Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

It's been a long time since I wrote historical fiction stories. Gw harus menyerap kembali ruh para leluhur gw yang nun jaoooh di UK demi bikin cerita ini apdet.

WOOOT?!

Gyahahaha...

Cerita ini asli ribet banget karena gw belum pernah pake timeline sejauh ini sampe ke masa-masa bedak dipake di rambut. Well, ini menantang tapi melelahkan. Huft.

Hope you enjoy my snackbook. Happy reading, friends...

###

Miss Torrent adalah perempuan bertubuh penuh. Pinggangnya kecil, yang aku duga terbentuk karena korset ketat, sementara dadanya bulat hingga nyaris melompat dari balik gaun berpotongan rendah. Dia menata rambutnya membentuk sarang burung raksasa dan ditabur bedak sampai aku tak mengenali warna rambut aslinya. Aku rasa ada semacam nama untuk gaya rambut tersebut, mari kita kesampingkan dan sebut saja sarang burung raksasa. Aku enggan mempelajari tren gaya rambut pada masa ini.

Percayalah, dua helai bulu burung unta yang diwarna merah dan ungu lalu ditancap ke sarang rambut raksasa merupakan perusakan imajinasiku terhadap kejayaan film Princess Disney.

Aku sampai tidak tega menggambarkan dandanan Miss Torrent yang pucat karena bedak berlebihan serta pewarna bibir yang mengalahkan pe-pe...

Bisakah kita menganggap kalian paham maksudku?

Iya?

Baiklah. Terima kasih.

Aku bersyukur Erin memilih tatanan rambut sederhana alih-alih membuatkan satu sarang burung unta di atas kepalaku. Aku akan mencatat agar Erin tidak pernah mencoba membuatkan satu yang seperti itu.

"Lady Hereford. Sebuah kehormatan menerima kedatangan Anda ke toko saya yang sederhana ini." Miss Torrent memberikan hormat ala wanita kalangan atas yang elegan.

Aku tersenyum sambil melirik Erin yang melotot memerhatikan detail rambut Miss Torrent. Aku menyikut ringan pinggangnya agar kembali waspada. Awas saja jika dia berani beranggapan sarang burung itu keren, akan aku buat dia menggotong air panas dari dapur ke kamar setiap hari untuk mandiku.

"Maaf, My Lady," bisik Erin.

Aku mengangguk dan kembali pada Miss Torrent. "Aku mempunyai beberapa permintaan yang kurasa sangat tepat jika kau kerjakan. Aku harap masih ada waktumu tersisa untuk menyiapkan beberapa gaun untukku."

Mantap, bosque!

Aku berbicara bak seorang lady paling terhormat yang pandai merangkai kata. Tidak percuma aku menjadi pengamat semua orang yang aku temui selama dua puluh hari.

"Tentu saja, My Lady. Sudah lama aku ingin mendapatkan kehormatan membuatkan gaun Anda."

Aku tidak yakin ucapan Miss Torrent tulus atau hanya pemanis kepada calon pelanggan. Itu bukan urusanku. Yang terpenting adalah menambah koleksi lemari pakaian Elaine.

"Erin telah memilih beberapa gaun untuk berpergian. Aku harap kau tidak keberatan mendengarkan penjelasan Erin. Selain itu, aku mungkin butuh beberapa gaun untuk menghadiri pesta sepanjang musim ini."

Miss Torrent tampak terkejut mengetahui dia akan bekerja bersama pelayan pribadi Elaine, alih-alih berdiskusi denganku. Aku tidak mungkin meminta gaun Givenchy kepada seorang desainer busana di abad ke-18 yang belum mengenal merek itu.

"Berapa banyak pesta yang akan Anda hadiri, My Lady?" Miss Torrent mengendalikan diri dengan baik. Dia kembali pada pembicaraan utama kami.

"Aku tidak tahu," jawabku enteng. Aku berkata jujur, aku tidak tahu akan ada pesta yang bisa aku kunjungi atau tidak. Semuanya tergantung Russell. Aku hanya memastikan punya amunisi untuk datang ke pesta. Sesuai jalan cerita, saat Maria berumur sembilan belas tahun, dia akan bertemu Gerard di salah satu pesta. Seharusnya ada Elaine yang tidak diacuhkan Russell di sepanjang pesta itu. Tahun ini, seharusnya tahun ini adalah waktu yang tepat peristiwa itu terjadi.

"Anda pasti mempunyai banyak undangan yang harus dihadiri. Aku akan menyiapkan gaun yang sesuai untuk Anda."

"Buatkan dua puluh gaun pesta, Miss Torrent. Kau bisa membahas semua gaun pesta dan gaun berpergian bersama Erin." Aku melirik Erin dan Miss Torrent bergantian.

"Tentu saja, My Lady," jawab Miss Torrent.

"Baik, My Lady," susul Erin.

Aku menepuk tangan sekali, gembira pada kemampuanku mengatur segalanya mudah bagiku. "Jadi, apa yang kau butuhkan pertama, Miss Torrent?"

"Ah," Miss Torrent tergagap, "aku memerlukan ukuran tubuh Anda."

"Kita bisa mulai dari sana. Kemana kita mengukur tubuh?"

"Ikuti saya, My Lady."

Miss Torrent mengarahkan kami ke ruangan lain yang sangat berantakan. Ada banyak gulungan kain dalam rak kayu yang berada di sepanjang dinding. Namun yang memikatku adalah meja kayu besar di tengah ruangan yang dipenuhi kertas sketsa.

Aku mengambil selembar kertas, mengamati desain gaun di situ sembari berpikir petticoat macam apa yang digunakan untuk menghasilkan gaun yang mirip kue pernikahan tiga tingkat tersebut.

"Apakah Anda membayangkan sebuah gaun dalam benak Anda?" Miss Torrent bertanya dengan penuh binar, berharap aku menemukan inspirasi dari sketsanya.

"Aku menginginkan gaun yang menonjolkan kecantikanku, walau aku tak cantik."

"Bagaimana bisa Anda berkata demikian, My Lady? Seluruh London memuja kecantikan Anda yang berhasil menggaet Lord Hereford hingga mau melepaskan status lajangnya," seru Miss Torrent.

Dia termakan gosip di kalangan ton. Russell dan Elaine tidak terjebak romansa semacam itu hingga nekat menikah. Russell salah memilih pengantin dan Elaine yang polos salah menerima lamaran. Tentu saja, kesalahan terbesar ada pada penulis keparat.

"Buatkan aku gaun yang dapat menggoda suamiku. Apakah kau bisa?" aku menantang kemampuan Miss Torrent sembari tersenyum kecut karena menyadari ada satu sketsa atas nama Maria E. Warren.

Kebetulan sekali kami menggunakan jasa dari penjahit yang sama, pikirku kesal.

###

05/06/2020

Sooo...

Gimana nih nasib Elma yang sekarang Elaine?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro