Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Be my-!


“Jitae!”

Surai [Hair color] bergoyang lembut karna tertiup angin, sang empu mengutas sebuah senyum lembut kearah seorang pemuda bertubuh besar yang sedang duduk di sebuah bangku panjang tak jauh darinya berada. Tangan kanannya terangkat melambai, menyapa.

“Kak [Name]?”

“Aish! Jangan panggil aku 'Kak' kita seumuran!” [Name] mendengus lalu mendudukkan dirinya di samping Jitae.

“Kau lagi ngapain?” melirik sebuah buku tulis di tangan Jitae, “Ngerjain PR matematika, aljabar.”

“Oh, susah?”

Jitae menggeleng, “Kak Gimyung sudah mengajariku aljabar berkali-kali, jadi mudah.”

“Oh.. by the way, di mana Gimyung?” [Name] mengedarkan pandangannya kesekitar, tak nampak batang hidung pemuda dengan tinggi boyfriend-able itu.

Toko-toko baju milik kakak-kakak cantik buka, para pembeli ramai mengunjungi. Gadis berwajah ayu itu tersenyum, “Kak Gimyung pergi bersama Seongun.”

“Huh? Ke mana?”

“Nggak tau, katanya urusan orang dewasa..” lirih Jitae, si botak itu tak henti mencoret-coret buku tulisnya dengan deretan angka dan rumus.

[Name] menahan tawa, “Kau ini lucu sekali, Jitae.”

“Apa yang lucu?”

“Tidak ada-”

“Loh? [Name]?” suara bass terdengar dari arah kanan, sontak saja kedua remaja berbeda gender itu menolehkan kepalanya secara bersamaan kearah suara barusan.

“Woah! Dari mana kau?” [Name] menepuk-nepuk pahanya.

Kim Gimyung, pemuda berjas hitam itu mengerjapkan matanya lalu menggaruk tengkuknya, ia tiba-tiba bingung harus bertingkah seperti apa saat melihat seorang gadis cantik di hadapannya saat ini.

“Jenguk Kak Sinwoo.”

Manik [Eye color] [Name] mengedip, “Loh? Dia sakit?”

“Iya, kemarin dia habis hujan-hujanan.”

Tak habis pikir, [Name] pun geleng-geleng kepala, “Sudah tua begitu..”

“Kau ngapain kesini?” tanya Gimyung sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana. Cool! Be cool!

“Main lah, apa lagi?”

Jitae melirik sang panutan, ia paham dengan tingkah laku pemuda itu yang tiba-tiba terlihat gugup.

“Kak [Name], Kak Gimyung.”

“Ya, Jitae?” [Name] menoleh lalu tersenyum manis.

“Aku mau pulang,” Jitae bangkit dari duduknya lalu membungkuk sembilan puluh derajat, berpamitan.

“Sampai jumpa,” Jitae mengedipkan sebelah matanya diam-diam kearah Gimyung yang mengeryitkan keningnya bingung sebelum pergi begitu saja.

“Loh? Kok tiba-tiba pulang..?” bingung [Name].

Gimyung mendudukkan dirinya di tempat bekas Jitae duduk tadi lalu berdehem, melirik gadis di sampingnya, “Jitae bilang, kau tadi pergi sama Seongun. Mana dia?” tanya [Name].

Dalam batin Gimyung berdecih, “Kutinggal di perempatan jalan.”

“Heh! Serius?”

“Iya.”

[Name] melotot, “Kalian berdua- ya ampun! Ada-ada saja!”

Gimyung terkekeh, “Dia menyebalkan sih.”

Seseorang datang sambil mengusak surainya kebelakang, “Eh? Jitae tadi di sini, kok tidak ada. Dia di mana?” Rainman.

[Name] tersenyum sambil menyipitkan matanya kearah pemuda itu, “Pulang. Lama tak bertemu denganmu, Rainman. Apa kabar?”

Rainman menatap [Name] sedikit kaget, wajahnya agak merona karna merasakan aura gadis itu yang begitu memikat, “Aku baik-baik, kau?”

“As you see.”

[Name] tersenyum manis sambil menunjukkan jari telunjuk dan tengahnya, peace!

Deg!

Rainman sweatdrop, ia tak sengaja menatap Gimyung yang mengeluarkan aura tak enak, pemuda dengan tinggi melebihinya itu tersenyum penuh arti kearahnya.

“O-oh,” Rainman membatin, ‘Pantas Jitae pulang..’

“Ya, sepertinya aku juga harus p-pulang, sampai jumpa!”

Pemuda itu langsung ngacir meninggalkan Gimyung dan [Name] duduk di atas kursi berduaan.

“Kenapa semua orang tiba-tiba pulang..?” gumam [Name], menatap Gimyung, “Kau juga mau pulang, Gimyung?”

“Tidak kok.” Gimyung tersenyum manis hingga menyipitkan kedua matanya, begitu manis.

“A-ah, yasudah..” [Name] memalingkan wajahnya kearah lain, tiba-tiba perasaannya tak enak.

“[Name].”

“Hm? Ya?”

“Kubelikan minuman ya?” ucap Gimyung, [Name] menganguk, gadis itu merogoh saku jaket yang dikenakan, mengambil sesuatu berupa kertas bernilai.

“Ini uangnya-”

Hendak menyodorkan selembar uang, Gimyung terlebih dulu menahan.

“Tak perlu. Kutraktir.”

Melemparkan sebuah kedipan maut tanpa rasa bersalah lalu pergi begitu saja. [Name] terdiam di tempat dengan wajah yang perlahan memerah penuh.

‘Shit! Kok kau bisa ganteng banget sih, Gimyung?!’

•••

“Enak?”

[Name] mengangguk, gadis itu menyeruput sekali lagi segelas jus mangga di tangannya, “Kau beli di warungnya Kak Gaeun?”

“Iya.”

Gimyung menatap gadis di sampingnya tanpa henti, [Name] berdehem membuatnya memalingkan wajah.

“Kau kok.. tidak beli?”

Gimyung tersenyum, “Kenapa?”

“Kenapa tidak beli?” [Name] menyodorkan jusnya yang masih tersisa banyak pada Gimyung, ia berniat membaginya dengan pemuda itu.

Dengan senyum tipis Gimyung menggeleng, “Tidak ingin..” lirihnya sambil menahan tangan yang dua kali lebih kecil darinya itu hendak menyodorkan segelas jus mangga padanya.

[Name] menatapnya lekat, “Jangan bilang karna uangmu sudah habis?”

Gimyung mengerjapkan matanya, “T-tidak kok, masih ada.”

[Name] merasa bersalah, gadis itu merogoh sakunya mengeluarkan selembar uang, “Ini kuganti.”

“Tidak, apa sih? Uangku masih banyak, tenang saja.”

[Name] menyipitkan matanya, “Jangan berbohong!” [Name] meletakkan jusnya di atas kursi kosong di sampingnya.

“Kata Jitae.. kau jarang makan nasi,” [Name] menunduk, “Kau suka sekali makan mie instan.”

Gimyung terpaku, dalam hati ia menggerutui pemuda yang sudah dianggap sebagai adiknya itu kesal, “Kau percaya omongannya? Polos sekali [Name] ini,” tertawa renyah mencoba mengalihkan topik.

“Aku setiap hari makan nasi kok.”

[Name] menyandarkan punggungnya kebelakang lalu menghelakan nafas panjang, “Serius..?”

Gimyung tersenyum, ia mengulurkan tangannya menoel bahu gadis itu, “Kok cemberut?”

[Name] melemparkan tatapan kesal, “Jangan pegang-pegang deh!”

“Wajahmu lucu!”

“Kau mau ku bogem!?” bentak [Name].

Gimyung terkekeh, “Bercanda~”

[Name] menunduk menatap sepasang sepatunya yang membalut kaki, mulutnya menggerutu tak jelas.

“Kau kuat sekali, Gimyung.”

“Huh? Apa?” Gimyung menaikkan sebelah alisnya.

[Name] menoleh kearahnya lalu melemparkan tatapan lembut, “Kau kuat sekali!”

Gimyung terpaku. Untuk pertama kalinya, ia melihat tatapan penuh arti yang begitu tulus padanya.

“Ingin mendengar sesuatu yang buruk?”

“A-apa?”

[Name] memalingkan wajahnya, dengan segala niat dan tekad ia mengeluarkan isi hatinya.

“Aku menyukaimu.”
































DEG!

DEG!

DEG!

“S-serius?”















































“Iya, bodoh!”

















































“I wanna ruin our friendship.”

[Name] sedikit mendongak untuk menatap wajah Gimyung yang kini berdiri di hadapannya, pemuda itu menunduk untuk menatap wajahnya.

“Eh?” [Name] kaget.

“We should be lover instead..”

“Be my girlfriend?”

‘Padahal aku cuma berniat menyatakan perasaan saja! Kenapa dia mengajak-! OH MY GOD!”

“Yes(?)”





































“I love you!”

“I love you, and i love me too!”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro