Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

38

BAB BERIKUTNYA SETELAH LIKE KOMPLIT 1K. KURANG DARI ITU, AKU KEMBALI HIBERNASI.
\(❁´∀'❁)ノ𖤐´- JANGAN LUPA LIKE-NYA KAKAAAK!!

Erin si gila.

Tak ada lagi penilaian paling sesuai untuk pelayan pribadi Elaine tersebut. Atas ulahnya, aku dibuat terkena karma. Kemarin aku menertawakan orang-orang di pesta yang memiliki selera fesyen gila. Sekarang aku yang ke sana dengan kegilaan yang tak kalah.

"Kau tampak berbeda."

Aku melirik Russel dengan tatapan 'Lo minta ditampol?' Bukannya terintimidasi, dia masih berucap sambil menaikan sebelah alisnya, "Apakah ini konsep barumu untuk menarik perhatian lagi?"

Pendapatnya tidak meringankan bebanku. Secara harfiah, ocehannya tidak membantuku melepaskan beban di leher. Aku memutar mata ke atas. Erin menghabiskan waktu tiga jam untuk menghasilkan arak-arakan di atas kepalaku. Waktu selama itu belum termasuk mandi, berpakaian, dan merias wajahku. Aku tahu betapa bertekadnya dia membuat majikannya menjadi cetar membahana tiada tara ulalaaa. Namun yang aku rasakan adalah sebaliknya. Aku mendapati diriku disiksa, seakan korset dan petticoat belum cukup untuk membuatku merana.

Erin membawakan wig yang menambah tinggi badanku 20 senti. Ukurannya membuatku membelalak. Belum sampai di situ, dia masih menaburkan tepung ke wig itu. Katanya, wig putih adalah tren. Aku diserang sakit kepala setelah dia memberi tahuku asal wig palsu itu. Bisa kamu tebak asalnya?

Bagi yang menjawab rambut orang, seratus buat kamu!

Katanya, harga wig ini mahal karena berasal dari rambut asli manusia. Jika dibuat dari surai kuda dan bulu domba harganya lebih murah dengan kualitas yang buruk. Aku tidak peduli yang mana yang kualitas baik. Yang membuatku ngeri ialah kemungkinan rambut ini dari orang yang memiliki kutu. Keberadaan kamar mandi masih terbatas pada crazy rich slash bangsawan. Missqueen people biasa menggunakan jamban umum dan mereka terkenal dengan permasalahan kebersihan diri.

Setelah melalui perdebatan super panjang dengan Erin soal penolakanku memakai wig, aku kalah telak. Dia memakai ancaman halus dengan menarik korsetku kencang-kencang. Semestinya aku tidak berdebat dengan orang yang memegang tali korsetku. Rasanya bagaikan hidup dan matiku ada di tangan Erin.

Puas oleh kekalahanku, Erin memasang wig penuh gaya. Badanku tersentak ke belakang kala wig itu dipasang. Beratnya nggak berchandya. Perlu dua orang pelayan yang membantu memegangi wig, sementara Erin sibuk menjepit setiap sisi wig supaya melekat di kepalaku. Ketika aku pikir penderitaanku usai, Erin masih menambahkan bulu raksasa berwarna putih dan aksesoris berlian. Melihat hasil usahanya menimbulkan kengerian andai di tengah jalan ada burung yang berinisiatif membangun sarang di kepalaku.

"Apa kau merasa tergoda dengan penampilanku?" tanyaku sinis.

Russell mengamatiku dari atas ke bawah dan naik kembali. Kemudian dia menggeleng. "Kau tidak memerlukan semua ini."

Aku sumringah. Seseorang jelas-jelas butuh secuil kesadaran bahwa wig raksasa ini bukanlah hal yang penting.

"Kau lebih menarik tanpa apapun." Dia mengedipkan sebelah matanya.

Aku mencebik, walau hatiku bersalto ria. Russell si manusia kutub telah menjadi pria nakal. Jika dia mempertahankan keimutannya ini, aku akan memberikannya hadiah nanti malam. Hadiah yang akan membuatnya menjerit hohohoho...

"Kau memikirkan sesuatu yang mesum."

"Apa?" Aku sontak menoleh. "A-aku tidak." Aku memainkan peranku sebagai si anak polos yang tak tahu kejamnya dunia, jahatnya debt collector, dan sakitnya ditikung sama bestie. Aku tidak mungkin mengaku ucapan Russell benar.

"Kau tidak perlu menampiknya. Jika-"

"Keretanya datang. Kita harus segera berangkat." Aku tak pernah sebahagia ini melihat Jack si bintik dan kereta kuda keluarga Hereford yang tidak berlapis emas.

Toh aku akan memiliki emas sendiri.

Aku mengangkat tepian rok lebar dan melangkah cepat. Sejujurnya, aku nyaris tidak bisa menyebut diriku sedang berlari. Dengan wig raksasa ini, aku perlu mempertahankan keseimbangan badan. Seorang footman turun dan membukakan pintu kereta. Aku begitu gembira. Sang footman menawarkan bantuan dan aku menerima uluran tangannya. Aku segera memanjat anak tangga pertama bersama desir semangat. Pada anak tangga kedua, bunyi "DUK!" disusul badanku terhuyung ke belakang.

Footman terlambat menangkap badanku. Semuanya mendadak bergerak lambat. Aku melihat langit malam di musim panas yang gemilang. Kemudian ingatan akan dosa-dosa masa lalu berkelebat. Seharusnya aku tidak minum-minum setelah tahu calon suamiku selingkuh. Seharusnya aku tidak memiliki niat jahat mencuri emas di kereta Gerard. Seharusnya aku menjadi pribadi yang lebih baik setelah diberi kesempatan untuk hidup kembali. Seharusnya...

Aku tidak jatuh!

"Wig sialan. Erin berengsek," desisku.

Dan bulu raksasa jatuh di atas mukaku untuk menambah kemalangan malam ini.

###

23/10/2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro