Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 12: Wajah Sedih

Yuhuuu akhirnya update!😍😍❤️

Yok, vote dulu baru komen sebanyak-banyaknya😘🤗❤️

Glowena tidak berhenti memperhatikan ketiga pengawal yang bernama sulit sama seperti Ilzksarion. Meskipun hanya sebatas pengawal, tapi wajah ketiganya tidak kalah ganteng dari Pangeran Dal dan Pangeran Ilzksarion. Dia ingin protes kepada Ilham karena sudah memberi nama yang sulit dan mirip makanan. Ada Sable, Zavruon, dan Anzer. Membayangkan ketiga nama yang sulit diucapkan saja sudah malas, bagaimana saat memanggilnya? Glowena tidak habis pikir mantannya seunik itu soal nama.

Ketiga pengawal itu sudah mendengar keseluruhan cerita Ilzksarion dan memasang wajah tidak percaya bahwa mereka hanyalah karakter komik yang diciptakan Ilham. Sementara Ilham sedang mengusap dagunya berulang kali memikirkan sesuatu.

"Sementara ini ketiga pengawal tinggal di rumahku," ucap Ilham setelah cukup lama diam.

"Kenapa nggak di sini sekalian?" tanya Glowena.

"Glow," Ilham menggeleng saat memperhatikan mantannya. "Aku nggak mungkin ngebiarin kamu biayai mereka berempat. Selain itu, apa kata tetangga kamu kalau mereka lihat ada empat laki-laki tinggal di tempat kamu?"

"Paling aku dikira poliandri. Tetanggaku di sini nggak sekepo itu kali," jawab Glowena enteng. Kalau ada yang menggosip pun, dia tidak peduli. Bodo amat. Toh, dia tidak minta makan sama orang-orang yang membicarakannya.

"Tetap aja aku nggak bisa ngebiarin mereka tinggal di sini." Ilham bersikukuh akan ucapannya.

"Ya udahlah, Glow. Biarin Ilham urus mereka bertiga. Lo cukup urus Mas Sapi," sela Medina setuju.

Glowena memutar bola matanya malas. "Fine."

"Apa saya nggak boleh menetap di sini?" Sable tiba-tiba buka suara, berhasil mengalihkan pandangan orang-orang yang ada.

"Saya perlu menjaga Pangeran Ilzksarion," lanjut Sable.

Glowena menyahuti dengan cepat. "Boleh! Boleh banget, Sambel!"

"Sable, Mbak Glowing. Karakter komiknya Ilham lo ubah-ubah deh," serobot Medina.

"Gue nggak bisa ngejanya. Susah tau!" gerutu Glowena dengan bibir mengerucut sempurna.

Ilzksarion spontan mendaratkan tangan di atas kepala Glowena dan mengusap kepalanya. Kekehan pun turut terdengar.

"Kamu lucu," ucap Ilzksarion pada Glowena.

Bukan hanya Glowena yang kaget, tapi juga yang lainnya--terlebih lagi ketiga pengawal Pangeran Dal. Mereka bertiga yang paling tercengang saat melihat Ilzksarion terkekeh.

"Ehem!" Medina berdeham, menyudahi atmosfer gemas yang tercipta. "Gue mau balik ah. Berarti udah oke ya kalau Sable menetap di sini bareng Mas Sapi. Lo nggak keberatan kan, Glow?"

"Nggak kok. Gue setuju aja."

"Oke deh. Kalau gitu gue cabut sekarang. Pusing kepala lihat yang ganteng-ganteng," pamit Medina sambil mengerlingkan mata genit kepada Anzer. Sejurus kemudian dia melirik Ilham. "Ayo, kita balik, Il."

Ilham setuju pulang. Sebelum pulang Ilzksarion lebih dahulu mengajak bicara ketiga pengawal yang masih saja menunjukkan wajah bingung--sama seperti sebelumnya. Setelah selesai Medina keluar dari apartemen Glowena bersama Ilham dan dua pengawal lainnya.

"Glow?" panggil Ilham sebelum melangkah lebih jauh. Melihat mantannya mengangkat alis sebelah, dia melanjutkan, "Hati-hati."

Glowena mengernyit bingung. "Hati-hati? Aku kan nggak ke mana-mana."

"Hati-hati di mana pun kamu berada." Ilham menekankan setiap kalimatnya, meninggalkan tanda tanya besar di kepala Glowena.

Tak sempat bertanya maksudnya, Ilham sudah melangkah pergi. Glowena tahu mantannya bukan tipe yang akan bicara serius kalau tidak begitu penting. Raut wajah Ilham yang menyuruhnya berhati-hati sangat mencurigakan. Ilham seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

"Glowena?"

Glowena tersentak, sadar dari lamunannya dan menoleh ke samping menatap Ilzksarion. "Ya?"

"Ada yang ingin saya bicarakan."

"Mau bicara apa, Mas?"

"Seandainya saya kembali ke Cussonia, kamu mau ikut dengan saya?"

Glowena tertegun sebentar sebelum membuka mulutnya. Belum sempat mengatakan apa-apa, dia mendengar kalimat lain dari Ilzksarion. Raut wajah Ilzksarion ikut berubah sedih.

"Sebenarnya saya nggak mau pulang. Apalagi setelah tau ayah saya yang merencanakan saya dibunuh. Tapi karena saya dengar adik saya butuh bantuan, jadinya saya berubah pikiran. Kembali adalah langkah yang tepat," lanjut Ilzksarion lirih.

"Kalau Mas Sapi pulang, saya tetap di sini. Dunia kita aja udah beda, Mas. Tapi tenang aja, saya akan tetap baca komik tentang kisah hidupnya Mas Sapi. Kalau nanti--"

Glowena diam dan terkejut begitu Ilzksarion mendaratkan kepala di pundaknya.

"Mas Sapi?" panggil Glowena pelan.

Tidak ada jawaban sama sekali. Glowena menepuk punggung Ilzksarion dan sesekali mengusap kepalanya.

"Berpisah kan bukan berarti sedih, Mas. Kadang berpisah itu buat kebaikan juga. Kalau Mas Sapi menetap di sini nanti bingung mau kerja apa. Seandainya saya pergi ke dunia komik, nanti kerja apa? Atau, ngapain di sana?" Glowena berucap pelan.

"Apa kalau saya kembali, kamu akan bersama Ilham?"

Mana mungkin. Gue mikir sejuta kali kalau mau balikan! Jawaban yang ada di dalam hatinya hanya dipendam dan tidak diutarakan. Sebaliknya dia mengatakan hal lain dengan nada bercanda. "Mas Sapi kalau cemburu lucu ya. Dosa tau gemesin gini."

Ilzksarion mengangkat kepalanya dan menatap Glowena seperti sebelumnya. Namun, raut wajahnya tetap menunjukkan kesedihan seakan tidak ingin berpisah.

"Mas Sapi," Glowena menggamit tangan Ilzksarion sambil tersenyum. "Jangan sedih. Mukanya jelek kalau sedih."

Ilzksarion memaksakan senyum. Glowena mencubit pipi Ilzksarion sebentar sebelum menarik tangannya kembali. Mereka saling menatap untuk sesaat.

"Pangeran Ilzksarion?"

Ilzksarion terpaksa menoleh ke samping, mendapati Sable memanggil.

"Maaf mengganggu. Saya ingin membicarakan masalah di Cussonia," jelas Sable dengan kepala setengah menunduk.

Ilzksarion mengangguk, memberi kode akan segera menghampiri Sable, yang sejak tadi duduk manis di sofa ruang tamu. Tentu saja Sable menyaksikan tiap hal manis yang ditunjukkan Glowena dan Ilzksarion.

"Sana, Mas Sapi. Hus hus!" usir Glowena dengan mengibaskan tangan seakan-akan sedang mengusir.

"Saya permisi. Kalau ada apa-apa, kamu bisa panggil saya di kamar. Atau, telepon saya pakai handphone," ujar Ilzksarion.

"Mentang-mentang udah punya handphone. Gaya banget sekarang minta ditelepon," ledek Glowena.

"Iya, biar bisa dengar suara kamu sebelum tidur."

Ilzksarion tak memberi kesempatan pada Glowena untuk meledek lebih jauh. Sebab, Ilzksarion sudah lebih dulu mengacak-acak rambut Glowena sebelum akhirnya menghilang bersama Sable.

"Tumben amat omongan dia kayak playboy cap kebo." Glowena geleng-geleng kepala.

Menit berikutnya Glowena masuk ke dalam kamar. Di sana dia membaca ulang semua chapter komik, yang beberapa di antaranya dia skip. Dia juga membaca komik yang dibeli waktu itu saat bersama Ilzksarion. Sebisa mungkin dia mencari tahu di mana letak kisah ayahnya Ilzksarion yang menginginkan Ilzksarion mati. Setelah berkutat cukup lama akhirnya ketemu!

"Gue pikir akal-akalan doang Mas Sapi mau dibunuh babehnya. Ternyata dicerita babehnya nyuruh orang ngebunuh Mas Sapi dan Pangeran Dal denger. Aduh, gue skip berapa banyak chapter sih?" Glowena bermonolog sendiri, menjambak rambut frustasi.

👑👑👑

Jangan lupa vote dan komen kalian😍😘🤗❤️

Follow IG & Twitter: anothermissjo

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro