24. Iyura SHS vs Lex SHS (3)
"Kok yang main Tim B semua?" ujar Crystal.
"Entahlah," jawab Lian.
"Mungkin karena Tim A takut kalah kali, kan kalau kayak gini kalah. Tim B yang salah," jawab Eri.
"Kita gak boleh berpikiran negatif," ucap Crystal.
"Tanpa kita berpikiran negatif pun, Tim A memang sudah licik dari lahirnya!" ketus Eri.
"Levin, keren tuh!" celetuk Lian.
"Sejak kapam dia bisa slam dunk?" tanya Eri.
"Wkwk, kamu gak tahu ya. Dia pernah tiba-tiba datang ke rumah barang Alvin, lalu kita tanding basket. Setelah tanding si Levin minta ajari Trys slam dunk," ujar Crystal.
"Pantes aja, dia tiba-tiba bisa," ujar Eri.
"Kenapa kamu gak kabari kita, kan itu bagus untuk tanding boy versus girl?" tanya Lian.
"Hehe ... kalau tanding boy versus girl selesainya pasti lama, kan niatnya mereka berdua datang untuk belajar. Tanding itu hanya untuk pemanasan," jawab Crystal.
"Duh, aku kok deg-degkan ya, siapa yang bakal menang? Semoga aja sekolah kita," ujar Eri.
"Sama, aku juga deng-degkan, apalgi pointnya kejar-kejaran," ujar Lian.
"Setidaknya lebih baik daripada dua quarter sebelumnya," ucap Crystal.
"Ya jauh lebih baiklah, dua quarter sebelumnya point sekolah kita selalu tertinggal," ujar Lian.
Prittt
"Yeay, pertandingan quarter ketiga telah berakhir dengan skor 40-49, keunggulan berada di pihak Lex SHS. Mana pendukungnya Lex SHS?"
"Woooo!"
"Oke, oke, masih semangat rupanya. Jujur ya, aku terpukau dengan permainan Lex SHS di quarter ketiga ini. Apalagi nomor punggung 11 tadi sempat melakukan slam dunk, jarang tuh ada yang bisa. Bahkan aku gak yakin dalam satu tim profesional ada yang bisa slam dunk, lalu nomor punggung 7 (Trystan) berkali-kali melakukan three point yang masuk dengan mulusnya," ujar Linda.
Prittt
"Oh guys, quarter terakhir nih. Mana pendukungnya Iyura SHS?"
"Huuu!"
"Mana pendukungnya Lex SHS?"
"Wuuu!"
"Oke, oke, nampaknya kedua tim mempunyai pendukung yang masih sama-sama semangatnya."
"Wow, nomor punggung 1 (Patrick) nampaknya yang tadi bermusuhan dengan nomor punggung 7 itu dapat bekerja sama dengan baik dengan nomor punggung 13 (Verrel). Mereka seakan-akan sudah terbiasa bertanding bersama sejak kecil, terlihat dari kekompakkan keduanya yang saling menutupi kelemahan satu sama lain, kalau begini sih aku optimis kemenangan kemungkinan besar ada di pihak Lex SHS. Tapi juga gak menutup kemungkinan untuk Iyura SHS. Keep Figthing, Iyura SHS!" ujar Linda.
"Setelah gue pikir ada benarnya yang dibilang Trys, maanya gue berbaik hati mau berpartner dengan lo lagi. Karena gue tahu ini satu-satunya cara agar kita menang," ujar Patrick saat lari bersisihan dengan Verrel.
"Terserah, tapi gue senang setidaknya lo tahu tempat dan waktu!" sindir Verrel.
"S*t lo, Ver! Tapi gue suka gaya lo!" ujar Patrick.
"Sana fokus lo, ati-ati tuh-"
"Sial*n!" umpat Patrick.
"-bola direbut," ujar Verrel yang memelan dikalimat sambungannya.
"Udah direbut kali, Ver!" gerutu Patrick.
"Dan tadi aku bilangnya sebelum direbut, udahlah, bye," ujar Verrel lalu segera berlari mengejar bola yang tengah berada di pihak lawan.
Pertandingan pun terus berlanjut, pertandingan semakin memanas dengan ambisius kedua belah tim yang ingin menang. Namun, tidak sampai seperti pertandingan tim putri yang menimbulkan banyak pelanggaran. Justru pertandingan tim putra ini lebih tenang hampir tidak ada pelanggaran tapi menggunakan jenis big deffense.
Kedua tim bersaing secara ketat dan sengit, seakan-akan mereka adalah musuh bebuyutan, tapi memang benar sih ... bahwa mereka adalah musuh bebuyutan. Jangan lupakan fakta bahwa mereka merupakan bagian tim basket sekolah terbaik di tingkat kota mereka, yang di setiap tahun ajang DBL (ajang basket bergengsi di berbagai kota) mereka pasti akan masuk fantastic four.
Walau pun tidak selalu bertemu / bertanding di setiap tahunnya. Tapi beberapa kali mereka bertemu, entah di final untuk merebutkan juara satu atau pun di semifinal untuk masuk ke babak final. Tahun lalu, mereka bertemu di babak final. Kemenangan berhasil diraih oleh tim Lex SHS, maka bagi tim Iyura SHS saat ini adalah saat yang tepat untuk membalaskan kekalahan mereka. Namun sayang, tim putri mereka yang terlalu berambisius menyebabkan sekali lagi kekalahan tim putri berada dipihak Iyura SHS.
Kini tengah terjadi perebutan bola antara Verrel dengan Mario.
"Eh ... btw, pacar barunya Crystal mainan basket lo bagus juga ya," ujar Mario.
"Maaf, permainan gue jauh lebih bagus, kalau hanya dibandungkan lo!" ucap Verrel.
"Wuih ... sombong juga lo!" ujar Mario.
"It's real, if you don't believe. We can see," ujar Verrel.
"Ver, bola!" teriak Teddy yang langsung di operi bola dari Verrel.
"Sh*t!" umpat Mario.
"Maaf, lo salah kalau mau gunain taktik murahan kayak gitu cuman untuk merembut bola dari tangan gue. Gue udah terlalu berpenggalaman kalau cuma untuk taktik sampah macam itu," ujar Verrel.
"Wow, mulutmu pedas juga ya. Crystal tahu gak ya kira-kira kalau mulut pacarnya terlewat manis kayak gini!" nyinyir Mario sambil tersenyum sinis.
"Tentu saja tahu, bahkan itu adalah hal pertama yang dia tahu dari gue setelah sekian lama kita gak bertemu," ujar Verrel yang membuat Mario melenyapkan senyum sinisnya, bergantian Verrel-lah yang menerbitkan senyuman sinisnya dan melenggang dengan santai meninggalkan Mario dengan emosinya.
Prittt
"Oh God! Akhirnya, berakhir juga!" pekik Crystal sambil menghela napa lega.
"Wkwk, Crys. Tegang banget kamu!" ujar Eri.
"Gimana dia gak tegang coba, kalau ada banyak musuh Verrel di dalam lapangan itu. Ada Mario dari pihak lawan yang berusah memancing emosinya, tapi malah dia sendiri yang kepancing emosinya. Lalu di sana Verrel bermain bukan bersama Tim B, tapi Tim A. Tim B satu-satunya yang terjun hanya Verrel," ujae Lian.
"Hooh, benar juga sih," ucap Eri.
"Eh, ayo kita ke tengah lapangan bergabung dengan tim Putra!" ucap Grace.
"Oke," ujar Lian.
"Selamat semua!" ujar Crystal saat mereka sudah menggabung membentuk satu lingkaran.
"Oke, jargon kita dong," ujar Eri.
Lalu mereka semua menumpukkan salah satu telapak tangannya di udara tengah-tengah mereka melingkar.
"Lex! Lex! Lex! Pasti menang!"
"Gue gak yangka kalah lagi dengan tim lo," ujar Mario saat berjabat tangan dengan Verrel.
"Wkwk, setidaknya pointnya tidak selisih banyak," ujar Verrel.
"Tidak banyak dari mana coba, 43 - 74!" ujar Mario.
"Wkwk, tidak sebanyak saat DBL," ujar Patrick yang kemudian juga berjabat tangan dengan Mario.
"Permainan lo bagus, sepeti biasa," ucap Crystal sambil berjabat tangan dngan Mario.
"Tapi masih kurang, jadinya masih kalah lagi deh!" ucap Eri.
"Dan jangan terlalu berharap Crystal akan berbalikkan lagi dengan lo!" ujar Lian dengan nada sinis yang tersirat jelas.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro