Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

16

"Kau yakin berdansa di sini?" tanyaku. Mungkin Russell salah bicara.

Bukannya memberi jawaban, Russell menarik tangan dan pinggangku. Aku tersentak kaget. Mataku membesar kala Russell tahu caranya tersenyum.

"Aku anggap kau setuju," katanya. Dan dansa bodoh di balkon pun dipimpin Russell. Aku tidak bisa menahan geli. Bayangkan saja, si tuan jaga martabat keluarga mengajakku berdansa di luar ruang pesta. Dia pasti meminum racun tadi.

"Kau senang berdansa denganku?" tanyanya.

Aku sudah mati-matian menahan geli dan pertanyaan Russell meruntuhkan usahaku. Tawaku bebas. Kami berhenti bergerak, masih dengan tanganku di tengkuknya dan tangannya di pinggangku.

"Maafkan aku, My Lord. Kurasa kau salah sangka. Aku bukan senang berdansa denganmu. Aku merasa lucu karena kita berdansa di sini. Astaga. Apakah Anda melupakan pentingnya menjaga nama baik keluarga?" celotehku usai puas tertawa.

"Ah, itu..." Russell menjauhkan dirinya. "Dengan aku menyela dansamu dan Arleston, kurasa kita akan menuai berita esok pagi. Jadi, tidak masalah kalau kita bersenang-senang di sini."

"Karena dua skandal sama dengan satu skandal?" dugaku.

"Bukan. Karena kita akan tetap menjadi pembicaraan orang-orang."

Aku memicing, meneliti bagian mana dari Russell yang bisa mengidentifikasi bahwa pria di hadapanku adalah pria lain, bukannya marquess berhati dingin. Berkali diperhatikan, Russell tetaplah Russell.

"Kau tahu, kau mendadak eeung..." Aku memutar tangan, mencoba mencari penggambaran kata yang sesuai.

"Menawan?" tebak Russell.

"Ya, ampun. Besar kepala sekali kau!" Aku membelalak.

Russell tertawa kecil. Tindakan yang membuat wajahnya ratusan kali lebih tampan.

Ralat.

Tawanya membuat mataku tidak tersakiti. Russell tampan, hanya tampan saja. Tidak terlalu tampan. Kau tahu... astaga, aku mengoceh apa sih?

"Aku banyak mendapat pujian menawan semasa lajang. Akan menyenangkan jika istriku berpikiran yang sama."

"Aku butuh mencuci wajahku. Dan Anda, Your Lordship Hereford, butuh segelas air putih untuk menjernihkan pikiran." Aku berbalik badan, lalu berjalan cepat kembali ke ruang pesta. Aku membelah keramaian tanpa mempedulikan tatapan penasaran tamu.

Aku tiba di ujung ruangan, bertanya pada pelayan yang lewat di mana letak ruang istirahat para ladies, dan mengikuti arahannya.

"Jadi, inilah Lady Elaine Hawthorne."

Aku berhenti. Langkahku ditahan tiga orang perempuan muda. Yang di tengah tampak seperti ketua kelompok judes.

"Apa kabar?" sapaku, menepikan fakta mereka memandangku tidak suka.

"Ada apa dengan Lady Hawthorne yang kita kenal?" Si pirang di tengah terkikik menggelikan. Dua yang lain mengikuti.

"Apa kita saling mengenal?" tanyaku yang pasrah pada ingatan Elaine. Tidak satu pun dari mereka yang diingat Elaine.

"Setelah gagal menjadi marchioness Hawthorne yang sepantasnya, kau bersikap jalang sekali dengan menggoda Duke Arleston. Kau pikir kau sangat cantik? Sekarang kau berpura-pura tidak mengenalku?" Si pirang memojokanku ke lorong buntu. Tangannya terentang, menghalangiku kabur dari mata tajamnya.

Aku masih mencoba mengingat adegan semacam ini di novel, tapi tidak ada yang kuingat. Elaine memang dicemooh, tapi tidak pernah diceritakan pernah disudutkan dan diancam.

"Kau jelas-jelas sengaja bersikap nakal terhadap Duke Arleston agar suamimu cemburu dan membuat kegemparan saat dansa kedua," si pirang masih melanjutkan. "Kau mungkin merasa dirimu cantik, tapi kau bukanlah apa-apa. Sekali lagi aky melihatmu menggoda Duke Arleston dan mencoba membuat cemburu Marquess Hereford, aku akan membuatmu paham rasanya malu."

Apa?

"Sebaiknya kita pergi sekarang, Lady Teta," bisik perempuan di sebelah kanan si pirang.

Lady Teta?!

Aku membelalak. Mereka meninggalkanku setelah mengancam untuk lebih sopan atau aku akan dibuat malu.

Aku ingat Lady Teta. Dia adalah si jahat yang pernah meracuni Maria dan melempar tuduhan pada Elaina hingga Elaine dibunuh. Perempuan itu, sumber masalah, mengancamku. Kenapa aku?

Ada apa ini?

###

07/09/2020

Mau update banyak n sering?
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro