Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 15: Jalan-jalan (Season 1 End)

Yuhuuuu! Baca sampai habis ya. Ada info soalnya😘😘🤗

Yok vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya❤️❤️

Di depan wahana histeria, Glowena mengantri. Dia mengajak Ilzksarion dan Sable bersamanya. Medina turut ikut, tapi Zavruon dan Anzer tidak ikut.

"Pangeran, bagaimana kita mengalahkan monster ini? Saya nggak bawa pedang sama sekali," kata Sable tiba-tiba.

Glowena yang sadar akan ucapan itu buru-buru membekap mulut Sable. Waduh... bisa dibilang gila kalau ada yang dengar.

"Ini bukan monster. Ini wahana," jelas Glowena.

"Apa itu wahana?" tanya Ilzksarion.

"Gimana ya jelasinnya..." Glowena berpikir cukup lama. Dia sendiri bingung. Di dunianya Ilzksarion mana ketemu wahana begini. "Med, coba jelasin dong," pintanya memohon bantuan sembari menarik tangannya dari mulut Sable.

"Wahana itu permainan yang bisa dicoba, Mas. Nanti kita naik wahananya. Mas bisa rasain sensasinya," jelas Medina. Hari ini dia berperan sebagai translatornya Glowena sekaligus obat nyamuk. Dia sudah menduga akan ada indikasi mesra-mesraan nanti.

"Kenapa wahana ini bisa naik ke atas?" tanya Ilzksarion.

"Soalnya emang begitu," jawab Glowena.

"Kenapa orang-orang teriak?" tanya Ilzksarion lagi.

"Soalnya takut, Mas. Itu kan tinggi banget. Mas nggak pernah takut akan sesuatu ya?" Glowena menatap Ilzksarion. Laki-laki itu menggeleng.

"Katanya penggemar komik Pangeran Dal, tapi lo sendiri lupa Mas Sapi bisa ngehabisin monster yang tingginya empat kaki. Bisa dipastikan dia nggak takut, Glow," celetuk Medina.

"Oh, iya. Dia bisa naik ke atas punggung monster yang tingginya nggak masuk akal." Glowena lupa. Namun, itu di dunia komik. Dibuat sama Ilham. Kalau sekarang judulnya beda. Di dunia nyata yang kejam.

Di saat mereka sedang menunggu antrian, ada banyak orang berbisik-bisik sambil mencoba mengintip wajah Ilzksarion. Karena Glowena tidak mau wajah Ilzksarion terlihat, maka dia menutupinya dengan topi. Meski begitu masih banyak orang yang ingin melihat Ilzksarion.

"Dari belakang aja udah ganteng. Gimana depannya," ujar salah seorang perempuan di belakang sana.

"Masih single nggak ya?"

"Kelihatannya sih campuran bule. Kulitnya putih banget."

"Iya, warna rambutnya aja cokelat. Bercahaya gitu."

Glowena risih mendengar percakapan di belakangnya. Mana keempat perempuan itu mepet-mepet dengan Ilzksarion. Dikira sedang duduk di angkutan umum apa!

Padahal niat Glowena mengajak Ilzksarion ke sini supaya bisa mengenal apa itu taman bermain, wahana, dan lain sebagainya. Kalau begini, dia harus turun tangan. Iya, bisa serangga-serangga genit di belakang sana diam dan berhenti.

"Mas mukanya merah banget. Panas ya?" Glowena mengambil tisu dan mengusap pipi Ilzksarion.

"Iya, panas."

"Mau dikipasin nggak?"

Ilzksarion cuma mengangguk. Glowena segera melancarkan aksinya setelah mendapat persetujuan itu. Glowena mengeluarkan kipas portable, lalu diarahkan ke wajah Ilzksarion.

Sable yang kala itu tidak tahu soal kipas portable langsung memukul tangan Glowena sampai terjatuh ke lantai. Ilzksarion memasang wajah tidak senang saat Sable memukul tangan Glowena. Tatapannya seolah mengatakan; 'siap mati?'.

"Tuan, maafkan saya. Nona Glowena ingin membunuh, Tuan. Dia memegang pisau yang aneh," kata Sable.

Medina menepuk keningnya kasar. "Ya ampun... itu bukan pisau, itu baling-baling kipas! Mas Sable nih harus banyak bergaul sama Mas Sapi. Dia aja udah tau itu kipas. Glowena mana mungkin bunuh Mas Sapi."

"Sable," Ilzksarion menatap tajam. Aura jahatnya muncul seiring tangan yang bersedekap di dada.

"Ma-ma-maaf, Tuan." Sable menunduk ngeri, menelan ludahnya saking paniknya. Jika aura gelap sudah terasa, maka bisa dipastikan nyawanya hanya tinggal hitungan menit.

Glowena memeluk lengan Ilzksarion sambil tersenyum. "Nggak apa-apa, Mas. Lagian Sambel mana tau itu kipas. Besok Mas Sapi ajarin semua hal. Jangan pinter sendirian."

Seketika aura gelap itu menghilang. Berubah cerah saat Glowena menampilkan senyum. Sable merasa terselamatkan dan beruntung. Mulai detik ini Sable akan lebih baik dengan Glowena. Karena hanya Glowena yang mampu mengubah Ilzksarion.

"Iya. Salah dia sendiri cuma diam di kamar."

"Gaya bener," cibir Glowena.

Sable mengambil kipas portable yang pecah, menyerahkan pada Medina dan berdiri menghadap depan demi tidak menimbulkan masalah lain.

Niat Glowena untuk membuat para gadis di belakangnya gigit jari gagal. Ini karena Sable yang tidak tahu soal kipas portable tadi. Meskipun begitu, suara para perempuan di belakang tampaknya tak surut juga. Bukan membicarakan ketampanan Ilzksarion lagi melainkan membicarakan dirinya.

"Itu pacarnya? Biasa banget," komentar seorang perempuan dengan nada nyinyir.

"Duh, cantikan juga gue. Apa nggak bisa putus aja?"

"Gue yakin deh laki-lakinya dipelet makanya mau."

Glowena kesal. Dia ingin melabrak gadis-gadis sialan itu. Namun, dia tidak sempat melakukannya karena Ilzksarion melepas tangannya.

Dia terkejut saat Ilzksarion merangkul pundaknya dan tiba-tiba bersandar di pundaknya seperti anak kecil. Berkat tindakan ini Glowena bisa mengusap-usap kepala Ilzksarion, lalu tersenyum jahat saat melihat ke belakang.

"Duh, nikmatnya punya calon suami bucin dan cinta sama pasangan," sindirnya pelan, berhasil membuat para gadis itu gigit jari.

Mampus lo pada! Batinnya tertawa puas.

👑👑👑

Ketika akan menjelang malam, Glowena naik bianglala bersama Ilzksarion. Duduk berdua dan bersampingan. Sementara itu Medina duduk bersama Sable.

Pemandangan dari atas bianglala terlihat begitu jelas. Langit indah dan kota Jakarta menjadi pemandangan yang menjanjikan mata.

Glowena menarik senyum saat melihat Ilzksarion terkagum-kagum menyaksikan keindahan ini. Dia senang bisa mengajak Ilzksarion datang ke taman bermain. Meskipun beberapa wahana menyeramkan, tapi Ilzksarion memasang wajah datar dan tidak mengatakan apa-apa.

"Hari ini seru nggak, Mas Sapi?" tanya Glowena.

"Seru," jawabnya datar.

"Datar bener macem jalan tol." Glowena mengalihkan pandangan, mengamati beberapa orang di bawah sana sedang menunggu giliran naik bianglala.

"Seru karena perginya sama kamu," lanjut Ilzksarion.

"Ini orang bisa banget bikin gue senyam-senyum," gumamnya pelan.

"Saya bisa dengar."

Glowena tersentak. Sial! Dia lupa Ilzksarion bisa mendengar gumaman atau bisik-bisik pelan sekalipun. Malu deh. Dia harus berhati-hati lagi nanti.

"Mas, ceritain tentang Cussonia dong. Kira-kira Cussonia seluas ini nggak?" Glowena ingin tahu dari versi Ilzksarion meskipun dia sudah melihat gambar kerajaannya dari komik.

"Cussonia...." Ilzksarion tak melanjutkan kalimatnya saat melihat seorang perempuan.

Bianglala yang ditempatinya berpapasan dengan bianglala lain. Di sanalah dia melihat perempuan yang mencoba membunuhnya. Wajah Ilzksarion berubah gelap. Perempuan itu menarik senyum miring. Wajahnya benar-benar duplikat wajah Glowena.

"Mas Sapi?" Glowena mengamati Ilzksarion. Tiba-tiba Ilzksarion berdiri. Dengan cepat dia menarik tangannya supaya duduk. "Mas, jangan berdiri. Bahaya."

"Gimana caranya saya keluar dari sini?" tanya Ilzksarion tak sabar.

"Sebentar lagi turun, Mas. Kenapa? Ada apa sampai mukanya begitu?"

"Apa nggak bisa saya loncat sekarang?"

"Mas bisa mati! Ini bukan dunia, Mas Sapi. Jangan aneh-aneh. Ada apa sih?"

Ilzksarion tak menjawab, lalu duduk kembali. Bianglala yang ditempatinya tak lagi berpapasan dengan bianglala perempuan itu. Dia tidak tenang. Tangannya mengepal sempurna. Dia harus membunuh perempuan itu.

Glowena menurunkan pandangan pada tangan Ilzksarion di atas pahanya. Mengepal sempurna. "Mas Sapi? Kenapa?"

Tak ada jawaban. Glowena bingung sendiri. Aura menyeramkannya muncul seperti waktu itu. Dia takut. Namun, dia tahu bukan dialah targetnya.

Beberapa menit bianglala berhenti. Ilzksarion berlari keluar dengan cepat dan mengabaikan Glowena.

"Mas Sapi, tunggu dulu!" teriak Glowena sembari mengejar Ilzksarion.

Sable turut mengejar Ilzksarion sesaat menyadari cara berlari Ilzksarion sangat cepat. Medina pun ikut menyusul Glowena dan bertanya-tanya atas sikap Ilzksarion.

Glowena dan Medina tak mampu menandingi kecepatan Ilzksarion dan Sable. Mereka kelelahan sehingga kehilangan dua orang itu di antara lautan manusia yang berlalu lalang.

Di sisi lain, Ilzksarion berlari tanpa arah. Mengejar perempuan yang sempat membuatnya salah paham akan Glowena. Ketika dia tak bisa menemukan, dia berhenti sebentar dengan pandangan yang terus mencari keberadaan perempuan itu.

"Sial!" geram Ilzksarion sambil tetap mengepal tangannya.

"Kau mencariku, Pangeran Ilzksarion?" Suara perempuan itu mendengung tepat di telinganya.

Ketika Ilzksarion akan berbalik badan, perempuan itu menusukkan sesuatu di belakang lehernya. Dia lengah dan tidak mengantisipasi apa pun. Dia menyentuh bagian belakang lehernya seraya berbalik badan. Di telapak tangannya tak ada darah sama sekali.

"Kau akan mati perlahan di sini. Tidak ada yang bisa menyelamatkanmu, Pangeran."

Pandangan Ilzksarion kabur. Perempuan itu melempar senyum jahat padanya. Tubuhnya mendadak sulit bergerak. Dan tiba-tiba tubuhnya ambruk.

Pada saat yang bersamaan Sable berhasil menemukan Ilzksarion dan menangkap tubuhnya sebelum jatuh. Sable melihat bagian belakang leher Ilzksarion.

"Pangeran! Saya mohon bertahanlah!" ucap Sable panik.

Glowena dan Medina akhirnya berhasil menyusul Sable. Setelah sempat kebingungan karena banyak jalan bercabang, mereka menemukan Sable menjadikan tubuhnya sandaran untuk tubuh Ilzksarion.

"Mas Sapi!" Glowena berjongkok, mengangkat wajah Ilzksarion yang pucat dengan mata terpejam. "Mas Sapi, bangun!"

"Sable, kenapa Pangeran Ilzksarion begini?" tanya Medina.

"Saya melihat tubuh pangeran akan jatuh jadi saya menangkapnya. Tapi..." Sable menggantung kalimatnya.

"Tapi apa? Buruan jelasin!" desak Glowena khawatir.

"Sepertinya ada yang menusuk racun di bagian belakang leher pangeran. Tapi kalau Nona Glowena melihat lebih jelas, ada lingkaran hitam di bagian belakang leher pangeran. Warna seperti ini hanya saya lihat di Cussonia. Racun seperti ini menggunakan sihir khusus. Tidak banyak penyihir yang mampu meraciknya. Alat yang menusuk dipergunakan supaya racun masuk lebih mudah dan menjalar ke seluruh tubuh," jelas Sable.

"Racun? Apa ada penawarnya?" tanya Glowena makin resah.

"Ada, tapi..." Sable memasang wajah murung. Sejurus kemudian dia melanjutkan, "... penawarnya berada di kota Exvlot, kota kegelapan. Banyak monster di sana. Satu-satunya yang mampu membunuh monster di sana hanyalah Pangeran Ilzksarion."

"Glow, mending kita bawa ke dokter dulu. Mustahil dokter-dokter kita di era modern gini nggak bisa ilangin racunnya," bujuk Medina.

Orang-orang pun mulai berdatangan dan mencari tahu apa yang terjadi.

"Kalau gagal?" Glowena bertanya dengan tatapan nanar.

Medina tak berani menjawab. Dia melirik Sable. "Berapa lama waktu untuk Pangeran Ilzksarion sampai dia meninggal?"

"Tiga hari," jawab Sable memasang wajah sedih.

"Med," Glowena menitikkan air matanya sambil memegang kedua sisi bahu Medina. "Kita harus pulangin Mas Sapi. Kita nggak tau apakah pengobatan di sini berhasil atau nggak. Kita harus bikin dia pulang. Please..."

"Sable, jawab. Seandainya kalian pulang ke Cussonia, apa kamu mau ambil penawar itu?"

"Tentu saja, Nona Medina. Saya akan mengambil dengan sekuat tenaga saya."

"Apa nggak ada orang lain selain Ilzksarion yang bisa bunuh monster?" tanya Medina.

"Ada, tapi... saya ragu."

"Siapa?" tanya Medina lagi. Kali ini lebih tegas.

"Pangeran Dal."

"Med! Ayo, kita cari Ilham. Mau nggak mau dia harus usahain pulangin Mas Sapi. Ayo, Med." Glowena menarik-narik baju Medina tak sabar.

Medina bingung harus bagaimana. Melihat Glowena menangis rasanya tidak tega. "Gendong Ilzksarion. Kita pergi ke rumah pencipta kalian."

Sable mengangguk, menggendong tubuh Ilzksarion di belakang punggungnya. Di belakangnya disusul Medina menggenggam tangan Glowena sambil mengatakan pada orang-orang kalau temannya yang digendong hanya sebatas pingsan.

Glowena memandangi punggung Ilzksarion dari belakang. Dia berharap dan berdoa. Semoga Ilham bisa membantu dan menyelamatkan Mas Sapi...

👑👑👑

Jangan lupa vote dan komen kalian😘😘😘🤗😍

Hai, season 1 sudah berakhir! Cepet ya?😂😂 Soalnya season 2 bakal lebih panjaaaaaang😂😂

Nantikan dua minggu lagi ya Season 2-nya!😍😍😍 Jangan lelah menunggu Mas Sapi❤️

Siap melihat ketegangan dan keseruan lainnya di Season berikutnya?🙈

Follow IG & Twitter: anothermissjo 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro