Aku dicariin ya... 🤭
Miss Bekcu juga butuh wiken, gaess hihihi

Follow IG missbebeklucu biar ga ketinggalan info seru dari aku 💃😎

Bab berikutnya 1K lagi ya. Selamat membaca dan happy reading 🙄 sama aja ya maknanya

"Aku rasa ada yang salah. Sangat salah." Russell membuka mulut setelah cukup lama berdiam.

Ketika Russell berkata ada yang salah, aku mulai menduga dia merencanakan sesuatu yang lebih besar dari sekedar menyatakan perasaan. Apakah manusia penyanggung moral dan harga diri akan melamar Maria? Perbuatannya tidak akan diterima masyarakat. Tidak ada poligami dalam hukum dan mempunyai mistress adalah tindakan tercela. Russell akan menempatkan Maria pada posisi wanita murahan dan terbuang. Tidak ada wanita terhormat yang mau bergaul dengan wanita perusak rumah tangga dan para pria akan menjadikan Maria sebagai sasaran untuk digoda. Satu-satunya cara Russell bisa memberikan perlindungan bagi Maria ialah lewat pernikahan. Kalau begitu, Russell harus menjadi duda. Sayangnya, Russell tidak mungkin menikahi Maria jika dia masih berstatus suami Elaine karena perceraian tidak akan diterima oleh kerajaan. Kecuali, Elaine meninggal.

ASTAGA!

Mungkinkah...

Mungkinkah Russell berniat 'meniadakan' Elaine agar dia bisa menikahi Maria?

"Biarkan aku berbicara lebih dahulu." Aku harus menawar untuk keselamatan hidupku.

Russell ingin membantah. Namun dia bersikap gentleman dan mengangguk. Dia membiarkan aku berbicara.

"Jika kau ingin bersama Maria, aku tidak akan menghalangi kalian. Jangan menyelaku. Maksudku, tolong tahan ucapanmu." Russell mengulum bibir menanggapiku. Saat ini, aku perlu bicara. Aku dulu. "Aku mengerti, kau dan Maria tidak bisa menikah kalau kita masih menikah. Aku bisa memahami kesulitanmu. Jadi, aku yang akan menceraikanmu. Orang-orang akan tahu bahwa aku yang mengajukan perceraian. Bukan kau. Dengan kabar itu, kalian bisa menikah tanpa kendala."

Situasi akan berbeda jika aku yang mengajukan pisah. Aku yang akan dikecam oleh masyarakat sebagai wanita tercela sehingga Russell bisa melenggang bersama Maria. Aku tahu perpisahan kami tidak akan mudah mendapat persetujuan, tapi kita tidak akan pernah tahu hasilnya sampai kita mengusahakan yang terbaik. Aku yakin Russell akan menyukai ideku. Akan aku pastikan orang-orang tahu bahwa akulah yang menginginkan perpisahan ini.

"Apakah aku sudah boleh bicara?" Wajah Russell memerah. Alisnya mengerut dan urat di wajahnya bermunculan. Ekspresinya membuatku ketakutan. Dia seperti gunung berapi yang siap memuntahkan lahar panas.

"Aku mohon." Aku waswas dia tidak menyukai ideku dan masih menginginkan kematianku. "Aku akan melakukan apapun perintahmu asal kau membiarkanku hidup. Aku mohon jangan bunuh aku."

"Apa yang kau katakan?"

"Aku tahu..." Ketakutanku meledak dan tangisan tidak lagi bisa kutahan. Keinginanku hanya satu sejak terbangun di dunia ini, yaitu hidup lama dan sehat. Mengapa susah sekali hidup dengan baik?

"Kau salah, Elaine." Russell maju, lalu merangkum wajahku. Dia menghapus air mata di pipiku menggunakan ibu jari. Sentuhannya pada kulitku mengantarkan kengerian. Aku menggigil dan menangis semakin menjadi-jadi.

"Kau salah, Elaine Sayang." Russell mengecup pipiku persis di bagian yang dilewati air mata. Bibirnya yang kering dan hangat menyentuhku dengan lembut.

"Mengapa kau berpikir aku akan membunuhmu?" Russell mengecup tepi bibirku lama. Sesuatu dalam perutku bergejolak. Desiran hangat naik dari kaki ke kepala.

"Aku tidak akan sanggup menyakitimu." Bibirnya bergeser ke bibirku.

＃＃＃

09/01/2021

STOP SAMPE DI SINIIII!!

😣 Bagi dedek emeush, jangan baca bab berikutnya ya