33
Mata Russell membesar seiring langkahku yang menuruni anak tangga. Aku muncul terlambat selaku nyonya rumah. Aku sengaja belum bersiap menyambut para tamu yang berkumpul di foyer. Inilah kesan yang didapatkan Cinderella saat muncul belakangan di pesta dan meniti tangga perlahan-lahan di bawah pengamatan orang-orang. Efek dramatis ala Cinderella masih kurang tanpa sihir ibu peri.
Sayangnya, di dunia novel ini tidak ada sihir maupun Ibu peri. Sehingga aku menunjuk Mr. Cole menjadi Bapak periku. Menggunakan keahliannya mengatur para pekerja, dia memberikan 'sihir'.
Aku melirik Mr. Cole yang berdiri di sebelah belakang Russell. Dia mengangguk praktis.
Mr. Cole mengibaskan tangan di sisi badannya. Pelayan-pelayan di lantai satu segera mengambil posisi. Saat Mr. Cole mengangguk, mereka menyibak tirai dan beberapa mengeluarkan nampan perak dari balik badan untuk memantulkan sinar matahari ke belakangku. Seketika aku mendapatkan apa yang para penulis Wotped gambarkan sebagai cahaya malaikat. Belum sampai di situ, pelayan di lantai atas membuka tutup botol parfum dan mengipasi aromanya ke bawah. Beginilah efek yang tepat untuk seorang bintang utama. Ruangan bercahaya yang memberi kesan wajahku bersinar. Harum yang membuat suasana menggoda. Dan tentu saja ekspresi polos Elaine yang akan menyentil jiwa ksatria untuk melindunginya.
MAMAMIA! Aku seharusnya bekerja di industri perfilman. Pemahamanku akan pentingnya lighting, facial expression, dan timing sungguh we o we.
Tersisa tiga anak tangga lagi sampai aku tiba di lantai bawah. Aku berhenti sejenak. Waktunya memberikan serangan. Aku mengamati satu per satu pria itu sambil tersenyum lembut. Binar-binar di mata mereka memberiku pemahaman bahwa akulah sang bintang. Russell mengulurkan tangan yang aku sambut dengan anggun. Dia mengurai senyuman Romeo yang aku balas senyum ala-ala Juliet. Kau tahu, saat Romeo dan Juliet bertukar senyuman penuh cinta, getaran rindu, desakan gairah, binar-binar bahagia, dan ... dan ... yang jomlo pasti nggak paham. Hahahahaha!
Russell sungguh memesona. Hm, suami siapa dulu?
"Apa kabar, Tuan-tuan?" Aku menyapa para tamu. Sihir Mr. Cole usai. Para pelayan kembali pada pekerjaan mereka masing-masing.
Wajah teman-teman Russell sangat menghibur. Wajah-wajah yang terpesona, tapi tak bisa sembarangan bicara sebab yang memikat mereka adalah istri sahabat sendiri. Russell berdiri di sisiku dengan tegap dan mengawasi para tamu lekat-lekat.
Aku ingin tertawa "hohohoho", mengibaskan rambutku layaknya model iklan shampo, lalu menjauh sambil menggeolkan pantat ala Garfield. Apa kalian pernah berpikir kalau Garfield itu kucing yang seksi?
"Menyenangkan bertemu dengan Anda, My Lady." Gerard maju ke depanku. Senyum dan kepercayaan dirinya membuatku terpukau.
Tanganku digenggam agak keras. Aku melirik Russell. Rahangnya mengeras saat melihat Gerard. Aku dibuat memutar bola mata ke atas. Russell telah menunjukkan statusnya sebagai korban ajian jaran goyangku. Dia posesif melihatku dihampiri Gerard seakan-akan dia lupa sebuah fakta bahwa Gerard memiliki status sosial di atas kami sekaligus tamu. Kebutuhan beramah tamah dalam interaksi itu wajar.
"Sebuah kehormatan menerima kunjungan Anda hari ini, Your Grace. Sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabar Anda?" Aku mengesampingkan dengkusan sebal Russell.
"Sangat sempurna, My Lady. Anda tampak sangat cantik-"
"OHOK! OHOK!" Russell batuk keras sekali. Kami semua menoleh padanya keheranan. "Oh, maafkan aku. Tenggorokanku kering. OHOK! Ekhm, bagaimana jika kita minum sesuatu yang disiapkan istriku?"
Bibirku berkedut menahan ledakan tawa akibat cara Russell menekankan kata istriku di depan muka Gerard. Pria satu ini sangat menggemaskan.
Gerard menangkap kesempatan mengganggu Russell. "Aku sangat menantikan jamuan yang disiapkan oleh nyonya rumah yang cantik-"
"OHOK! OHOK! Astaga, aku sangat kehausan." Lagi-lagi Russell memotong ucapan Gerard. Kemudian dia menarik tanganku untuk bertengger pada lekuk sikunya. "Tunjukkan pada kami di ruangan mana kau menyiapkan jamuan," kata Russell dengan lembut padaku.
Aku tersenyum balik. "Mari ikuti saya, Gentlemen."
###
28/07/2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro