I Need A Rest
Akhir tahun sudah sangat dekat. Anggap saja sebuah keajaiban Natal, karena selama seminggu, terhitung dari tanggal 25, jadwal Seventeen kosong.
Yah, tidak sepenuhnya kosong karena mereka masih harus berlatih untuk persiapan comeback. Setidaknya ini lebih baik daripada harus pergi ke kota ini dan kota itu untuk melakukan konser, atau menghadiri sebuah acara besar yang selalu diselenggarakan di penghujung tahun.
Carat memang segalanya. Tanpa mereka, Seventeen hanyalah sekelompok idola yang akan tenggelam dalam persaingan dan terlupakan begitu saja. Apalagi Seventeen sering kali mengatakan 'rindu' dan 'ingin bertemu Carat'. Tapi bukankah Carat sendiri juga ingin agar idola mereka memiliki waktu istirahat yang cukup?
***
Latihan koreografi hari ini berakhir lebih cepat. Biasanya mereka baru selesai pukul satu atau dua pagi. Namun saat ini mereka memilih untuk berhenti pada pukul sebelas malam.
Performance Team belum beranjak dari tempat mereka. Terlalu asik bermain-main di studio, berlomba menari paling aneh atau paling seksi, dan melakukan hal konyol lainnya.
Jeonghan sibuk berkonsultasi dengan Jihoon. Nada yang ia nyanyikan dalam lagu milik Vocal Team sering kali false. Hanya satu nada, tapi itu benar-benar menjengkelkan!
Anggota lainnya?
Joshua baru selesai mandi. Ia membaringkan tubuhnya. Memejamkan mata, namun pikirannya lari kemana-mana. Hampir satu jam seperti itu.
Hingga pada suatu titik dimana kesadaran akan hilang sepenuhnya, seseorang menggebrak pintu kamar Joshua.
"Yeee..."
Keduanya terdiam. Joshua menunggu kelanjutan dari pelaku tindak keterkejutan yang menganggu istirahatnya.
"... PPEUN MAAAL!" Seokmin menghentak-hentakkan kakinya.
"Oh God..."
"Modu moaseo ttada jugo sipeunde!" Seungkwan yang tiba-tiba muncul langsung menyahuti Seokmin dengan ikut melakukan konser dadakan di depan Joshua.
"Lebih baik kalian pergi ke studio di lantai bawah bersama Performance Team."
Seokmin tergelak. Ia tidak menyangka kalau Joshua benar-benar merasa terganggu. "Maaf.. Hahaha..."
"Neo neo neo neo." Sifat bebal Seungkwan yang masih belum puas bernyanyi membuat Seokmin —secara sadar— juga melanjutkan tariannya.
Melihat tidak ada tanda-tanda duo high note itu akan berhenti, Joshua memilih untuk menutup telinganya dengan bantal.
"Hei.. Hei... Sudah. Kasihan Shua hyung."
"Saebyeoge mureul masimyeonseo honja dajimhae naneun neoege." Seungkwan mempercepat lagunya ke bagian inti ketika Seokmin mendorongnya keluar kamar.
"NEO YEPPEUDA!" —menjadi penutup dari Jeju Boo yang kini mengganggu Jihoon dan Jeonghan.
"Hyung!"
Joshua menurunkan bantalnya, menatap Seokmin yang berdiri di ambang pintu.
"Happy birthday!"
"Thank you," sahut Joshua yang baru menyadari kalau hari sudah berganti.
"Hyung ingin istirahat, kan? Jangan khawatir. Aku akan menjaga kamar ini agar tidak ada yang menggangu." Seokmin melambaikan tangannya heboh sebelum menutup pintu kamar. "Mimpi indah!"
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro