
.
.
.
.
.

Holla gesssss.

Ketemu lagi sama Author gaje hehehe.

Karena di chapter sebelah Author gak ngucapin. Jadi di chapter ini Author bakalan ngucapin buat kalian.

Ok! Selamat menjalani puasa di bulan ramadhan ini ya gess, semoga perbuatan baik kita di bulan ini dapat menjadi berkah bagi diri kita ya^^

Selalu jaga diri untuk kalian semua.

Ps : Author membaca lagi cerita ini dari awal, Author agak kecewa karena alur ini lebih ke romance para karakternya. Tapi Author bakalan berusaha untuk menambahkan scane sihir atau action-nya biar kalian gak pada bosen baca cerita ini karena kebanyakan romance^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro